Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Pengumuman Wisuda Periode I 2014/2015


Informasi Orientasi Studi Dasar Islam (OSDI)

$
0
0

Kegiatan OSDI merupakan salah satu bentuk perkaderan dalam muhammadiyah yang tidak hanya sekedar transfer ilmu tetapi juga menekankan penghayatan nilai-nilai inti ajaran islam dengan sentuhan qalbu sambil mendekatkan dengan problem yang sedang dan akan dihadapi mahasiswa selaku intelektual muda.

PRA OSDI  

28, 29, 30 Agustus 2014 : Pembukaan stand OSDI untuk Registrasi/mengisi Data OSDI dan melihat kafilah/ kelompok masing-masing.
Waktu : 09.00 – 15.00 WIB
Tempat  : Stand OSDI di masing-masing Fakultas

 

OSDI

4 September 2014 : Osdi Putra
5 September 2014 : Osdi Putri
Waktu : 06.00 – selesai

 

PASCA OSDI

7 – 8 September 2014             : Placement Test (Tes Al-Qur’an)

 

KETENTUAN OSDI

a. Mahasiswa Putra :

i. Memakai baju taqwa / busana muslim lengan panjang

ii. Mengenakan peci warna hitam

iii. Memakai celana panjang warna hitam (bukan jeans)

iv Memakai sepatu warna hitam / gelap

v. Tidak berambut gondrong atau dicat warna

vi. Tidak memakai anting

vii. Tidak merokok

viii. Tidak membawa senjata tajam

ix. Tidak memakai / membawa obat-obatan terlarang (NARKOBA)

 

b. Mahasiswa Putri :

i. Memakai busana muslimah / baju putih lengan panjang (tidak ketat

dan tidak transparan)

ii. Memakai kerudung / jilbab warna putih

iii. Mengenakan jas almamater

iv Memakai rok atau baju panjang warna hitam (bukan jeans)

v  Memakai sepatu warna hitam / gelap

vi. Tidak memakai perhiasan yang mencolok

vii. Tidak memakai / membawa obat-obatan terlarang (NARKOBA)

 

PERLENGKAPAN yang wajib dibawa  Ketika OSDI:

  1. Alat tulis menulis
  2. Perlengkapan sholat
  3. Obat-obatan pribadi
  4. Buku Panduan (akan dibagikan ketika Mataf)
  5. Tas Kresek/ Plastik untuk membawa/ menyimpan sepatu di masjid
  6. Peserta wajib menyumbangkan 1 buah Al-Qur’an dikumpulkan dan diserahkan kepada pemandu dan kafilahnya masing-masing, yang nantinya akan disumbangkan untuk perpustakaan masjid.
  7. Selama kegiatan OSDI tidak diperkenankan meninggalkan kampus.

 

Informasi lebih lanjut bisa menghubungi :

Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)

Telp. (0274) 387656

pesawat 154 atau 147.

Masjid KHA Dahlan lantai 1 (sayap selatan).

 

UMY Lepas 27 Mahasiswanya Menuju PIMNAS Ke-27

$
0
0

Tim PIMNAS UMY foto bersama pimpinan UMY

Sebanyak 27 mahasiswa yang tergabung dalam 6 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hari ini (23/8) resmi dilepas oleh Rektor UMY Dr. Bambang Cipto, MA dan Wakil Rektor III Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., Msc. Eng di Lobi Rektorat Gedung Ar. Fachruddin A, lantai satu kampus terpadu UMY untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. UMY juga mengaku telah siap mengirimkan delegasinya untuk mengikuti ajang bergengsi tahunan dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) RI ini, yang akan diselenggarakan pada 25 hingga 29 Agustus 2014.

Dalam upacara pelepasan tersebut Dr. Bambang Cipto, MA mengungkapkan rasa bangganya terhadap mahasiswa-mahasiswa UMY yang turut bersaing untuk mengaharumkan nama UMY di kancah nasional. Ia juga mengatakan, semangat luar biasa yang dibawa oleh tim PKM tersebut harus tetap dijaga. “Selain itu, semangat sebagai mahasiswa di kampus yang Muda Mendunia juga harus dibawa hingga PIMNAS usai,” ujarnya.

Kredo Muda Mendunia yang dimiliki UMY menurut Bambang juga menjadi beban berat tersendiri bagi mahasiswa. Sebab menurutnya, di usia UMY yang masih tergolong muda yakni 33 tahun, seluruh civitas akademika UMY harus berani bersaing di kancah nasional dan internasional. “Karena itu kami berharap, semoga dengan semangat yang kalian bawa ini bisa menjadikan tim ini yang terbaik. Dan semoga apa yang kalian peroleh nantinya bisa memberi manfaat bagi diri kalian sendiri sebagai mahasiswa, khususnya juga bagi universitas, keluarga, dan masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kontigen tim PKM UMY, Sugito S.IP., MSi mengatakan, 6 tim PKM yang berhasil lolos ke PIMNAS ke-27 tersebut merupakan tim-tim yang lolos seleksi dalam Montoring dan Evaluasi (Monev) Dikti. Dari 113 proposal penelitian yang berhasil didanai oleh Dikti, 6 proposal diantaranya adalah milik 6 tim PKM yang lolos PIMNAS tersebut. “Tahun ini kami berhasil mengirimkan 6 tim PKM menuju PIMNAS, karena tahun lalu hanya ada 2 tim dalam 1 jenis penelitian. Sedangkan tahun ini sudah terdiri dari berbagai penelitian, yakni PKM-Penelitian, karsa cipta (PKM-KC), pengabdian masyarakat (PKM-M), dan kewirausahaan (PKM-K),” jelasnya.

Untuk PKM-KC, lanjut Sugito, ada karya mahasiswanya berupa stetoskop wireless. Alat ini menurutnya digunakan untuk mendekteksi jantung manusia dengan cara yang syar’i. “Maksudnya syar’i di sini karena para mahasiswa itu terinspirasi dari para dokter dan perawat yang berjilbab. Jika mereka menggunakan jilbab, proses untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop itu akan menganggu penampilan mereka. Karena mereka harus membuka jilbabnya di bagian telinga, padahal telinga itu juga merupakan aurat perempuan yang tidak boleh terlihat. Maka dibuatlah alat stetoskop wireless ini, para dokter atau perawat tidak perlu lagi memasangkan stetoskop melalui telinga untuk mendengar detak jantung pasien. Selain itu, hasil detak jantung tersebut juga dapat direkam untuk penelitian,” jelasnya.

Selain stetoskop wireless, pada jenis PMK-KC ini juga ada alat pendekteksi tegangan listrik. Alat ini berguna untuk mengurangi penggunaan listrik di rumah tangga sehingga tidak terjadi overload atau kelebihan pemakaian. Kemudian untuk PKM-M, terdapat penelitian berupa pengabdian kepada masyarakat untuk kaum difable, dengan memberikan pelatihan kepada kaum difable untuk membuat karya seni yang bernilai jual tinggi. Selain itu juga ada pemberian pelatihan jurnalistik kepada anak-anak jalanan. “Hal ini berguna untuk mengangkat derajat anak jalanan. Hasil dari pelatihan ini pun berupa buku dan hasil reporter anak-anak jalanan. Sedang untuk PKM-K yaitu pembuatan bahan bakar dari natrium alkohol dan lilin. Pangsa pasar alat ini adalah untuk anak-anak mapala dan rumah tangga dalam skala kecil. Dan pada PKM-P ada penelitian mengenai adanya kegelisahan masyarakat terhadap hasil lembaga survey dalam pemilihan presiden tahun 2014, dan hasil dari penelitian tersebut menegaskan bahwa masyarakat kurang percaya dengan hasil lembaga survey yang beredar di media massa,” imbuhnya.

Sugito juga berharap dari beberapa penelitian yang berhasil dilakukan oleh mahasiswa UMY ini, nantinya bisa membuahkan hasil yang baik, khususnya dalam ajang PIMNAS ke-27 kali ini. “Kami tentunya berharap bisa menjadi yang terbaik dalam PIMNAS ini. Targetnya, kami bisa mencapai 10 besar. Dan kami juga sudah siap untuk berkompetisi dalam PIMNAS ke-27 besok,” ungkapnya.

Tribun News: Mahasiswa UMY Bawa Karya Stetoskop Syar’i di PIMNAS 27

$
0
0

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sebanyak 27 mahasiswa yang tergabung dalam enam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi dilepas oleh Rektor UMY Bambang Cipto dan Wakil Rektor III Sri Atmaja P. Rosyidi untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 2014. Pelepasan tersebut di lakukan di Lobi Rektorat Gedung Ar. Fachruddin A, lantai satu kampus terpadu UMY, Sabtu (23/8). Untuk tahun ini gelaran PIMNAS dilaksanakan di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada 25 hingga 29 Agustus 2014.

 

 

Selengkapnya

http://jogja.tribunnews.com/2014/08/23/mahasiswa-umy-bawa-karya-penelitian-stetoskop-syari-di-pimnas/

Simposium Nasional II Sebagai Resep Ilmiah Pemerintahan Baru Jokowi-JK

$
0
0

Simposium Nasional II yang bertemakan “Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian 2014-2015″, menjadi salah satu resep ilmiah yang akan diusulkan oleh Forum Ilmuwan Indonesia bagi pemerintahan baru Jokowi-JK. Simposium ini merupakan kelanjutan atau penjabaran dari hasil-hasil Simposium Nasional Jalan Kemandirian Bangsa yang dilangsungkan di Jakarta pada 11 Maret 2014 lalu, sedangkan Simposium Nasional II telah dibuka oleh Presiden Terpilih Ir. H. Joko Widodo pada 18 Agustus 2014 di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Tulus Warsito, Ketua Forum Ilmuwan Indonesia dalam acara jumpa pers pada Rabu (27/8) di Kampus Terpadu UMY. Acara Simposium ini sendiri diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Jokowi dan Forum Ilmuwan Indonesia bekerjasama dengan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Prof Tulus juga mengatakan bahwa gagasan besar yang dihasilkan dari Simposium Nasional II nantinya yang akan dijadikan referensi keilmuan bagi pemerintahan yang baru. “Atau dengan kata lainnya, kita ingin memberikan suatu resep ilmiah bagi pemerintahan yang baru, atau bagi siapa pun yang akan mengolah pemerintahan Indonesia ini ke depan,” ungkapnya.

Tulus juga menyampaikan bahwa Simposium tersebut juga bertujuan untuk mengawal pemerintahan baru yang kini dipegang oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Jokowi-JK. “Karena kita sudah mendukungnya maka ke depan seharusnya kita juga yang bertanggungjawab, kalau pemerintahan itu mencle. Karena kita yang sudah terlanjur menjadi kokinya. Karena itu apa yang kita lakukan ini diharapkan bisa menjadi suntikan kebaikan pada pemerintahan yang baru,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Rektor Atma Jaya Yogyakarta, Dr. Rogatianus Maryatmo, MA. Dirinya mengaku sepakat untuk mengawal apa yang sudah menjadi pilihan bersama. Sebab menurutnya, hal itu sudah menjadi konsekuensi dari sebuah pilihan. “Kita telah sepakat untuk mengawal apa yang sudah menjadi pilihan. Karena itu adalah konsekuensi dari pilihan kita. Selain itu, melalui Simposium Nasional kedua ini kami juga sepakat untuk mendukung cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P mengharapkan adanya simposium tersebut bisa menjadi masukan atau koreksi bagi pemerintahan yang baru. Selain itu juga menghasilkan solusi nyata bagi permasalahan bangsa. “Kami harap hasil dari simposium ini juga bisa menjadi suatu masukan atau rekomendasi, atau mungkin juga sebagai koreksi bagi pemerintahan. Tapi bukan hanya itu saja, bukan hanya usulan bagi pemerintahan baru yang dihasilkan, tapi juga ada solusi nyata untuk permasalahan bangsa dari forum ini,” jelasnya.

Gunawan juga menambahkan, bahwa simposium tersebut merupakan sebuah perantara untuk melihat format Indonesia setelah Pilpres. Hal ini dalam artian membicarakan mengenai dua tokoh sebagai aset nasional, bukan semata-mata sebagai aset partai. “Jokowi dan JK itu adalah aset nasional, sehingga menjadi sangat layak bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia akademik untuk menciptakan format Indonesia yang mandiri, berdaulat dan berkepribadian,” imbuhnya.

Adapun Simposium Nasional II ini dirancang dengan format baru melalui panel-panel simposium tersebut tidak hanya diselenggarakan di Yogyakarta saja. Namun juga di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bogor, Solo, Malang, Surabaya, Makasar, Banjarmasin, Pontianak, Denpasar, dan Ambon. Sementara panel simposium yang diselenggarakan di Yogyakarta akan bertempat di Universitas Janabadra, Universitas Atma Jawa Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Kristen Indonesia, dan Program Pascasarjana UMY. Sedang penutupannya akan diselenggarakan pada 10 September 2014 mendatang di Kampus Terpadu UMY.

540 Mahasiswa UMY Ikuti Pembekalan Pendamping OSDI 2014/2015

$
0
0

Para Pemandu OSDI 2014/2015 saat mengikuti pembekalan pemandu OSDI di lantai dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY

Sebanyak 540 mahasiswa UMY hari ini, Rabu (27/8) mengikuti pembekalan pendamping atau pemandu Orientasi Dasar Studi Islam (OSDI) 2014/2015. Pembekalan OSDI ini bertempat di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan Kampus Terpadu UMY. OSDI sendiri merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru UMY pada tiap tahunnya, dengan lebih mengkhususkan pada pemberian pengetahuan dan pehaman dasar mengenai ke-Islaman.

Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Al-Islam (LPPI) UMY, Dr. Khaeruddin Hamsin, MA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa OSDI merupakan tahapan pertama dalam pembinaan ke-Islaman bagi mahasiswa baru angkatan 2014/2015. Kemudian pada tahapan kedua, mahasiswa baru akan mengikuti Placement Test Al-Qur’an guna mengetahui sejauh mana kemampuan bacaan mereka. “Dan dalam pembinaan berikutnya, mahasiswa akan mendapatkan materi-materi ke-Islaman dalam Kuliah Intensif Al-Islam (KIAI) dan Pendampingan Agama Islam (PAI). Selain itu, mahasiswa juga akan mendapatkan materi bidang akademik seperti Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang disampaikan dalam perkuliahan,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I UMY, Dr. Gunawan Budiyanto, MP, mengarahkan agar seluruh Pemandu OSDI menjadi garda terdepan dalam membuktikan UMY sebagai kampus yang Unggul dan Islami. Gunawan pun memberikan tantangan pada semua pemandu OSDI untuk bisa menyemarakkan masjid KH. Ahmad Dahlan dengan selalu mengikuti dan menjalani shalat jama’ah di masjid tersebut. “Bisakah saudara-saudara ini menarik semua mahasiswa yang ada di kantin saat adzan Dzhuhur dikumandangkan, untuk datang shalat jama’ah ke Masjid? Para pemandu OSDI ini harus bisa menjadi garda terdepan untuk membuktkan kampus kita sebagai kampus yang Unggul dan Islami. Dan salah satu caranya adalah dengan menyemarakkan masjid dengan shalat jama’ah itu,” ungkapnya.

Pembekalan OSDI ini juga diisi oleh dosen Ilmu Komunikasi UMY, Aly Aulia, Lc., M.Hum dan dosen AIK UMY, Juanda S.Ag., MA. Keduanya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi OSDI serta teknik-teknik kepemanduan.

UMY PTS Terbaik Dalam Gelaran PIMNAS 27 Undip

$
0
0

Tim PKM-M “Difabel House” peraih dua medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-27 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, setibanya di Kampus Terpadu UMY, Jum’at (29/8).

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang masuk dalam peringkat 10 besar gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, yang diselenggarakan sejak 25 hingga 29 Agustus 2014. Pada malam puncak penutupan dan pengumuman pemenang tadi malam, Kamis (28/8), UMY berhasil meraih posisi ke-6 setelah UGM, ITS Surabaya, Unibraw Malang, IPB dan Unair. UMY juga berhasil mengalahkan Universitas Negeri Malang, Undip, Politeknik Negeri Perkapalan Surabaya, dan UNY.

Dr. Rizal Yaya, salah satu pembimbing tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) “Difabel House” mengatakan bahwa, UMY berhasil meraih posisi keenam dalam PIMNAS ke-27 tersebut karena perolehan medali yang dibawa oleh mahasiswa bimbingannya. UMY tercatat sebagai pemenang dengan dua medali emas dan satu medali perunggu. “Dua medali emas ini kami dapatkan dari dua kategori penilaian, yakni poster dan presentasi untuk PKM-M. Sementara untuk medali perunggunya pada kategori poster untuk PKM Karsa Cipta (PKM-KC),” ungkapnya.

Rizal juga memaparkan, dua medali emas yang diperoleh tersebut berasal dari satu tim yang sama, yakni tim PKM-M “Difabel House”. Sementara untuk medali perunggunya diraih oleh tim PKM-KC “Stetoskop Wireles”. “Dalam PIMNAS tersebut ada 20 kelas. Setiap kelas ada 20 tim PKM, dan pada masing-masing kelas itu disediakan dua medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu untuk tim PKM terbaik untuk masing-masing kategori presentasi dan poster. Nah tim PKM-M “Difabel House” memenangkan emas untuk kategori poster dan presentasi. Jadi satu tim ini berhasil meraih dua emas, dan sepertinya juga menjadi satu-satunya tim PKM yang mendapatkan dua medali emas dalam kelas itu,” paparnya.

Sementara itu, Weni Septi Susanti selaku ketua tim PKM-M “Difabel House” menjelaskan bahwa “Difabel House” tersebut merupakan kegiatan pengabdian yang dilakukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (difabel). Pengabdian yang mereka lakukan tersebut dalam bentuk pelatihan kesenian, yakni seni lukis dan seni tulis. “Ada 25 peserta yang ikut dalam pelatihan ini, dan dari 25 peserta itu dibagi perkelas, sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Untuk kelas seni lukis ada peserta tuna rungu dan tuna wicara, sedangkan untuk kelas seni tulis pesertanya adalah anak-anak yang tuna rungu dan tuna netra,” jelasnya.

Weni juga mengungkapkan bahwa 25 peserta tersebut berasal dari semua Sekolah Luar Biasa (SLB) di Yogyakarta yang telah mereka seleksi. Seleksi itu dilakukan juga untuk mengetahui bakat mereka. Selain itu, menurut Weni, pelatihan yang dilakukan oleh timnya tersebut ternyata menarik minat dan antusias para peserta. “Respon mereka sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Mereka juga berharap agar pelatihannya tidak berhenti di sini saja. Karena selama pelatihan dari Maret hingga Juli kemarin, mereka sudah bisa menghasilkan karya berupa lukisan di atas kertas, lukisan di helm, di kanvas, serta buku antologi cerpen dan puisi. Hasil karya mereka ini juga sudah kami pamerkan pada 12 sampai 13 Juli kemarin di Tamansiswa,” ungkap mahasiswi angkatan 2012 Fakultas Ekonomi UMY ini lagi.

Di sisi lain, Weni juga mengaku senang dan tidak menyangka jika hasil karya dan kerja tim PKMnya bisa menghasilkan dua medali emas. Ia juga mengaku bangga bisa membawa nama baik UMY menjadi satu-satunya PTS yang masuk dalam 10 besar PIMNAS ke-27. “Kami berharap, semoga ini bukan akhir, tapi menjadi awal dari prestasi kami. Dan kami harap tahun depan UMY bisa juara lagi, dan bisa jadi juara umum,” imbuhnya.

Adapun tindak lanjut dari pelatihan tersebut, Weni bersama timnya yakni Egi Pranajaya, Ida Solekah, Reni Apriani, dan Sabila Yusrina akan meneruskan pelatihan dan memfasilitasi peserta dengan cara membuka Online Shop dan Diffable Corner. “Kami berencana akan membuat Diffable Corner di Taman Pintar. Hal ini agar para diffable punya tempat khusus untuk bisa berkarya dan kami sudah mengirimkan proposal pengajuan pada Taman Pintar. Selain itu, kami juga akan membuka Online Shop untuk menjual hasil karya kesenian dari para peserta “Diffable House” ini,” pungkasnya.

Silahturrahim Dengan Anggota TNI, UMY adakan “Green Campus 2014″

$
0
0

Civitas akademika UMY, anggota TNI serta Polsek Bantul tengah bersiap untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar kampus

Setelah meraih penghargaan Green Campus 2014 dari Indonesia Green Award, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terus menunjukkan kepeduliannya terhadap kehijauan lingkungan kampusnya. Kali ini bersama-sama dengan anggota TNI Kodim 0729 Bantul dan Kapolsek Bantul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat (29/8) menyelenggarakan “Green Campus 2014″ bersama seluruh civitas akademika kampus UMY untuk bergotong royong membersihkan lingkungan Kampus Terpadu UMY.

Kegiatan “Green Campus 2014″ ini diawali dengan senam bersama dan dilanjutkan dengan serah terima seratus pohon Trembesi dari KODIM 0729 Bantul yang langsung diserahkan oleh Komandan Kodim 0729 Bantul, Letnan Kolonel Kaveleri Tumadi dan diterima oleh Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P.

Dalam sambutannya, Tumadi mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada UMY yang telah menerima anggotanya untuk mengadakan penghijauan bersama-sama di kampus UMY. Sebab menurutnya, ketika masih masa pemerintahan orde lama, kampus tidak bisa bekerjasama dengan TNI. Karena dulu, kampus itu tertutup untuk ABRI dan TNI. “Saya ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada UMY yang telah menerima anggota kami untuk mengadakan penghijauan bersama-sama di kampus ini. Karena lewat acara ini menunjukkan bahwa sebenarnya kampus dengan anggota TNI itu juga bisa bekerja bersama-sama​,” paparnya.

Tumadi juga menyatakan bahwa dirinya percaya kampus merupakan tempat pencetak generasi pemuda yang dapat memimpin masa depan. “Saya percaya, kampus adalah tempat untuk mencetak generasi muda yang dapat memimpin masa depan bangsa. Karena kampus itu merupakan tempat yang strategis untuk membantu pemerintah dalam melakukan pembangunan bagi negara. Dari sanalah generasi muda yang diharapkan oleh masa depan bangsa, akan lahir,” paparnya.

Tumadi juga berharap, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan sekali saja, namun juga dapat berjalan seterusnya. “Sehingga melalui kegiatan semacam ini lingkungan di sekitar kampus, khususnya kampus UMY dapat terjaga dengan baik,” imbuhnya.

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP juga berharap kegiatan yang bertemakan “UMY Green Campus 2014″ ini dapat memicu mahasiswa untuk lebih peduli kepada lingkungan. “Dengan demikian kita dapat mempertahankan gelar “Green Campus Award” yang sudah tiga kali berturut-turut diperoleh UMY. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini juga untuk menyatu padukan program yang dimiliki Kodim yaitu Jumat Bersih, Sabtu Hijau, dan Minggu sehat,” ungkapnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh 100 dosen dan karyawan, 100 mahasiswa UMY, 50 anggota TNI Kodim Bantul, serta 30 Musyawarah Pimpinan Daerah Bantul (MUSPIDA) ini berjalan dengan sangat meriah. Dalam kegiatan ini, sebanyak 100 pohon juga ditanam tepatnya di utara lapangan bola UMY. Penanaman 100 pohon tersebut dilakukan oleh Wakil Rektor I UMY, Dr. Gunawan Budiyanto, MP,Letnan Kolonel Kaveleri Tumadi, serta dibantu oleh para dosen, karyawan, mahasiswa, anggota TNI Bantul, dan anggota Polsek Bantul.


Teknik Mesin UMY Ajak Alumni Bantu Upgrade Kurikulum Baru

$
0
0

Diskusi Prodi Teknik Mesin UMY dan Alumninya

Menjalin hubungan baik antara alumni dengan prodi di setiap universitas merupakan hal yang sangat penting. “Sebab selain bersilahturrahim, hal ini dapat jug​a meningkatkan kualitas program studi karena mendapat masukkan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap di dunia kerja,” ungkap Ketua Program Studi Teknik Mesin UMY, Novi Caroko, S.T, M.Eng ketika menggelar acara “Reuni Akbar Teknik Mesin” pada Sabtu (30/8) di Lobi Fakultas Teknik UMY yang turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik Jazaul Ikhsan, Ph. D, anggota PII (Persatuam Insinyur Indonesia) Ir. Suhada, MBA, 20 alumni dan 10 undangan untuk orang tua mahasiswa baru.

Sedangkan Ir. Suhada, MB dari PII dalam diskusinya menyampaikan menegaskan tantangan di dunia keinsinyuran bagi masyarakat ekonomi di ASEAN, “bahwa di dunia keinsinyuran perlu adanya standar kompetensi dan sertifikasi keahlian,” papar Suhada.

Beliau juga memaparkan bahwa di dalam dunia keinsinyuran perlu adanya standarisasi karena dengan adanya standarisasi maka dapat diukur kesiapan seseorang untuk terjun di dunia kerja. Terutama di dunia internasional, yang menuntut adanya sertifikasi keahlian agar setiap lulusan insinyur dapat diperhitungkan ketika masuk dalam dunia kerja era globalisasi.

Untuk mengawali itu semua maka Prodi Jurusan Teknik Mesin ini membuka diskusi antar prodi dan alumni untuk mengupgrade kurikulum yang dimiliki oleh Prodi. “Sebenarnya upgrade kurikulum memang setiap ajaran baru selalu kita lakukan hal ini guna memperbaiki kurikulum yang sebelumnya menjadi lebih baik, jadi secara tidak langsung kami dapat mencetak lulusan Teknik Mesin yang berkualitas dan siap terjun di duni kerja,” jelas Novi Caroko, S.T., M.Eng.

“Prodi Teknik Mesin UMY ini sudah sangat baik dalam memberikan materi atau kurikulum bagi mahasiswanya, namun yang harus lebih ditingkatkan disini adalah softskill bagi mahasiswa. Misalnya dengan meningkatkan kemampuan bahasa mereka yang nantinya akan digunakan untuk persiapan dalam wawancara pekerjaan di perusahaan selain itu kemampuan komunikasi agar mereka bisa survive di lingkungan kerja mereka nantinya, ” ungkap Faruq Assegaf, S.T selaku alumni Teknik Mesin tahun 2005.

Faruq Assegaf, S.T menambahkan bahwa melalui acara ini Prodi dan alumni juga dapat memberikan keuntungan diantara keduanya. Misalnya menjadikan penguhubung antara Prodi dengan perusahaan yang menjadi tempat kerja alumni. Sehingga alumni secara tidak langsung dapat memberikan informasi perekrutan magang yang ada dalam perusahaan tersebut, sehingga hal ini dapat memperluas jaringan kerja sama prodi dengan perusahaan.

Novi Caroko, S.T., M.Eng berharap acara ini dapat terus dilaksanakan dan dijadikan event tahunan di Prodi Teknik Mesin, dapat meningkatkan jaringan atau hubungan yang baik antara Prodi Teknik Mesin UMY dengan perusahaan, dan dengan adanya pengupgradean kurikulum nantinya Prodi Teknik Mesin dapat meluluskan mahasiswanya yang siap didunia kerja. (Annisa)

UMY Kembali Berikan Beasiswa Pendidikan Dokter Bagi Siswa Siswi Panti Asuhan

$
0
0
Wakil Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc menyerahkan SK beasiswa pendidikan dokter kepada mahasiswa baru UMY.

Wakil Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc menyerahkan SK beasiswa pendidikan dokter kepada mahasiswa baru UMY.

Silaturrahim antara pimpinan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan para wali Mahasiswa Baru (Maba), sudah menjadi agenda tahunan UMY. Pada tahun ajaran 2014/2015 ini, UMY juga kembali mengadakan silaturrahim dengan para wali Maba. Silaturrahim yang diselenggarakan Minggu (31/8) pagi di Sportorium Kampus Terpadu UMY itu juga disertai penyerahan SK beasiswa pendidikan dokter dan Bidik Misi bagi para mahasiswa baruUMY.

Dr. Siti Dyah Handayani, SE., M.M selaku Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UMY mengatakan, bahwa ada 6 mahasiswa yang tahun ini menerima beasiswa Pendidikan Dokter, dan 42 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Untuk tahun ini, menurutnya ada perbedaan pemberian beasiswa pada program beasiswa pendidikan dokter. Jika selama tiga tahun terakhir berturut-turut, beasiswa yang diberikan merupakan kerjasama antara UMY dengan Health Professional Education Quali​ty (HPEQ) Dikti, maka tahun ini beasiswa yang diberikan pada 6 mahasiswa kedokteran itu full diberikan oleh UMY, sebagaimana kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Badan Pembina Harian (BPH) UMY untuk terus melanjutkan program beasiswa kedokteran. Beasiswa tersebut juga diberikan hingga mereka menempuh pendidikan profesi dokter.

Dengan begitu, beasiswa kedokteran kali ini sudah memasuki tahun keempat. Beasiswa kedokteran ini nantinya juga akan tetap diberikan pada setiap tahunnya bagi siswa-siswi terbaik yang berasal dari Panti Asuhan Muhammadiyah atau Aisyiyah dan Pesantren Muhammadiyah di Indonesia. Adapun mahasiswa-mahasiswi yang menerima beasiswa program Pendidikan Dokter ini ialah, Fajar Ikhwanul Farhan (Ponpes Darul Arqom Muhammadiyah Garut), Syaifudin (PAY Piatu Fakir-Miskin Daarul Hikmah Borobudur), Erik Widyantoro (PA Muhammadiyah Ponorogo), Irhamni Istiqomah (PA Muhammadiyah Tuksono Kulonprogo), Rika Mega Selfia (PA Putri Aisyiyah Sumbersari Jember), dan Zulaeha Misrayana (Panti Asuhan Amrullah Aisyiyah Cabang Limbung Gowa, Sulawesi Selatan). Beasiswa yang diberikan pada putra-putri Muhammadiyah ini berupa pembebasan biaya pendidikan semenjak semester 1 hingga selesai menempuh jenjang profesi, biaya hidup, biaya buku dan penelitian selama perkuliahan, bahkan beasiswa ini memberikan peserta penerima berupa fasilitas asrama selama dua semester.

Wakil Rektor I Bidang Akademik UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto,M.P mengatakan pemberian beasiswa tersebut merupakan salah satu upaya UMY untuk menciptakan dokter-dokter Muhammadiyah. Para mahasiswa tersebut, tambahnya, akan dipantau kemampuannya menghafalkan Al-Qur’an selama menmpuh pendidikan di UMY. Sehingga ia berpesan kepada para mahasiswa baru itu untuk meningkatkan hafalan Al-Qur’annya. Gunawan juga mengungkapkan, pihaknya memberikan perhatian khusus bagi siswa-siswi Muhammadiyah yang berada di bagian timur Indonesia dan tidak hanya berasal dari Pulau Jawa. Sehingga ia berharap ke depannya akan makin banyak jumlah mahasiswa dari daerah tersebut yang menerima beasiwa itu. Ia berterima kasih kepada wali mahasiswa UMY karena beasiswa tersebut berasal dari Dana Pengembangan Pendidikan yang dibayarkan para wali murid kepada UMY.

“Ke depan diharapkan saudara-saudara kita dari bagian timur Indonesia. Semoga ini menjadi ridho Allah, amal jariyah bapak ibu sekalian,” katanya pada acara silahturrahim yang digelar Minggu (31/8) itu.

Sementara untuk beasiswa bidikmisi, Dyah menambahkan, beasiswa yang diberikan berupa pembebasan biaya kuliah hingga semester 8 dan mendapatkan biaya hidup. Beasiswa bidikmisi ini juga merupakan kerjasama antara UMY dengan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) RI. Penerima beasiswa Bidikmisi ini pun akan menjalani masa kuliahnya di UMY pada beberapa fakultas yang telah tercatat sebagai fakultas dan program studi terakreditasi A di bawah naungan Dirjen Dikti, yakni Ilmu Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, dan Ilmu Hukum.

Pada sisi lain, Dyah juga menambahkan bahwa jumlah mahasiswa UMY tahun ini sebanyak 5772 mahasiswa. Jumlah ini memang menurun jika dibandingkan tahun ajaran 2013/2014 yang mencapai angka 6 ribu. Hal ini menurutnya karena UMY ingin tetap fokus pada kualitas. Karena itulah jumlah maba tahun ini dibatasi, selain agar rasio dosen dan mahasiswanya seimbang, juga untuk meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa.

Sementara untuk penggunaan kelas, menurut Dyah, UMY tetap mengambil alternatif dengan menjalankan kelas malam. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa internasional nantinya juga akan memiliki kelas baru, di gedung baru Pascasarjana UMY. Dengan begitu, kelas yang dulunya ditempati mahasiswa internasional, bisa digunakan untuk kelas-kelas lainnya.

Adapun jumlah mahasiswa terbanyak tahun ini tercatat berada di Fakultas Hukum sebanyak 517 mahasiswa. Kemudian Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Manajemen sebanyak 513 mahasiswa, dan Ilmu Hubungan Internasional sebanyak 398 mahasiswa. (Sakinah & Fahmy)

UMY Sambut Mahasiswa Baru Dengan Konsep Yang Unik

$
0
0

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyambut mahasiswa baru yang berjumlah 5772 orang untuk tahun 2014. Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru yang dilaksanakan pada Senin (1/9) di Sportorium Kampus Terpadu UMY kali ini memiliki konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya. “Dalam pembukaan ini kami memiliki konsep yang berbeda, selain menghadirkan acara-acara yang menarik, di awal pembukaan ada pengambilan gambar menggunakan pesawat tanpa awak (Drone) dari BHP (Biro Humas dan Protokol) UMY,” ungkap Ahmad Nizar selaku ketua Mataf UMY 2014.

Mahasiswa Baru UMY juga diberi sajian hiburan berupa persembahan dari PSM (Paduan Suara Muhammadiyah), Drum Corp UMY, Tapak Suci, Seni Tari Karawitan UMY, serta menampilkan pembawa acara dengan menggunakan enam bahasa. “Enam bahasa tersebut yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Jawa, Jepang, dan Cina,” ungkapnya.

Ahmad Nizar juga mengungkapkan bahwa penampilan-penampilan UKM yang tampil pada acara pembukaan MATAF 2014 sekaligus merupakan persiapan mereka untuk maju dalam perlombaan. “Selain itu, dalam penampilannya kami sengaja menampilkan Seni tari dan karawitan. Hal ini berguna untuk meningkatkan rasa kecintaan mahasiswa terhadap budaya yang ada di Indonesia, ” tambahnya.

Adapun tema yang diusung oleh panitia tahun ini tidak berbeda jauh dengan jargon UMY “Muda Mendunia”, yaitu “Menuju UMY Lebih Berprestasi”. Tema ini dimaksudkan bahwa UMY tahun ini memiliki berbagai prestasi yang diraih baik di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih antara lain mendapatkan Green Campus Award tiga kali berturut-turut, menyukseskan acara Komurindo dan Kombat, Juara Nasional Tapak Suci, mendapatkan peringkat 6 di kejuaraan PIMNAS ke-27, serta UKM Mapala yang berhasil melakukan ekspedisi di Gunung Elbrus, Rusia dan memecahkan rekor MURI menggunakan batik di atas gunung tertinggi.

Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku Rektor UMY saat memebrikan sambutan di hadapan mahasiswa baru menegaskan bahwa mahasiswa harus pintar di berbagai bidang, baik di bidang akademis maupun non akademis. Selain itu mahasiswa juga harus meningkatkan pendidikan moral dan pembentukan karakter yang dilapisi dengan keimanan yang kuat. “Selain itu Al Quran harus benar-benar dijadikan pedoman, bukan saja pajangan sehingga harus dibaca dan diamalkan, ” paparnya dalam sambutan pembukaan Mataf UMY.​

Kendali Parpol Jadi Tantangan Misi “Revolusi Mental” Jokowi-JK

$
0
0
IMG_3020

Suasana saat berlangsungnya diskusi dalam acara Simposium II Nasional

Adanya kendali partai politik pada tingkat kementerian menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan baru Joko Widodo-Jusuf Kalla. Terlebih lagi dengan misi yang dibawa oleh keduanya, yakni “Revolusi Mental”. Misi ini bisa menjadi beban berat bagi pemerintahan Jokowi-JK, sebab perilaku predator politisi di tingkat kementerian bisa menjadi penghambat jalannya misi ini.
Demikian disampaikan Dr. H. Achmad Nurmandi, M. Sc selaku narasumber dalam Simposium Nasional II yang bertemakan “Jalan Perubahan untuk Indonesia Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian 2014-2019″. Panel X (Sepuluh) dari Simposium Nasional II ini yang diselenggarakan atas kerjasama Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi-JK, Forum Ilmuwan Indonesia, serta beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia ini bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Nurmandi dalam pemaparannya mengatakan, bahwa presiden dan wakil presiden harus dapat menjaga stabilitas kabinet dengan menjaga loyalitas tunggal kepada presiden. Demikian pula dalam hal pembangunan dan penyusunan struktur kabinet dan komposisi menteri. “Dalam hal ini, Jokowi-JK juga sudah mengkampanyekan melalui misi “Revolusi Mental”nya, bahwa pihaknya akan membentuk kabinet profesional.  Namun, hal itu nampaknya tidak bisa berjalan ringan, mengingat jika adanya kendali partai politik di tingkat kementerian, seperti yang terjadi di kementerian sekarang ” paparnya.
Menurut Nurmandi, persoalan yang dihadapi Jokowi-JK saat ini berada pada level pemerintah pusat, yaitu adanya kendali partai politik pada kementerian yang akan menjadi tantangan sendiri untuk memuluskan misi “Revolusi Mental”.  Perilaku predator politisi pada kementerian inilah yang kemudian bisa menjadi hal sulit bagi Jokowi-JK untuk menciptakan pemerintahan yang profesional dan efektif. ” Inilah tantangan berat yang akan dihadapi Jokowi-JK di pemerintahan pusat. Sebab kalau kita perhatikan sebagaimana pada kabinet sekarang, khususnya di tingkat kementerian tidak bisa terlepas dari kendali parpol. Maka dari itu, “Revolusi Mental” yang menjadi misi Jokowi tidaklah mudah,” ujar dosen Ilmu Pemerintahan UMY ini lagi.
Berbeda halnya dengan Nurmandi, Prof. Dr. Tulus Warsito, M.Si. selaku Ketua Forum Ilmuwan Indonesia lebih menyoroti pada siapa tepatnya misi “Revolusi Mental” itu diterapkan. Menurut Tulus, jika dilihat dari karakter pengalaman Jokowi dan JK dalam bekerja, mereka tergolong sebagai orang-orang yang dikenal “cepat”. Namun hal ini menurutnya bisa menjadi terkendala dengan birokrasi. Selain itu, dirinya juga menyarankan adanya penyesuaian efektifitas dari cara kerja Jokowi-JK dengan memilih orang-orang yang mengerti teori dan menguasai lapangan.
“Kita melihat pengalaman Jokowi dan JK saat memerintah sebelumnya. Mereka adalah orang yang cepat, akan tetapi jika mental birokrasinya masih seperti ini akan menjadi kendala yang tidak mudah bagi Jokowi. Karena itulah, untuk menyesuaikan efektifitas dari cara kerja Jokowi-JK harus dipilih orang yang mengerti teori serta lapangan,” ujarnya, saat menjadi peserta Simposium di Panel X.

Tulus juga menambahkan, bahwa yang perlu diubah bukan postur kabinetnya. Akan tetapi budaya birokrasi yang sangat tidak bagus.  “Jadi lebih tepatnya, revolusi mental itu bukan untuk rakyat, tapi revolusi mental untuk birokrasinya. Dan inilah yang seharusnya diperbaiki oleh pemerintahan Jokowi-JK,” ungkap Tulus, yang juga Guru Besar Hubungan Internasional UMY ini lagi.  (Shidqi)​

Untuk Indonesia Lebih Baik, Jokowi – JK Harus Perbaiki Media di Indonesia

$
0
0

suasana simposium II “Mengembalikan Frekuensi Penyiaran Sebagai Milik Rakyat: Tantangan dan Solusi Pengembangan Media Penyiaran Pro Rakyat”

Dalam rangka turut mendukung program pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) turut pula berpartisipasi dalam penyelenggaraan Simposium Nasional II pada hari ini Selasa (2/9) di AR Fachrudin A Lt.5. Penyelenggaraan simposium nasional yang diselenggarakan dalam bentuk panel tersebut dibuka oleh Dr. Ahmad Nurmandi, M.Si selaku Direktur Jusuf Kalla Government School (JKSG) UMY dan Prof. Tulus Warsito  UMY selaku penyelenggara.
​​
Simposium Nasional II yang ada di UMY merupakan panel  ke 15 yang membahas tentang “Komunikasi Kerakyatan dan Media”, terdapat dua tema besar yang dibahas, antara lain “Mengebalikan Frekuensi Penyiaran Sebagai Milik Rakyat: Tantangan dan Solusi Pengembangan Media Penyiaran Pro Rakyat” yang dipimpin oleh Fajar Junaedi. S.Sos,.M.Si dan “Komunikasi Politik dan Penguatan Civic Literacy” yang dipimpin oleh Dr. H. M. Nurul Yamien. M.Si.
Fajar Junaedi dalam pemaparannya menerangkan bahwa saat ini yang menjadi problem masyarakat adalah, banyaknya stasiun televisi swasta di Indonesia yang dimiliki oleh kelompok perusahaan media maupun non media. Mereka itulah yang kemudian tergiur masuk dalam bisnis media seperti yang kita kenal dengan sebutan konglomerasi media (kepemilikkan media) sehingga membuat media menjadi tidak sehat.
“Persaingan antar stasiun televisi dalam memperebutkan perhatian khalayak untuk menonton program atau berita menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan cenderung dikendalikan oleh pasar. Hal ini juga dipengaruhi karena kurang tegasnya regulasi yang dimiliki oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) terhadap media-media yang melakukan pelanggaran. Padahal sebenarnya, masyarakat sipil sudah melayangkan aduan mengenai konglomerasi dan konsentrasi kepemilikian media penyiaran ini, namun masih tidak diindahkan oleh KPI,” jelasnya.
Fajar juga mengungkapkan, bahwa fakta yang sulit diingkari adalah lembaga penyiaran daerah sulit berkembang dalam menghadapi lembaga penyiaran swasta yang bersiaran dari Jakarta. Fenomena ini memperlihatkan terjadinya standarisasi siaran dalam tayangan berita di stasiun televisi swasta yang berpusat di Jakarta. “Standarisasi ini diperlihatkan dengan dikedepannya isu-isu yang berkaitan dengan Jakarta dibandingkan dengan isu-isu kedaerahan. Secara sarkas, stasiun televisi swasta Jakarta memaksa khalayak di daerah-daerah untuk mengikuti perkembangan Jakarta,” ungkapnya.
Melihat isu-isu tersebut Fajar Junaedi pun memberikan saran atau rekomendasi,  yakni dengan merubah regulasi yang dimilki oleh KPI. Hal ini agar KPI memiliki kebijakan yang tegas. Kedua, monopoli dan ogopoli penyiaran harus dihentikan, keberpihakan yang lebih luas harus diberikan pada televisi swasta lokal. Ketiga, lembaga penyiaran publik, terutama TVRI dan RRI harus mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar agar dapat memproduksi program acara yang berkualitas. “Keempat, negara memberikan bantuan pada lembaga penyiaran komunitas, agar mampu bersaing dengan lembaga penyiaran swasta. Kelima, perlu adanya keterlibatan perguruan tinggi ilmu komunikasi dan asosiasi pendidikan ilmu komunikasi dalam pembuatan naskah akademik atau kebijakan di bidang penyiaran,” paparnya.
Selain isu media, hal yang terkait dengan komunikasi poltik juga penting. Isu yang terkait dengan komunikasi politik antara lain kurangnya pendidikan politik yang dimiliki oleh masyarakat luas. Adanya media yang semakin luas dan mudah dijangkau oleh masyakarat dengan cakupan yang sangat luas.
Dalam dikusi tersebut Dr. H.M. Nurul. Yamien, Drs., M.Si menyampaikan rekomendasi, pertama, perlu adanya komunikasi politik dan penguatan civic literacy, artinya intensitas penyebaran pesan politik tidak diikuti peningkatan civic literacy sebagai elemen penting dalam membangun warga negara yang otonom. Kedua, perlu adanya membangun hubungan yang baik dengan relawan poltik yang muncul ketika Pilpres tahun 2014, dimana masing-masing calon Pilpres memiliki relawan. “Keberadaan relawan sebagai kekuatan civil society harus dikembangkan, baik untuk interaksinya dan interelasinya tanpa harus saling intervensi. Sebab relawan politik memiliki “dunianya sendiri”, sebagaimana politik memiliki karakteristik yang khas. Dan yang ketiga, menggunakan media dengan semestinya sebagai penyalur aspirasi masyarakat untuk pemerintah baik itu melaui media konvensional, non konvensional, atau media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
” ” terangnya lagi.
Terkait rekomendasi tersebut para peserta diskusi mengaharpkan pemerintahan dapat mendengar hasil rekemondasi yang telah diberikan untuk membangun kepemerintahan yang menjadi lebih baik lagi.

 

Johan Budi: Kampus dan Mahasiswa Partner KPK dalam Memberantas Korupsi

$
0
0
IMG_3091

Juru Bicara KPK (Johan Budi) saat penyampaian materi dalam rangkaian MATAF FISIPOL

“Kita suarakan kejujuran, kita suarakan kebersihan, ” demikian pernyataan Johan Budi selaku Juru Bicara Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat membuka acara Masa Ta’arut (MATAF) FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Sportorium Kampus Terpadu UMY pada Selasa (2/9).

Juru Bicara KPK ini menjelaskan di hadapan ribuan mahasiswa baru FISIPOL UMY, bahwa mahasiswa merupakan salah satu stakeholder yang membantu KPK dalam memberantas korupsi. Peran universitas juga memiliki andil besar untuk bisa membantu KPK dalam memberantas korupsi. “Kampus merupakan penjaga bandul keadilan dan kebenaran, sebab kampus dapat melahirkan intelektual-intelektual muda yang dapat memimpin bangsa, ” jelasnya.

Menurutnya, kampus merupakan tempat orang-orang yang bisa meluruskan nilai-nilai tentang korupsi, dan tempat untuk mendukung anti korupsi. “Selain itu, kampus juga memiliki fungsi dan peran sebagai pemberantas korupsi, misalnya dengan membentuk komunitas pengawasan korupsi,” ungkapnya.
Namun, Johan juga menyayangkan karena saat ini korupsi juga sudah masuk ke ranah Perguruan Tinggi, bahkan hampir mengakar pada Perguruan Tinggi. “Seperti kasus yang terjadi di salah satu universitas negeri Indonesia, dimana rektornya melakukan korupsi. Jadi secara tidak langsung hal ini dapat mencederai nama kampus yang merupakan tempat melahirkannya intelektual-intelektual muda. Karena itu saya harapkan, kampus dan mahasiswa harus tetap bersinergi dan saling menjaga nama baik identitas kalian dari perbuatan korupsi, karena jika tidak, korupsi ini akan semakin meluas dan terus mengakar,” paparnya.
Di sisi lain, Johan juga menyatakan keprihatinannya akan kekayaan Indonesia yang merupakan negara penghasil bumbu, memiliki aneka tambang, minyak, gas, bahkan Indonesia memiliki hutan yang sangat luas. Namun, kekayaan yang dimiliki Indonesia nyatanya belum dinikmati oleh seluruh warganya.
“Hal ini sangat disayangkan. Kondisi Indonesia saat ini masih memprihatinkan, karena sampai saat ini Indonesia masih impor jagung, beras, kedelai, padahal kita bisa memproduksi di dalam negeri. Dan yang paling membuat miris adalah sampai saat ini masih ada 50 juta (35%) rakyat Indonesia yang tempat tinggalnya belum teraliri oleh listrik,” tegasnya.
Johan juga mengatakan, Indonesia masih sangat tergantung pada bahan bakar minyak, dan sebentar lagi Indonesia akan menuju kepada impor bahan bakar minyak. Selain itu, hutang yang ada di Indonesia lebih besar dari pada anggaran yang ada di Indonesia. Hal ini akan makin memperburuk Indonesia jika tidak cepat ditangani.
“Terorisme itu jahat namun mereka hanya bisa membunuh orang dalam satu tempat dan satu waktu tertentu. Berbeda dengan korupsi, korupsi itu lebih jahat karena mereka bisa membunuh di banyak tempat dan bisa berdampak sampai 1 hinga 2 tahun ke depan, dengan kata lain korupsi itu akan membuat orang menjadi bodoh dan membuat bobrok bangsa ini, ” tegasnya lagi.
Dampak korupsi menurut Johan, juga akan membuat orang kaya menjadi kaya dan orang miskin menjadi miskin, atau dengan kata lain orang yang memiliki banyak uang akan dengan mudah mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak, sedangkan orang miskin akan sulit mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Selain itu korupsi dapat merusak demokrasi dan birokrasi. “Saat ini, pelaku korupsi menjadi semakin canggih dan tidak mengindahkan norma-norma yang berlaku. Bahkan tersangka korupsi ini semakin banyak, sampai-sampai orang yang memiliki gelar professor atau doktor pun banyak yang menjadi tersangka korupsi. Padahal seharusnya mereka itu dapat menjadi contoh yang baik untuk masyarakat.
“Hampir semua wilayah terkena dampak korupsi, bahkan anggota DPR dan artis juga banyak yang menjadi tersangka korupsi, hanya mahasiswa yang saat ini belum terkena dampak korupsi,” imbuhnya.
Johan juga menjelaskan ciri-ciri tersangka korupsi, pertama, mereka melakukan korupsi karena untuk memenuhi kebutuhan mereka. “Kedua, orang yang melakukan korupsi itu karena serakah, saat ini saja KPK telah menangani para tersangka korupsi yang telah mengambil dana sebanyak 90% dari penghasilan negara. Ketiga, mereka melakukan korupsi karena sistem yang mendorong mereka untuk melakukan korupsi, jadi orang yang baik bisa saja terjerat korupsi karena sistem yang mendorong mereka untuk melakukan korupsi,” jelasnya. ( Annisa)​

 

Meriahkah Kegiatan OSDI, Ribuan Mahasiswi Baru UMY Bentuk Formasi Kolosal “UMY”

$
0
0

Formasi Kolosal "UMY"

Sebanyak 2000 mahasiswi baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memenuhi Lapangan Bintang Kampus Terpadu UMY membentuk formasi kolosal pada Kamis (4/9) bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian kegiatan Orientasi Studi Dasar Islam (OSDI). Mereka berkumpul di Lapangan Bintang UMY yang berada tepat berhadapan dengan mesjid KH. Ahmad Dahlan UMY untuk membentuk bintang segi delapan dan formasi bertuliskan UMY.

Di bawah terik matahari, seluruh mahasiswi bersemangat menggunakan jas almamater lengkap, memegang kertas persegi panjang berkilau di atas kepala mereka. Mereka berdiri secara teratur sesuai dengan bentuk formasi masing-masing. Formasi kolosal kali ini membentuk tulisan “UMY” yang berada di sisi barat lapangan dengan kertas kilau silver, sedangkan untuk formasi bintang di sisi utara, timur dan selatan menggunakan kertas kilau hijau dan merah. Selain membentuk formasi, ada juga formasi bintang yang bergerak berputar berlawanan arah jarum jam dengan lingkaran di masing-masing sisi bintang yang di isi oleh anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Drum Corps (DC) yang terus mengibarkan bendera secara berputar.

Ketua Pelaksana, Erwan Sudiwijaya, S. Sos,. MBA mengatakan bahwa persiapan teknis lapangan kegiatan tersebut sudah mulai sejak pukul 06.00 Wib, sementara durasi waktu untuk beraksi memakan waktu sekitar 2 jam. “Tujuannya ini adalah untuk content corporate branding UMY yang nantinya dapat menjadi media iklan dan publikasi UMY, misalnya untuk video tron, billboard yang bisa kita gunakan sesuai kebutuhan iklan dan publikasinya” ujarnya. Erwan juga menambahkan bahwa kegiatan ini melibatkan sekitar 2000 mahasiswi baru dengan dukungan tim Dokumentasi Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY dengan dukungan teknis lapangan oleh UKM-DC UMY.

Salah satu peserta Aisha Wai Yasmina, mahasiswi baru Ilmu Komunikasi UMY mengungkapkan, bahwa dirinya sebenarnya sudah tidak tahan lagi dengan teriknya panas matahari, akan tetapi karena demi sumbangsihnya kepada kampus UMY, dirinya rela untuk bertahan berpanas-panasan mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai.
“Sebenarnya sih sudah panas banget, tidak tahan lagi, tapi demi UMY, aku rela deh untuk bertahan panas-panasan di bawah terik matahari,” celetuknya sambil tertawa.

Senada dengan Aisha, mahasiswi baru Ilmu Pemerintahan (IP) UMY, Nisma Laela Nurafifah mengungkapkan bahwa dirinya juga merasakan panas akibat terik matahari, akan tetapi dirinya tetap senang mengikuti kegiatan tersebut, karena melihat beberapa kamera dan helicam yang merekam aksi mereka. “Panas sih, tapi aku senang banget bisa ikut terlibat. Kegiatannya seru, apalagi tadi aku juga  direkam pakai kamera dan ada yang dari udara juga kameranya, aku jadi penasaran dan mau lihat hasilnya nanti gimana” ujar Nisma dengan bersemangat. (Shidqi)​


UMY Beri Beasiswa Pendidikan Dokter Pada Anak Panti

$
0
0

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali memberikan beasiswa pendidikan dokter bagi penghuni panti asuhan Muhammadiyah. Penyerahan beasiswa ini dilakukan pada pertemuan orang tua mahasiswa baru UMY di kampus setempat, Ahad (31/8).

 

 

 

 

 

Selengkapnya:

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/08/31/nb5wr0-umy-beri-beasiswa-pendidikan-dokter-pada-anak-panti

UMY Kembali Laksanakan KKN Internasional

$
0
0

Untuk memberikan pengalaman internasional kepada mahasiswanya maka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali melaksanakan program Learning Express KKN International Singapore Polytechnic. Program KKN Internasional keempat ini, selain menggandeng Singapore Polytechnic (SP) dan UPN Veteran Yogyakarta, UMY mengikutsertakan Kanazawa Institute of Technology (KIT) Jepang untuk bergabung bersama melaksanakan progam ini selama dua minggu sejak 7 September 201 hingga 20 September 2014 di desa Timbulharjo.

Program KKN Internasional ini merupakan sebuah sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat. “Kegiatannya bertujuan untuk membentuk mahasiswa untuk menjadi pemimpin, selain itu program ini juga dapat melatih mahasiswa untuk bisa selalu berkomitmen dalam menjalankan tugas apapun, “ jelas Hilman Latief, S. Ag., M.A., Ph.D dalam sambutannya saat meresmikan KKN Internasional pada hari ini (8/9) di Ruang Mini Theater, Gedung D lantai 4 Kampus Terpadu Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebanyak 32 orang mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa UMY, UPN, SP dan KIT akan diturunkan di Dusun Sanggrahan dan Dusun Gepek, Desa Timbulharjo, Bantul untuk membantu industri kerupuk beras dan industri bambu milik masyarakat sekitar. Di desa ini, seluruh mahasiswa peserta KKN Internasional akan membantu masyarakat desa untuk meningkatkan hasil industri mereka sehingga bisa lebih berkembang. Karena mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di desa tersebut serta menemukan ide-ide untuk menyelesaikannya. Harapannya mahasiswa untuk bisa kritis dalam menghadapi masalah dan memiliki jiwa kepemimpinan.

“Mahasiswa juga dituntut untuk bisa menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Sebab setiap desa memiliki budaya yang berbeda-beda, dan kita harus bisa menghormati budaya tersebut, “ tegas Hilman Latief, S. Ag., M.A., Ph.D.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Toni Karyadi selaku Ketua Pelaksana Learning Express Singapore Polytechnic, bahwa program ini mengkritisi masalah yang ada di desa dan mencari solusinya sehingga desa tersebut dapat berkembang sebagaimana mestinya. “Seperti yang pernah dilakukan mahasiswa KKN Internasional pada tahun lalu yang merancang sebuah alat untuk pembuatan briket dari sisa bambu dan pembuatan alat untuk memeras sari dari ketela untuk membantu industri masyarakat desa, “ papar Toni.

Hilman berharap program ini berjalan setiap tahunnya karena selain bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama kampus di dunia internasional, juga dapat meningkatkan atmosfir mahasiswa untuk bersaing di dunia internasional sehingga mahasiswa bisa melatih diri mereka untuk bisa menjadi pemimpin di Asia. (Annisa)

Fakultas Ekonomi UMY Tandatangani MoU dengan LPS

$
0
0
Wakil Rektor I UMY, Dr. Gunawan Budiyanto bersama dengan  Direktur Eksekutif Administrasi dan Sistem Informasi LPS, R. Budi Santoso seusai penandatanganan MoU

Wakil Rektor I UMY, Dr. Gunawan Budiyanto bersama dengan Direktur Eksekutif Administrasi dan Sistem Informasi LPS, R. Budi Santoso seusai penandatanganan MoU

Sebagai salah satu lembaga publik, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) berkewajiban untuk terus memperluas hubungan dengan para stakeholders. Hal ini untuk menjelaskan pemahaman dan fungsi LPS sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan, serta LPS perlu melakukan kerjasama dengan beberapa Universitas untuk memberi pemahaman kepada masyarakat luas mengenai fungsi dan peran LPS. Oleh karena itu LPS bersama Universtas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sepakat untuk melakukan kerjasama dengan diawali pada penandatanganan Nota Kesepahaman antara LPS dan Fakultas Ekonomi (FE) UMY, di Convention Hall Asri Medical Center (AMC) pad Sabtu (06/09).

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama dalam bidang pendidikan mengenai konsentrasi peran dan fungsi LPS terhadap sistem keuangan Syariah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Administrasi dan Sistem Informasi LPS R. Budi Santoso, bahwa semua aktifitas LPS dalam menjalankan fungsinya menjamin simpanan nasabah dan turut serta memelihara stabilitas sistem perbankan.

Budi juga menyampaikan, dalam menjaga serta memelihara stabilitas sistem perbankan juga ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem perbankan syariah, sehingga mampu mendorong industri perbankan syariah agar dapat memiliki daya saing yang sama dengan industri perbankan konvensional. “Ada dua fungsi LPS yaitu menjamin simpanan nasabah dan memelihara stabilitas sistem perbankan, yang juga ditujukan kepada sistem perbankan syariah. Diharapkan hal ini mampu mendorong industri perbankan syariah yang ada di Indonesia untuk terus meningkatkan daya saing dengan perbankan konvensional,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Senada dengan Budi ,Dr. Rizal Yaya, SE,. M.Sc,. Akt selaku Wakil Dekan Bidang II Fakultas Ekonomi UMY menjelaskan bahwa penandatanganan nota kesepahaman dan kerjasama antara LPS dan FE UMY ini adalah sebagai bentuk fokus UMY dalam mengembangakan kajian mengenai penerapan sistem penjaminan khusus untuk industri perbankan syariah. Dengan harapan pengelolaan penjaminan simpanan syariah dapat dipisahkan dengan pengelolaan dana penjaminan simpanan konvensional. “Penandatanganan nota kesepahaman ini adalah sebagai bentuk concern kami dalam mengembangkan kajian tentang sistem penjaminan yang dikhususkan untuk perbankan syariah. Dengan ini diharapkan ke depannya pengelolaan penjaminan simpanan bank syariah bisa dipisahkan dengan sistem pengelolaan dana penjaminan simpanan konvensional” tegas Rizal saat Konfrensi Pers.

Imamudin Yuliadi sebagai Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UMY juga menegaskan bahwa, bentuk kongkret kerjasama ini ialah LPS akan memberikan materi perkuliahan sehingga bisa dijadikan bahan peningkatan kurikulum di Fakultas Ekonomi, “kami memiliki beberapa mata kuliah yang bisa dikaitkan dengan materi dari LPS seperti mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan,” tuturnya.

Selain itu, kepala bagian kesekretariatan sekretariat lembaga LPS Budi Joyo Santoso menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 5 universitas yang sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan Implementasi pembelajaran terkait tugas dan fungsi LPS, diantaranya adalah Universitas Negeri Surakarta (UNS), Universitas Warmadewa Bali, Universitas Negeri Balikpapan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan pada tanggal 10 September nanti akan menyusul Universitas Airlangga Surabaya. “Yang sudah menandatangani MoU ini adalah UNS, Warmadewa Bali, Universitas Balikpapan, UMY sendiri yang baru saja kita laksanakan, dan nantinya akan menyusul pada 10 September Universitas Airlangga di Surabaya” jelasnya.

Setelah penandatanganan Nota Kesepahaman antara LPS dan UMY, kegiatan akan dilanjutkan dengan seminar yang digagas oleh FE UMY kepada mahasiswa baru FE UMY yang bertemakan “Sistem Penjaminan Pada Lembaga Keuangan Islam dan Manajemen Syariah pada Keuangan Syariah”. Adapun pembicara pada seminar ini adalah Ronald Rulindo (Kepala Divisi Syariah & Riset Manajemen Risiko LPS) dan Budi Joyo Santoso (Kepala Bagian Kesekretariatan LPS). Seminar ini juga bertempat di C​onvention Hall Asri Medical Center Yogyakarta. (Shidqi)

Teknik Mesin UMY Gelar Forum Diskusi Prodi Teknik Mesin Se – DIY

$
0
0
_MG_3397

Prodi Teknik Mesin UMY Menjadi Tuan Rumah Pelaksanaan Forkom Teknik Mesin Se-DIY

Untuk membangun hubungan yang baik dengan Prodi Teknik Mesin se-DIY maka Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan acara silaturahim dan membahas program-program untuk membantu peningkatan akreditasi Prodi Teknik Mesin se-DIY. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat (5/9) di Fakultas Teknik UMY.

Forum Komunikasi Prodi Teknik Mesin Kopertis Wilayah V Yogyakarta (FKTM-V) merupakan suatau wadah untuk mengumpulkan dosen-dosen Teknik Mesin di Yogyakarta khususnya untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta. Kegiatan ini juga dijadikan ajang diskusi untuk dosen agar bisa lebih mengembangkan ilmunya tentang tentang teknik mesin. Forum ini sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 90-an, forum diskusi ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.

“Forum atau anggota disini memang diutamakan untuk PTS yang ada di Jogja saja, sebab kami ingin menyetarakan strategi antar Prodi Teknik Mesin di Yogyakarta,” jelas Drs. Khairul Muhajir, MT selaku Ketua dari FKTM-V.

FKTM-V terdiri dari 13 jurusan TM dari 10 institusi yang memiliki Prodi Teknik Mesin untuk D3 dan S1. Dalam kegiatan kali ini dihadiri dosen PTS di Yogyakarta, antara lain UII (Universitas Islam Indonesia), STTA (Sekolah Tinggi Teknik Adjisucipto), STTNAS (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional), ISTA (Institut Sains dan Teknologi Akprind), Universitas Janabadra, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Sanata Dharma, dan Akademi Teknik Piri.

Dalam forum tersebut, FKTM-V telah menyusun program antara lain yaitu pembuatan jurnal, training, dan pemetaan. Kegiatan tersebut merupakan program besar mereka untuk mengembangkan Prodi Teknik Mesin di Yogyakarta. Persiapan untuk pelaksanaan pembuatan jurnal dirasa sangat penting sebab sampai saat ini Prodi Teknik Mesin belum pernah membuat jurnal padahal jurnal berfungsi untuk meningkatkan penilaian akreditasi Prodi baik ditingkat nasional maupun internasional.

Drs. Khairul Muhajat, MT juga menjelaskan bahwa ada hambatan dalam menerbitkan jurnal karena biaya produksi untuk mencetak jurnal itu sangat mahal. ” Kami sepakat untuk membuat e-journal dan untuk mengawali pembuatan jurnal. Anggota forum pun sepakat akan membuat seminar yang berkaitan tentang isu-isu yang berkaitan dengan masalah pada Teknik Mesin,” imbuhnya. Nantinya akan ada diskusi rutin, sehingga dalam diskusi tersebut setiap orang yang mengikuti seminar wajib membawa isu atau masalah untuk didiskusikan, diteliti dan akhirnya menjadi jurnal bersama.

Sedangkan untuk kegiatan pemetaan, maka setiap anggota tetap dalam forum tersebut akan memetakan setiap anggotanya untuk bisa dikelompokkan menjadi beberapa konsentrasi berdasarkan bidang yang digeluti atau dipahami. Nantinya pemetaan tersebut akan menghasilkan daftar pengelompokan masing-masing anggota sesuai dengan bidang yang dikuasainya.

Diakhir acara Novi Caroko, S.T., M.Eng mengungkapkan rasa bangganya kepada para anggota forum diskusi yang meluangkan waktunya untuk menyempatkan hadir dalam diskusi ini, beliau berharap forum diskusi ini akan menghasilkan program-program untuk kemajuan Prodi Teknik Mesin se-DIY.

Peraih Oscar 2014 Berikan Pelatihan Pembuatan Film di UMY

$
0
0
Peraih Film Dokumenter Terbaik Oscar 2014, Dough Blush, Hadir di "Workshop on Filmmaking" di UMY

Peraih Film Dokumenter Terbaik Oscar 2014, Dough Blush, Hadir di “Workshop on Filmmaking” di UMY

Pembuatan film tidak hanya sekedar mengandalkan aktor ganteng atau aktris cantik, pembuatan film harus mengutamakan riset mendalam agar jalan ceritanya baik serta mempunyai karakter tokoh yang kuat dalam film nantinya. Terutama saat ingin membuat film dokumenter yang idealnya mampu menjadi media dokumentasi mengenai kebudayaan dan kemanusiaan melalui jalan cerita setiap karakter tokoh film tersebut. Hal itu disampaikan oleh salah satu pemenang Piala Oscar 2014, Dough Blush, atas karya film dokumenternya Twenty Feet From Stardom ​saat memberikan pelatihan “Workshop on Filmmaking” di Mini Theater Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis (11/9).

Blush menjabarkan bahwa film dokumenter adalah tentang kisah nyata yang mampu memberikan pengaruh terhadap setiap penonton film tersebut, “Hal terpenting dalam film dokumenter ialah ada sebuah kisah nyata yang bisa menginspirasi para penontonnya, seperti yang ingin disampaikan pada film Twenty Feet From Stardom, meskipun pada awalnya dia hanya seorang penyanyi latar yang mengangap dirinya seorang bintang, namun pada akhirnya dirinya benar-benar menjadi seorang bintang” ujar Blush saat menyampaikan pengantarnya.

Blush juga menyampaikan apresiasinya untuk Indonesia karena di Indonesia sudah banyak orang yang membuat film dokumenter dengan ide dan gagasan film yang sangat beragam dan menarik dunia film dokumenter Internasional karena keberagaman karakter dari setiap sisi Indonesia. “Saya melihat banyak orang Indonesia yang sudah membuat film dokumenter dengan kekayaan ide dan gagasan film yang luar biasa sangat beragam. Ini menjadi daya tarik tersendiri di dunia film dokumenter Internasional karena keberagaman budaya dan karakter di Indonesia, dan saya yakin Anda bisa membuatnya” ujar Blush.

Blush hadir di UMY atas kerjasama American Corner UMY dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Bahkan UMY menjadi kampus pertama yang dikunjungi pada touring program ​oleh komunitas Film Forward dari Sundace Institute dan Committee on the Arts and the Humanities​ karena Film Forward akan kembali melakukan touring program hingga 12 September mendatang di empat kota lainnya, yaitu Jakarta, Denpasar, Banjarmasin, dan Palangkaraya.

Phutut Ardianto, Direktur American Corner (AMCOR) UMY yang menjadi penanggung jawab acara mengungkapkan, bahwa pihaknya sangat senang sekali Kedutaan Amerika mempercayai AMCOR untuk menjadi lokasi pemutaran dan workshop film ini. “UMY patut bangga, karena UMY yang dipercayakan oleh Kedutaan Amerika untuk menjadi lokasi pemutaran dan workshop film ini. Saya juga berharap dengan adanya pemutaran film dokumenter Twenty Feet From Stardom dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa dan para penonton, agar terus berusaha menjadi bintang di lingkungan profesinya nanti” jelas Puthut.

Kedatangan komunitas Film Forward di Yogyakarta yang kali ini bertempatan di UMY mendapat sambutan yang antusias dari para penikmat film dokumenter, hal ini terlihat dengan kondisi peserta workshop memenuhi ruangan dan tingginya intensitas tanya jawab dari peserta dan narasumber. (S​hidqi)

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live