Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Ribuan Asuransi Dari Bumiputera Untuk Mahasiswa UMY

$
0
0
IMG_9620

Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE dan M. Basrie (Direktur Pemasaran BUMIDA) saat melakukan penandatanganan MoU kerjasama asuransi kecelakaan untuk mahasiswa UMY.

Dalam rangka menunjang fasilitas mahasiswanya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengadakan kerjasama dengan lembaga di dalam negeri. Namun kerjasama yang dilakukan kali ini bukan dalam bidang akademik sebagaimana sebelumnya, akan tetapi kerjasama dalam pemberian asuransi kecelakaan kepada mahasiswa UMY. Kerjasama asuransi ini akan diberikan pertama kali kepada 5600 mahasiswa UMY angkatan 2014/2015, kemudian asuransi berikutnya akan diberikan pada mahasiswa-mahasiswa baru angkatan 2015/2016.

Wakil Rektor III UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE dalam sambutannya mengatakan, asuransi tersebut diberikan karena melihat banyaknya kegiatan mahasiswa yang saat ini sering diselenggarakan. Baik kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan di dalam maupun di luar kampus. “Untuk itulah kami mencari mitra supaya kesejahteraan mahasiswa bisa terjamin. Selain kerjasama dengan BUMIDA ini, sebenarnya kami juga telah menyediakan DSM (Dana Sehat Mahasiswa). Tapi itu baru hanya untuk pengobatan dan rawat jalan. Jadi kami mencari mitra lagi yang bisa mengcover keperluan mahasiswa selain pengobatan dan rawat jalan,” ujarnya setelah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UMY dengan PT BUMIDA Bumiputera 67 yang diwakili oleh M. Basrie (Direktur Pemasaran BUMIDA). Penandatanganan MoU ini dilakukan di Lobby Rektorat gedung AR. Fachruddin A, Kampus Terpadu UMY, Senin (29/12).

Sri Atmaja juga menyampaikan bahwa untuk sistem pembayaran asuransinya sendiri, mahasiswa sudah tidak perlu lagi membayar sendiri ke pihak penyedia asuransi (PT BUMIDA). Karena pembayarannya sudah masuk dalam SPP semester mahasiswa. “Untuk pembayarannya sudah termasuk dalam SPP tiap semester. Jadi tidak memberatkan mahasiswa dan mahasiswa tidak perlu membayar sendiri ke pihak penyedia asuransi,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama Bank BPD DIY, Drs. Bambang Setiawan. Menurutnya, jika premi asuransi tersebut sudah dibayarkan bersamaan dengan SPP tiap semester, hal tersebut tidak akan memberatkan mahasiswa. Sebab mahasiswa tidak perlu menambah pengeluaran lagi setiap bulan. Dirinya juga merasa senang dengan adanya kerjasama tersebut. Karena menurutnya hal ini merupakan terobosan yang luar biasa di dunia mahasiswa.

“Kami sangat bersyukur dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini. Apalagi ini merupakan terobosan luar biasa di dunia kemahasiswaan. Karena mereka tidak hanya mendapatkan pelayanan akademik yang baik, namun juga mendapatkan jaminan keselamatan dengan asuransi. Sehingga mahasiswa bisa lebih tenang dalam belajar, dan orang tua juga bisa tenang melepas anaknya untuk belajar di sini,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran BUMIDA, M. Basrie mengatakan, kerjasama asuransi ini baru pertama kalinya dilakukan secara menyeluruh untuk mahasiswa, menurutnya segala kegiatan kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus, otomatis sudah tercover dengan premi yang telah dibayarkan sebelumnya. Pemberian asuransi berupa asuransi kecelakaan akan berlaku bagi mahasiswa UMY yang mengalami kecelakaan di mana pun dan kapan pun. “Semua kegiatan kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus, otomatis tercover dalam asuransi. Dan jika ada mahasiswa UMY yang mengalami kecelakaan, baik itu terjadi di kawasan kampus, di daerah asal, di luar kota, maupun di luar negeri, juga sudah termasuk dalam kerjasama asuransi ini,” jelasnya.

M. Basrie juga menyatakan bahwa ahli waris pertama diserahkan pada pihak UMY. Karena itu, jika misalkan terjadi kecelakaan dalam jangka waktu 1 hari 24 jam asuransi kecelakaan akan diberikan melalui ahli waris pertama, dan untuk kemudian diberikan pada ahli waris atau wali mahasiswa yang bersangkutan. M. Basrie juga menambahkan bahwa kerjasama asuransi yang mereka lakukan ini juga yang pertama kalinya dilakukan secara menyeluruh atas nama universitas. “Karena biasanya kami memberikan asuransi atas nama fakultas. Karena itu, ini menjadi kebanggaan tersendiri juga bagi kami, UMY, dan Bank BPD DIY yang menjembatani kerjasama ini. Sehingga mahasiswa dan orang tua pun akan merasa aman menguliahkan anaknya di sini,” ungkapnya.

Adapun rincian asuransi kecelakaan yang diberikan yakni, santunan meninggal dunia karena kecelakaan sebesar 20 juta rupiah, santunan cacat tetap karena kecelakaan sebesar 24 juta rupiah, santunan rawat rumah sakit karena kecelakaan maksimal 7 hari dalam setahun dengan biaya perhari 300 ribu, santunan biaya pemakaman sebesar 2 juta, dan santunan kecelakaan tidak cacat tetap sebesar 2 juta rupiah.​


Diskusi Refleksi Akhir Tahun FH UMY bahas Hasil Uji Materi UU Ormas

$
0
0

IMG_9100

Putusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan dan merubah beberapa pasal undang – undang nomer 17 tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat merupakan hal penting untuk demokrasi di Indonesia. Karena dengan putusan tersebut maka memberikan kebebasan organisasi untuk berkumpul dan menghindarkan intervensi pemerintah terhadap organisasi masyarakat. Bahkan PP Muhammadiyah selaku penggugat mengajukan rekomendasi untuk melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkumpulan bukan Undang-Undang Ormas.

Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum PP Muhammadiyah, Dr. Trisno Raharjo, SH., M.Hum dalam acara Refleksi Akhir Tahun Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Laboratorium Hukum UMY pada Senin (29/12). Dr. Trisno Raharjo yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan, perlunya pembahasan RUU Perkumpulan, “Kami selaku kuasa hukum berpendapat, bahwa pasal-pasal yang dikabulkan oleh MK​ adalah pasal-pasal yang penting terhadap kebebasan organisasi untuk berkumpul, sehingga pemerintah tidak dapat mengintervensi terhadap adanya organisasi masyarakat, selain itu juga Muhammadiyah melalui kuasa hukumnya untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan pembahasan RUU perkumpulan, karena dinilai lebih tepat untuk dibuat, bukan UU ormas,” ujar pria berkacamata ini.

Trisno menambahkan, bahwa dalam proses uji materi di MK, MK berpendapat jika ada organisasi masyarakat yang tidak mendaftar sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Ormas, maka jika ada bantuan baik itu bersifat pendanaan ataupun bukan, nantinya organisasi masyarakat tersebut tidak bisa mendapatkan bantuan tersebut. Atau dengan kata lain pemerintah tidak melayani organisasi masyarakat tersebut.

Selain itu, senada dengan Trisno, Saptono Hariadi, SH,. M.Hum yang juga anggota tim kuasa hukum PP Muhammadiyah menjelaskan bahwa setelah disahkannya Uji Materi Undang-Undang Ormas ini pada 29 Desember lalu, maka tugas kuasa hukum PP Muhammadiyah selanjutnya ialah mengawasi jalannya implementasi UU Ormas. Jika menimbulkan persoalan baru, maka kuasa hukum dari organisasi kemasyarakatan yang keberatan maupun kuasa hukum PP Muhammadiyah dapat mengajukan Uji Materi kembali.

“Setelah UU Ormas ini disahkan pada selasa kemarin, jika nanti ada persoalan baru yang muncul dari hasil putusan tersebut, maka kami akan melakukan judicial review kembali, karena walaupun undang-undang tersebut telah diputuskan, tetap jika ada alasan-alasan tertentu kita dapat melakukan uji materi kembali” ujar mantan ketua Pusat Konsultasi Bantuan Hukum (PKBH) FH UMY.

Seperti diketahui bersama pada Juli 2013 lalu, PP Muhammadiyah bersama-sama dengan organisasi masyarakat lainnya mengajukan uji materi (judicial review) Undang-Undang Nomer 17 tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat terutama pasal mengenai pendaftaran organisasi masyarakat yang mengwajibkan berdirinya organisasi berlandaskan Pancasila sehingga membatasi pendirian organisasi yang berasaskan pada hal-hal tertentu seperti agama dan adat . (Shidqi)

Tim Survey IP UMY Kritisi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-Jk

$
0
0

IMG_9489

Sudah 100 hari Pemerintahan baru Jokowi-JK memimpin Indonesia, dan selama 100 hari itu Jokowi-JK sudah menunjukkan kinerjanya. Kinerja ini juga didukung oleh para menterinya yang menunjukkan kinerjanya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Namun, kinerja yang sudah berjalan selama 100 tahun ini masih mendapatkan kritikkan dari masyarakat. Apalagi cara kerja menteri dalam pimpinan Jokowi-JK ini berbeda dalam pimpinan sebelumnya. Kritikan ini tentu akan mengurangi rasa kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Jokowi-JK dan menterinya yang akan datang.

“Kritikkan ini jelas terlihat dari pemberitaan yang ada di media, selain itu Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) juga mencoba mengkritisi kinerja Jokowi-JK yang sudah memasuki 100 hari setelah pelantikkan kemarin,“ jelas Dr. Suranto saat membuka acara “Evaluasi Kritis Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK (Diskusi Akhir Tahun)” pada hari Senin (29/12) di Ruang Sidang Proposal UMY.

Kritikan kinerja pemerintahan Jokowi-JK ini juga terlihat karena terbelahkan eksekutif legislatif yang membelah diri menjadi Komisi Merah Putih (KMP) dan Komisi Indonesia Hebat (KIH). Untuk itu dalam penelitian kali ini dosen IP UMY melakukan penelitian terkait dengan kepuasan masyarakat di Yogyakarta khususnya pada bidang kedaulatan, ekonomi, dan pendidikan. Untuk menghasilkan data yang valid maka, David Effendi, S.IP., MA selaku pembicara dalam acara tersebut saat memaparkan hasil penelitiannya menggunakan teknik wawancara secara langsung. “Alasan saya menggunakan teknik ini adalah agar datanya valid, karena jika via telpon atau sms itu belum memenuhi populasi dari semua masyarakat, selain itu hasilnya akan sangat mudah di manipulasi, “ jelasnya.
Dari hasil penelitian diatas menghasilkan data yang kurang begitu baik, namun sebagian besar masyarakat Yogyakarta masih sangat konsisten untuk percaya dan mendukung kinerja Jokowi-JK kedepannya. Dalam sektor kedaulatan yang terkait dengan pembakaran kapal asing yang melakukan pencurian di laut Indonesia yang di lakukan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti ini sebanyak 61% menyatakan dukungannya terkait dengan program ini.

Namun hal beberbeda di paparkan juga oleh Eko Purnomo, M. Si., Res., Ph.D selaku pembicara bahwa terkait kasus peledakkan kapal di perairan di Indonesia karena pencurian ikan sebenarnya belum dilakukan dengan maksimal. Menurut kabar yang saya dapat dari teman saya di perairan Anabas bahwa para nelayan Indonesia yang menggunakan kapal kecil ini sering dikejar-kejar oleh kapal besar Thailand yang menggunakan bendera Indonesia. Itu artinya belum ada dukungan dari aparat keamanan bagi mereka,” paparnya.
Sedangkan pada sektor perekonomian terkait dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, banyak masyarakat yang kecew dengan keputusna kali ini. “Terkait dengan kenaikkan harga BBM banyak masyarakat yang kehilangan kepercayaan pada kinerja atau program Jokowi-JK, hal ini didukung dari jumlah angka sebanyak 38% yang menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kinerja Jokowi-Jzk, kenaikkan BBM itu sangat sensitif jika didengar oleh masyarakat,” jelasnya.

Pada sektor pendidikan kritikan demi kritikan juga menghantui pada pemerintahan Jokowi-Jzk, banyak beberapa pihak dari masyarakat yang tidak setuju dengan perubahan kurikulum. Hasilnya sangat siginifikan dan sangat mendominasi. Sebanyak 42% yang yakin terkait dengan pemberhentian kurikulum 2013. “Dalam sistem pendidikan masih banyak yang harus dibenahi, jika dibandingkan dengan sekolah di luar negri kita masih jauh dari kata sempurna, di luar negri tidak kategori sekolah favorit dan tidak favorit,” jelas Eko Purnomo, M. Si., Res., Ph.D.

Menurut Dr.rer.pol Mada Sukmajati, S.IP., M.P.P. selaku pembicara menyatakan bahwa Jokowi-JK telah memberikan kesan pertama yang baik maka tidak heran jika banyak masyarakat yang menaruh harapan dan kepercayaan kepada kinerja Jokowi-JK. Bahkan kepercayaan yang muncul sangat besar yaitu sebesar 58% pasca pelantikan namun, seiring berjalanannya waktu bahwa pada hasil survey bulan November hasilnya adalah 55%, jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masyarakat yang tidak menaruh harapan kembali pada kinerja Jokowi-Jk.

Rasa kekecewaan masyarakat ini muncul akibat keputusan pemerintah dalam menaikkan harga subsidi BBM. Sudah banyak gebrakan-gebrakan baru yang sudah dilakukan oleh Jokowi-JK dan menterinya. “Tapi jika kita kritisi lebih dalam lagi, gebrakan-gebrakan yang dilakukan lebih kepada menteri-menteri yang ada pada wilayah Jokowi bukan dari menteri partai lain,” tuturnya.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa dalam hitungan kurang dari dua bulan tingkat kepuasaan masyarakat sudah 48,3% artinya ini sudah menurun. Jokowi-JK perlu melakukan kerja keras untuk memperbaikkinya, pada kenaikkan BBM-lah yang memiliki dampak paling drastis untuk menurunkan rasa kepuasaan masyarakat terhadap kinerja Jokowi-Jk.

Namun, selama beberapa bulan ini Jokowi-JK dan para menterinya sudah melakukan hal yang baik. “Efektivitas pemerintahan baru kali ini terkadang masih mendapat tekanan dari berbagai macam pihak, namun harus kita akui bahwa sudah banyak hal yang dilakukan Jokowi-Jk dalam menetapkan sebuah kebijakan. Apalagi hal ini sebanding dengan tamparan-tamparan atau kritikkan yang ditujukkan kepada Jokowi-JK dan menterinya, jadi kita tetap harus tetap mendukung kebijakannya, “ tuturnya.

UMY Lanjutkan Kerjasama dengan Khon Kaen University

$
0
0

Setelah mengadakan kerjasama dengan Khon Kaen University selama hampir 10 tahun, UMY kini melanjutkan kembali kerjasamanya dengan salah satu universitas tertua di Thailand tersebut. Kerjasama yang lebih menitikberatkan pada pertukaran dosen, mahasiswa, kolaborasi riset, dan partisipasi seminar ini dikhususkan bagi mahasiswa strata 1 Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIPOL) dan mahasiswa pascasarjana Jusuf Kalla School of Government (JKSG) UMY dengan Faculty of Humanities and Social Sciences, Khon Kaen University.

Menurut Dekan FISIPOL UMY, Ali Muhammad, S.IP, MA., Ph.D, saat ditemui di Biro Humas UMY pada Kamis (31/12) mengatakan, kerjasama yang dilakukan juga terkait dengan pengadaan program kuliah khusus jangka pendek (transfer credit program). Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa FISIPOL khususnya program studi International Class of Governmental Study (IGOV) semester 3 atau 5 dan mahasiswa JKSG. “Program transfer credit program ini rencananya akan dilaksanakan antara bulan Januari atau Februari 2015. Selain mahasiswa IGOV, program ini juga untuk mahasiswa pascasarjana JKSG, di sana mereka nanti akan menjalani kuliah selama 1 semester di Faculty of Humanities and Social Sciences, Khon Kaen University,” ungkapnya.

Ali Muhammad juga menjelaskan bahwa kerjasama dengan Khon Kaen University dalam bidang pertukaran mahasiswa tersebut, baru pertama kalinya dilakukan. Sebab sebelumnya, UMY dan Khon Kaen University hanya melakukan pertukaran mahasiswa dari fakultas kedokteran. “Kerjasama itu sudah berjalan 10 tahun, dan baru kali ini kerjasamanya diperluas dengan melakukan pertukaran mahasiswa antara FISIPOL dan JKSG dengan Faculty of Humanities and Social Sciences,” jelasnya.

Mahasiswa yang nantinya terpilih dalam program transfer credit tersebut, lanjut Ali, akan digratiskan pembayaran SPP kuliahnya selama satu semester. Dengan begitu, mahasiswa tersebut hanya akan mengeluarkan biaya sendiri untuk biaya hidup, transport dan lain-lain. “Kami akan menanggung SPPnya. Jadi mereka hanya menyediakan biaya untuk biaya hidup, transport dan keperluan pribadi lainnya,” ujarnya.

Adapun penandatangan MoE kerjasama antara FISIPOL dan JKSG UMY dengan Faculty of Humanities and Social Sciences, Khon Kaen University ini telah dilakukan pada 24 Desember 2014, di Khon Kaen University. Penandatanganan MoE ini juga dilakukan langsung oleh Dekan FISIPOL UMY, Ali Muhammad, S.IP, MA., Ph.D, Direktur Pascasarjana UMY, Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, dan Dekan Faculty of Humanities and Social Sciences, Khon Kaen University, Associate Professor Dr. Kulthida Tuamsuk.

Pascasarjana dan Kelas Internasional UMY Akan Segera Tersentralisasi

$
0
0

IMG_9708

Pada pertengahan Januari 2015 nanti, UMY merencanakan kelas untuk program Pascasarjana dan Internasional akan berada pada satu gedung sendiri. Gedung yang pembangunannya telah dipersiapkan sejak April 2013 ini, berada tepat di sebelah utara Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY. Dengan demikian, semua kelas program pascasarjana yang semula menempati ruang-ruang di gedung AR. Fachruddin A dan seluruh kelas Internasional yang sebelumnya terpecah pada gedung FISIPOL UMY, akan segera tersentralisasi di gedung baru tersebut. Hal ini sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan bagi mahasiswa akan adanya akses gedung yang memadai dan nyaman.

Demikian disampaikan oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, dalam sela-sela Rapat Kerja Universitas (RKU) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dihadiri oleh pimpinan lembaga, pimpinan fakultas, dan beberapa pimpinan bidang-bidang kerja yang ada di UMY. RKU yang diadakan setiap tahun ini adalah sebuah mekanisme untuk merencakan program-program yang akan dilaksanakan UMY untuk memenuhi segala kebutuhan dan aktivitas akademik di UMY, Selasa (30/12).

Menurut Prof. Bambang, kampus yang terbaik itu adalah kampus yang mampu mencukupi segala kebutuhannya bagi 25 sampai 30 ribu mahasiswa. Sedangkan jumlah mahasiswa UMY saat ini sebanyak 16.980 mahasiswa, sehingga menurut Bambang, untuk meningkatkan pelayanan bagi mahasiswanya UMY perlu melakukan penambahan gedung. Selain itu juga, mengingat luas tanah yang dimiliki UMY sudah seluruhnya berdiri gedung perkuliahan, maka sudah seharusnya UMY juga mulai memikirkan penambahan lahan baru.

“Kampus yang luar biasa itu jumlah mahasiswanya 25 atau 30 ribu mahasiswa. Nah, kita saat ini masih masa transisi, belum sampai ke jumlah tersebut. Karena itu, saya kira kita harus mulai menambah gedung dan lahan baru. Agar kita bisa menjadi kampus yang luar biasa, dan menyediakan fasilitas yang luar biasa juga bagi mahasiswa,” ujarnya saat menanggapi rencana penggunaan gedung baru Pasca Sarjana UMY.

Selain itu, Bambang juga berharap, bahwa dengan adanya gedung yang baru dibangun tersebut, selain bisa digunakan sebagai gedung pascasarjana dan kelas internasional. Maka diharapkan nantinya gedung tersebut juga bisa digunakan sebagai ruang kelas dari Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) yang selama ini masih belum tersentralisasi di satu gedung.

“Nanti ketika gedung ini sudah aktif kita isi dan kita fungsikan untuk pasca sarjana dan kelas internasional, maka nanti kita juga mengupayakan agar FPB bisa menempati gedung tersebut. Kita harapkan beberapa ruang bisa jadi ruang kelas untuk FPB, sehingga Pasca Sarjana, Internasional Program, dan FPB bisa tersentraliasasi di satu gedung,” imbuhnya.

PTM Perlu Kembangkan Model Pembelajaran Bahasa Inggris Berstandar Internasional

$
0
0
Lilly

Dr. Willy A Renandya saat menyampaikan materi di depan peserta workshop Teaching Learning PTM se-Jawa di Ruang Mini Teater PPB UMY

Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) perlu mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris dengan mengacu pada standar internasional. Pengembangan yang perlu dilakukan tersebut mencakup pembaharuan kurikulum dan metode mengajar. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa serta lulusan pendidikan bahasa Inggris di PTM seluruh Indonesia.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jati Suryanto, S.Pd., M.A saat menghadiri Workshop Teaching Learning Strategies Dosen FPB yang dihadi​ri oleh 11 Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Jawa. Acara ini bertempat di Ruang Mini Teater Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UMY, Senin (5/01).

Jati mengungkapkan bahwa selama ini prodi pendidikan bahasa Inggris memang belum banyak mengacu pada model pembelajaran berstandar internasional. Dirinya mencontohkan UMY dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sekalipun model pembelajaran bahasa Inggrisnya sudah cukup bagus, namun masih mengacu pada standar yang ditetapkan oleh dikti. “Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan lulusannya, prodi bahasa Inggris perlu lebih meningkatkan model pembelajarannya dengan standar internasional. Agar pembelajaran bahasa Inggris yang didapatkan dari perkuliahan bisa digunakan oleh mahasiswa dengan baik, ketika mereka terjun langsung ke ranah internasional,” ungkapnya.

Karena itulah, lanjut Jati, diadakan workshop Teaching Learning Strategis tersebut. Selain untuk merumuskan dan mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris di PTM berstandar internasional, juga untuk menyusun kurikulum bahasa Inggris yang juga mengacu pada standar internasional. “Sehingga pola pendidikan bahasa Inggris yang ada di PTM bisa lebih meningkat. Kualitas mahasiswa dan lulusan pendidikan bahasa Inggris juga akan ikut meningkat. Dan saya harap, dengan pengembangan model pembelajaran dan kurikulum berstandar internasional tersebut nantinya juga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang bukan jurusan PBI tapi ingin belajar bahasa Inggris dengan baik,” lanjutanya.

Selain itu, Jati juga menambahkan bahwa dalam workshop yang akan diselenggarakan hingga Rabu (7/1) ini juga akan diisi oleh dosen-dosen dari Center for English Language Communication (CELC) National University of Singapore (NUS). Mereka nantinya akan memberikan pengarahan dan informasi terkait manajemen Pendidikan Bahasa di NUS. NUS juga dipilih sebagai narasumber dalam kegiatan ini karena dipandang cocok sebagai contoh dari Pendidikan Bahasa tingkat internasional.

“Kegiatan ini sebenarnya telah disiapkan selama 2 tahun oleh Assosiation of English Department. Sebelumnya kegiatan workshop yang dilakukan hanya sebatas menyampaikan informasi mengenai metode pengajaran kepada mahasiswa. Sedangkan untuk workshop kali ini, akan lebih fokus pada bagaimana menyusun kurikulum Pendidikan Bahasa yang sesuai dengan standar kampus-kampus yang sudah berstandar internasional. Dan pematerinya akan disampaikan oleh NUS, karena menurut kami, NUS ini cocok dijadikan rujukan,” ujarnya.

Kegiatan ini, menurut Jati juga didukung atas kerjasama Temasek Foundation (TF) dan PBI UMY sebagai pelaksana kegiatan. Temasek sendiri merupakan lembaga yang melaksanakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga pengajar di luar negeri. Akan tetapi dalam kegiatan ini, Temasek tidak hanya sebagai pelaksana tapi juga sebagai penyandang dana dari seluruh rangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama 2 tahun sampai tahun 2016 ini.

Sementara itu, Dosen CELC NUS Dr. Willy A Renandya, dalam workshop tersebut menyampaikan tentang cara efektif dosen dalam mengajar. Menurutnya, dosen tidak harus terus menerus memberikan materi di depan kelas, tapi juga harus bisa membangun komunikasi dua arah seperti mengajak mahasiswa berbicara dengan suasana santai. “Dalam menyampaikan materi-materi perkuliahan, baik itu di dalam maupun di luar kelas, tetap harus menghidupkan komunikasi 2 arah antara dosen dan mahasiswa. Misalnya seperti mengajak mahasiswa-mahasiswa berbicara dengan suasana santai,” ungkapnya.

Rencananya workshop selama 5-7 Januari 2014 ini akan disampaikan oleh dosen-dosen dari NUS, diantaranya Assoc Prof. Wu Siew Mei (Director CELC), Ms. Susan Tan (Deputy Director CELC), Dr. Willy A Renandya (Senior Lecturer National Institute of Education-Singapore), Dr. Gene Segarra Navera (Lecturer CELC), Ms. Happy Goh (Senior Lecturer CELC), Dr. Radhika Jaidev (Senior Lecturer CELC). (Shidqi)

Rabu Depan, Jemaah Umroh UMY Siap Diberangkatkan

$
0
0

 

Drs. Gita Danupranata, M.M, saat membuka acara pelepasan Jamaah Umroh Keluarga Besar UMY di AR. Fachruddin A Lt 5 UMY

Drs. Gita Danupranata, M.M, saat membuka acara pelepasan Jamaah Umroh Keluarga Besar UMY di AR. Fachruddin A Lt 5 UMY


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun ini kembali memberangkatkan dosen dan karyawan berprestasi untuk menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Mekah. “Insya Allah keluarga besar UMY akan melaksanakan ibadah umroh selama 2 minggu yaitu pada 14-25 Januari 2015,” jelas Drs. Gita Danupranata, M. M selaku Kepala Biro SDM UMY saat membuka acara Pelepasan Umroh  Keluarga Besar UMY hari Selasa (6/1) di AR Fachrudin A Lt. 5. 

Turut hadir memberikan sambutan, Drs. H. Rosyad Sholeh selaku Ketua BPH UMY mengucapkan selamat jalan kepada para jemaah umroh keluarga besar UMY. Pada kesempatan itu Rosyad juga berpesan agar para jemaah umroh bisa khusyuk beribadah serta memanfaatkan waktu sebaik mungkin, ” ibadah umroh ini bukan seperti wisata ketempat biasa tetapi ibadah umroh ini merupakan kegiatan ziarah ketempat yang suci. Saya juga berdoa agar semua jemaah umroh selalu diberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan, dan keselamatan baik dalam perjalanan maupun dalam melaksanakan ibadah umroh,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Prof. Dr. Bambang Cipto, M. A selaku Rektor UMY berpesan kepada para jemaah umroh untuk memanfaatkan kesempatan umroh ini sebaik mungkin bahkan beliau juga mengingatkan bahwa setiap gerakan ibadah selama umroh mengandung makna religius, “Gerakkan tawaf yang kita anggap gerakkan biasa, namun sebenarnya gerakkan yang mengikuti jarum jam ini memiliki makna bahwa Allah menyuruh kita untuk terus bergerak dan berprestasi. Manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin karna kalian merupakan orang-orang terpilih yang diberikan kesempatan untuk beribadah dan berkunjung ke tanah suci. Saya harap sepulangnya kalian dari tanah suci kalian bisa lebih bekerja lebih baik lagi, “ harapnya.

Hadiah umroh yang diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan tersebut adalah program baru. Sebab sebelumnya, hadiah yang diberikan UMY kepada dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi itu dalam bentuk hadiah ibadah Haji. Namun, karena sekarang waktu yang dibutuhkan untuk pemberangkatan calon jama’ah haji itu lama, maka kebijakan universitas menggantikan hadiah haji tersebut dengan ibadah umroh. Karena untuk ibadah umroh tidak memerlukan waktu tunggu yang lama. Selain itu, jatah yang diberikan pun bisa lebih banyak. Kebijakan pemberian hadiah umroh tersebut sudah berjalan selama tiga tahun terhitung sejak 2012.
Para periode 2015 keluarga besar UMY yang akan berangkat sebanyak 39 orang. Sebanyak 20 orang yang terpilih terdiri dari dosen tetap dan tenaga kependidikan yang mendapatkan hadiah umroh berdasarkan kriteria senior, yang dilihat dari segi pengalaman kerja, usia dan lama pengabdiannya yakni Ir. Haryono, MP., Dra. Mutia Hariati H, M.Si., Misbahul Anwar, Endang Heriani, SH, M.Hum., dan Ir. Slamet Suripto. Kemudian untuk tenaga kependidikan diberikan kepada Suwandi, Sunarti, Suci Rahayu, Sadad, Suhastoro, dan Sumaryono. Sementara untuk penerima umroh kriteria dosen dan tenaga kependidikan berprestasi diberikan kepada Dra. Retro Widowati, Ph.D., Innaka Ageng Rineksane, Drs. Bambang Rahmanto, Tatang Suprono, dan Muh. Kurniawan. Juga tambahan 5 orang yang beruntung di Milad UMY ke – 33 yakni Triyatno Darmo Wiyono, Hariyono Atmo, Ilham Rizqi Nur Rahman, Rizqi Amalia Sujud dan Ispardi Mardiyono dan terakhir Kasimin Reja Wijana karena massa pengabdiannya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

 

3 Tahun Berdiri, Magister Keperawatan UMY Terakreditasi B

$
0
0
Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc saat memberi keterangan mengenai Akreditasi Magister Keperawantan UMY.

Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc saat memberi keterangan mengenai Akreditasi Magister Keperawantan UMY.

Magister Ilmu Keperawatan (M.Kep) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) patut berbangga dengan prestasi yang baru diraihnya. Pasalnya baru berdiri sejak 2011 lalu, M. Kep Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sejak 7 Desember 2014 berhasil meraih akreditasi B. Akreditasi ini didapatkan diantara 9 Universitas yang memiliki Magister Keperawatan di Indonesia, dan UMY menjadi salah satu M.Kep yang sudah terakreditasi B.

Menurut Direktur Program Pascasarjana UMY Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc mengungkapkan, melalui Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No. 463/SK/BAN-PT/Akred/M/XII/2014, bahwa sejak 7 Desember 2014 M.Kep UMY sudah terakhreditasi B, dan akan berlaku hingga 7 Desember 2019.

“Melalui surat ini, M. Kep UMY sudah jelas terakreditasi oleh BAN-PT (sambil menunjukan SK BAN-PT). Sejak 7 Desember lalu M.Kep UMY resmi terakreditasi B diantara 9 Universitas yang punya magister keperawatan,” ujarnya, saat ditemui di Pascasarjana UMY, Kampus Terpadu UMY, Kamis (8/1).

Nurmandi juga menyebutkan magister keperawatan di Indonesia yang sudah terakreditasi, seperi UI terakreditasi A, UGM B, UNDIP B. “Sementara lainya seperti UNAIR, Brawijaya, UNPAD, Muhammadiyah Jakarta, dan Universitas Respati itu C. M.Kep UMY yang sudah meraih akreditasi B juga patut berbangga karena sekalipun dari swasta tapi bisa sejajar dengan universitas negeri seperti UGM, yang sudah lebih dulu terakreditasi,” ungkapnya.

Selain itu, Nurmandi menjelaskan M.Kep UMY mendapatkan Akreditasi B di usia yang masih sangat muda, yakni pada usianya yang ketiga. Hal ini dikarenakan M.Kep memiliki strategi peningkatan prestasi mahasiswa, peningkatan prasarana, dan juga publikasi ilmiah yang baik. Sehingga akreditasi M.Kep UMY pun bisa sejajar dengan kampus-kampus negeri yang telah lama memiliki Magister Keperawatan.

“Strategi yang kita bangun agar M.Kep UMY bisa dengan cepat terakreditasi B adalah dengan terus melakukan peningkatan pada prestasi mahasiswa, peningkatan prasarana, dan juga publikasi ilmiah yang terus kita lakukan. Sehingga akreditasi M.Kep UMY bisa sejajar dengan universitas negeri yang sudah lama punya Megister keperawatan” jelasnya.

Nurmandi pun kembali menambahkan, bahwa yang menjadi penilaian dari pihak BAN-PT meliputi visi misi dari prodi, tata kelola prodi, kegiatan kemahasiswaan, kurikulum yang diterapkan, sarana dan prasarana yang memadai, dan juga publikasi, sehingga prodi yang sudah terakreditas adalah prodi yang sudah memenuhi unsur-unsur tersebut.

“Penilaian yang dilakukan oleh BAN-PT itu adalah penilaian kepada beberapa elemen, yaitu visi-misi, tata kelola, kemahasiswaan, kurikulum, sarana dan prasarana, dan publikasi. Oleh karena itu kita terus berupaya semenjak setahun lalu untuk memenuhi semua unsur-unsur ini, sehingga kita bisa tarakreditasi B, seperti saat ini. Hal ini pun nyatanya berdampak pada peningkatan jumlah mahasiswa. Karena di tahun 2015 ini sudah ada 62 mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa Magister Keperawatan UMY. Padahal tahun lalu hanya 55 orang, ini merupakan salah satu dampak positif  dari akreditasi,” imbuhnya. (Shidqi)

 


Karya Ilmiah Penting Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan

$
0
0
Pembina Tim PIMNAS UMY Sugito, S. IP., M. Si saat menyampaikan materi workshop Program Kreatifitas Mahasiswa di depan peserta workshop mahasiswa UMY.

Pembina Tim PIMNAS UMY Sugito, S. IP., M. Si saat menyampaikan materi workshop Program Kreatifitas Mahasiswa di depan peserta workshop mahasiswa UMY.

Pemikiran baru dan riset merupakan dua hal yang dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak isu-isu yang bisa diangkat untuk dijadikan sebuah pemikiran baru dan pengembangan ilmu pengetahuan. Bentuk kontribusi ini pun bisa dilakukan dengan cara pembuatan karya ilmiah. Karya ilmiah inilah yang nantinya dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai pemikiran atau gagasan baru.

Namun, karya ilmiah ini bukan hanya dalam bidang science saja, tapi juga bisa dikembangkan dalam bidang sosial dan politik. “Sebenarnya karya ilmiah bukan hanya melulu pada bidang science saja, tetapi pada bidang sosial dan politik juga banyak isu-isu yang berkembang dan perlu diselesaikan, “ jelas Rahmawati Husein, MCP., Ph. D akademisi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) saat mengisi acara “Workshop Program Kreatifitas Mahasiswa-Karya Tulis hari Kamis (8/1) di Mini Theater Gedung D Lt. 4 UMY.  Acara ini merupakan sosialisasi dari Tim PIMNAS UMY untuk memberikan informasi terkait dengan PIMNAS 2015

Rahma melanjutkan bahwa isu-isu sosial politik yana bisa dijadikan sebuah karya ilmiah bisa dalam bidang Hubungan Internasional terkait masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang hingga kini masih belum memiliki solusi konkrit. “Pada bidang Ilmu Komunikasi kita bisa meneliti terkait penggunaan komunikasi efektif. Sedangkan pada Ilmu Pemerintahan kita bisa mengambil fokus terkait dengan politik, karena sampai saat ini politik di Indonesia itu sangat labil setelah reformasi,” ujarnya.

Rahma juga menyampaikan bahwa maksud dari kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan itu, sebenarnya meciptakan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan sebelumnya dengan cara melakukan penelitian yang ekstensif dan inovatif. Selain itu juga, membuat penelitian baru yang belum pernah dikembangkan oleh orang lain dan kemudian di publikasikan. “Penemuan baru itulah yang kemudian dapat digunakan oleh masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan memberikan solusi yang konkrit pada masalah-masalah yang sebelumnya belum terpecahkan,” ungkapnya.

Akan tetapi, menurut pakar kebencanaan ini, seorang peneliti yang akan menuliskan sebuah karya ilmiahnya harus tetap berpegang pada kaidah-kaidah penelitian yang telah ditentukan. Selain itu juga menyesuaikan dengan pengetahuan dan bidang yang digeluti oleh peneliti tersebut.  “Ada beberapa hal yang perlu diingat bahwa peneliti harus membuat penelitiannya sesuai dengan pengetahuan dan bidang yang digeluti. Sebab, ketika bidang itu sesuai maka ini akan meminimalisir kesulitan dalam pembuatan karya ilmiah. Meskipun ini juga tidak menutup kemungkinan bagi peneliti untuk mencoba bidang lain, tapi nantinya mungkin peneliti tersebut akan merasa kesulitan karena belum menguasai ilmunya,” ungkapnya.

Dosen Ilmu Pemerintahan UMY ini juga mengatakan, hal lain yang harus ditekankan dalam pembuatan karya ilmiah antara lain yaitu perlu banyak membaca jurnal ilmiah. Karena hal ini akan sangat membantu peneliti dalam menyusun karya ilmiahnya. “Peneliti itu perlu memperbanyak membaca literasi dan jurnal dalam membuat karya ilmiah atau penelitian, terlebih lagi jika yang melakukan penelitian itu mahasiswa. Sebab kelemahan mahasiswa yang terlihat sampai saat ini adalah kurangnya membaca literasi atau jurnal, padahal dengan membaca literasi atau jurnal kita akan mudah untuk mengasah kreativitas dalam mencari isu sosial dan politik yang seksi,” papar Rahmawati lagi.

Sementara itu, Dr. Hempri Suyatno, S.Sos., M.Si, Pembina PKM Universitas Gadjah Mada (UGM) yang turut menjadi narasumber dalam acara ini mengatakan, dalam pembuatan karya ilmiah juga perlu menyisipkan nilai-nilai edukasi dan ilmiah dan membaca buku panduan yang di berikan oleh Dikti. Sebab ini juga akan menjadi nilai plus, bagi mahasiswa atau peneliti yang ingin mengajukan penelitiannya kepada Dikti. “Yang paling penting diperhatikan agar karya ilmiah bisa diterima oleh dan lolos maka perlu menaati sistematika penulisan dan melengkapi administratif. Caranya dengan membaca buku panduan, sebab banyak tim yang tidak lolos karena administratifnya tidak lengkap,” jelasnya.

Adapun penelitian-penelitian yang dilombakan pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ini, seperti  Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian, PKMT (Penerapan Teknologi), PKMK (Kewirausahaan), PKMM (Pengabdian Masyarakat), PKM-KC (Karya Cipta), PKM-AI (Artikel Imiah), PKM-GT (Gagasan Tertulis). Dri PKM tersebut ada yang bisa lolos masuk PIMNAS ada yang tidak, seperti PKMP, PKMT, PKMK, PKMM, dan PKM-KC ini adalah PKM pokok yang akan terdaftar dalam PIMNAS, sedangkan untuk PKM-AI tidak bisa diloloskan dan untuk PKM-GT fifty-fifty. Artinya, bahwa PKM-GT ada dua kemungkinan ketika nilainya memenuhi standar maka akan diloloskan ke PIMNAS dan mendaptkan uang tunai dan bisa juga tidak diloloskan tapi tetap mendaptkan uang tunai sebesar 3 juta.

Ada perbedaan antara PKM-AI dan PKM-GT, PKM-AI adalah bahwa karya ilmiah mahasiswa ini berupa karya tulis atau artikel ilmiah yang mengacu pada kegiatan yang telah dilaksanakan, dalam penagjuan karya ilmiah ini dilakukan secara online. Sedangkan PKM-GT adalah bahwa karya ilmiah hanya berupa gagasana tanpa perlu di aplikasikan, jadi mahasiswa hanya membuat gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan masalah serta mengahsilakan solusi yang konkrit. “Bagi mahasiswa yang ingin membat karya ilmiah yang tanpa harus melakukan penelitian selama 6 bulan, bisa mengikuti PKM-AI atau PKM-GT, selain itu pembuatan karya ilmiah ini pun tidak memerlukan estimasi dana yang haus dibutuhkan dalam melakukan penelitian, “ jelas Sugito, S. IP., M. Si selaku Pembina Tim PIMNAS UMY.

 

Kulit Buah Naga Merah Bantu Perbaiki Imunitas​ Penderita HIV/ AIDS

$
0
0

Klub Naga Merah1

HIV AIDS hingga saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang mematikan. Obat penawar untuk menyembuhkan penderitanya pun masih belum ditemukan. Untuk itu dibutuhkan suatu penemuan baru yang bisa bermanfaat bagi penderita HIV AIDS, agar mereka bisa sembuh.

Hal itulah yang kemudian mendorong mendorong Annisa Fitriani, Yunita Dwi Setyawati, dan Intan Hanifah. M untuk melakukan penelitian terkait dengan HIV Aids. Penelitian yang dilakukan oleh ketiga Mahasiswa Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini adalah dengan mengumpulkan dan mengkaji jurnal-jurnal yang terkait dengan HIV AIDS. “Akhirnya dari pengumpulan dan mengkaji jurnal tersebut kami sepakat untuk memanfaatkan kulit buah naga merah untuk dijadikan obat terapi herbal bagi pasien yang terkena HIV AIDS, “ jelas Annisa Fitriani saat ditemui pada hari Kamis (15/1) di Lobby Fakultas Kedokteran UMY.

Annisa melanjutkan bahwa sebenarnya, kulit buah naga merah ini jauh lebih bermanfaat dari pada daging itu sendiri. Menurutnya  kandungan positif yang ada pada kulit buah naga merah lebih banyak dibandingkan daging buahnya. “Menurut penelitian yang pernah dilakukan, bahwa kulit buah naga merah ini mengandung efek anti oksidan, anti bakteri, anti virus, dan anti mikroba. Karena seperti yang kita tahu, jika orang yang menderita penyakit HIV AIDS ini lama kelamaan sistem imun tubuhnya akan cepat turun. Jadi dibutuhkan obat atau vitamin yang juga bisa meningkatkan lagi sistem imun tubuhnya. Salah satu caranya ialah memanfaatkan kulit buah naga merah tersebut,” paparnya.

Untuk pengolahan kulit buah naga tersebut, Annisa dan kawan-kawannya memilih untuk menjadikannya sebagai teh. Alasannya, bahwa penduduk di Indonesia ini banyak yang mengkonsumsi teh, bahkan konsumsi teh ini sudah banyak dilakukan di Negara Asia dan Timur Tengah. Karena menurut penelitian,  negara-negara tersebut paling tinggi dalam mengkonsumsi teh.

“Ini yang akhirnya menjadi fokus kami untuk melakukan terapi herbal bagi penderita HIV AIDS dengan mengkonsumsi kulit buah naga merah dengan diolah menjadi teh. Ternyata, dari pengolahan tersebut sudah ada yang meneliti terkait dengan manfaat atau kandungan yang ada pada kulit buah naga merah yang dijadikan teh. Namun, dari penelitian tersebut hanya menjelaskan tentang manfaat dan kandungan dari teh kulit buah naga merah itu sendiri belum kepada suatu titik atau fokus tertentu, misalnya untuk melakukan terapi pada suatu penyakit, “ paparnya.

Akhirnya, Annisa dan kawan-kawannya memutuskan untuk menggunakan konsep sebagai terapi herbal kepada penderita HIV AIDS. Dengan dijadikannya kulit buah naga merah tersebut sebagai teh, tentunya memudahkan untuk dikonsumsi oleh setiap orang. “Ketika kita memberikan terapi ini kepada pasien penderita HIV AIDS, mereka akan merasa nyaman. Karena mereka akan menganggap sedang tidak mengkonsumsi obat,” ujarnya lagi.

Ada banyak keuntungan dari sistem terapi herbal ini, karena dalam mengkonsumsi teh ini tidak ada batas maksimal atau minimal. Sebab manfaatnya cenderung lebih umum tapi bisa dimanfaatkan untuk pasien penderita HIV AIDS. Selain itu terapi menggunakan teh kulit buah naga ini juga tidak mengandung kadar kafein. “Tidak ada batas maksimal atau minimal, jadi kami pun tidak menyalahkan jika orang sehat mengkonsumsi ini. Intinya, teh ini bisa dikonsumsi untuk di segala jenjang. Jika untuk dikonsumsi bagi penderita HIV AIDS, sebaiknya dikonsumsi setelah mengetahui kalau dirinya sudah positif terkena HIV Aids. Sehingga penggunaan terapi ini harus sebaik mungkin dan semaksimal mungkin, sebab terapi herbal ini hanya sebatas terapi komplementer,” tuturnya.

Terapi komplementer ini, lanjut Annisa, adalah terapi pendamping, artinya pasien HIV AIDS tetap harus mengkonsumsi obat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu obat Anti Retro Viral (ARV). “Untuk proses pemakaiannya sendiri rencanya kita akan melakukan penyeimbang dosis, misalnya dosis ARV yang diberikan ke pasien akan dikurangi dosisnya kemudian teh herbal tersebut dinaikkan dosisnya, begitu pula sebaliknya. Dari situ kita dapat melihat terapi mana yang menimbulkan efek paling baik untuk pasien. Selain itu terapi teh herbal ini, kemungkinan bisa meminimalisir efek dari obat ARV tersebut yang menimbulkan mual muntah dan rambut rontok. Namun, sampai ke tahap tersebut masih harus ada penelitian lanjutan karena, kami hanya pada tahap kajian pustaka saja,” jelasnya.

Annisa pun mengakui, bahwa dalam melakukan penelitian ini, sebenarnya bukan untuk menghilangkan penyakit HIV AIDS itu sendiri. Karena mereka tahu bahwa sampai saat ini belum ada obat penawarnya. Tapi, mereka berpikir, ketika seseorang menderita HIV AIDS maka, secara tidak langsung pasien tersebut akan berproknosis jelek karena imunnya akan terus menerus menurun, dan untuk mencegahnya adalah dengan melakukan terapi teh ini. Karena, dengan mengonsumsi teh ini nantinya dapat mencegah infeksi oportunistik. Jadi dengan mengonsumsi teh kulit buah naga merah tersebut setidaknya dapat mereduksi infeksi oportunistik dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Jadi dari penelitian ini kami menarik kesimpulan bahwa kulit buah naga merah ini dapat menghambat aktivitas bakteri, virus, dan kuman yang ada dalam tubuh pasien yang suatu waktu akan menurunkan sistem imunnya. Meskipun belum pernah kami produksi atau kami buat, tapi kami menyimpulkan ini sesuai dengan manfaat dari kulit buah naga tersebut, yang dapat menghilangkan infeksi-infeksi yang ditimbulkan pada penyakit HIV AIDS, “ tegasnya.

Annisa beserta kedua temannya pun berharap masih akan ada penelitian lebih lanjut dan rinci mengenai teh herbal tersebut untuk dikonsumsi pasien HIV Aids. Apakah dengan memperbanyak mengkonsumsi teh herbal ini dapat mengurangi efek samping dari ARV atau tidak. “Sebagai dokter, di sini kita membantu untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara meningkatkan imunnya. Jika kualitas dan harapan hidupnya meningkat, mereka tentunya bisa lebih percaya diri dalam melakukan hal yang bermanfaat, tidak mengurung diri, bisa bersosialisasi, dan yang lebih penting mereka tidak akan jijik dengan dirinya sendiri, “ jelasnya.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan kedua temannya ini juga berhasil menyabet juara III pada IMSF (Islamic Medical Scientific Festival) di Unair yang berlangsung sejak 19-21 November 2014.

 

 

Broadcasting IK UMY Luncurkan Buku Bongkar Kebohongan Tayangan Televisi

$
0
0

 

Tim Penulis dan Fajar Junaedi (Penulis kata pengantar) buku Believe in Telievisi, saat peluncuran bukunya di Playground Cafe Yogyakarta.

Tim Penulis dan Fajar Junaedi (Penulis kata pengantar) buku Believe in Telievisi, saat peluncuran bukunya di Playground Cafe Yogyakarta.

 

Program televisi kini menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik bagi manusia. Namun sayangnya, program televisi yang ada di Indonesia ini makin banyak melakukan pelanggaran. Seperti yang tertera pada Undang-Undang No.32 tahun 2002 tentang hukum penyiaran serta P3SPS (Pedoman, Perilaku, Penyiaran Standar Program Penyiaran) yang dibuat oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), tak menampik bahwa program televisi melanggar hukum regulasi atau etika yang ada. Ini yang menjadi sebuah perhatian lebih, khususnya pada isu tentang politisi di media televisi, kekerasan, seksualitas, dan persolan program televisi tentang hal mistik.

Demikian Fajar Juanedi. S. Sos,. M.Si saat diwawancarai hari Rabu (14/1) di kantor Biro Humas dan Protokol (BHP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), terkait acara Launching Buku Mahasiswa Broadcasting Ilmu Komunikasi UMY 2014 yang berjudul “BeLieve in TeLievisi” (Membongkar Kebohongan Program Televisi) yang telah diadakan pada Sabtu malam (10/1) di Playground Cafe Yogyakarta. Dalam acara tersebut juga turut mengundang Filosa Gita Sukmono, S. Ikom, M.A selaku pembicara dari dosen IK UMY, Widodo Imam Kurniadi selaku pembicara dari MPM (Masyarakat Peduli Media), Galuh Ratnatika, dan Erwin Rasyid selaku penulis.

Penulisan buku yang melibatkan 49 Mahasiswa broadcasting Ilmu Komunikasi UMY 2014 ini, awalnya juga melakukan riset terkait dengan tayangan televisi dengan parameter etika dan regulasi yang ada. “Etika ini mencakup etika normatif dan etika deskriptif yang berkembang di masyarakat, misalnya pada etika normatif yang akan berbicara langsung tentang hukum penyiaran serta P3SPS,” ungkap Fajar.

Fajar menjelaskan bahwa Riset yang dilakukan adalah melakukan pegamatan pada tayangan atau program yang ada di televisi. “Dari tayangan itu kemudian dideskripsikan seperti apa tayangan tersebut, setelah dideskripsikan barulah ditentukan point-point dari regulasi dan etika apa saja yang dilanggar. Dari deskripsi dan point-point tersebut, kemudian akan dikaitkan dengan teori-teori komunikasi yang sudah dipelajari di kelas,” jelasnya.

Dalam penentuan tema besar ini, menurut Fajar, mahasiswa yang berperan penuh, sementara dosen hanya sebatas fasilitator bagi mahasiswa dalam berkarya. “Sehingga mahasiswa akan bekerja dengan kolektif dalam memberikan masukkan untuk temannya. Jadi ini adalah karya mahasiswa dan saya hanya memfasilitasi mahasiswa untuk terus berkarya. Selian itu proses pembuatan buku ini sudah berjalan selama 1 semester,” ungkapnya.

Fajar juga memaparkan, peran mahasiswa dalam mengkritisi media ini sangat penting, karena ini bisa menjadi sebuah karya yang nyata. “Penulisan buku ini juga bisa memberi peluang bagi mahasiswa untuk bisa berkontribusi dalam memberikan masukkan terkait dengan regulator untuk KPI atau KPID dan industti televisi. Jadi dalam konteks ini mahasiswa atau kampus bukan hanya sebagai menara gading saja, “ paparnya.

Fajar pun berharap buku ini bisa dijadikan portofolio mahasiswa agar terus berkarya dan punya modal untuk bersaing di dunia kerja. Selain itu juga bisa memberi peluang mahasiswa untuk menyampaikan idealismenya dalam membuat karya secara akademis bukan dengan demo. “Dengan karya ini mahasiswa juga dilatih untuk berenterpreneurship, di mana dalam menerbitkan sebuah buku mahasiswa memodali sendiri atau mencari sponsor, dan nanti hasil penjualan buku tersebut juga untuk mahasiswa itu sendiri,” imbuhnya.

Sementara itu, menurut salah seorang mahasiswa IK UMY, yang juga menjadi moderator dalam acara launching tersebut menjelaskan, dalam buku tersebut Mahasiswa Broadcasting IK UMY itu mencoba mengkritisi tayangan program yang ada di televisi. “Dalam buku ini, sang penulis mencoba mengkritisi tayangan program yang ada di televisi. Ada 4 isu atau tema besar yang diangkat dalam buku ini antara lain yaitu Kekerasan, Sekusualitas, Mistis, dan Netraliasasi Berita, “ jelasnya.

Naswan melanjutkan, dalam bab Kekerasan dibahas beberapa tayangan televisi yang memiliki intensitas tinggi dalam melakukan kekerasan baik verbal maupun non verbal. “Pada bab Seksualitas juga sama, yaitu melihat beberapa tayangan televisi yang memiliki intensitas tinggi dalam melakukan tindakan seksualitas baik verbal maupun non verbal.Pada bab Mistis, yang dibahas adalah program yang dikaitkan dengan ajaran agama Islam. Sedangkan pada Netralisasi berita mengungkapkan keberpihakaan media dalam mengemas berita tersbut dalam suatu peristiwa atau isu,” paparnya.

 

Syarat Menjadi Diplomat  Ialah Karakter yang Kuat

$
0
0
Muhammad Hery Saripudin, M.A saat menyampaikan kuliah umum dengan tema “How to be A Diplomat”

Muhammad Hery Saripudin, M.A saat menyampaikan kuliah umum dengan tema “How to be A Diplomat” di Ruang Sidang AR. Fachruddin A.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KEMENLU RI) kini hanya memiliki 1965 orang diplomat, jumlah tersebut dinilai kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 253 juta. Oleh karena itu peluang untuk menjadi diplomat tinggi dan dibutuhkan calon diplomat yang tidak hanya mempunyai pengetahuan politik luar negeri namun juga memiliki karakter terbaik agar bisa memenuhi kebutuhan diplomasi Indonesia.

Hal itulah yang disampaikan oleh Muhammad Hery Saripudin, M.A Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika KEMENLU RI, saat menyampaikan kuliah umumnya dengan tema “How to be A Diplomat” dihadapan mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI-UMY) bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin A UMY, Rabu (14/01).

“Memang jadi diplomat itu masih dinilai eksklusif ya di Indonesia, sebenarnya hal ini wajar, karena dipilih melalui seleksi yang cukup ketat dan dengan kriteria tertentu. Karena menjadi seorang diplomat dituntut punya kepribadian yang bisa digunakan untuk tugas-tugas diplomat, kalau di Indonesia  saat ini kita punya sekitar 1965 diplomat, ini masih kurang karena jumlah penduduk kita sekitar 253 juta, jadi saya katakan kepada anda diplomat masih dibutuhkan dan menurut pengalaman saya dipilih yang memiliki karakter terbaik, disinilah yang terpenting, hanya sebagian kecil yang memiliki hal ini” jelasnya.

Hery menjelaskan, bahwa calon diplomat yang lulus pada tahap kualifikasi bahasa asing dan wawasan ilmu politik luar negeri jumlahnya banyak, tapi yang lulus pada tahap wawancara jumlahnya sangat sedikit, karena menurut dirinya yang memiliki pengalaman 3 tahun menjadi penguji calon diplomat bahwa wawancara itu penilaiannya adalah karakter, orang yang memiliki karekater baik untuk menjadi seorang diplomat selama Hery menjadi penguji jumlahnya sangat sedikit.

“Selain bahasa dan ilmu pengetahuan politik luar negeri yang terpenting adalah karakter. Pengalaman saya menjadi penguji saat wawancara, saya jarang sekali menanyakan ilmu politik luar negeri, tapi yang saya tanyakan adalah tentang pribadinya atau hal-hal lain yang jauh dari ilmu politik luar negeri, karena disini saya menguji karakternya. Karakter itu adalah aset utama yang harus dimiliki oleh seorang diplomat, karena dia berhadapan sama banyak orang di berbagai belahan dunia,” ujarnya Hery yang pernah bertugas di Afrika selatan, Kanada dan Amerika Serikat.

Selain itu, Hery juga menjelaskan bahwa mahasiswa jika ada yang tertarik untuk menjadi diplomat, bisa untuk segera membekali diri dengan membaca dan memahami tugas dan tanggung jawab diplomat, menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam berdiplomasi, seperti teknik komunikasi, psikologi, dan mampu membaca suasana dalam pengkondisian saat sedang berdiplomasi.

“Jika Anda tertarik untuk menjadi diplomat, mulai saat ini Anda masih punya waktu untuk membekali diri, misalnya dengan membaca dan memahami tugas dan tanggung jawab diplomat, menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam berdiplomasi, teknik komunikasi, psikologi, dan harus mampu menguasai suasana dalam pengkondisian saat sedang berdiplomasi” imbuhnya.

Diakhir penyampaian kuliahnya, Hery mengutip ungkapan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyona yang mengatakan “Diplomat Indonesia harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena Indonesia masa kini kita percaya akan menuju masa depan yang baik”. (Shidqi)​

 

Umat Muslim Harus Siap Hadapi Tantangan Post-Modernisme

$
0
0
Para pembicara Seminar Nasional saat memaparkan materi seminar dengan tema Rekontruksi Identitas di Era Post Modernisme

Para pembicara Seminar Nasional saat memaparkan materi seminar dengan tema Rekontruksi Identitas di Era Post Modernisme

Islam memiliki 3 model dalam pemahaman Islam yaitu Tradisional, Modernisasi, dan Post-Modernisme, dari ketiga model tersebut tentu setiap perubahannya pasti akan ada ketegangan-ketegangan. Hal inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi umat muslim. Umat Islam pun dituntut untuk bisa mengahadapi tantangan tersebut agar nantinya tidak ada yang terjerumus pada hal-hal negatif, seperti tumbuhnya aliran-aliran sesat dengan mengaitkan ajaran Islam yang berkembang  di negara muslim maupun di negara non-muslim.

Demikian disampaikan Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A saat menyampaikan materi pembahasan dalam acara “Seminar Nasional: Rekonstruksi Identitas Muslim Di Era Post-Modernisme”, yang dilaksanakan oleh BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari Rabu (14/1) di Gedung AR. Fachrudin B Lt. 5 UMY. Selain itu, dalam acara tersebut juga turut mengundang Dr. Muhammad Azhar, M.A dan Dr. Fahmi Salim, M.A selaku pembicara, serta ditemani oleh Anton Ismunanto, S. Pd. I selaku moderator dalam acara tersebut.

Menurut Dr. Ali Musri, kebangkitan Islam ini terjadi karena ada kehendak dari Allah dan Rosulnya. Sehingga seharusnya Islam itu dijadikan sebuah pedoman hidup dalam segala lini kehidupan baik secara individu maupun dalam taraf kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itulah, umat Muslim seharusnya tak perlu merasa minder dengan bangsa Barat, sebab saat ini populasi umat Islam di dunia terus meningkat setiap tahunnya, dan memang sudah ada data yang akurat untuk membuktikannya.

“Hakekat dari kebangkitan Islam adalah lahirnya umat yang bertaqwa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya populasi Islam di dunia, sekarang juga banyak pakar-pakar dunia yang masuk Islam. Bukan hanya itu saja banyak sumber kekayaan alam yang ada di negara Islam, banyak konsep kebudayaan Islam yang ditiru oleh orang Barat, misalnya pada sistem bank syariah, saat ini negara Prancis sedang mengembangkan itu. Jadi, initinya adalah sampai hari kiamat nanti Agama Islam akan terus tetap eksis, “ tegasnya.

Namun, dengan adanya kebangkitan Islam tersebut, lanjut Dr. Ali, umat Islam tetap perlu memahami dan mengahadapi ketegangan yang akan terjadi pada Islam Post-Modernisme . Banyak yang perlu dipersiapkan pula untuk menghadapi tantangan tersebut, misalnya menyiapkan landasan teori untuk memahami perubahan Post-Modernisme. “Karena dengan ketidakpahaman ini pasti akan menimbulkan ketegangan. Misalnya banyak munculnya Islam Sekuler, Islam Tradisional, dan Islam Radikal. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya pemahaman atas perubahan-perubahan Islam yang saat ini mulai berkembang. Ada ciri-ciri peradaban pada Post-Modernisme misalnya dengan menghormati dan saling toleransi. Toleransi di sini bukan berarti toleransi dengan kemungkaran tetapi melakukan toleransi dengan pedoman amar ma’ruf nahi munkar, “ ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Fahmi Salim, M.A menjelaskan bahwa ada 2 model kebangkitan Islam yakni Generasi Salahudin dan Generasi Mahmet Al-Fatih. Pada Generasi Salahudin ini terjadi Perang Salib pada tahun 1095 oleh Paus Urbanus yang akhirnya pada tahun 1099 pasukan Salin berhasil merebut Jerussalem dan 70000 umat muslim dibantai. “Karena itulah akhirnya pada tahun 1106  Al-Ghazali bangkit dan menulis kitab Ihya Ulumiddin untuk panduan agama dan pada tahun 1127 Abdul Qadir mendirikan madrasah. Sedangkan pada Generasi Mehmet Al-Fatih adalah generasi Muslim yang menjadikan keunggulan ibadah dan keshalehan personal menjadi pedomannya. Hal ini dapat dibuktikan bahwa tentara Al-Fatih saat itu tidak pernah meninggalkan sholat fardhu sejak akil baligh dan setengahnya tidak pernah meniggalkan sholat tahajud sejak akhil baligh sekalipun dalam keadaan perang,” jelasnya.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Dr. Muhammad Azhar, M.A bahwa Islam itu pernah memimpin dunia selama 8 abad (800 tahun), sedangkan orang barat baru memimpin 2 abad (200 tahun). Itu artinya, kalau mau mengalahkan orang Islam, orang Barat butuh waktu 600 tahun. “Untuk itu kita perlu mengahadapi tantangan ini, agar islam tetap bangkit dari keterpurukan. Dan yang paling penting adalah bahwa kita tetap harus kembali pada Al-Quran dan Hadist, karena dari pedoman itulah problem-problem yang ada bisa terselesaikan. “Dan yang paling penting untuk diperhatikan agar umat muslim terus bangkit adalah dengan menghindari rasa malas agar generasi umat muslim memiliki kader-kader yang baik, “  ungkapnya.

Jelang AEC 2015, Dokter Indonesia Harus Lebih Unggul dan Profesional

$
0
0
Dokter Baru UMY, saat membacakan ikrar sumpah saat pelantikan dan sumpah dokter di Sportorium UMY

Dokter Baru UMY, saat membacakan ikrar sumpah saat pelantikan dan sumpah dokter di Sportorium UMY

Asean Economic Community (AEC) 2015, bukan hanya menjadi peluang bagi orang-orang yang bekerja di  bidang wiraswasta, tapi juga bagi mereka yang berprofesi sebagai dokter. AEC 2015 ini akan menjadi peluang bagi masuknya dokter-dokter asing ke Indonesia, sehingga dokter di Indonesia pun dituntut untuk mampu menjadi lebih unggul dan bisa membangun hubungan yang baik dengan pasien. Selain itu, dokter di Indonesia juga harus bisa lebih profesional, sebab hingga kini masih ada penilaian jika dokter Indonesia masih belum sepenuhnya professional. Hal tersebut dinilai karena adanya jarak yang jauh sekali antara dokter dan pasien.

Itulah yang disampaikan Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) saat menyampaikan sambutannya pada acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter angkatan 43, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY.  Sumpah Dokter yang diikuti oleh 90 calon dokter ini bertempat di Sportorium UMY, Sabtu (17/01).

“Anda harus unggul dan professional , karena kita akan masuk Asean Ekonomi Community (AEC) dan yang jadi dokter di sini bukan hanya kita tapi juga dokter-dokter asing. Saya juga banyak baca di media bahwa dokter-dokter di Indonesia itu belum sepenuhnya profesional karena merasa dirinya sebagai dokter dan bangga dengan statusnya. Jarak antara dokter dengan pasien sangat jauh sekali, yang kadang-kadang senyum saja susah terhadap pasien itu, berbeda dengan para dokter di tetangga kita misalnya di Thailand. Semoga Anda bisa menjadi dokter yang unggul dan bisa membangun hubungan yang baik dengan pasien.” ujarnya

lebih lanjut, Bambang menambahkan bahwa Thailand dikenal sebagai salah satu negara yang paling baik dalam pengembangan medical turism, karena lebih menghargai pasien, sehingga Thailand diminati oleh pasien dari negara lain. Oleh karena itu, dokter Indonesia juga harus mempelajari etika berhubungan dengan pasien, dan juga mempelajari bahasa asing untuk menunjang kualitas dokter di masa mendatang. karena menurut Bambang, Indonesia juga berpeluang untuk menjadi salah satu medical turism yang akan dikembangkan oleh pemerintah di masa mendatang.

“Sekarang Thailand dikenal sebagai satu-satunya negara yang paling baik dalam hal pengembangan medical turism. Karena mereka menghargai pasien, sehingga peminat dari negara lain itu banyak. Oleh sebab itulah, selain mempelajari etika berhubungan dengan pasien, dokter-dokter Indonesia juga harus mempelajari bahasa inggris atau bahasa asing lainya, siapa tahu Indonesia juga menjadi salah satu medical turism yang akan dikembangkan oleh pemerintah,” paparnya.

Sementara itu, berbeda dengan Bambang, Dekan FKIK UMY dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes mengungkapkan bahwa seorang dokter selain mengobati pasien juga bertanggung jawab menjaga kesehatan pasien sebelum sakit. Sehingga dokter dituntut untuk mampu memberikan tindakan pencegahan sebelum sakit, dan tindakan setelah sakit. Hal tersebut merupakan tugas para dokter.

“Seandainya ada masyarakat yang berobat, semestinya ada rasa bersalah kenapa saya tidak bisa menyehatkan masyarakat saya. Sehingga dokter dituntut untuk bisa memberi preventif dan promotiv, mungkin nanti kalau membuka klinik pratama atau di rumah sakit, mungkin bisa membuka juga fitness center, pusat obesitas, kemudian juga ada pusat kebugaran, dan mungkin juga ada club pengidap kolesterol. Sehingga masyarakat yang tadinya akan berobat karena sakit, bisa dicegah agar tidak sakit. Ini adalah tugas dari kita semua sebagai dokter. Paradigma sekarang sudah berubah sehingga menciptakan masyarakat yang sehat bukan hanya mengobati masyarakat yang sakit tapi juga menciptakan masyarakat yang sehat,” jelasnya. (Shidqi)

Ilmu Komunikasi UMY Gelar Urban Market Youth 2015

$
0
0
Pengunjung melihat hasil media periklanan pada Urban Market Youth 2015 Ilmu Komunikasi UMY

Pengunjung melihat hasil media periklanan pada Urban Market Youth 2015 Ilmu Komunikasi UMY

Belajar tidak hanya menguasai teori di kelas perkuliahan, akan tetapi juga menguasai dan mempraktekan apa yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, hal itu perlu diimplementasi secara langsung pada saat ilmu itu telah selesai dipelajari. Sehingga para mahasiswa diharapkan dapat lebih merasakan praktiknya terkait dengan apa yang mereka pelajari selama kuliah.

Hal tersebut diungkapkan oleh dosen Ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IKOM-UMY) Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA dalam sambutannya saat membuka pergelaran pameran mahasiswa IKOM yang diberinama “Urban Market Youth 2015”. Sebanyak 54 stand makanan, 54 stand periklanan dan 18 stand copywriting lengkap dengan skripnya dipamerkan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari Uji Kompetensi Ke-4 Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengambil mata kuliah Entrepreneurship, Periklanan, dan Copywriting. Kegiatan tersebut digelar mulai dari Lobby Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UMY hingga Loby Fakultas Hukum (FH) UMY lantai 1 dan 2, Sabtu (17/01)

Erwan menjelaskan, bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi mata kuliah entrepreneurship, periklanan dan copy writing yang sebelumnya telah mereka persiapkan dalam bentuk konsep ketika belajar di kelas selama satu semester. Selain itu kegiatan ini juga sebagai praktik nyata bagi mahasiswa untuk merasakan apa yang telah mahasiswa konsepkan dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebenarnya tujuannya adalah merealisasikan ilmu dengan kenyataan, jadi sebetulnya saya melihat dan mengevaluasi mata kuliah entrepreunership sebelum hanya berhenti pada proposal, dan merekapun tidak yakin usaha yang mereka konsepkan itu bisa menjadi sebuah usaha. Saya ingin usaha yang mereka konsepkan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dengan mata kuliah Periklanan dan Copy Writing. Jadi sebetulnya sih ide awalnya itu pengen mengaplikasikan ilmu yang didapat selama berkuliah di ruang kelas kedalam dunia nyata dan mereka dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-hari” ujarnya.

Erwan menambahkan, bahwa kegiatan ini bukan kali pertama pihaknya adakan, 2 tahun sebelumnya kegiatan serupa pernah diadakan, akan tetapi masih belum semeriah seperti yang diadakan pada hari ini, dan pada tahun kedua juga hanya bisa dilakukan di dalam kelas perkuliahan.

“Ini sudah tahun ketiga, tapi dulu lingkupnya belum sebesar ini sih, jadi Ujian Kompetensi (UK)  pada tahun pertama masih sederhana satu meja bersama, dan yang UK pada tahun selanjutnya malah menurun, jadi hanya dilakukan didalam kelas saja. Untuk  tahun ketiga Alhamdulilah ini diluar ekspektasi saya, jadi sebetulnya sih gambaran yang saya sampaikan dikelas tidak sebesar ini, ternyata sangat beragam displaynya disini, dan rata-rata setiap satu produk menggunakan satu stand pameran”

Selain merupakan bagian dari Uji Kompetensi, Erwan menjelaskan bahwa pihaknya juga mempunyai impian jangka panjang terhadap kegiatan ini. Yaitu membuat pameran seperti yang pasar seni Institute Teknologi Bandung (ITB), yang mana seluruh karya kreatif mahasiswa bisa dipamerkan pada kegiatan tersebut. Erwan juga berharap bahwa kegiatan pameran ini dapat menjadi tempat berkumpulnya seluruh mahasiswa dan alumni UMY, yang nantinya dapat menjadi wadah membangun jaringan antara mahasiswa dan alumni.

​“Harapan saya, nanti kedepannya bisa jadi seperti pasar seni ITB, jadi satu hari semua karya kreatif mahasiswa bisa dipamerkan disitu, dan di ajang ini itu bisa tempat berkumpulnya semua mahasiswa dan alumnus UMY. Jadi semua mahasiswa aktif UMY bisa ikutan nanti diacara yang seperti yang aku bilang tadi. Alumnus dari berbagai kota juga pada saat ada Urban Market Youth mereka punya alasan untuk balik ke Jogja. Dampaknya adalah, saat hubungan antara alumnus dengan mahasiswa yang aktif itu dekat, nantinya akan terbentuk jaringan yang luas yang dapat menguntungkan mahasiswa itu sendiri setelah mereka lulus, mungkin seperti saat bekerja dan hal lainya”. (Shidqi)


 161 Proposal PKM Didanai, UMY Peringkat 1 PTS Nasional​

$
0
0
Sugito, S.IP. M.Si saat memberikan keterangan terkait Proposal PKM UMY didanai sebanyak 161 Proposal oleh Dikti

Sugito, S.IP. M.Si saat memberikan keterangan terkait Proposal PKM UMY didanai sebanyak 161 Proposal oleh Dikti

 

Secara nasional terdapat 458 Perguruan Tinggi yang mengajukan proposal penelitian pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2014/2015 yang diselengarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dengan total proposal sebanyak 31.692. Pada PKM periode 2014/2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil berada di peringkat 14 sebagai universitas yang terbanyak mengirimkan proposal dengan mengajukan sebanyak 510 proposal penelitian. Meskipun demikian, UMY berhasil menduduki peringkat pertama diantara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penerima dana hibah proposal yang didanai secara nasional.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Kepala Pusat Pengembangan Kreativitas UMY, Sugito, S.IP., M.Si saat memberikan keterangan mengenai hasil Proposal PKM yang didanai oleh DIKTI, bertempat di Ruang LPKA UMY, Selasa (20/1). Menurut Sugito, bahwa dari total 510 proposal yang diajukan oleh UMY, UMY mendapatkan 161 proposal yang didanai oleh DIKTI, hal ini menempatkan UMY pada posisi ke-13 secara nasional sebagai Perguruan Tinggi yang proposal PKMnya didanai oleh DIKTI. Jika dibandingkan dengan tahun 2013/2014 hanya 113 proposal milik UMY yang didanai DIKTI, sehingga menurut Sugito ada kenaikan sebesar 42,5 % pada tahun 2015 ini.

“Ya, memang ada peningkatan sebesar 42,5 persen, tahun ini kita dapat 161 proposal yang didanai oleh DIKTI, tahun sebelumnya hanya 113 proposal yang didanai, sehingga ada peningkatan. Kita juga menjadi PTS yang pertama terbanyak mendapatkan porsi proposal yang didanai, dan ke-14 secara nasional PTS dan PTN yang didanai. Saya melihat hanya kita PTS yang didanai lebih dari seratus proposal diantara PTN maupun PTS, ini patut kita syukuri,”jelasnya.

Selain itu, Sugito menjelaskan bahwa kenaikan proposal atau proposal yang didanai, menunjukan bahwa semakin meningkatnya minat mahasiswa UMY dalam membuat proposal PKM. Hal ini juga diimbangi dengan semakin meningkatnya perhatian dosen untuk terlibat dalam penulisan proposal. Dirinya menjelaskan bahwa yang tidak kalah penting adalah kenaikan jumlah proposal yang mendapatkan dana hibah sebanyak 42,5 %, menunjukan bahwa kualitas proposal juga semakin meningkat.

“Ada kenaikan jumlah proposal yang kita kirim ataupun proposal yang didanai oleh dikti, hal ini menunjukan kepada kita semua bahwa ada peningkatan minat mahasiswa dalam mengerjakan proposal ini, tentunya pendampingan dari dosen juga semakin meningkat. Dan yang harus menjadi catatan kita adalah, kualitas proposal kita tahun ini juga semakin meningkat, itu dibuktikan dengan meningkatnya proposal kita yang didanai sebanyak 42,5 persen seperti yang saya katakan tadi” imbuhnya.

Sugito menambahkan, bahwa terkait pencapaian tersebut pihaknya akan lebih memperkuat pengelolaan PKM ditingkat fakultas, dan juga akan meningkatkan kualitas review proposal dengan meningkatkan kualifikasi pereview, yang nantinya pereview akan mereview proposal yang sesuai dengan disiplin ilmu pereview.

Dari 161 proposal PKM UMY yang didanai, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) adalah penerima paling banyak diantara fakultas lainya, yaitu sebanyak 50 proposal. Sedangkan terbanyak selanjutnya adalah Fakultas Teknik (FT) yaitu 25 proposal, diikuti oleh Fakultas Ekonomi (FE) 23 Proposal, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) 23 proposal, Fakultas Pertanian (FP) 18 proposal, Fakultas Hukum (FH) 15 proposal, Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) 7 proposal. Sehingga total 161 proposal. (Shidqi)​

Komitmen Muhammadiyah Dalam Jihad Melawan Rokok

$
0
0

mtcc1

Kampanye anti rokok terus digencarkan oleh berbagai kalangan, termasuk Muhammadiyah. Melalui Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Erwin Santosa mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Muhammadiyah terus berjihad untuk melawan bahaya dari merokok.

Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center Erwin Santosa mengatakan Muhammadiyah akan terus berjihad melawan rokok melalui internal Muhammadiyah yang diwakili oleh 23 majelis dan organisasi otonom melalui deklarasi Muhammadiyah Tobacco Control Framework (MTCF),” kata Erwin di kantor Dana Pensiun Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta (15/1).

Erwin menjelaskan langkah selanjutnya meneruskan semagat jihad itu menuju akar rumput atau anggota Muhammadiyah. Terlebih kini semangat melawan rokok itu sudah terwakili para pimpinan dari majelis dan ortonom Muhammadiyah dengan momentum deklarasi Kerangka Kerja Muhammadiyah dalam Pengendalian Produk Tembakau atau MTCF.

Kesehatan ada faktor utama, kata Erwin, yang merupakan salah satu hal yang penting dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas dan bebas dampak negatif rokok. Untuk itu, melawan rokok sama dengan memberdayakan potensi masyarakat. Sebaliknya, jika rokok terus dibiarkan beredar bebas maka akan mempengaruhi tujuan Muhammadiyah dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan cerdas.

Terkait jihad lawan rokok, Erwin mengatakan sepekan lalu Forum Jogja Sehat Tanpa Tembakau (JSTT) dari Muhammadiyah baru saja memenangi gugatan Tim Pembela Kretek dari Sleman, Yogyakarta. Gugatan itu dilayangkan kepada Muhammadiyah karena dianggap mengancam para petani tembakau. Nama Jogja Sehat Tanpa Tembakau, kata dia, sama sekali tidak mengandung makna tanaman tembakau adalah tanaman yang tidak bermanfaat.

“JSTT sendiri tidak memiliki kegiatan yang berkaitan dengan tanaman dan petani tembakau. Namun JSTT melakukan kegiatan yang lebih bersifat memberikan advokasi pelayanan kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan. Itu adalah salah satu bentuk jihad kami,” Imbuh Erwin.

Erwin juga mengatakan jika upaya Muhammadiyah lewat MTCF tidak hanya bergerak di internal organisasi saja, tapi juga ke luar. “Kami telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk terus mendukung mereka dalam mendorong pemerintah dalam ratifikasi Indonesia untuk Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC),” jelas Erwin.

FCTC sendiri hingga kini belum kunjung diratifikasi oleh Indonesia bersama delapan negara lain, diantaranya Andorra, Republik Dominika, Eritrea, Liechtensein, Malawi, Monaco, Somalia dan Sudan Selatan. “Kita hanya akan jadi pasar impor rokok jika FCTC tidak kunjung kita ratifikasi,” ujar Erwin saat diwawancarai.

Sementara itu, 180 negara telah menandatangani FCTC yang merupakan bagian dari progam Badan Kesehatan Dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (World Health Organization-PBB). FCTC merupakan sebuah kerangka kerja yang mendorong negara-negara di dunia untuk memprioritaskan hak perlindungan kesehatan masyarakat, mengatur dan mengendalikan penggunaan produk-produk tembakau termasuk dampak produksi rokok oleh perusahaan rokok.

 

Berita serupa bisa diakses melalui:

http://www.antarasumbar.com/berita/nasional/d/0/382533/mtcc-muhammadiyah-jihad-melawan-rokok.html.

http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/15/ni7m8q-muhammadiyah-jihad-melawan-rokok

http://www.solopos.com/2015/01/15/kampanye-antirokok-mtcc-muhammadiyah-akan-terus-berjihad-melawan-rokok-568180

Persiapkan AEC 2015, 18 Mahasiswa Malaysia Belajar Sistem Hukum Indonesia di UMY

$
0
0
 Nasrullah, SH, S.Ag., MCL, (kiri) Martinus Sardi, Drs., M.A., Ph.D (tengah) saat menyampaikan materi Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia, di hadapan 18 Mahasiswa Fakulti Undang-Undang Universitas Kebangsaan Malaysia


Nasrullah, SH, S.Ag., MCL, (kiri) Martinus Sardi, Drs., M.A., Ph.D (tengah) saat menyampaikan materi Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia, di hadapan 18 Mahasiswa Fakulti Undang-Undang Universitas Kebangsaan Malaysia

 

Indonesia salah satu anggota Asean Economic Community (AEC) 2015 di mana Malaysia juga merupakan salah satu anggotanya. Kedua negara ini tentunya akan semakin membutuhkan satu sama lain. Selain itu, keduanya tidak hanya harus saling memahami tentang budaya masing-masing tapi juga sistem hukum yang berbeda. Karena itulah, untuk mempersiapkan hal tersebut, 18 mahasiswa Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengadakan kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk mempelajari sistem hukum yang diajarkan pada mahasiswa serta penerapannya di Indonesia.

Kunjungan yang diikuti oleh 15 mahasiswa Sarjana dan 3 mahasiswa Pascasarjana Fakulti Undang-Undang (Fakultas Hukum) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) tersebut, disambut langsung oleh Direktur Internasional Program for Law and Sharia (IPOLS) UMY, Nasrullah, SH., S.Ag., MCL, di ruang sidang Fakultas Hukum Kampus Terpadu UMY. Kunjungan yang dilakukan pada Kamis (22/01) tersebut  mengangkat tema “Connecting Culture: Intra-Relation of Knowladge Programme 2015″.

Dalam sambutannya, Nasrullah menyampaikan bahwa kunjungan tersebut penting dalam upaya persiapan AEC 2015. Sebab dalam AEC tersebut selain membuka pasar ekonomi di tingkat Asean, hal itu juga akan membuka semua peluang lulusan sarjana hukum dari berbagai Negara, baik dari Malaysia ke Indonesia maupun dari Indonesia ke Malaysia. Para lulusan itu juga berpeluang untuk mengambil peran dalam masyarakat ekonomi Asean, yang akan lebih memfokuskan dirinya pada bidang hukum.

Selain itu, menurut Nasrullah, kunjungan tersebut juga penting dalam meningkatkan pemahaman ilmu hukum baik kepada mahasiswa dari Malaysia maupun mahasiswa FH UMY. Nasrullah menjelaskan bahwa Mahasiswa dari Malaysia bisa memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan belajar mengenai sistem hukum Indonesia, dan sama halnya dengan mahasiswa FH UMY agar bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memahami sistem hukum di Malaysia dengan bertanya ke mahasiswa dari Malaysia.

“Saya melihat kunjungan ini merupakan kunjungan yang penting terhadap pemahaman hukum. Kunjungan ini akan sangat bermakna bagi teman-teman dari Malaysia bahwa Indonesian legal system itu seperti apa. Kita pun harus semakin membuka diri sebagai mahasiswa akan pemahaman tentang common law system,” ujarnya.

Selain itu, Nasrullah juga mengungkapkan bahwa dalam kesempatan ini, pihaknya juga memanfaatkan waktu untuk merubah cara pandang yang keliru  oleh Malaysia terhadap Indonesia. Yaitu pandangan bahwa Indonesia terkenal dengan kotor, pekerja kasar, dan berbahaya. Karena informasi yang diterima melalui media massa yang sering memberitakan kesalahan-kesalahan orang Indonesia di Malaysia. Sehingga pihaknya ingin menyadarkan orang-orang Malaysia bahwa orang Indonesia itu lebih maju dalam banyak bidang.

Nasrullah menambahkan, menurut pengalamannya orang Malaysia yang pernah berkunjung ke UMY, mereka menyadari bahwa banyak kemajuan yang telah Indonesia alami. Ia menjelaskan bahwa orang Malaysia yang pernah datang ke UMY pasti melihat UMY dan Muhammadiyah luar biasa, karena mampu mengembangkan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain secara mandiri.

“Mereka menyadari banyak kemajuan yang telah kita alami, lebih-lebih saat mereka datang ke UMY misalnya, itu sesuatu yang luar biasa, karena tidak ada satu organisasi muslim di Malaysia mampu menggerakkan institusi pendidikan dan kesehatan seperti yang kita lakukan. Dimana Indonesia masyarakatnya lebih mandiri, sementara di sana mereka sudah biasa disubsidi dalam banyak hal, semuanya pemerintah yang melakukan, sehingga saat mereka mengetahui bahwa organisasi Muhammadiyah mampu mengerakkan 170 lebih universitas adalah suatu hal yang luar biasa bagi mereka” imbuh Nasrullah.

Sementara itu, Martino Sardi, Drs., M.A., PhD, dosen FH UMY mengungkapkan bagaimana hukum hak asasi manusia di Indonesia. Ia mencontohkan bahwa di Indonesia setiap orang bebas melaksanakan ibadah dan mengubah kepercayaan, walaupun di dalam Islam tidak dibolehkan untuk mengganti kepercayaan. Akan tetapi dalam praktiknya banyak orang di Indonesia yang merubah kepercayaan tanpa adanya masalah.

“Untuk memahami bagaimana hak asasi manusia berjalan di Indonesia, saya akan mecontohkan bagaimana di Indonesia ini, setiap orang bebas melaksanakan Ibadah dan dilindungi oleh pemerintah. Ada juga yang menganti kepercayaan kepada agama tertentu, di Indonesia bisa, walaupun kita tahu dalam Islam tidak dibolehkan untuk mengganti kepercayaan. Tapi dalam praktik yang berjalan di Indonesia, banyak orang di Indonesia ini yang merubah kepercayaannya tanpa adanya masalah,” ujar dosen Hukum Hak Asasi Manusia ini.

Selain mengikuti kuliah tentang sistem hukum di Indonesia, mahasiswa Fakulti Undang-undang UKM juga diajak untuk melihat-lihat fasilitas dan lingkungan UMY, dengan mengunjungi Laboratorium Ilmu Hukum, Ruang Peradilan Semu, Kelas Program Internasional dan juga sekitar masjid KH. Ahmad Dahlan UMY. (Shidqi)​

 

Mahasiswa PBJ UMY Jadi Delegasi Ke Jepang

$
0
0
Ikhwanul Muslimin saat diwawancara  di Ka. Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogykarta

Ikhwanul Muslimin saat diwawancara di Ka. Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogykarta

Yayasan Japan International Coorperation Center kembali membuka peluang bagi para pemuda Indonesia untuk bisa berkunjung ke Jepang. Melalui progam JENESYS (Japan East Asia Network of Exchange Student and Youth) inilah para pemuda Indonesia  dapat berkunjung ke Jepang. Pelaksanaan program ini akan berlasung selama sepekan yaitu pada tanggal 26 Januari hingga 3 Februari 2014. Pada program ini mereka  juga mendapatkan kesempatan untuk bisa mengenalkan budaya Indonesia di hadapan pemuda dari negara lain. Dan salah satu pemuda yang berkesempatan menjadi delegasi dalam program ini adalah Ikhwanul Muslimin, yang saat ini tedaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Untuk lolos menjadi delegasi dalam program JENESYS ini, sebenarnya bukan hal yang mudah bagi Ikhwanul. Ada beberapa seleksi yang harus dilakukan untuk bisa menapakkan kakinya di negeri sakura tersebut. Tes tertulis dan wawancara menjadi jalan untuk bisa mewujudkan keinginannya.

Pembimbing Ikhwanul, Sonda Sonjaya, S.S., M.Pd mengatakan, untuk bisa apply dalam program JENEYS, Ikhwanul terlebih dahulu harus mengikuti seleksi internal yang dilakukan secara khusus oleh prodi BPJ, karena para peminatnya yang cukup banyak. “Hal pertama yang harus dilakukan oleh peserta terlebih dahulu adalah tes tertulis dan wawancara. Untuk seleksi internal ini dimulai pada bulan  november, dan waktu itu sudah ada belasan peserta yang mengikuti tes tertulis, akhirnya pada tahap wawancara terpilihlah lima mahasiswa, “ jelasnya saat ditemui di ruang Prodi PBJ UMY, Kamis (22/01) .

Pada proses wawancara, lanjut Sonda, kelima mahasiswa tersebut di tes dengan menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Tes tersebut juga bukan hanya pada kemampuan bahasa saja tetapi juga pengetahuan budaya serta kemampuan diri untuk bisa mempromosikan negaranya dihadapan 48 peserta dari seluruh dunia. Dari seleksi wawancara tersebut akhirnya Ikhwanul yang mendapat kesempatan untuk apply ke JENESYS.

Adapun tujuan dari program ini adalah untuk mempererat silaturahim dan memperkenalkan budaya Jepang kepada para pemuda sebagai penopang generasi masa depan. “Sebenarnya tujuan utama dari program ini adalah ajang mempererat pemuda Jepang dengan pemuda di seluruh dunia. Selain itu adanya hubungan diplomasi agar lebih erat lagi, “ papar Sonda lagi.

Sementara itu, Ikhwanul menjelaskan kegiatan yang nantinya akan dilakukan pada program tersebut. Menurutnya, Sesampainya para peserta di Jepang, peserta harus mengikuti beberapa kegiatan yang disiapkan oleh panitia. Di tahun kedua ini JENESYS tahun ini mengusung tema “Japanese Language 13th Batch”. “Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta dalam program ini, antar lain adalah pertukaran budaya, pengetahuan mengenai kehidupan di Jepang, dan penggunaan bahasa Jepang. Sebab tema yang diusung tahun ini adalah tentang bahasa Jepang, “ kata Ikhwanul.

Bukan hanya itu saja, lanjut Ikhwanul, ada pula program rincian yang harus dikembangkan antara lain, melakukan kunjungan ke perusahaan Jepang, mempelajari sejarah dan budaya tradisional di Jepang, mengunjungi sekolah Kofu First High School, Hokuto High School, dan Yamanshi Gakuin University, homestay, dan workshop. “Kunjungan ke perusahaan Jepang ini akan diwakili oleh Strawberry Picking Experience sebagai industri lokal, sedangkan pada industri regionalnya, kami akan mengunjungi Suntory Tennensui Southem Alps Hakushu Factory,” ungkapnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut nantinya peserta akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu group A dan grup B. Namun, sampai saat ini peserta memang belum dibagi, karena belum adanya koordinasi dari panitia. “Sampai saat ini belum ada koordinasi dari pihak panitia, tapi menurut informasi yang didapat untuk penentuan kelompok akan ditentukan setelah tiba di Jakarta nantinya, “ jelas Ikhwanul lagi.

Sementara untuk persiapannya sendiri, Ikhwanul mengakui bahwa persiapan yang saat ini dilakukan masih sebatas pada pakaian dan persiapan presentasi. Ikhwanul pun berencana akan mempresentasikan tentang budaya indonesia terkait dengan pakaian adat Jawa atau batik. “Rencananya nanti saya akan memperkenalkan budaya Indonesia dengan media pakaian adat Jawa atau batik. Karena saya merupakan orang asli Jawa, selain itu kenapa saya pilih batik karena saya asli pekalongan, dan pekalongan kan terkenal dengan batiknya, jadi saya pilih itu, “ jelasnya.

Ikhwanul berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan bisa mengasah kemampuannya dalam berbahasa Jepang. “Selain itu juga, saya berharap bisa lebih mengenali kebudayaan Jepang dan kehidupan asli orang Jepang. Apalagi ada program homestay, jadi bisa lebih mengenal gaya dan kehidupan orang Jepang,” imbuhnya.

 

Syafii Maarif: Kisruh KPK-POLRI, Muhammadiyah Tidak Boleh Diam

$
0
0
Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif saat menyampaikan Orasi dukungannya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi dihadapan ratusan peserta aksi damai Save KPK

Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif saat menyampaikan Orasi dukungannya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi dihadapan ratusan peserta aksi damai Save KPK

Sejak 25 Januari 2015 tepat pukul 19.00 Wib Presiden Joko Widodo telah memanggil pakar hukum dan tokoh masyarakat untuk membentuk tim independen yang akan membantu menyelesaikan kasus kisruh KPK dan POLRI. Presiden dinilai bertindak benar telah memilih orang baik dalam tim independen tersebut karena melalui tim tersebut Presiden diharapkan akan mendengarkan hati nurani rakyat yang mendukung pemberantasan korupsi. Organisasi Muhammadiyah dengan ghirah amar makruf nahi mungkar tidak boleh diam untuk terus mendukung pemberantasan korupsi.

Hal itulah yang disampaikan oleh salah satu anggota tim independen yang baru dibentuk Presiden Jokowi untuk mengatasi kisruh KPK-POLRI, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, saat menyampaikan orasi dukungannya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan didampingi oleh sejumlah pimpinan ortonom Muhammadiyah dan juga pimpinan akademika perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Ratusan massa dari berbagai elemen mahasiswa, dosen dan karyawan UMY memadati lokasi Kegiatan aksi damai dukung KPK, yang dilaksanakan di depan Gedung AR. Fachruddin A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (26/01).

“Pernyataan dari mantan Wakapolri Ogroseno adalah hal yang baik sekali, yang mengatakan bahwa penangkapan Bambang Widjayanto itu tidak sah, saya senang masih ada polisi  yang seperti itu. Ogroseno juga termasuk kedalam tim independen yang dibentuk oleh Presiden, sekali ini presiden benar melilih orang. Saya apresiasi betul, dan mudah-mudahan presiden mau mendengarkan hati nurani rakyat, dan Muhammadiyah dengan amal makruf nahi mungkar tidak boleh diam, harus menjadi yang paling depan dalam dukungannya untuk memberantas korupsi” pekik Buya Syafi’i yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini dalam orasinya.

Selain itu, Rektor Universitas Muhammdiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA dalam kesempatan yang sama mengelorakan semangatnya bahwa akademisi dan seluruh civitas akademika PTM mendukung KPK, agar tetap bekerja secara maksimal dalam memberantas korupsi sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah.

“Kami akademisi dan Civitas Akademika Perguruan Tinggi Muhammadiyah memberikan dukungan moral kepada KPK agar tetap terus bekerja secara maksimal, melakukan pemberantasan korupsi sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah. Bahwa kami prihatin dengan rivalitas lembaga penegak hukum dan akhirnya justru menguntungkan para koruptor,” sahut Prof, Bambang Cipto.

Sedangkan Pimpinan Pusat Aisyiyah Noordjanah Djohantini menaruh harapan yang begitu tinggi dengan situasi panas karena disinyalir telah terjadi upaya melemahkan KPK, baik secara individu maupun secara kelembagaan dengan cara yang sistematis. Dirinya juga menjelaskan bahwa sebagai perempuan Muhammadiyah, ia menyatakan sikapnya untuk memberikan dukungan penuh kepada KPK agar fokus terhadap pemberantasan korupsi.

“Lebih dari 15 juta warga Asyiyah seluruh Indonesia menaruh harapan yang begitu tinggi dengan situasi akhir-akhir ini. Sejak hari Jum’at sampai hari ini kita telah dipertontokan dimana upaya penegakan hukum, upaya pemberantasan korupsi telah diganggu oleh banyak pihak, baik secara individu maupun secara kelembagaan dengan cara yang sistematis. Untuk itu sebagai perempuan Muhammadiyah menyatakan sikap terhadap seluruh kriminalisasi yang dilakukan oleh siapapun dalam bentuk apapun, khususnya kepada KPK dengan sunguh-sunguh memberantas korupsi. Untuk itu para perempuan Muhammadiyah bisa bergabung dengan seluruh rakyat Indonesia untuk menyatakan Save KPK, hidup KPK!!!” pekiknya.

Dalam aksi damai dukung KPK tersebut, selain tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Dr. Chairil Anwar, Prof. Abdul Munir Mulkan, Dr. Said Tuhuleley, Afnan Hadikusumo, mantan rektor UMY Ir. Dasron Hamid, M,Sc. dan Pimpinan Pusat Aisyiyah Noordjanah Djohantini, kegiatan ini juga dihadiri 14 Pimpinan PTM diantaranya Rektor UMY, Rektor UMS, Rektor UAD, Ketua STIKES Aisyiyah, Rektor UMMagelang, Asosiasi Pascasarjana PTM, Asosiasi Fakultas Hukum PTM, Asosiasi Ilmu Pemerintahan PTM, Asosiasi Ilmu Ekonomi PTM, Asosiasi Ilmu Kedokteran PTM, Asosiasi Ilmu Keperawatan PTM, Asosiasi Ilmu Agama Islam PTM, Asosiasi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris PTM dan Ortonom Muhammadiyah. (Shidqi)

 

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live