Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UMY Gelombang III TA. 2014/2015
Magister HI UMY Berhasil Terakreditasi “B”
Bulan Juli 2014 merupakan bulan keberuntungan Magister Politik dan Hubungan Internasional (MPHI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sebab bulan Juli 2014 MPHI resmi terakreditasi “B”. “Saya merasa senang dengan hasil akreditasi ini,” jelas Dr. Surwandono, M.Si. selaku Kepala Prodi MPHI saat diwawancarai via telfon pada Rabu (6/8).
Dr. Surwandono menjelaskan bahwa proses persiapan pengakreditasian membutuhkan waktu 1 tahun. Pada bulan Juli 2013 kami mengumpulkan berkas-berkas untuk memenuhi penilaian dari BAN-PT untuk dikirimkan ke Jakarta. Untuk pengiriman kami lakukan pada bulan Januari 2014. Selama menunggu jadwal visitisasi kami mempersiapkan untuk menyambut asesor untuk melakukan penilaian yang akan dilakukan pada bulan Mei 2014, ” jelasnya.
Semua pihak ikut terlibat baik dosen, mahasiswa, dan karyawan, bahkan pihak eksternal pun turut membantu yaitu persiapan akreditasi, seperti tim di unit perpustakaan, pasca sarjana, unit pendukung Biro SDM, dan Biro Humas. “Untuk melengkapi dokumen-dokumen setiap dosen di MPHI ikut membantu, sedangkan untuk mahasiswa ikut membantu dengan melibatkan diri mengikuti seminar nasional dan internasional,” paparnya.
Ada perbedaan penilaian dari BAN-PT antara S1 dan Magister, yaitu untuk tingkat pasca sarjana semua dosen wajib Doktor selain itu jumlah penelitian semua dosen dan mahasiswa wajib memiliki 1 karya ilmiah. “Kami berencana setelah ini akan lebih meningkatkan kualitas mahasiswa sehingga nantinya akan tersiptanya para alumni yang berkualitas dibidangnya, serta meningkatkan publikasi untuk para calon mahasiswa baru,” jelasnya.
Setelah akreditasi ini jumlah peminat calon mahasiswa akan semakin banyak baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa sehingga MPHI perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas baik dari segi dosen maupun fasilitasnya. Dr. Surwandono berharap nantinya dosen akan lebih meningkatkan kualitas standar akademik untuk mahasiswanya karena jika tidak maka kemungkinan akreditasi tidak akan lebih baik dari sebelumnya.
Baru Berdiri Tahun 2010, Kini Prodi Farmasi Berhasil Terakreditasi “B”
Kebanggaan tersendiri bagi Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Meskipun baru berdiri sejak tahun 2010, namun saat ini Prodi Farmasi UMY sudah terakreditasi “B”. Dra. Salmah Orbaniyah, Apt.,M. Kes selaku Kepala Prodi Farmasi mengaku sangat senang. “Meskipun Prodi Farmasi ini merupakan prodi yang masih baru namun syukur alhamdulillah sudah berhasil terakreditasi “B”,” ungkapnya senang saat diwawancarai di ruang Biro Humas UMY pada Rabu (6/8)
Untuk prosesnya sendiri semua dosen, karyawan, dan mahasiswa terlibat dalam penilaian ini. Proses task force ada 7 tahap yang harus dipenuhi oleh Prodi untuk memenuhi nilai akreditasi. “Untuk persiapan visitisasi kita membuat tim visitisasi yaitu mempersiapkan konten, fasilitas, dan perisapan menyambut asesor,” ungkap beliau.
Dalam proses penilaian ini mahasiswa sangat berpengaruh besar. Dra. Salmah menjelaskan bahwa mahasiswa harus siap diwawancarai oleh asesor, mahasiswa yang digunakan adalah mahasiswa yang berprestasi dan memilki IP yang tinggi dan memiliki komitmen yang tinggi pula untuk kemajuan prodi.
Dra. Salmah juga menerangkan rencana-rencana yang akan dilakukan prodi guna meningkatkan kualitas dan kuantitas Prodi Farmasi. Pertama, membuat program Profesi Apoteker. Program Profesi Apoteker ini guna meningkatkan kualitas mahasiswa agar nantinya setelah lulus dapat mudah dalam mencari pekerjaan. Kedua, melakukan kegiatan internasional seperti pelaksaan student exchange ke Malaysia, Khon Khen University, dan Chulalongkorn University. Ketiga, melakukan kerja sama profesi dengan RS. PKU. Keempat, meningkatkan kualitas dosen dengan meningkatkan jumlah dosen yang sudah S3. Kelima, meningkatkan karir karyawan serta meningkatkan pelayanan untuk mahasiswa dan memberikan pelatihan khusus karyawan. Keenam, membimbing mahasiswa untuk mengikuti kompetisi baik nasional maupun internasiona guna menigkatkan kreatifitas mahasiswa untuk terus berkarya. Ketujuh, meningkatkan jumlah artikel di jurnal internasional. Kedelapan, meningkatkan kerja sama dengan APTFM (Asosiasi P.T Farmasi Muhammadiyah)
“Untuk saat ini dosen Farmasi yang bergelar S3 hanya 1 namun, saat ini sudah ada 3 dosen yang melanjutkan S3 di UGM, Austria, dan Jerman,” paparnya.
Setiap tahunnya jumlah peminat calon mahasiswa untuk mendaftar di Prodi Farmasi selalu meningkat. “Untuk tahun 2010 memiliki 52 mahasiswa, tahun 2011 memiliki 87 mahasiswa, 2012 memiliki 98 mahasiswa, ” jelasnya.
Dra. Salmah menjelaskan untuk tahun ajaran 2014-2015 akan melakukan maksimalisasi jumlah mahasiswa yaitu 100 calon mahasiswa baru, hal ini guna meningkatkan kualitas mahasiswa,” jelasnya. Hal ini dapat diliat dengan banyaknya jumlah mahasiswa Farmasi yang berhasil lolos untuk mengikuti PIMNAS untuk mewakili nama UMY di kancah nasional.” Saya patut bangga dengan mahasiswa dan dosen pedamping PKM sebab untuk tahun ini ada 8 kelompok mahasiswa Prodi Farmasi yang berhasil lolos untuk maju dalam PIMNAS,” ujarnya bangga.
“Saya berharap setelah terkareditasi “B” dosen dan mahasiswa terus meningkatkan prestasinya sesuai di bidangnya masing-masing, hubungan dosen, mahasiswa, dan karyawan dapat terjalin dengan baik, serta dapat melaksanakan tanggung jawab dari masing-masing fungsinya,” jelasnya.
Selain itu beliau juga berharap dapat mempertahankan akreditasi ini dan 5 tahun lagi Prodi Farmasi dapat terakreditasi A seiring dengan perjalanannya waktu. (Anisa)
Menyusul Prodi Lainnya, Agroteknologi UMY Juga Berhasil Terakreditasi A
Usaha pengajuan banding ke BAN-PT oleh tim akreditasi di Prodi Agroteknologi UMY akhirnya berbuah manis karena pada tahun ini Prodi Agroteknologi berhasil mandapatkan A meskipun harus mengajukan banding terlebih dahulu.
Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP, MP selaku Kepala Prodi Agroteknologi merasa sangat senang dengan hasil yang diberikan BAN-PT. “Alhamdulillah saya dan berbagai pihak yang membantu sangat senang dengan hasilnya ya walaupun kita harus mengajukan banding terlebih dahulu. Ya mau tidak mau harus mempergunakan kesempatan sebaik mungkin,” ucapnya senang saat diwawancarai di ruang Biro Humas UMY pada Rabu (6/8).
Agroteknologi sendiri sudah mempersiapkan ini semua selama 1 tahun. Persiapan yang dibutuhkan yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen penting untuk memenuhi 7 standar nilai yang diajukan oleh BAN-PT. Untuk mempersiapkan semuanya Dr. Innaka sudah mempersiapkan Task Force dari masing-masing setiap standar yang diajukan oleh BAN-PT.
Dalam proses akreditasi, semua yang bertugas harus mempertangggung jawabkan tugasnya masing-masing. Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan lagi Pengurus Akreditasi juga meminta bantuan dari Universitas lain untuk melihat sejauh mana perkembangannya dalam proses akreditasi ini.
“Alhamdulillah dalam proses akreditasi ini kita mendaptkan banyak bantuan baik dari dalam kampus maupun luar kampus,” tuturnya.
Untuk penilaian hasil yang kedua ini hasil yang dicapai sangat memuaskan, assessor sendiri menyampaikan rasa puasnya kepada tim Task Force dari Prodi Agroteknologi UMY.
Agroteknologi sendiri sangat mendapatkan keuntungan dari akreditasi di setiap tahunnya. Tahun ini saja jumlah animo mahasiswa baru untuk mendaftar di Agroteknologi sangat banyak, bahkan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan jumlah mahasiswa baru.
Untuk meningkatkan prestasi ia dan timnya di Prodi Agroteknologi, Dr. Innaka menjelaskan tentang program-program jangka pendek dan jangka panjang yang telah dirancangnya, yakni dengan cara berusaha untuk memenuhi standar yang diajukan BAN-PT, meningkatkan kualitas dan kuantitas 3 dharma baik untuk dosen maupun mahasiswa, menyoroti kegiatan yang bersifat internasional dalam bentuk (seminar, student exchange, dan mengirimkan jurnal dalam tingkat internasional, KKN internasional), serta meningkatkan jumlah dosen yang tingkat pendidikan S3.
Selain itu Dr. Innaka juga berharap bahwa dosen akan mengubah pola pikir agar terus mampu mempertahankan akreditasi A dengan terus terpacu dalam meningkatkan kualitas, memiliki rencana-rencana terstruktur dan sistematis serta terus melakukan pengembangan 3 dharma.
Selain dosen, pelayanan kepada mahasiswa ini sangat penting untuk dilakukan sebab, ketika mahasiswa merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan maka secara tidak langsung hal ini bisa menjadi tolak ukur kita dalam melakukan promosi ke luar melalui mahasiswa Agroteknologi.
Untuk lebih menjaga kualitas mahasiswa Dr. Innaka dan beberapa dosen juga akan menetapkan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di prodi Agroteknologi. “Untuk jumlah calon mahasiswa baru tahun ini akan kami batasi dalam 4 kelas saja hal ini guna untuk menjaga kualitas para mahasiswa serta kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa,” jelasnya.
Selain itu mahasiswa juga harus bisa meningkatkan kompetensi yang dimilikinya baik itu hardskill mapun softskill serta aktif mengikuti berbagai kompetisi baik nasinal maupun internasional.
“Dalam hal ini saya sepakat bahwa mempertahankan gelar itu jauh lebih sulit daripada meraih gelar meskipun tingkatannya sama namun, ini tidak bisa dianggap sepele. Sehingga saya dan beberapa orang yang terlibat dalam proses akreditasi ini harus mempertahankan gelar agar kulitas dan kuantitasnnya tetap terjaga dengan baik,” paparnya lagi.
UMY Berkomitmen Untuk Capai World Class University
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berkomitmen untuk bisa mencapai prestasi sebagai salah satu Universitas Kelas Dunia (World Class University). Akreditasi A yang juga telah dicapai oleh UMY, bagi UMY bukan lagi sebagai tujuan akhir. Namun hal itu merupakan proses yang dilakukan UMY untuk menjadi World Class University.
Demikian dinyatakan Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA saat memberikan sambutan pengantar dan pembuka Rapat Kerja Tahunan (RKT) UMY, yang bertemakan “Peningkatan Mutu Akademik Dosen dan Kerjasama”. RKT yang diselenggarakan pada Senin, (11/8) di ruang sidang AR. Fachruddin B lantai 5, Kampus Terpadu UMY ini pun menjadi salah satu sarana untuk mewujudkan keinginan UMY tersebut.
Dalam sambutannya, Prof. Bambang Cipto mengatakan bahwa ada satu strategi yang bisa diterapkan UMY untuk bisa menjadi World Class University. Leapfrogging Strategy atau akselerasi keunggulan akademik, menjadi salah satu caranya. “Dalam Leapfrogging strategy tersebut, ada poin-poin yang harus kita lakukan, yakni memperbanyak dosen lulusan luar negeri untuk gelar S3, menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam proses akademik, fokus pada bidang tertentu, banchmarking pada perguruan tinggi kelas dunia, serta melakukan inovasi kurikulum dan proses belajar mengajar,” paparnya.
Menurut Prof. Bambang Cipto, strategi tersebut perlu dijalankan oleh UMY dan ditanamkan pada seluruh civitas UMY. Sebab menurutnya, persaingan yang akan datang bukan lagi persaingan secara lokal. Namun sudah merambah semakin luas ke arah global dan internasional. “Karena itu, kita harus berlari untuk mengejar hal itu. Dan kami juga menekankan bagi para dosen untuk bisa melanjutkan studi S3 ke luar negeri,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Ir. Dasron Hamid. Dirinya juga menekankan para dosen UMY untuk bisa melanjutkan studinya ke luar negeri. Sebab menurutnya, ada kekhawatiran dari pihak universitas mengenai keengganan para dosen untuk studi lanjut S3 ke luar negeri. “Padahal, beberapa tahun yang akan datang kita akan kembali melakukan akreditasi institusi. Hal ini juga untuk mempertahankan apa yang sudah kita raih. Sebab mempertahankan itu lebih sulit daripada meraihnya,” tuturnya.
Selain itu, dalam sambutannya, Dasron juga memaparkan beberapa prestasi yang baru diraih oleh UMY, diantaranya akreditasi A yang telah diperoleh oleh semua prodi non eksakta, beberapa prodi yang juga mendapat akreditasi baru seperti Farmasi, Bahasa Arab, MPHI dengan predikat akreditasi B dan Agroteknologi meraih predikat A. “Kita juga telah memberikan tambahan fasilitas RSP, Lab Farmasi FKIK, dan gedung Pascasarjana yang baru, untuk peningkatan mutu akademik. Selain itu juga akan ada rencana pembangunan gedung baru untuk unit kewirausahaan UMY seperti SEBI, PKBH, serta KAUMY. Kemudian juga akan ada penambahan area parkir untuk 1000 motor, dan penambahan untuk kebun fakultas Pertanian kurang lebih seluas 7000 m,” ungkapnya.
HIMAKAGI UMY Kembali Adakan Program IDSS Yang Ke-5
HIMAKAGI UMY dan Prodi Kedokteran Gigi kembali melaksanakan kegiatan internasional mereka yaitu IDSS (International Dental Summer School) yang ke-5. Pembukaan acara IDSS ini dimulai hari Jumat (8/8) di Asri Medical Center yang diikuti oleh peserta IDSS dan pantia.
Dalam pembukaannya yang dibuka Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Ardi Pramono, dr,. Sp. An, M. Kes, beliau menyatakan rasa bangganya terhadap semua panitia serta memberikan selamat datang kepada peserta yang siap mengikuti beberapa program yang ditawarkan.
“Tujuan dari program IDSS ini adalah untuk mengisi waktu libur musim panas setiap mahasiswa internasional untuk mempelajari budaya, perawatan, serta beberapa teori yang berbeda antara di Indonesia dengan di benua lainnya,” jelas Satya Bagus Pradipta selaku ketua acara IDSS.
Program IDSS ini akan berjalan selama 16 hari yaitu sejak tanggal 8-23 Agustus 2014. Rangkaian dari program IDSS ini dibagi menjadi 2 yaitu education program dan non education program.
Dr. Lia menjelaskan bahwa education program terdiri dari school dental health care unit, lecture, voluntary work of international dental summer school 2014, skill lab, plenary discussion (case report), visit health center, dan public health center/ primary health center. Sedangkan non education program terdiri dari welcoming party, international night, camping, dan outbond,” paparnya. Untuk kegiatan voluntary work (bakti sosial) akan diadakan di dua desa yaitu Desa Tuksono, Kulon Progo pada tanggal 14 Agustus dan Desa Gamping, Ambarketawang pada tanggal 17 Agustus.
“Jumlah peserta IDSS tahun ini ada 33 peserta yang terdiri dari 11 Negara,” tutur Satya. Selain melibatkan mahasiswa dan dosen, program IDSS ini juga melibatkan beberapa dosen dari UGM dan UII sebagai dosen tamu. Satya menjelaskan bahwa manfaat dari program IDSS ini adalah banyaknya pengalaman yang akan didapat oleh peserta IDSS untuk mempelajari kasus-kasus tentang kesehatan di negara berkembang, sebab kesehatan di negara berkembang pasti dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan budaya, dapat menambah teman baru dari berbagai negara didunia, serta dapat mempelajari dan mengetahui kebudayaan dan sejarah di Indonesia khususnya di Kota Yogyakarta. Selain itu panitia juga dapat memiliki pengalaman berorganisasi, mendapatkan teman baru, dapat belajar berkomunikasi dengan orang dari negara asing,” paparnya lagi.
Selain itu Satya juga berharap dengan diadakannya program IDSS ini visi yang ada di IDSS dapat tercapai sebagaimana mestinya, program yang dirancang bisa berjalan dengan sukses dan lancar, IDSS tahun ini bisa menjadi pacuan untuk mengembangkan program di IDSS tahun depan, serta program IDSS ini bisa berjalan setiap tahunnya.
UMY Siap Sambut Peserta KOMURINDO Dan KOMBAT
Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (KOMBAT) tahun 2014 yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai tuan rumah akan dilaksanakan pada 13 – 16 Agustus 2014 mendatang. Selain mengalami pengunduran jadwal, pelaksanaan KOMURINDO dan KOMBAT mengalami perubahan lokasi peluncuran roket dan balon udara yang semula dilakukan di Pantai Depok Yogyakarta menjadi di Dislitbang TNI AD, Pantai Bocor Kebumen Jawa Tengah. Keputusan pemindahan lokasi peluncuran roket ini adalah hasil koordinasi dan kerjasama pihak panitia yang terdiri dari DIKTI, LAPAN dan UMY dengan TNI AU, Dislitbang TNI AD, dan Pemerintah Daerah Kebumen.
Dengan perubahan tersebut, pelaksanaan KOMURINDO dan KOMBAT 2014 akan dilaksanakan di 2 tempat sekaligus yaitu yakni di Lapangan Bola UMY sebagai lokasi uji fungsi alat yang akan dikompetisikan. Sedangkan untuk pelaksanaan uji peluncuran akan dilaksanakan di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Pantai Bocor, Kebumen Jawa Tengah.
Slamet Riyadi, M.Sc., PhD selaku Ketua Panitia menyatakan kesiapan panitia baik dari segi persiapan lokasi, pelaksanaan, akomodasi, publikasi, dan pengamanan. Bahkan sebelum pelaksanaan lomba, tim panitia telah melaksanakan workshop pembekalan untuk setiap peserta lomba pada tanggal 15 April 2014 di Ruang Sidang AR Fachruddin B lantai 5 UMY. “Alhamdulillah, semua persiapan kompetisi sudah siap. Mulai dari persiapan peralatan untuk uji fungsi alat di UMY, maupun perizinan, peralatan dan pengamanan sepanjang kompetisi di Kebumen, semua sudah disiapkan oleh panitia,” paparnya saat diwawancarai di Biro Humas pada Jumat (9/8).
Slamet juga menyampaikan bahwa jumlah peserta lomba KOMURINDO setiap tahun mengalami peningkatan, bahkan tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara KOMBAT yang baru pertama kali dilaksanakan, telah mampu menyedot animo peserta dari berbagai perguruan tinggi. Hal inilah yang menjadikan perhelatan tahun ini menjadi sangat spesial. “Jumlah peserta untuk KOMURINDO ada 76 tim yang terdiri dari 3 peserta dan 1 dosen sebagai pembimbing sedangkan untuk KOMBAT ada 16 tim yang terdiri dari 3 peserta dan 1 dosen sebagai pembimbing, jadi total keseluruhan peserta sejumlah 360 peserta.”
Untuk itu tim panitia telah menyiapkan 3 titik penjemputan peserta yakni di Bandara Adisucipto, Terminal Giwangan dan Stasiun Tugu Yogya untuk memudahkan akomodasi para peserta serta pembimbingnya selama berada di Yogya maupun di Kebumen. “Setelah tiba di lokasi nanti peserta akan melakukan registrasi ulang di University Residence (Unires) Utara dan nanti peserta juga akan mendapatkan kit yang berisi buku panduan, jadwal, baju, dan alat tulis,” jelas Slamet Riyadi.
Di tempat yang berbeda, pimpinan UMY menyampaikan harapan agar penyelenggaraan KOMURINDO dan KOMBAT 2014 dapat berjalan dengan lancar, tertib dan sesuai dengan rencana. Hal tersebut disampaikan oleh Sri Atmaja P. Rosyidi, S.T.,M.Sc., Eng, Ph.D., PE, Wakil Rektor bidang III UMY. “ Pimpinan UMY berharap perhelatan ini dapat berjalan lancar, tertib dan berjalan sesuai rencana. Dan tentu saja meningkatkan minat masyarakat khususnya mahasiswa di bidang kedirgantaraan”
UMY Berikan Penghargaan Umroh Bagi 16 Dosen dan Tenaga Kependidikan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memberikan penghargaan dan hadiah Umroh bagi 16 dosen dan karyawannya. Hadiah umroh tersebut diberikan berdasarkan dua kriteria, yakni kriteria senior yang dilihat dari segi pengalaman, usia, dan lama pengabdian, serta kriteria berprestasi. Hadiah umroh tersebut diumumkan dalam sela-sela acara Syawalan dan Mangayubagyo Calon Jama’ah Haji Keluarga UMY Tahun 1435 H. Acara syawalan dilaksanakan pada, Sabtu (9/8) di Sportorium UMY, Kampus Terpadu UMY.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Drs. H. A. Rosyad Sholeh menjelaskan bahwa hadiah umroh yang diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan tersebut adalah program baru. Sebab sebelumnya, hadiah yang diberikan UMY kepada dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi itu dalam bentuk hadiah ibadah Haji. “Namun, karena sekarang waktu yang dibutuhkan untuk pemberangkatan calon jama’ah haji itu lama, maka kebijakan universitas menggantikan hadiah haji tersebut dengan ibadah umroh. Karena untuk ibadah umroh tidak memerlukan waktu tunggu yang lama. Selain itu, jatah yang diberikan pun bisa lebih banyak,” jelasnya. Kebijakan pemberian hadiah umroh tersebut sudah berjalan selama dua tahun.
Selain itu, Rosyad juga menyampaikan, hadiah umroh itu diberikan juga didasarkan pada sikap ikhlas dan disiplin dalam bekerja yang diterapkan oleh dosen dan tenaga kependidikannya. “Karena itulah, hadiah umroh ini kami berikan pada dosen-dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi secara akademik maupun non-akademik, dan memiliki disiplin dalam bekerja serta berpengalaman dan sudah lama mengabdi untuk UMY,” paparnya.
Adapun dosen tetap dan tenaga kependidikan yang mendapatkan hadiah umroh berdasarkan kriteria senior, yang dilihat dari segi pengalaman kerja, usia dan lama pengabdiannya yakni Ir. Haryono, MP., Dra. Mutia Hariati H, M.Si., Misbahul Anwar, Endang Heriani, SH, M.Hum., dan Ir. Slamet Suripto. Kemudian untuk tenaga kependidikan diberikan kepada Suwandi, Sunarti, Suci Rahayu, Sadad, Suhastoro, dan Sumaryono. Sementara untuk penerima umroh kriteria dosen dan tenaga kependidikan berprestasi diberikan kepada Dra. Retro Widowati, Ph.D., Innaka Ageng Rineksane, Drs. Bambang Rahmanto, Tatang Suprono, dan Muh. Kurniawan. Ke-16 dosen dan tenaga kependidikan UMY ini akan menjalani ibadah umroh pada bulan Januari 2015 mendatang.
Hasil Seleksi Program Beasiswa Bidikmisi UMY TA. 2014/2015
74 Tim Roket Terbaik Siap Bersaing Dalam Komurindo 2014
Sebanyak 74 tim roket terbaik dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, siap bersaing dalam Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (Komurindo) 2014. Setiap tim tersebut beranggotakan 4 orang yang terdiri dari tiga mahasiswa dan satu dosen pembimbing. Kompetisi ini akan digelar sejak Rabu hingga Sabtu (13-16/8) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah.
Dalam acara Techinal Meeting yang diselenggarakan di Lapangan Sepak Bola Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (13/8), Ketua Dewan Juri, Dr. Endra Pitowarno, M.Eng mengarahkan 74 tim tersebut untuk menyiapkan diri berkompetisi dalam Komurindo 2014. Ia juga mengatakan bahwa sebelum pelaksanaan kompetisi peluncuran roket dimulai pada Jum’at (15/8) mendatang, semua peserta diharuskan untuk mengisi borang. “Para peserta harus mengisi borang itu dengan lengkap. Termasuk mencantumkan frekuensi kerja dan tipenya. Sebab dari borang itu nantinya pihak juri akan menilai lagi, apakah frekuensinya sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak,” jelasnya.
Selain itu, Endra juga mengungkapkan, setelah 74 tim tersebut mengisi borang yang telah disediakan, mereka juga diharuskan untuk mengikuti uji fungsi alat yang dikompetisikan. Uji fungsi alat tersebut juga untuk mengetahui kelayakan dari alat-alat yang akan dikompetisikan. Jika alat dari tim-tim tersebut lolos dari uji fungsi alat yang akan dikompetisikan, maka tim tersebut berhak meluncurkan roketnya pada kompetisi. “Sebaliknya, jika tidak lolos, maka kemungkinan tim tersebut tidak bisa mengikuti kompetisi,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D.,PE, mewakili pihak UMY sebagai tuan rumah penyelenggaraan Komurindo dan Kombat, berharap akan lahir generasi-generasi penerus bangsa yang bisa mengharumkan nama Indonesia lewat ide-ide dan karya-karyanya. “Kami harap, dari acara ini bisa lahir anak-anak bangsa yang memunculkan ide-ide dan karya-karya terbarunya untuk mengharumkan nama bangsa. Kompetisi ini juga sebenarnya bisa mendorong kedirgantaraan kita agar bisa menjadi lebih mandiri lagi, dan khususnya bangsa Indonesia,” paparnya.
Komurindo adalah kompetisi tahunan rancang bangun muatan roket tingkat perguruan tinggi yang diselenggarakan sejak 2009. Dalam ajang ini, para mahasiswa ditantang untuk membangun suatu sistem monitoring dan pengukuran yang stabil, akurat, dan presisi di bidang peroketan. Sehingga diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam rancang bangun serta pengujian roket dan muatannya. Sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam teknologi penginderaan jauh dan sistem otomasi robotika pada muatan roket.
Kompetisi yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, akan dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola UMY sebagai lokasi uji fungsi alat yang akan dikompetisikan, serta di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Pantai Bocor, Kebumen Jawa Tengah untuk pelaksanaan uji peluncuran.
World Class University Jadi Tumpuan Arah Kebijakan UMY Mendatang
World Class University atau Universitas Kelas Dunia masih menjadi perhatian besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Capaian itu pun menjadi tumpuan dari ditentukannya arah kebijakan UMY yang akan berlaku mulai tahun ajaran 2014-2015 mendatang. Arah kebijakan tersebut pun telah disampaikan kepada seluruh pimpinan dan core unit UMY, pada penutupan Rapat Kerja Tahunan UMY, Selasa (12/8) di gedung AR. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY.
Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, S.H., M.Hum, kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMY menjelaskan, secara umum arah kebijakan universitas tersebut terangkum dalam dua hal, yakni peningkatan mutu akademik dosen dan peningkatan mutu kerjasama. Dari segi peningkatan mutu akademik dosen, UMY berkomitmen untuk terus mendukung semua kegiatan akademik dosen, baik berupa publikasi ilmiah (jurnal), penerbitan buku, presentasi paper nasional maupun internasional, serta peningkatan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Peningkatan mutu akademik dosen tersebut, menurut Mukti akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran di UMY. Selain itu juga akan mempercepat peningkatan pangkat dan jabatan dosen, baik itu untuk menjadi Lektor Kepala ataupun Guru Besar. “Upaya peningkatan mutu akademik dosen ini juga dilakukan dengan bentuk percepatan studi lanjut S3 di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sedangkan untuk peningkatan mutu kerjasama, lanjut Mukti, dilakukan dengan cara membuat perjanjian kerjasama yang bersifat akademik, seperti melakukan riset, penelitian, pengabdian masyarakat, student exchange, ataupun visiting lecture. “Dalam hal kerjasama ini, kami utamakan dilakukan dengan universitas atau institusi-institusi di luar negeri. Sebab ini juga untuk mendukung proses internalisasi World Class University,” paparnya.
Mukti juga menambahkan, bahwa semua peningkatan mutu tersebut merupakan upaya UMY untuk menjaga reputasi dan rangking sebagai kampus swasta besar di Indonesia. “Selain itu juga memberikan jaminan pada mahasiswa, bahwa semua kegiatan akademik di UMY ini berkualitas,” imbuhnya.
Dalam acara penutupan RKT UMY 2014 ini juga dilakukan penandatanganan berita acara hasil arah kebijakan UMY yang ditandangani oleh Rektor UMY, Wakil Rektor I, II, dan III, serta Badan Pembina Harian (BPH) UMY. Selain itu juga, dilakukan penyerahan penghargaan kepada Fakultas Hukum UMY sebagai core unit terbaik, berdasarkan penilaian AMNAI, monitoring dan evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), laporan kinerja unit kerja atau program penilaian. Penilaian tersebut juga dilakukan oleh BPM UMY dengan asesor internal.
Peserta KOMURINDO dan KOMBAT 2014 telah tiba di UMY
Peserta lomba Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Balon Atmosfer (KOMBAT) 2014 telah tiba di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada hari Rabu (13/8) di University Residence PutraUMY. Peserta yang hadir pun sudah siap mengikuti perlombaan yang akan diadakan pada hari Jumat (15/8) di Kebumen. Seperti peserta dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Mataram, Lombok. Selain itu, peserta dari luar kota Yogyakarta juga telah tiba di UMY pagi ini.
Admira Nurazhani, selaku Manager dari tim ITB mengatakan bahwa timnya sudah tiba di UMY sejak pagi untuk melakukan registrasi dan chek-in peserta. “Kami beserta tim sudah tiba di Yogyakarta pagi tadi dan langsung menuju lokasi resgristasi untuk regristasi ulang,” ujarnya.
Admira juga mengatakan, ITB sendiri mengirimkan 5 tim untuk mengikuti kompetisi Komurindo dan Kombat yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). “Kami sudah memiliki 3 tim untuk Komurindo yaitu, Garuda Ganesha, Akasha Ganesha, dan Graksa Ganesha. Sedangkan untuk Kombat, ITB memiliki 2 tim yaitu Jayapala Ganesha dan Nakapala Ganesha. Dan peserta yang mengikuti kompetisi ini lebih didominasi mahasiswa angkatan 2011 dan 2012,” ungkapnya.
Adapun untuk persiapannya, menurut Admira sudah dilakukan selama satu tahun. Persiapan yang dilakukan tersebut dalam bentuk latihan untuk menyempurnakan serta melakukan uji alat di setiap minggunya. “Untuk menyempurnakan alat dan pembuatan alat, ITB sendiri telah bekerja sama dengan UKM Penerbangan Roket Kampus. Karena ITB sendiri sudah beberapa kali mengikuti kompetisi ini. Jadi setiap kali ada kompetisi ini kami dan tim selalu berusaha untuk memaksimalkan tim,” jelasnya.
Tak berbeda jauh dengan ITB, Universitas Mataram, Lombok, yang juga telah lima kali mengikuti kompetisi ini mengaku telah siap untuk menghadapi Komurindo dan Kombat 2014 kali ini. ” Kami sudah mempersiapkan segala seuatunya untuk mengikuti kompetisi ini selama 6 bulan. Namun untuk tahun ini kami hanya mengirimkan peserta untuk lomba Komurindo kategori Electric Ducted Fan (EDF) dan muatan,” jelas Erwin Pratama salah satu peserta dari tim Aero Mataram.
Erwin juga mengatakan bahwa persiapan alat yang akan di kompetisikan sudah 80%, karena ia dan timnya masih mengalami beberapa kendala. “Kendalanya hanya sebatas komponen serta informasi yang didapat tentang teknis perlombaan masih kurang. Tapi setiap tahunnya kita memang selalu berusaha untuk upgrade teknologi yang sedang berkembang saat ini, untuk membantu pembuatan alat-alatnya, ” paparnya. Erwin dan timnya juga berharap usaha mereka dapat terbayar dengan mendapatkan hasil yang terbaik.
KOMURINDO dan KOMBAT Sebagai Sarana Penarik Minat Generasi Muda Indonesia Mengenai Antariksa

Dari kiri ke kanan, Slamet Riyadi, Ph.D., Tony K. Hariadi, M.T (Panitia Pelaksana KOMURINDO dan KOMBAT 2014), Dr. Endra Pitowarno (Ketua Dewan Juri KOMURINDO dan KOMBAT 2014), (Rektor UMY) Prof. Bambang Cipto, MA., (Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Dr. Rika Andiarti., dan (Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN) Drs. Halimurachman, MT.
Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfir (KOMBAT) 2014 menjadi sarana untuk menarik minat generasi muda mengenai kedirgantaraan. Masih minimnya ilmuan-ilmuan muda yang ikut berkecimpung dalam dunia dirgantara, menjadikan kedirgantaraan Indonesia tertinggal dibanding negara lainnya. Sebab negara-negara lain sudah meluncurkan roket dan satelit ciptaannya sendiri. Sementara lembaga antariksa milik Indonesia, masih sebatas memiliki gambaran kasar roket dan satelit yang ingin diluncurkannya.
Demikian disampaikan Dr. Endra Pitowarno, Ketua Dewan Juri KOMURINDO dan KOMBAT 2014 dalam acara Press Conference yang diselenggarakan di Lobi Rektorat gedung AR. Fachruddin A Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (14/8). Dalam acara ini hadir pula Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, MA., Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Dr. Rika Andiarti., Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN, Drs. Halimurachman, MT., dan Panitia Pelaksana KOMURINDO dan KOMBAT 2014, Tony K. Hariadi, M.T dan Slamet Riyadi, Ph.D.
Dr. Endra mengatakan, kompetisi KOMURINDO dan KOMBAT yang akan diselenggarakan di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, pada Jum’at hingga Sabtu (15-16/8) tersebut juga menjadi perhatian besar bagi LAPAN. Sebab selain untuk menarik minat generasi muda, juga untuk menambah jumlah ilmuan-ilmuan muda yang ahli dalam bidang dirgantara, khususnya roket, satelit dan riset mengenai langit dan atmosfir.
“Jadi, KOMURINDO dan KOMBAT ini untuk menambah dan memperbanyak jama’ahnya dulu. Kalau peminat dan yang mau belajar tentang roket dan balon atmosfir itu banyak, mereka bisa bercerita pada keluarga, teman, dan masyarakat luas. Agar jika ada yang bertanya tentang kedirgantaraan bisa dijawab ramai-ramai, oleh mereka yang pernah ikut berkompetisi dalam lomba KOMURINDO dan KOMBAT ini,” paparnya.
Dr. Endra juga mengungkapkan bahwa itulah upaya pembangunan yang dilakukan LAPAN dalam bidang keantariksaan atau kedirgantaraan. KOMURINDO dan KOMBAT menjadi ajang perlombaan dikalangan mahasiswa untuk mengukur atmosfir dari mulai roket dan balon udara itu naik sampai turun. “Ada 12 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi ini. Tiga diantaranya dari luar Jawa, yakni dua dari Sumatra Utara, dan satu dari Mataram, Lombok. Kompetisi ini juga membuktikan bahwa para mahasiswa itu memang tidak mengenal waktu untuk belajar,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Dr. Rika Andiarti, menurutnya ajang KOMURINDO dan KOMBAT tersebut bisa menjadi sarana untuk bersinergi antara LAPAN, mahasiswa dan masyarakat luas. Sebab mahasiswa yang rata-rata bukan berasal dari fakultas astronomi bisa juga memiliki kemampuan untuk merancang roket. “Pendidikan formal kita masih sedikit yang memiliki fakultas astronomi atau mempelajari tentang antariksa. KOMURINDO dan KOMBAT ini menjadi sarana bagai mahasiswa untuk membangkitkan kreativitas mereka di bidang teknologi antariksa. Karena terbukti, memang bukan hanya mahasiswa yang berasal dari fakultas astronomi saja yang bisa merancang roket, tapi mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan juga bisa merancang roket dan ikut berkompetisi dalam ajang ini,” jelasnya.
Karena itulah, Dr. Rika mengharapkan akan adanya sinergi yang bisa dibangun diantara mahasiswa dan LAPAN. “Adanya mahasiswa yang ikut berkompetisi dan melahirkan kreativitasnya mengenai teknologi antariksa, akan mendukung kinerja LAPAN baik di tingkat universitas maupun masyarakat. Jadi dengan begitu, akan ada sinergi antara tiga kelompok ini,” ungkapnya.
Adapun pihak-pihak terkait yang ikut bekerjasama dalam penyelenggaraan KOMURINDO dan KOMBAT ini yakni Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pemrakarsa kompetisi, LAPAN sebagai kontributor penyiapan roket peluncur muatan serta balon untuk kompetisi KOMBAT, UMY sebagai tuan rumah (host) penyelenggara KOMURINDO dan KOMBAT 2014, Dislitbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sebagai kontributor penyedia tempat pelaksanaan kompetisi, TNI Angkatan Udara selaku pengatur lalu lintas udara dan izin peluncuran roket serta balon untuk KOMBAT, dan Pemerintah Kabupaten Kebumen co-host dan pemilik wilayah pelaksanaan kompetisi.
Sultan Emir: Sistem Keungan Syariah Semakin Diminati Perekonomian Global
Keuangan syariah terus berkembang dan semakin diminati perekonomian dunia, bahkan negara – negara di Eropa yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam telah mengakui bahwa sistme keuangan syariah memiliki prospek baik untuk kedepannya sehingga penggunaan sistem syariah saat ini sedang mengalami peningkatan. Hal tersebut disampaikan oleh Ass. Prof. Sultan Emir Hidayat dari University Collage of Bahrain dalam diskusi Perkembangan dan Masa Depan Perbankan Islam pada Kamis (14/8) di Ruang Sidang Hukum Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
“Saat ini perkembangan sistem keuangan syariah semakin diakui dunia. Bahkan revolusi pertumbuhan perekonomian tentang syariah Islam dari tahun 1960 hingga saat ini semakin meningkat tajam,” paparnya.
Bahrain dan Malaysia merupakan negara yang pertumbuhan sistem keuangan syariahnya meningkat signifikan. Kedua negara tersebut merupakan negara yang berambisi menjadi pusat keuangan Islam di dunia. Dominasi kedua negara tersebut terlihat karena kedua negara tersebut memiliki kerjasama dengan berbagai institusi yang mendukung sistem keuangan islam yaitu AAOIFI (Accounting And Auditing Organization For Islamic Financial Institution), IFSB (Islamic Financial Services Boards), IIRA (Islamic International Rating Agency), IILM (International Islamic Liquidity Management), dan IIFM (International Islamic Financial Market).
Emir menegaskan bahwa Bahrain dan Malaysia telah mendapat sokongan dana dari institusi tersebut untuk mendukung perekonomian dengan sistem syariat islam. Jadi secara tidak langsung ketika orang mendengar AAOFI maka yang ada dibenak mereka adalah Bahrain. Hal ini menjadi kunci kesuksesan Bahrain untuk mendapatkan image bahwa mereka setingkat dengan AAOFI,” tegasnya.
Seharusnya Indonesia juga bisa mengembangkan sistem keuangan syariah sebab hampir 80% penduduk Indonesia beragama Islam sehingga menjadi peluang untuk mengembangkan sistem keuangan syariah. Namun Emir menjelaskan bahwa Indonesia memiliki beberapa kendala untuk meningkatkan sistem keuangan Islam yaitu, kurangnya dukungan dari pemerintah untuk menyelenggarakannya, masih adanya regulasi dari pemerintah yang kurang kuat, minimnya Undang-Undang yang berkaitan dengan regulasi keuangan syariat Islam, dan kurangnya kerja sama dengan intitusi keuangan syariat Islam di dunia maka konsekuensinya ialah tidak ada pengawasan secara langsung oleh lembaga tersebut. Ditambah lagi dengan masih banyak produk-produk yang melakukan kerja sama dengan perbankan konvesional sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi produk-produk yang bekerja sama dengan perbankan syariah.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala tersebut Emir menyarankan agar meningkatkan awareness dan preference tentang sistem keuangan syariah dan perbankan syariat Islam. Sebab menurut penelitian yang dikaji bahwa awareness dan preference sangat berpengaruh untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat tentang sistem keuangan syariah dan perbankan syariat. Selain itu kunci kesuksesan industri bisnis keuangan syariah adalah adanya kolaborasi yang baik untuk mendapatkan solusi bersama terhadap kewenangan oleh pemerintah serta regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
KOMURINDO dan KOMBAT 2014 Awal Menggembirakan Dunia Dirgantara Indonesia

Tim peserta didampingi dosen dan panitia saat melakukan persiapan menjelang peluncuran roket pada ajang KOMURINDO
Jum’at (15/8) KOMURINDO-KOMBAT secara resmi di buka. Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, MA menyebtukan event skala nasional tersebut dapat menjadi awal bagi generasi muda Bangsa Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih menggembirakan di dunia kedirgantaraan.
“Awal bagi Bangsa Indonesia untuk meraih masa depan yang menggemberikan,” kata Bambang Cipto saat pembukaan acara tersebut di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Pantai Bocor, Kebumen, Jum’at (15/8) pagi.
Ketertarikan generasi muda dalam dunia kedirgantaraan dengan meningkatnya jumlah peserta KOMURINDO setiap tahun merupakan sesuatu yang menggembirakan. Hal tersebut akan membuka cakrawala para generasi muda Indonesia sehingga mampu menyerap rizki yang ada di langit. Ia meyakini penguasaan teknologi kedirgantraan akan dapat membuat Indonesia menjadi kuat dan berjaya di masa depan seperti halnya negara-negara maju.
“KOMURINDO-KOMBAT akan membuka cakrawala generasi muda Indonesia sehingga kita bisa menyerap rejeki di langit. Karena rejeki tidak hanya di bumi namun juga di langit,” sambung Bambang.
Sementara itu Kepala Sub direktorat Kreativitas dan Pengabdian Masyarakat Dirjen Dikti, Victoriana mengungkapkan, Indonesia merupakan negara yang sangat luas sehingga kemandirian teknologi kedirgantaraan menjadi suatu hal yang krusial. Menurutnya, hal tersebut dapat diwujudkan dengan memupuk generasi muda Indonesia yang cinta pada teknologi kedirgantaraan.
“Melalui KOMURINDO kita ingin ajak mahasiswa untuk mencintai dunia kedirgantraan sebagai bentuk pembinaan potensi mereka,” papar Victoriana.
Sedangkan Wakil Bupati Kebumen, Djuarni,AMD,PD sangat mengapresiasi UMY selaku penyelenggara karena mengelar event skala nasional tersebut di daerahnya. Ia berharap melalui ajang ini Indonesia akan dapat menjadi negara yang tidak tertinggal dengan negara lainnya dalam dunia kedirgantaraan. Ia pun mengaku siap jika KOMURINDO-KOMBAT diadakan kembali di Kebumen.
“Semoga bisa dikembangkan menjadi satelit dan kita tidak kalah dengan negara lain di dunia melalui kegiatan lomba semacam ini. Kebumen punya harapan tahun depan diadakan di kebumen lagi, Kebumen siap,” katanya.
Acara yang dibuka Wakil Bupati Kebumen itu juga dihadiri oleh Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN, Ir. Afif Budiyono, MT. Selain itu Brigjen Rudiono Edi, MM selaku Kadis Litbang TNI AD turut memberikan sambutannya. Sebanyak 74 tim dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia ikut unjuk gigi dalam ajang ini.
KOMURINDO-KOMBAT 2014 Persaingan Di Atas Langit
Satu persatu roket milik LAPAN melesat ke udara meninggalkan tiang peluncurnya dengan membawa muatan milik mahasiswa peserta KOMURINDO di Lapangan Tembak Disilitbang TNI AD, Pantai Bocor, Kebumen, Jum’at (15/8) pagi. Muatan rakitan para mahasiswa tersebut berisi berbagai macam sensor yang dapat mengukur kecepatan udara, ketinggian, lokasi berbasis GPS, hingga memotret citra daratan di bawahnya.
Kemudian data yang dikumpulkan tersebut dikirimkan ke pusat data yang berada di darat. Kemampuan muatan mengirimkan data di atas ketinggian dan berada di dalam roket yang melesat mencapai kecepatan 150 kilometer per jam menjadi tantangan tersendiri bagi peserta, pasalnya guncangan saat roket akan meluncur, besar dan bisa membuat sensor-sensor tersebut tidak mampu mengirimkan data ke stasiun di darat.
Tak sampai di situ dewan juri juga menilai kemampuan muatan tersebut untuk terus berkomunikasi dengan stasiun darat secara utuh dari saat akan meluncur hingga selesai.
Di samping itu akurasi data dan foto citra terbaik yang dikirimkan juga menjadi penilaian yang krusial bagi para tim yang bertanding. “Hal paling penting adalah komunikasi bisa berjalan seutuhnya dari start sampai juri memberi perintah mematikan. Selama itu mereka harus mampu mengirimkan data yang diminta, seperti akselerasi, mengirimkan gambar dan sebagainya,” ungkap ketua dewan juri Dr. Endra Pitowarno di sela-sela peluncuran.
Penilaian yang dilakukan dewan juri dari awal hingga tahap peluncuran pada lomba tersebut pun tidak main-main. Terhitung hanya 19 tim yang mampu bertahan hingga tahap peluncuran dari jumlah awal 60 tim yang berkompetisi. Kebanyakan dari mereka tida dapat melaju hingga tahap akhir lantaran muatan yang mereka buat tidak mampu memenuhi kriteria yang ditentukan saat uji fungsi berlangsung.
“Sebelum peluncuran, muatan peserta diuji fungsi dengan ditimbang, diukur dimensi, dan diuji getarannya. Kalau tidak sesuai standar, tidak akan lulus,” tambah Ketua Panitia, Dr. Slamet Riyadi.
Selain lomba muatan, KOMURINDO 2014 juga melombakan kategori Electric Ducted Fan (EDF). Kategori ini tidak seperti lomba muatan, para peserta lomba ini merakit roketnya sendiri yang bertenaga baterai. Sebanyak 27 tim berlomba meluncurkan roketnya paling tinggi serta mampu terbang dengan terkendali. Selain itu dewan juri juga akan menilai kemampuan roket tersebut mengirimkan berbagai data melalui sensor yang dibawanya. Kemampuan terbang roket-roket ini mencapai 200 meter dengan kecepatan di bawah 100km per jam.
KOMURINDO tahun ini tergolong spesial karena digelar bersamaan dengan Kompetis Balon Atmosfir (KOMBAT) yang baru pertama kali diselenggarakan. Dalam ajang ini muatan milik 16 peserta dibawa oleh balon berukuran cukup besar. Catatan dewan juri menyebutkan, balon atmosfir Kombat kali ini berhasil meninggalkan lokasi hingga jarak 60km dengan ketinggian 29km. Sama halnya dengan KOMURINDO, muatan pada KOMBAT juga harus bisa mengirimkan data dengan durasi paling lama dan akurat. “Untuk KOMBAT sendiri penilaiannya dari segi KOMBAT paling lama durasi komunikasi dan pengiriman data akurat yang didapat, serta bisa mendeteksi lokasi. Selain itu, banyak pula parameter penilaian lainnya,” kata Endra lagi menambahkan.
Siswa SMK tertarik dengan Pengembangan Roket dalam Kompetisi KOMURINDO 2014
Pengembangan dalam penelitian roket dewasa ini semakin berkembang di kalangan Mahasiswa. Hal tersebut terbukti dengan tingginya animo Universitas dalam mengirimkan Mahasiswanya guna berpartisipasi dalam Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) 2014. Sebanyak 74 tim sangat antusias dalam mengulik roket agar hasilnya memuaskan dalam peluncuran. Ternyata, antusiasme dari para Mahasiswa untuk mengembangan roket ini juga menarik perhatian siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
“Ini kali pertama saya melihat kompetisi peluncuran roket dan ternyata sangat luar biasa menarik”, ujar Supriyadi, Siswa SMK 1 Puring di tengah-tengah peluncuran roket KOMURINDO 2014, Jum’at (15/8). “Kebetulan saya sangat menggemari penelitian karena sesuai dengan salah satu pelajaran saya,” ujar Supriyadi yang berasal dari jurusan Neotika Kapal Niaga.
Upaya yang sangat teliti yang dilakukan oleh para peserta KOMURINDO dalam mempersiapkan roket mulai dari merancang, merakit, melakukan ujicoba, hingga melalukan peluncuran ternyata diapresiasi oleh Supriyadi yang saat ini duduk di kelas 2 SMK. “Pastinya para peserta KOMURINDO ini sudah sangat mempersiapkan diri dengan matang. Upaya mereka membuat saya terinsipirasi untuk melakukan penelitian yang serupa,” terangnya.
Supriyadi juga berharap agar pelaksanaan KOMURINDO bisa berlangsung rutin di setiap tahunya. “Akan sangat bermanfaat apabila kompetisi ini bisa berlangsung rutin setiap tahun,” ungkapnya. Ia juga mengapresiasi UMY sebagai tuan rumah yang telah berhasil menyelenggarakan kompetisi KOMURINDO dan KOMBAT 2014 ini.
UNIKOM Borong Penghargaan Dalam Ajang KOMURINDO dan KOMBAT 2014
Rangkaian pelaksanaan ajang tingkat nasional Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfir (KOMBAT) yang diselenggarakan sejak Rabu hingga Sabtu (13-16/8) telah usai. Sebanyak 90 tim peserta ikut berkompetisi dalam perlombaan ini. Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung pun memborong penghargaan dalam ajang ini. Tercatat sebanyak enam penghargaan diterima UNIKOM baik untuk kategori Muatan Roket, Roket EDF, dan Muatan Balon Atmosfir. Selain itu, uang tunai sejumlah 26,5 juta juga berhasil mereka bawa pulang.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Penutupan dan Pengumuman Pemenang KOMURINDO dan KOMBAT 2014, yang diselenggarakan di ruang sidang AR. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY, pada Sabtu siang (16/8). Adapun penghargaan yang diterima UNIKOM tersebut terdiri dari (1) Juara Ketiga kategori Muatan Roket, (2) Desain Terbaik untuk Kategori Muatan Roket, (3) Juara Pertama kategori Roket EDF, (4) Juara Kedua kategori Roket EDF, (5) Desain Terbaik kategori Roket EDF, dan (6) Juara Ketiga kategori Muatan Balon Atmosfir untuk KOMBAT. Penghargaan tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Dewan Juri, Dr. Endra Pitowarno.
Sementara itu, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Drs. Halimurachman, M.T mengataakan bahwa kemenangan yang telah diraih oleh para peserta KOMURINDO dan KOMBAT bukan sebagai tujuan akhir. “Kepada para juara saya ucapkan selamat. Tapi itu bukan akhir dari proses pencapaian. Bagi yang kalah, ini juga bukan akhir dari segalanya. Tapi, semangat untuk terus berkarya dan berkreasi itulah yang paling utama. Karena itu, teruslah berkarya,” ungkapnya.
Halimurachman juga mengatakan bahwa momentum pelaksanaan KOMURINDO dan KOMBAT 2014 ini juga menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia. Sebab menurutnya, para generasi muda yang diwakili oleh mahasiswa bisa memberikan hadiah kemerdekaan berupa karya dan kreasi roket serta muatannya tersebut bagi kemerdekaan Indonesia. “Ini adalah momentum penting bagi kita semua. Apalagi besok adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Ini merupakan hadiah bagi kemerdekaan Indonesia, khususnya bagi komunitas pecinta kedirgantaraan di Indonesia. Semoga dari kegiatan ini, semangat berinovasi untuk kemerdekaan dirgantara Indonesia terus tumbuh dan bangkit,” tegasnya.
Adapun para pemenang dalam ajang KOMURINDO dan KOMBAT ini, untuk kategori Muatan Roket yakni, Juara 1 diraih oleh Graksa Ganesha (Institut Teknologi Bandung), Juara 2 Gatotkaca (UGM), Juara 3 diraih oleh Vaza (UNIKOM), Juara Harapan diraih oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Desain Terbaik diraih oleh Vaza (UNIKOM), dan Ide Terbaik diraih oleh Graksa Ganesha (ITB). Sementara untuk kategori Roket EDF, Dirk RKV-2 dari UNIKOM menjadi juara pertamanya, Bullet Force-2 (UNIKOM) sebagai juara kedua, Jatayu (Politeknik Negeri Jember) sebagai juara ketiga, Garuda Ganesha (ITB) sebagai juara harapan, Bullet Force-2 (UNIKOM) sebagai karya desain terbaik, dan ide terbaik diraih oleh Jatayu (Poltek Negeri Jember). Masing-masing pemenang mendapatkan tropi dan sertifikat, serta uang tunai sebesar 10 juta rupiah untuk juara pertama, 6 juta rupiah untuk juara kedua, 4 juta rupiah untuk juara ketiga, dan 2 juta rupiah untuk juara harapan, desain terbaik dan ide terbaik.
Sementara untuk pemenang KOMBAT, menurut Dr. Endra Pitowarno, ada delapan tim dari 14 tim peserta yang muatan balon atmosfirnya melebihi ketinggian 10 km yang telah ditentukan oleh dewan juri. Kedelapan tim tersebut mampu menerbangkan balonnya hingga ketinggian maksimum 23 sampai 29 km, dan secara horizontal radius maksimumnya bisa mencapai 60 km. “Mereka adalah tim dari Universitas Telkom, UMY, UGM, Institus Teknologi Surabaya (ITS), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, UNIKOM, dan ITB,” jelasnya. Adapun yang menjadi juara pada kategori KOMBAT ini yakni, Jayapala Ganesha (ITB) sebagai juara pertama, Nakapal Ganesha (ITB) juara kedua, Ersax (UNIKOM) juara ketiga, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya sebagai juara harapan, Air-E205 (ITS) dengan desain terbaik, dan Hawk (UGM) sebagai pemilik ide terbaik. Masing-masing dari juara ini pun mendapatkan penghargaan berupa tropi dan sertifikat, serta uang tunai sebesar 5 juta rupiah untuk juara pertama, 3,5 juta rupiah untuk juara kedua, 2,5 juta rupiah untuk juara ketiga, dan 1 juta rupiah untuk juara harapan, desain terbaik dan ide terbaik.
Viva News : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kualitas yang disertai nilai-nilai Islami.
VIVAnews – Di usia yang baru 33 tahun, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sudah menjelma menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia. Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuatnya berdiri sejajar dengan universitas-universitas negeri ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.
selengkapnya
http://m.news.viva.co.id/news/read/527425-universitas-muhammadiyah-yogyakarta
Perwakilan Library Of Congress Kunjungi LP3M UMY
Carol L. Mitchell, Ph.D, Direktur Bidang perwakilan Library Of Congress (LOC) Amerika Serikat yang berada di Jakarta, hari ini, Selasa (19/8) mengunjungi Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitian dan Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dalam kunjungan yang diterima langsung oleh Kepala LP3M UMY, Hilman Latief, Ph.D, Carol menyampaikan maksud kedatangannya untuk mengetahui lebih jauh mengenai riset dan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa UMY.
Selain itu, Carol juga menjelaskan bahwa berbagai macam penelitian dan riset, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa di Amerika Serikat, bisa tersebar ke seluruh perpustakaan akademik di Amerika. Penelitian dan riset itu pun mencakup semua bidang, termasuk isu-isu populer yang sedang berkembang di tengah masyarakat. “Ada penelitian dan riset yang membahas isu tentang kebijakan, kebudayaan, sosial, bahkan dalam dunia hiburan seperti film. Dan semua penelitian itu masuk serta tersebar dalam perpustakaan-perpustakaan akademik di Amerika,” ungkapnya.
Kedatangan Carol yang tidak hanya seorang diri, namun ditemani oleh Sandra KN Tjahjana, Kepala ABA Section ke LP3M UMY itu pun untuk menjajaki kerjasama riset dan pertukaran buku-buku hasil penelitian dari kalangan dosen maupun mahasiswa UMY.
Sementara itu, Hilman Latief, Ph.D menjelaskan berbagai macam penelitian dan riset yang telah dilakukan dan dikembangkan oleh UMY. Ia menyontohkan salah satunya seperti penelitian dan riset mengenai bahaya rokok, yang tergabung dalam komunitas Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UMY. Menurutnya, para peneliti yang tergabung dalam MTCC UMY itu tidak hanya berasal dari fakultas kedokteran saja, tapi juga fakultas lainnya. “Ini merupakan penelitian yang dilakukan antar fakultas di UMY. Karena yang diteliti bukan hanya masalah yang berkaitan dengan dunia medis, tapi juga hal lainnya, seperti kondisi sosial masyarakat dan kebijakan pemerintah” ungkapnya.
Hilman juga berharap, adanya kunjungan tersebut juga bisa menghasilkan kerjasama dalam hal penelitian dan riset. Sebab menurutnya, LP3M UMY masih membutuhkan banyak kolaborasi riset dan penelitian untuk mengetahui berbagai isu yang terbaru.