Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Teliti Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Akselerasi Budi Santosa Raih Gelar Doktor dari UMY​

$
0
0

Laju era globalisasi pada sisi lain, bisa berdampak langsung bagi dunia pendidikan serta dapat membawa manusia kepada krisis spiritual. Di sisi lain pula, dunia pendidikan akselerasi atau percepatan yang merupakan kumpulan dari orang-orang cerdas, masih banyak yang menitikberatkan pada pendidikan kognitifnya saja. Karena itulah, sekolah-sekolah akselerasi tersebut seharusnya bisa mengimbangi pendidikan kognitif tersebut dengan pendidikan afektif dan kepribadian melalui pembelajaran keagamaan, seperti Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini juga untuk menyeimbangkan kualitas intelektual yang dimiliki oleh peserta didik, serta menjadi jembatan penyelamat untuk mengatasi krisis spiritual yang terjadi akibat dampak negatif globalisasi.

Itulah yang disampaikan oleh Drs. H. Budi Susanta, M,.Pd. dalam penyampaian disertasi doktornya dengan judul disertasi “Perkembangan Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri 1 Muntilan”. Disertasinya ini berhasil menjadikan Budi Sebagai Doktor ke 18 yang dihasilkan oleh program Pascasarjana dalam Ilmu Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang diuji oleh 7 penguji dengan diketuai oleh Dr. Muhammad Nurul Yamin, M.Si bertempat di Ruang Sidang AR. Fachruddin A Lantai 5 UMY, Sabtu (13/09).

Dalam presentasi disertasinya, Budi menjelaskan bahwa hasil dari penelitian disertasinya ditemukan suatu model inovasi pembelajaran PAI di kelas akselerasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Muntilan, melalui penonjolan beberapa komponen seperti Superior (S), Ubah (U) waktu pembelajaran, nilai minimal KKM (N), dan Nuansa Islami (NI), atau disingkat Model SUNNI.

SUNNI menurut Budi merupakan model pendidikan yang menggabungkan beberapa komponen keunggulan, yaitu siswa yang dapat mengikuti kelas akselerasi adalah siswa yang telah terseleksi secara kapasitas yang dinilai melalui tes Intelektual Qualiti (IQ) yang mendapat skor diatas 120. Lalu, siswa yang memiliki IQ diatas 120 tersebut disesuaikan jam belajar percepatannya, sehingga dalam mengikuti proses belajar rentang waktu kelas akselerasi dan regular dapat berbeda, kelas akselerasi waktunya lebih singkat seperti 2 tahun, sementara kelas reguler menempuh waktu 3 tahun dengan jumlah materi yang sama. “Kemudian, siswa juga harus mampu mencapai Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam proses belajar dengan waktu percepatan tersebut. Nilai KKM tersebut minimal 8,0. Dan yang lebih penting dalam model SUNNI ini terletak pada penaman nilai-nilai Agama Islam yang didukung dengan nuansa Islami dalam keseharian proses belajar, seperti pemasangan tulisan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an di dalam kelas, membiasakan memulai kelas dan pembelajaran dengam membaca Al-Qur’an, semua siswi memakai jilbab, serta teladan atau contoh akhlak dan sifat mulia yang diajarkan oleh para guru. Inilah pola yang diterapkan oleh model SUNNI,” paparnya.

Selain itu Budi juga menjelaskan bahwa selain keunggulan model pembelajaran SUNNI, SUNNI dalam penerapannya juga masih menemui masalah, khususnya dalam pola penerapan inovasi pembelajaran PAI. Masalah tersebut terletak pada akses internet yang seringkali berjalan lambat. Padahal akses internet tersebut juga menjadi bahan penting dalam pemberian dan penyelesain tugas peserta didik. “Karena itu siswa-siswi sering mengalami kelambatan dalam penyelesaian tugas-tugas PAI. Karena itu, kami menyarankan agar sekolah tersebut lebih memperhatikan lagi kelayakan dari fasilitas pendukung berupa Teknologi Informasi (TI) tersebut. Agar pembelajaran PAI pada sekolah akselerasi tersebut menjadi lebih baik lagi. Selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan mengajar oleh guru, sehingga profesionalitas guru juga dapat semakin meningkat” jelas Budi lagi yang juga merupakan PNS inspektorat Kabupaten Magelang.

Dengan adanya penelitian tentang inovasi pembelajaran PAI pada sekolah akselerasi yang dilakukan oleh Budi tersebut, pihak universitas dan penguji berharap, pembelajaran PAI melalui model SUNNI tersebut dapat menjadi peyeimbang spiritualitas, pengamalan akidah, moral dan tata kehidupan masyarakat beragama. “Karena mereka adalah orang-orang cerdas yang nantinya juga akan memimpin negeri ini. Jadi mereka harus memiliki spiritualitas, akidah dan moral yang baik. Dan hal itu dapat diajarkan melalui pendidikan agama, seperti PAI ini,” pungkas Prof. Dr. H. Sutrisno, M.Ag, selaku promotor dan penguji Dr. Budi Susanta, M.Pd.


Penutupan Student Fair UMY 2014 Bagikan 2000 Nasi Kucing Gratis

$
0
0

Salah seorang penjual angkringan saat menangani pembeli

Pelaksanaan Student Fair UMY 2014 secara resmi ditutup, setelah acara ini diselenggarakan selama tiga hari, Rabu hingga Jum’at (10-12/9) yang lalu. Sebanyak empat puluh satu Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organisasi mahasiswa turut melakukan rekrutmen bagi mahasiswa baru UMY pada ajang tersebut. Ajang tersebut juga merupakan salah satu bentuk sambutan kepada mahasiswa baru, diharapkan para mahasiswa baru UMY dapat menemukan kegiatan yang pas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan UMY, Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE berpesan kepada seluruh mahasiswa baru agar mampu melanjutkan berbagai prestasi yang telah diraih UMY sebelumnya. Ia juga mengajak segenap mahasiswa untuk tidak ragu-ragu menunjukkan prestasinya dengan mengambangkan potesni yang dimilikinya melalui berbagai UKM yang ada di UMY. “Mari perlihatkan prestasi yang kita miliki. Kita harus mampu menunjukkan kepada siapa saja bahwa kita (UMY) bisa,” ungkap Sri saat menutup acara tersebut, Jum’at (13/9) malam di Lapangan Bintang UMY.

Mahasiswa UMY yang baru saja meraih prestasi membanggakan dengan menjadi PTS nomor 1 dalam ajang PIMNAS 26 di Semarang dan menaklukan puncak Elbrus di Eropa, lanjut Sri, merupakan bukti bahwa mahasiswa UMY memiliki potensi yang mampu bersaing. Potensi tersebut haruslah di landasi dengan keimanan dan nilai-nilai Islam. Dengan potensi dan keimanan diharapkan mahasiswa UMY dapat menjadi intelektual muda yang dapat menjadi pencerah di mana pun ia berada. “Kita punya potensi. Jaga keimanan dan nilai-nilai Islam sebagai dasar fundamendal kita. Jadilah intelektual muda, sebagai pencerah sebagaimana Muhammadiyah,” katanya mengingatkan.

Sementara itu Ahmad Nizar selaku ketua panitia menjelaskan, acara student fair bertajuk “Yang Muda Yang Berkarya Dari Indonesia Untuk Dunia” tersebut sengaja digelar untuk mengingatkan mahasiswa baru akan pentingnya berproses dan berorganisasi melalui berbagai UKM yang ada di kampus.

Untuk menarik minat mahasiswa baru pihaknya sengaja mengangkat konsep yang unik dengan mendatangkan angkringan, kemudian membagikan dua ribu bungkus nasi kucing secara gratis kepada siapa saja yang datang. Angkringan dipilih agar maba yang tidak sedikit berasal dari luar Jawa mengenal gerobak kaki lima yang mudah ditemui di sudut-sudut Kota Pelajar. Nampaknya hal tersebut memang menjadi magnet tersendiri bagi para mahasiswa baru, pasalnya angkringan yang disiapkan panitia ramai diserbu pengunjung. Saking ramainya penjual angkringan cukup kerepotan menangani para maba yang menyerbu gerobaknya.

Selain angkringan, panitia juga menghadirkan hiburan berupa live music, pantomime hingga photo booth yang selalu ramai didatangi pengunjung untuk foto bersama. “Ini untuk menarik animo maba dengan ciri khas Yogyakarta. Ketika kembali ke kampung ada yang dikenang dari Yogyakarta,” sambung Nizar.

Modal Kreativitas dan Kulit Telur, Bisa Biayai Kuliah Sendiri

$
0
0

VIVAnews - Saat diperhatikan sekilas, tidak ada yang berbeda dari penampilan Hasbi Ashidqi. Ia masih terlihat seperti mahasiswa baru pada umumnya.

 

 

Selengkapnya:

268603_hasbi-ashidqi_663_382

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/538525-modal-kreativitas-dan-kulit-telur–bisa-biayai-kuliah-sendiri

Media Sosial Pengaruhi Pendapatan Setiap Bulan

$
0
0

IMG_4583Perkembangan sosial media saat ini bukan hanya untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat jauh maupun dengan keluarga. Pemanfaatan media sosial saat ini bahkan sudah bisa mempengaruhi pengahasilan selama sebulan. Hal ini kemudian menjadi alternatif untuk melakukan bisnis secara efektif dan tidak menggunakan biaya yang mahal untuk melakukan promosi.

“Berbisnis dengan media sosial atau online shop ini menjadi salah satu kemudahan bagi anda untuk melakukan macam-macam bisnis, sebab bisnis ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja,” jelas Nadia Citra, top manajer member oriflame saat mengisi acara Sosial Media Pengaruhi Pendapatan Bulanan. Acara yang diprakarsai oleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini diselenggarakan di ruang Perpustakaan Skripsi Gedung E lantai 2, Kampus Terpadu UMY, hari ini, Selasa (16/9).

Bisnis online menurut Nadia, ini bisa menggunakan media sosial seperti, facebook, twitter, dan instagram yang saat ini banyak digandrungi oleh mahasiswa atau anak muda. “Biasanya mereka memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi terhadap produk yang dijualnya. Namun sayangnya mereka masih memiliki pengetahuan yang minim untuk melakukan strategi melalui media sosial, “ imbuhnya.

Media sosial yang sangat mudah untuk melakukan online shop ini adalah facebook. Sebab menurut Nadia, facebook dapat menjangkau lebih luas serta mudahnya kita dalam melakukan interaksi secara langsung dengan konsumen atau pelanggan. “Sehingga, nantinya pelanggan atau konsumen akan merasa nyaman bukan hanya dengan produk kita tapi juga pelayanan kita kepada mereka,” ujarnya.

Nadia juga memaparkan beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk melakukan bisnis online shop, pertama, menulis status tentang produk yang dijual, menjelaskan manfaat dan kelebihannya dengan kalimat-kalimat yang persuasif dan dengan kalimat-kalimat yang efektif dan mudah dipahami. Kedua, dalam melakukan bisnis online shop tidak perlu melakukan privasi pada akun, karena hal itu akan menyulitkan pelanggan atau konsumen jika ingin melihat produk. Selain itu juga menambah teman di akun facebook sebab hal ini bisa menjadikan bisnis tersebut terjangkau secara luas.

“Ketiga, ketika sudah memiliki follower atau teman yang banyak dalam akun kita maka kita perlu melakukan hubungan yang baik dengan konsumen atau pelanggan. Sebab pendekatan secara personal itu akan membuat nyaman pelanggan atau konsumen kita. Keempat, ketika hubungan interpersonal sudah baik maka dalam melakukan promosi produk kita lebih baik juga melalui interpersonal misalnya dengan menawarkan produk dengan lebih personal,” paparnya.

Drum Corps Kembali Harumkan UMY Di Kancah Internasional​

$
0
0
Tim Drum Corps UMY Menyerahkan Piala Kepada Rektor UMY, Prof Bambang Cipto

Tim Drum Corps UMY Menyerahkan Piala Kepada Rektor UMY, Prof Bambang Cipto

Setelah berhasil meraih peringkat 5 dalam Kejurnas Marching Band ke 25 memperebutkan Piala Presiden pada Desember 2013 lalu, kini Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Drum Corps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (DC-UMY) kembali meningkatkan prestasinya di kompetisi Internasional. Drum Corps UMY menjadi juara 3 dalam Internasional Jember Open Marching Competition dengan kategori Drum Battle General Division, yang dilaksanakan pada 5-7 September 2014 berlokasi di Gedung Olahraga PKPSO Kaliwates, Jember. Kegiatan kompetisi ini juga diikuti oleh 30 lebih komunitas Marching Band dari beberapa negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Thailand.

Pada Internasional Jember Open Marching Competition yang diikuti oleh berbagai universitas, komunitas, sekolah dan kelompok Marching Band dari berbagai negara, ini menjadi pengalaman yang baru bagi DC UMY karena ini menjadi kali pertama DC UMY dalam kompetisi internasional, sekaligus menjadi prestasi pertama DC UMY pada level internasional.

Menurut General Manager DC UMY, Taufan Hidayat, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat senang sekali mengetahui DC UMY meraih posisi ketiga dalam kompetisi intenasional “Kita sangat senang sekali ketika tahu bahwa kita bisa jadi juara 3 di kompetisi internasional ini. Jadinya usaha teman-teman yang rela libur cuma 2 minggu pada bulan Ramadhan bisa terbayar, dan juga kami dan saya yakin juga teman-teman yang lain merasakan pengalaman dengan negara-negara lain, dan itu merupakan pengalaman yang berharga bagi kami” ujar Taufan disela-sela acara penyerahan piala penghargaan kepada Rektor UMY pada Selasa (16/9).

Senada dengan Taufan, ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Januari, Pratama Nurratri menjelaskan bahwa sebenarnya juara 3 itu bukan target dari DC UMY untuk mencapai posisi ketiga dalam kompetisi tersebut, akan tetapi pihaknya merasa bangga dengan prestasi yang dicapai dengan pengalaman pertamanya ikut dalam kompetisi internasional.

“Sebenarnya ini di luar target kita, tapi ternyata kita bisa menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi Internasional ini, rasanya kita bangga banget, semua usaha kita bener-bener bermakna, apalagi kita bisa meraih peringkat ketiga, ini menjadi semangat untuk meningkatkan prestasi dikompetisi selanjutnya 2015 nanti” ujar mahasiswi UMY ​angkatan 2011 ini.

Rektor UMY Prof,. Dr. Bambang Cipto, MA saat menyambut kedatangan anggota DC UMY di ruang Rektorat mengungkapkan kebanggaannya dan rasa terimakasih kepada seluruh peserta UKM DC UMY yang telah berjuang mengharumkan nama universitas ditingkat Internasional, Bambang juga beharap bahwa prestasi ini juga bisa menjadi api semangat untuk terus berprestasi saat mereka lulus nanti.

“Terimakasih atas prestasi yang luar biasa, hal ini persis seperti tagline kita, saya meminta lagi agar di 2015 kita kembali berprestasi, tentunya kita akan bantu kebutuhan yang diperlukan, dan saya berharap prestasi ini menjadi api semangat buat anda saat Anda lulus dari UMY nanti, dan kita patut berbangga karena kita satu-satunya universitas yang menjadi juara dalam kompetisi internasional” ujarnya saat menyampaikan sambutan kedatangan DC UMY ke ruangnya. (Shidqi)

Peserta KKN Internasional Ciptakan Alat Bantu Keterampilan Pembuatan Lincak dan Usaha Lempeng

$
0
0

Peserta KKN Internasional saat menjelaskan cara kerja dan kelebihan alat ciptaannya

Masyarakat di Desa Timbul Harjo yang sehari-harinya bekerja sebagai produsen Lincak (Kursi dari bambu) dan lempeng (kerupuk nasi), masih memproduksi lincak dan lempeng dengan peralatan manual yang masih tergolong lama dan berbahaya bagi keamanan pekerjanya. Misalnya saja dalam memproduksi lincak para pengrajin masih menggunakan gergaji untuk memotong bambu dan menggunakan pisau untuk melubangi bambu. Sedangkan untuk memproduksi lempeng warga masih menggunakan cara manual dalam menggiling lempeng yakni menggunakan tangan, selain membutuhkan tenaga yang cukup banyak dan lama cara seperti ini juga tidak higenis.

Oleh karena itu, Singapore Polytechnic (SP) dengan menggandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Pembangunan Negeri Veteran (UPN-Veteran) Dalam program “Learning Express Kuliah Kerja Nyata (KKN) International”, mencoba membantu warga setempat dengan membuat suatu alat pemotong bambu sekaligus dapat difungsikan untuk melubangi bambu dan juga alat untuk mempermudah penggilingan lempeng. Para peserta KKN Internasional yang terdiri dari 60 mahasiswa ini sebelumnya telah melakukan pengamatan serta melaksanakan kegiatan produksi bersama-sama warga desa selama 2 minggu di Desa Timbul Harjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasil pengamatan dan keikutsertaan secara langsung dalam aktvitas warga itulah, kedua alat itu pada akhirnya dicetuskan oleh para peserta KKN Internasional tersebut.

Dalam acara presentasi hasil karyanya, di ruang serbaguna Balai Desa Timbul Harjo, pada Rabu (17/9) para peserta KKN mencoba mempresentasikan cara kerja dan kelebihan alat buatan mereka. Alat untuk memotong bambu dan melubangi bambu tersebut tujuannya adalah untuk mempermudah para pengrajin agar bisa cepat memotong dan melubangi bambu, yang biasanya para pengrajin dalam 10 menit hanya bisa memotong 2 bambu, tapi menggunakan alat tersebut mereka dapat memotong 6 hingga 10 bambu dalam waktu 10 menit. Selain itu juga para pengrajin tidak melakukannya dengan tangan, karena alat tersebut sudah dilengkapi dengan dinamo sebagai penggerak mesin pemotongnya, hal ini diharapkan dapat menjamin keamanan para pengrajin.

Selain itu peserta KKN internasional juga membuat alat untuk menggiling lempeng. Alat ini dilengkapi dengan pegangan yang nyaman, dan tumpuan alat pada ujung penggilingnya lebih besar dan datar. Sehingga dengan satu kali ditekan menggunakan alat ini, lempeng bisa langsung pipih, tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Selain itu alat ini juga menjamin kebersihan karena sudah tidak menggunakan tangan langsung untuk mengiling lempeng tersebut, tentu saja dengan menggunakan alat ini produksi akan lebih cepat dan mudah.

Yudha Setya Negara, peserta KKN internasional dari UMY menjelaskan bahwa penemuan alat untuk pembuatan lempeng tersebut terinspirasi karena saat pengamatan, masyarakat desa dalam proses pembuatannya masih mengabaikan proses kebersihan. Prosesnya juga bisa menjadi cukup lama karena saat penggilingan masih menggunakan cara manual menggunakan tangan, “Karena itu, kami berharap dengan adanya alat tersebut, proses pembuatan akan lebih cepat dan lebih bersih karena tidak lagi menggunakan tangan,” ungkapnya.

Yudha juga menambahkan bahwa selain memberikan alat penggilingan lempeng, ia beserta mahasiswa KKN Internasional lainnya juga memberikan alat untuk pemotongan dan untuk melubangi bambu-bambu. Karena menurutnya proses pembuatan lincak (kursi dari bambu) masih tergolong lama karena menggunakan gergaji pada proses pemotongannya, dan menggunakan pisau pada proses melubanginya, sehingga munculah ide untuk membuat mesin pemotong sekaligus bisa melubangi bambu.

“Selain membuat alat untuk menggiling lempeng, kami juga membuat alat untuk memotong dan melubangi bambu yang menjadi bahan dasar pembuatan lincak. Karena saat kami perhatikan, proses pemotongan bambunya masih menggunakan gergaji, dan pelubangannya juga masih menggunakan pisau. Ini juga tidak aman, karena dalam pengamatan kami sangat besar peluangnya untuk terkena tangan, sehingga muncul ide dari teman-teman untuk membuat mesin ini,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum ini.

Berbeda dengan Yudha, mahasiswa Singapore Polytechnic Kevin Prasetyo menjelaskan, bahwa keadaan masyarakat di desa memang harus didikung dengan kegiatan seperti ini. Karena kondisi mereka yang tidak sempat untuk mencari cara yang dapat meningkatkan produktifitas masyarakat desa. Selain itu menurut Kevin, kegiatan ini dapat menjadi wacananya saat kembali ke Singapore untuk membuat alat yang lebih baik lagi dalam meningkatkan produksi masyarakat di desa-desa.

“Keadaan masyarakat yang seperti ini harus kita dukung. Karena mereka tidak sempat untuk mecari cara yang dapat meningkatkan produktifitas mereka. Dan kami juga setelah melihat hal ini, kegiatan selama 2 minggu ini dapat menjadi wacana kami saat kami kembali ke Singapore untuk membuat alat yang serupa, dan lebih baik tentunya untuk mendukung masyarakat di desa” jelas mahasiswa asal Indonesia tersebut.

Disamping itu, Kenneth Mahasiswa Singapore Polytechnic University, juga menjelaskan bahwa kegiatan KKN internasional ini memberikan pengalaman yang cukup berharga baginya. Karena dirinya baru sekali terjun kelapangan di desa, yang cara hidup masyarakatnya masih jauh dari kehidupan modern seperti di Singapore. Kenneth juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat bangga sekali dapat ikut membantu dalam membuat alat untuk warga desa.

“Ini merupakan pengalaman pertama saya yang cukup berharga, karena ini pertama saya main kesini. Saya juga melihat cara hidup masyarakat masih jauh dari kondisi masyarakat kota, misalnya seperti di Singapore. Saya juga bangga sekali bisa ikut membantu dalam membuat alat untuk mereka” ujar mahasiswa asli Singapore ini.

​Sementara itu menurut Sekretaris Desa Timbul Harjo Agus Hartono, dirinya mengungkapkan bahwa temuan mahasiswa adalah sebuah bukti nyata dari sumbangsih pemikiran dan aksi nyata mahasiswa dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian desa. Selain itu dirinya juga sangat beterimakasih sekali karena program ini melibatkan mahasiswa Singapore dengan dasar ilmu yang dipelajarinya adalah teknik.

“Menurut saya ini adalah bukti nyata dari pemikiran mahasiswa dalam menemukan suatu alat yang dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan produktifitasnya. Hal ini juga akan berdampak bagi peningkatan perkonomian desa, dan juga merupakan kesempatan yang baik sekali karena dari program ini ada mahasiswa singaporenya. Dari kampus politeknik yang dasar ilmunya adalah teknik, sehingga mereka mampu ikut membantu untuk meciptakan alat seperti ini, kita patut berterimakasih sekali,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Kegiatan presentasi prototipe ini adalah merupakan rangkaian terakhir program dari KKN internasional yang diikuti oleh mahasiswa Singapore Politeknik, untuk program selanjutnya akan dilanjutkan oleh mahasiswa UMY untuk 2 minggu kedepan. Prototipe tersebut juga akan dipresentasikan serta dipamerkan di hadapan mahasiwa dan civitas UMY hingga hari ini, Kamis (18/9) di lantai dasar gedung AR. Fachruddin B kampus terpadu UMY. (Shidqi)

Peserta Pusdiklat Migas Cepu Kunjungi PUSPER UMY

$
0
0

IMG_4902Sebanyak 16 orang rombongan peserta Diklat Teknis Lanjutan II Program Aparatur Negara Pusdiklat Migas Cepu, hari ini, Jum’at (19/9) mengunjungi Pusat Studi Pengelolaan Energi Regional (PUSPER) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh peserts Pusdiklat Migas yang berada di bawah koordinasi Kementerian Sumberdaya Manusia (SDM). Selain melakukan kunjungan ke PUSPER rombongan peserta tersebut juga direncanakan akan berkunjung ke laboratorium Teknik Mesin, Demo House, dan Desa Pleret untuk melihat proses pengelolaan dan pembuatan biogas.

Muhammad Ridwan Anshori, selaku pimpinan pelatihan Pusdiklat Cepu mengatakan bahwa tujuan diadakannya kunjungan tersebut guna memberikan pengetahuan yang terintegrasi mengenai energi-energi lain, khususnya dalam bidang energi terbarukan. “Kunjungan ini untuk memberikan pengetahuan baru bagi para peserta diklat, tentang sumber-sumber energi yang dikelola oleh kementerian SDM. Baik itu dari energi batu bara, minyak, air, fosil, gas, listrik, bahkan hingga energi terbarukan,” ungkapnya.

Ridwan juga menambahkan bahwa kunjungan tersebut juga merupakan rangkaian kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta diklat. “Diklat teknis lanjutan II ini wajib diikuti oleh pegawai yang berada di bawah badan kementerian SDM. Dan salah satu rangkaian kegiatannya adalah kunjungan ini. Selain untuk memberikan pengetahuan baru, juga untuk menjadikan pembelajaran ke depan dalam mengatasi masalah energi,” imbuhnya.

Sementara itu,  Ir. Purwanto, MT mewakili PUSPER UMY saat menyambut kedatangan rombongan peserta Pusdiklat mengatakan, PUSPER sendiri merupakan salah satu perangkat akademik untuk memaksimalkan visi dan misi UMY dalam bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat terkait dengan pengembangan energi terbarukan. “Fokus energi ini dipilih karena memang menantang untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat. Selain itu juga karena menurut beberapa ahli dan peneliti, ketersediaan energi semakin kritis,” paparnya.

Karena itulah menurutnya, pihak universitas merasa perlu mengadakan sebuah pusat kajian yang khusus mengkaji masalah energi, dan mencari solusi untuk mengatasii ketersediaan energi yang semakin menipis. “Karena itu juga, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk ikut membantu mengatasi permasalahan ketersediaan energi ini. Dan kami berharap dengan adanya kunjungan ini bisa menjadi langkah awal bersama untuk menjalin kerjasama dan saling berkontribusi untuk memecahkan dan memberikan solusi atas permasalahan ini,” imbuhnya.

Peneliti Jepang Tertarik Pelajari Agama dan Budaya di Indonesia

$
0
0

Akutsu, Mayasaki dan Aoki Takenobu didampingi Ir. Gatot Supangkat, M.P saat menyampaikan maksud kedatangan mereka ke UMY

Ketertarikannya tentang budaya yang ada di Indonesia akhirnya membawa Aoki Takenobu, Phd dan Akutsu, Masayuki, Ph. D memilih Indonesia sebagai tempat utama penelitiannya. Penelitian yang akan mereka usung terkait dengan Iklim dalam perspektif islam. Penelitian ini diambil karena Aoki merasa ada krisis kepercayaan (agama) dan budaya di negaranya. “ Ini menjadi sangat penting sebab jika tidak cepat ditangani akan membahayakan bagi negara kita sendiri, ” Jelas Aoki Takenobu, Phd selaku dosen di Chiba Universty, Jepang.

Untuk melengkapi data penelitian tersebut hari ini, Jum’at (19/9) Aoki Takenobu, Phd dan Akutsu Masayuki datang berkunjung ke Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dalam kunjungan tersebut mereka mendapat kesempatan untuk mempelajari penjelasan tentang Iklim dalam persperktif Islam yang disampaikan oleh Ir. Gatot Supangkat, M.P selaku dosen Fakultas Pertanian UMY. “Saya merasa senang karena telah disambut baik ketika datang ke UMY,” ungkap Akutsu, Masayuki, Ph. D dari The University of Tokyo.

Aoki menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana perspektif agama selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama diintegrasikan dengan ilmu pengetahuan. Sebab selama ini, menurutnya di Jepang selalu membelakangkan urusan kepercayaan dan budaya. Padahal seperti banyak orang ketahui, Jepang adalah negara yang terkenal dengan kemajuan teknologinya. Namun, sayangnya hal ini tidak sebanding dengan kepercayaan dan budaya yang ada di Jepang. Bahkan di Negara Timur Tengah ilmu pengetahuan, teknologi, tidak pernah dicampur adukkan dengan agama, mereka masih menganggap bahwa agama hanya digunakan untuk ibadah saja.

Situasi ini berbeda dengan Indonesia, masyarakat di Indonesia selalu mencoba menyelaraskan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan agama dan budaya yang mereka anut. Sehingga hal ini membuat adanya kehidupan yang harmonis antar sesama dan rasa toleransi yang tinggi. “Jadi dengan kata lain dapat dikatakan bahwa negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Negara maju lainnya kurang memperhatikan tentang pentingnya menyelaraskan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan agama dan budaya,” paparnya.

Aoki mengakui bahwa Indonesia memang masih perlu belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, namun Indonesia memiliki kemampuan beragama dan berbudaya dengan nilai yang tinggi. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak potensi alam dan budaya yang dimilikinya. Serta banyaknya suku dan budaya yang ada Indonesia mampu mempertahankan kepulauannya untuk tetap menjadi satu kesatuan yaitu Negara Republik Indonesia. “Sampai saat ini saya sudah pernah mengunjungi beberapa kepulauan yang ada di Indonesia, yaitu pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,” ungkap Aoki.

Aoki dan Akutsu juga berharap, hasil penelitian mereka tentang Iklim dalam Perspektif Islam dapat disampaikan secara luas dalam bentuk seminar internasional, buku, maupun jurnal. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi koreksi bagi Negara Indonesia dan Jepang untuk bisa menyeimbangkan dan menyempurnakan Teknologi dan ilmu pengetahuan dengan agama dan budaya yang ada di Negara masing-masing. Sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan semestinya dan bisa di manfaatkan di Indonesia dan Jepang. “Karena dengan begitu, masyarakat bisa sadar tentang pentingnya nilai budaya dan agama untuk kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,” tuturnya.


Penutupan KKN Internasional, Chanelle Dapat Teman Baru

$
0
0

Chanelle Hsu Yueh, mahasiswa asal Singapura dan Fahad, Mahasiswa UMY peserta KKN Internasional

Kesan yang begitu mendalam dirasakan Chanelle Hsu Yueh, mahasiswa asal Singapura yang mengikuti Learning Express di Yogyakarta bersama puluhan mahasiswa UMY dan UPN. Walaupun dua minggu menjalani kebersamaan yang tergolong singkat namun Chanelle merasa begitu berat meninggalkan teman-teman barunya di Yogyakarta, sampai-sampai ia terlihat meneteskan air mata saat bertukar cindera mata dengan peserta lain.

Sikap ramah yang ditunjukkan para mahasiswa yang menjadi rekannya selam mengikuti KKN membuatya merasa senang berada di antara mereka. Chanelle menganggap teman-teman barunya itu memiliki sikap yang sangat bersahabat dan terbuka kepada ia dan rekannya dari Singapura. Menurut mahasiswi tingkat dua itu, sikap terbuka dan menerima semacam itu akan sulit ditemui di negerinya.

“Mereka sangat bersahabat dan terbuka, berbeda dengan di Singapura. Sangat berat untuk berpisah dengan mereka,” ungkap gadis berwajah oriental itu seusai acara perpisahan Learning Express UMY, Kamis (18/9) malam di kampus UMY.

Terjun membantu warga Desa Timbul Harjo, Bantul dalam berinovasi mengembangkan produksi Lincak dan Lempeng merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya. Di luar itu semua ada hal yang juga begitu berharga bagi Chanelle, yakni persahabatan yang bisa terus terjalin. Memang ini bukanlah kali pertama ia mengikuti kegiatan Learning Express di Indonesia, sebelumnya ia sempat mengikuti kegiatan serupa di Malang, Jawa Timur. Namun partisipasinya kali ini cukup berkesan karena dari kegiatan ini ia menemukan teman baru yang ia nilai menjadi temannya yang paling dekat selama mengikuti program tersebut.

Kepada Biro Humas dan Protokol UMY ia menyebut nama Fahad, salah satu mahasiswa UMY yang menjadi peserta dalam Learning Express tersebut menjadi teman baiknya selama mengikuti kegiatan itu. Memakai pita merah putih pemberian Fahad, Chanelle mengatakan akan terus menjaga pertemanan yang telah terjalin dalam pertemuan singkat tersebut, ia pun mengaku telah bertukar nomor ponsel dengan Fahad dan teman-teman barunya di Learning Express kali ini. “Saya mendapatkan banyak kenangan, pada kesempatan ini saya juga mendapatkan teman baik bernama Fahad. Saya harap kami dapat terus menjalin pertemanan,” sambungnya.

Menginap tiga malam di rumah warga Desa Timbul Harjo ia merasa kagum dengan budaya masyarakat tempat sekitar yang begitu ramah menyambut kedatangan mereka. Warga, lanjut Chanelle begitu mengapresiasi berbagai penyuluhan yang ia dan rekan-rekannya berikan selama mengikuti program. “Mereka sangat mengapresisasi kedatangan kami. Saya belajar banyak dari sini,” ungkapnya.

Namun ada hal yang ia alami selama menginap di Desa Timbul Harjo dan sangat jarang ia temui di negeri asalnya, yakni suara bising ayam-ayam yang dipelihara oleh warga sekitar. “Sangat berisik oleh suara ayam, kalau di Singapura berisik oleh suara kendaraan. Saya juga merasa fresh ketika menginap di sana,” kata Chanelle kemudian tertawa.

Semantara itu Richo Bima Paksi, salah satu mahasiswa UMY yang juga sempat menangis saat perpisahan tersebut mengaku meski kenal selama dua minggu namu ia merasa sudah sangat dekat dengan mahasiswa Chanelle dan kawan-kawan. Meskipun tinggal berjauhan, ia percaya bahwa pertemanan akan dapat terus terjalin karena pertemanan tidak mengenal batasan.

“Dua minggu itu singkat tapi merasa sudah dekat dengan mereka. Akrab banget kayak udah kenal lama. Ini nggak sekedar KKN tapi dapat teman baru. Pertemanan itu tidak ada batasannya,” tutur mahasiswa Hubungan Internasional UMY itu.

Perawat Berperan Penting Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis

$
0
0

Seminar MkepJumlah penderita penyakit ginjal kronis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut data dari Jurnal Ethnicity and Disease yang terbit tahun 2009, pada tahun 2006 ditemukan 2149 kasus baru di Indonesia, dan pada tahun 2006 kasus baru penyakit ginjal kronis meningkat menjadi 4656 jiwa. Karena itu, posisi perawat menjadi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronis ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Yuni Permatasari Istanti, Ketua Program Studi Magister Keperawatan UMY, dalam Seminar Nasional “Improving Quality of Life Among Dialysis Patients trough Evidence Based Nursing” yang diadakan oleh Program Studi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (20/9) di Crystal Lotus Hotel Yogyakarta.

Hal senada juga disampaikan oleh ketua panitia seminar, Nurchayati. Menurut Nurchayati, jumlah penderita gagal ginjal kronik di indonesia yang menjalani haemodialisa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Selain itu, terjadi pergeseran yang cukup signifikan pada usia penderita gagal ginjal kronis yang semakin muda sehingga dampaknya akan semakin lama dirasakan oleh pasien. “Proses hemodialisis akan mempengaruhi semua aspek kehidupan, sehingga peran perawat menjadi sangat penting untuk membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal inilah yang juga melatarbelakangi Program Studi Magister Keperawatan UMY untuk mempertemukan akademisi dan klinisi di bidang nefrologi dalam event Seminar Nasional ini,” ungkapnya.

Dalam seminar tersebut Dr. Ginova Nainggolan, yang merupakan dokter penyakit dalam RSCM, pakar Ginjal dan Hipertensi juga turut hadir sebagai pembicara. Dr Ginova menyampaikan materi tentang pentingnya kerjasama antarprofesi kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dialisis. Sedangkan keynote speech dalam seminar tersebut, Prof. Klapachoen Shokebumroong, dari Khon Kaen University Thailand menyampaikan informasi tentang penanganan pasien dialysis di Thailand dan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah Thailand, untuk mencegah peningkatan jumlah penderita penyakit ginjal kronis serta upaya pemerintah Thailand untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dialysis.

Seminar yang merupakan event tahunan Magister Keperawatan UMY tersebut diikuti oleh 128 peserta yang terdiri dari akademisi bidang keperawatan dan perawat haemodialysis dari rumah sakit se-Indonesia. Sebagai rangkaian Annual Scientific Forum, selain menyelenggarakan seminar, Magister Keperawatan UMY juga mengadakan kompetisi artikel ilmiah yang berkaitan dengan Nefrologi. Pemenang kompetisi, Sumarno Adi Subrata dari Universitas Muhammadiyah Magelang dan Diyah Candra Anita dari Stikes Aisyiyah Yogyakarta, mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiahnya dalam seminar tersebut.

UMY Menjadi Tuan Rumah Forum Komunikasi Guru BK Se-DIY

$
0
0

Menindaklanjuti Diklat Pendampingan Kurikulum Bimbingan (BK) Konseling terkait sosialisasi dan kontrol kurikulum BK 2013 di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa (23/9) mengadakan Forum komunikasi Guru BK Se-DIY di Gedung AR Fachruddin B Lantai 5 di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Forum Komunikasi ini diselenggarakan selain untuk sosialisasi kurikulum 2013 juga untuk melakukan kontrol terpadu apakah masih ada SMA yang belum mengimplementasikan atau bahkan kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum tersebut.

Edy Prajaka selaku Instruktur Nasional dan Fasilitator Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa guru Bimbingan Konseling (BK) memiliki peran penting di SMA, “Perlu pendampingan dan kontrol bagi guru-guru BK di sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena BK juga merupakan memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat SMA,” ujar Edy. Di dalam kurikulum BK 2013 telah disusun sebuah sistem pendidikan yang akan menstimulasi siswa siswi SMA untuk lebih terbuka menceritakan hambatan selama bersekolah sehingga bisa membuat tiap siswa siswinya menjadi lebih aktif dan berprestasi. Eddy juga menjelaskan bahwa nantinya akan ada fasilitator yang akan mengunjungi beberapa sekolah, “nantinya akan ada fasilitator untuk melihat bagaimana program kurikulum BK 2013 diimplementasikan di sekolah,” tegasnya.

Turut hadir dan membuka kegiatan Forum Komunikasi Guru BK Se – DIY, Wakil Rektor 1 UMY, Dr. Ir, Gunawan Budiyanto, MP, ia menjelaskan bahwa salah satu tugas BK adalah untuk meningkatkan softskill siswa untuk menapaki kehidupan yang akan datang. Sebab tugas pendidikan bukan hanya menstransfer ilmu pendidikan ke siswa-siswinya namun juga membantu meningkatkan kemampuan psikomotorinya. “Saat ini ada beberapa sekolah yang menerapkan pendekatan dengan table fisherning, maksudnya guru BK memberikan pengajaran siswa bukan hanya sekedar materi saja namun juga melatih siswa untuk bisa mempelajari persoalan-persoalan agar dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih praktis. Misalnya siswa diajak untuk lebih mengenal potensi-potensi alam untuk dikembangkan dan diuraikan secara jelas sehingga membuat siswa berimajinasi,” tegas Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P.​

Gunawan menerangkan bahwa perubahan kurikulum di dunia pendidikan sering terjadi, hal ini dianggap perlu untuk bisa memajukan sistem pendidikan yang lebih bermutu, sehingga nantinya bisa menhasilkan cetakan-cetakan yang berkualitas juga.​ Gunawan juga menambahkan bahwa guru BK dituntut untuk bisa memberikan rasa kepercayaan diri siswa-siswinya untuk bisa bergaul dengan anak-anak di mancanegara sehingga anak-anak di Indonesia bisa disejajarkan dengan mereka.

Quantum Learning, Solusi Atasi Kejenuhan Siswa Belajar Matematika

$
0
0

IMG_5070Pelajaran matematika bagi kebanyakan orang, hingga saat ini masih menjadi momok yang menakutkan dan dianggap sulit. Tak terkecuali bagi para peserta didik yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sikap mereka yang terkadang acuh tak acuh terhadap pelajaran Matematika, menjadikan pelajaran ini seakan semakin dijauhi oleh siswa. Pelajaran Matematika hanya akan dipelajari jika itu bisa membuatnya lulus dari ujian akhir sekolah.

Padahal, Matematika itu merupakan kunci dari semua mata pelajaran. Ia memiliki sesuatu yang bisa melayani berbagai macam ilmu. Jika seseorang bisa mempelajari Matematika dengan baik, maka ia juga akan sukses dalam pelajaran lainnya. Untuk itu, guru-guru Matematika dan orang tua memiliki peran penting dalam merubah mindset anak didiknya terhadap pelajaran Matematika ini. Salah satu caranya adalah dengan metode belajar model Quantum Learning.

Demikian pemaparan hasil disertasi Ani Rusnaeni yang disampaikannya pada ujian Sidang Doktor Terbuka, Program Doktor Pascasarjana Psikologi Pendidikan Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Kamis (25/9). Sidang Promosi Doktor yang diselenggarakan di ruang sidang AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY ini, dipandu oleh Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc selaku ketua pantia, dan Dr. Muhammad Anis, M.A sebagai sekretarisnya, dengan anggota penguji Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag., Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., Prof. Dr. Usman Abu Bakar, M.A., Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed, Ph.D., Dr. Muhammad Nurul Yamin, M.Si., dan Dr. Abd. Madjid, M.Si. Dalam sidang terbuka ini, Ani dianugerahi gelar Doktor Psikologi Pendidikan Islam dengan nilai hasil disertasi sangat memuaskan. Ia juga merupakan doktor ke-19 yang dihasilkan oleh Program Doktor Pascasarjana UMY.

Dari hasil disertasi Ani yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Model Quantum Learning dan Sikap Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 16 Kota Cirebon” ini, Ani mengungkapkan adanya temuan yang bisa menjadikan prestasi siswa dalam pelajaran Matematika meningkat. Hal ini dikarenakan, guru Matematika di sekolah tersebut telah menerapkan model Quantum Learning yang juga diusulkan oleh dirinya. “Dengan pembelajaran melalui metode Quantum Learning ini, sikap siswa untuk meraih prestasi, khususnya dalam pelajaran Matematika, semakin meningkat. Ini karena melalui model ini, para guru dituntut untuk memberikan metode pengajaran yang menarik dan menyenangkan. Kemudian juga berusaha membuat anak sebisa mungkin merasa senang dengan pelajaran Matematika,” paparnya.

Model Quantum Learning tersebut menurut Ani bisa menjadi acuan model untuk pembelajaran Matematika bagi anak didik. Sebab menurutnya, penerapan Quantum Learning pada anak didik secara psikologi terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh anak didik dengan dunia pendidikan. Jika pada masa lalu pendidikannya ia merasa tidak puas dengan proses dan metode belajar yang digunakan di masa sekolahnya dulu, karena metodenya yang monoton dan tidak menyenangkan. Maka hal itu akan membuat anak didik mencari alternatif metode belajar lain yang mampu mengembangkan dirinya menjadi lebih aktif dalam belajar. “Karena itu melalui Quantum Learning inilah anak didik akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Proses pembelajarannya pun tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Sehingga dengan begitu anak didik akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam proses belajarnya,” jelasnya.

Ketika anak didik mampu menemukan metode atau strategi belajar yang sesuai dengan dirinya, mampu membuat dirinya belajar lebih menyenangkan, lanjut Ani lagi, maka ia akan cenderung untuk menerapkannya menjadi suatu kebiasaan di dalam proses belajarnya. “Dengan begitu, jika seseorang telah akrab dengan metode belajarnya sendiri, maka ia dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan lebih mudah. Itulah metode yang diajarkan dalam Quantum Learning,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Ani, orang tua dan lingkungan anak didik juga bisa berperan dalam meningkatkan prestasi anak dalam mempelajari Matematika. Orang tua memiliki peran dalam pendidikan anak di rumah, khususnya pendidikan Matematika agar anak termotivasi untuk belajar Matematika, sehingga prestasi belajar Matematika anak dapat dicapai dengan baik. Sementara sekolah, sebagai lingkungan belajar anak didik juga hendaknya memberi dukungan untuk terselenggaranya pendidikan Matematika yang menyenangkan di sekolah. “Dan bagi guru Matematika hendaknya saling mendukung dan bekerjasama dalam meningkatkan pembelajaran Matematika di sekolah. Seperti bekerjasama dengan Guru BK untuk meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran Matematika. Selain itu, guru Matematika juga harus lebih intensif berkomunikasi dengan orang tua siswa agar siswa lebih termotivasi dan bersikap positif terhadap pelajaran Matematika,” imbuhnya.

Di sisi lain, Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed, Ph.D menambahkan bahwa, dalam masalah pembelajaran Matematika tersebut, yang perlu mendapat perhatian bukan hanya sikap anak didiknya saja. Tapi juga sikap guru juga perlu menjadi perhatian. “Jika sikap anak didik dan gurunya sudah baik, maka hal itu juga akan turut meningkatkan prestasi anak didiknya,” ujarnya.

Indonesia Peluang Besar Kembangkan Industri Asuransi

$
0
0

IMG_4750Pertumbuhan industri asuransi di Indonesia semakin pesat. Hal ini didukung karena masih sedikit orang yang tertarik dengan industri asuransi. Karena itulah ini menjadi sebuah peluang yang besar bagi semua orang khususnya bagi mahasiswa.

Untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya asuransi dan peluang pada industri ini, Zurich insurance melakukan “Zurich Goes To Campuse” (Opportunity In Insurance Industry) pada hari ini (25/9) di AR Fachrudin B Lt.5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Oemin Handajanto selaku CEO Zurich Insurance menjelaskan bahwa sumbangan asuransi terhadap perekonomian di Indonesia masih rendah yaitu 1,6% atau 1,7% dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia. “Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang luar biasa besar,” tegasnya.

Oemin juga mengatakan, jumlah penduduk di Indonesia ada 200 juta jiwa, namun jumlah perusahaan asuransi jiwa hanya ada 51. Sedangkan, di Amerika yang jumlah penduduknya tidak beda jauh dengan Indonesia memiliki 2000 perusahaan asuransi jiwa.

“Hal ini membuktikan bahwa tingkat kesadraan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Amerika. Tingkat kesadaran ini akan mempengaruhi pentingnya pendidikan, kesehatan, dan keselamatan. Di Jepang juga setiap orang memiliki tiga asuransi, sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap keselamatan dirinya di masa mendatang” ungkapnya.
Oemin menambahkan, potensi industri asuransi di Indonesia masih sangat terbuka luas. Pada tahun 2013 ada 9 perusahaan asuransi jiwa yang memiliki lisensi untuk mengembangkan bidang asuransi ini. “Padahal itu baru lisensi belum ada izin untuk beroperasi,” terangnya.

Peluang ini menjadi sangat besar menurutnya karena didukung oleh beberapa faktor, yaitu pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang luar biasa dan meningkat, penetrasi asuransi yang masih sangat rendah, meningkatnya jumlah pendapatan, dan meningkatnya kebutuhan konsumen.

“Sehingga di Indonesia membutuhkan perlindungan dalam dirinya dalam pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Perlindungan ini dapat berupa asuransi jiwa,” ujarnya.

Oemin juga mengatakan, bahwa dengan memiliki asuransi jiwa tersebut, seseorang akan merasa dilindungi. “Dapat disimpulkan bahwa asuransi jiwa sangat penting, karena dengan memiliki asuransi jiwa kita akan merasa dilindungi serta dapat mengembangkan industri di bidang asuransi,” tutupnya.

Renewable Energy Tecnology Kurangi Resiko Penipisan Energi di Bumi

$
0
0

Advanced_Waste_to_Energy_Plant_Gains_Traction-Renewable_Energy-heroMinyak bumi dan gas merupakan energi yang sangat penting bagi umat manusia, namun saat ini stok yang ada di dunia hanya cukup untuk beberapa tahun ke depan. Dengan demikian bisa dikatakan jika dunia ini sedang mengalami krisis energi, karena sumber energi yang digunakan selama ini dipakai terus menerus tanpa adanya cadangan energi alternatif. Karena itu dibutuhkan riset energi terbarukan atau Renewable Energy Technology, untuk mengurangi resiko penipisan persediaan energi di bumi.

Demikian disampaikan Slamet Riyadi ST MSc PhD selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik (UMY) saat ditemui di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Selasa (9/9). Slamet menyampaikan hal tersebut seusai pelaksanaan kuliah umum FT UMY tentang Reneweble Energy Technology bekerjasama dengan ​TU/e (Technische Universiteit Eindhoven) Belanda, yang diselenggarakan pada Senin (8/9) ​di Stadium General Fakultas Teknik Kampus Terpadu UMY. Dalam kuliah umum tersebut Ir. Patrick Van Schijndel. M. Chem. Eng selaku perwakilan dari TU/e, juga turut hadir menjadi narasumber dalam seminar tersebut.
​​
Slamet memaparkan bahwa saat ini sudah banyak dilakukan riset yaitu tentang pemanfaatan biomass, biogas, dan solar sel sebagai energi terbarukan. Biomass sendiri yaitu produksi energi yang merujuk pada bahan biologi yang hidup atau mati untuk dijadikan bahan bakar atau untuk produksi industrial. “Biogas merupakan pemanfaatan kotoran hewan sapi untuk dijadikan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, selain itu bisa juga menjadi pengganti gas untuk memasak. Sedangkan solar sel yaitu pemanfaatan cahaya matahari untuk mengalirkan listrik, sehingga bisa dimanfaatkan pada penggunaan lampu,“ paparnya.

Dalam hal energi terbarukan ini, menurut Slamet, sebenarnya UMY sendiri sudah melakukan beberapa riset tentang Renewable Energy Tecnology, yaitu dengan adanya Energy House. Energy House ini didirikan untuk membantu para dosen atau mahasiswa untuk melakukan penelitian. UMY sendiri juga sudah berhasil memanfaatkan serpihan kayu yang dimampatkan untuk dijadikan bahan bakar. “Untuk ke depan kemungkinan kami akan memanfaatkan hasil riset-riset tersebut agar bisa diimplementasikan di kampus sendiri. Namun skalanya masih kecil, misalnya dipakai untuk keperluan tertentu seperti menyalakan lampu di beberapa titik dengan pemanfaatan solar sel, sehingga energi yang dipakai bisa lebih efisien dan tidak ada energi yang terbuang dengan sia-sia, “ jelasnya.

Slamet juga berharap kuliah umum ini bisa dilaksanakan sesering mungkin apalagi bisa mengundang pakar dari luar negeri, sehingga hal ini bisa memberikan ide-ide baru untuk mahasiswa atau dosen yang akan melakukan riset. Jadi, Renewable Energy Tecnology nantiya bisa diimplementasikan di UMY atau bisa memberikan ilmu tentang Renewable Energy Tecnology untuk kemudian dimanfaatkan pada masyarakat.

Slamet juga menambahkan pelaksanaan kuliah umum ini dikhususkan untuk mahasiswa baru. “Hal ini karena mengingat mereka baru saja merasakan transisi ke dunia perkuliahan, maka dari itu dibutuhkan atmosfir baru bagi mereka agar bisa merasakan suasana akademik universitas. Selain itu kuliah umum ini juga untuk memberikan wawasan baru kepada mereka tentang Renewable Energy Tecnology,” imbuhnya.

Pada waktu yang berbeda Ir. Patrick Van Schijndel. M. Chem. Eng juga memaparkan bahwa Renewable Energy Tecnology atau energi yang terbarukan harus terus dikembangkan. Karena manfaat dari Renewable Energy Tecnology sangat bermanfaat dalam waktu jangka panjang. “Renewable Energy Tecnology atau energi yang terbarukan ini merupakan pemanfaatan energi yang tidak akan habis, misalnya dengan pemanfaatan cahaya matahari, angin, kotoran hewan, perca kayu, dan lain-lain,” ungkapnya.

Punya Posisi Strategis, Indonesia Harus Mampu Jaga Hubungan Baik Dengan Negara Lain​

$
0
0

Ratih Herningtyas, S.IP,MA, Al-Busyra Basnur​​, dan Drs. Dafri Agussalim,MA​

Saat ini Indonesia telah menjadi negara denagan posisi yang sangat strategis di ASEAN dengan menjalin hubungan baik dengan berbagai negara di dunia. Selan itu, tingkat perekonomian Indonesia yang menjadi terbesar di ASEAN membuat Indonesia menjadi negara terpandang di kawasan regional. Oleh sebab itu Indonesia dituntut selalu mampu menjaga hubungan diplomatiknya dengan negara-negara di dunia.

Hal tersebut disampaikan Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri RI, Al-Busyra Basnur, ketika memaparkan materinya di depan mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), saat menjadi pembicara pada seminar nasional bertajuk “Pandangan Dunia Internasional Terhadap Kebijakan Luar Negeri Indonesia” yang diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa HI (KOMAHI) UMY di Kampus Terpadu UMY, Kamis (25/9).

Busyra mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memang telah mempunyai pengaruh besar ditingkat regional khususnya di kalangan negara-negara ASEAN. Citra positif Indonesia itu ke depannya harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Ia meyakini keberhasailan pemerintahan Presiden Yudhoyono pada bidang kerjasama ekonomi dengan negara lain akan terus ditingkatkan oleh pemerintahan selanjutnya.

“Saat ini Indonesia sudah berada di posisi strategis di tingkat ASEAN, maka jika posisi pemerintahan selanjutnya mampu mempertahankan hubungan harmonis negara kita dengan negara-negara lain, baik secara diplomatik maupun secara kerjasama ekonomi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa figur seorang pemimpin itu sangat menentukan pengaruh kita di dunia internasional” ujarnya.

Hubungan baik antar Indonesia dengan negara lainnya harus tetap dijaga, karena menurutnya fenomena globalisasi saat ini menutut setiap negara untuk melakukan kerjasama. Sebab, suatu persoalan yang dialami suatu negara tidak dapat diselesaikan tanpa adanya kerjasama dengan negara sahabat.

Di sisi lain, pengajar Prodi Hubungan Internasional UMY, Ratih Herningtyas, S.IP,MA mengatakan kebijakan luar negeri dan posisi strategis Indonesia dimata dunia akan sangat dipengaruhi oleh partai politik dalam negeri. Kendati partai politik di Indonesia kerap menuai kecaman namun Sistem kepartaian yang ada tetaplah penting karena parta politik melahirkan pemimpin, serta menjadi penyambung lidah Warga Negara Indonesia.

Dalam sistem tersebut dibutuhkankan sosok pemimpin yang mampu mengedepankan kepentingan rakyat. Ratih mengapreasiasi kebijakan luar negeri pemerintahan SBY yang akan segera berakhir.

“Suka atau tidak sistem kepartaian itu yang menjadi penting untuk menentukan pemimpin, tapi diharapkan juga bahwa dengan partai akan melahirkan figur pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyat, kita lihat bagaimana partai mengantarkan SBY menjadi presiden, dan kini Jokowi, yang nanti juga sudah pasti peranan penting pengaruh serta posisi Indonesia di internasional” jelasnya.

Sementara itu akademisi UGM, Drs. Dafri Agussalim,MA menjelaskan timbulnya permasalahan antar negera yang mempunyai hubungan yang cukup baik, kerap terjadi lantaran kegagalan komunikasi yang baik antar negara. Ia mencontohkan permasalahan antara Indonesia dan Australia, terjadi karena adanya kasus penyadapan juga karena adanya kegagalan komunikasi antara kedua negara dan masyarakatnya. Hal itu harus dipahami secara bijaksana oleh masyarkaat dan pemerintahan kedua negara.

“Selain pengaruh antar negara, yang menjadi permasalahan bisa seperti halnya, kegagalan komunikasi antara kedua negara dan masyarakatnya, misalnya seperti pada permasalahan hubungan antara Indonesia dan Australia, Australia berpikir seharunya Indonesia bersikap dan bertindak seperti Australia, dan sebaliknya Indonesia berharap Australia bertindak seperti Indonesia. inilah permasalah yang bisa saja muncul dikarenakan tidak adanya rasa saling menghargai dan menjadi antara negara-negara yang sudah terjalin kerjasama yang cukup baik” jelas dosen HI UGM itu. (Shidqi)​


Fakultas Teknik UMY, Sekali Berkompetisi Mendulang prestasi

$
0
0

tim Kincir Angin UMY saat menyerahkan piala kepada Rektor UMY

Di tengah semakin menipisnya cadangan minyak dunia, mengharuskan kita untuk mencari alternatif cadangan energi lain, khususnya energi alternatif yang berasal dari sumber energi terbarukan. Salah satu sumber energi terbarukan tersebut seperti energi angin. Energi angin ini merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan untuk menjawab keperluan tersebut. Di samping itu, adanya Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2014 juga bisa menjadi salah satu wahana yang baik untuk mendorong kreativitas mahasiswa, sekaligus mengimplementasikannya dalam penerapan teknologi dalam bidang energi terbarukan.

Dengan harapan tersebut mahasiswa semester 3 dan 5 Fakultas Teknik Mesin dan elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjawab tantangan inovasi dalam mengembangkan energi alternatif pada ajang KKAI 2014 yang diselenggarakan oleh Ditlibtabmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (KEMENDIKBUD), Universitas Sanata Darma Yogyakarta dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Bantul, pada tanggal 15 s/d 19 September 2014 lalu. kegiatan kompetisi kincir angin ini diselenggarakan di Pantai Baru, Pandansimo, Brandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (26/09)

Walaupun Fakultas Teknik Elektro dan Teknik Mesin UMY ini baru pertama kali mengikuti kompetisi kincir angin tingkat nasional, namun pengalaman pertama ini pulalah yang mengantarkan Tim UMY menjadi juara harapan 1 dalam kompetisi nasional kincir angin ini.

Menurut ketua TIM Kincir angin UMY Panji Prihandoko penghargaan tersebut diperoleh berkat kerja tim yang sangat baik, karena selain berhasil menghasilkan karya yang dapat dilombakan, hal ini juga merupakan kalobarasi pertama antar jurusan yaitu Teknik Mesin dan Teknik Elektro, yang pada hasilnya mampu menghasilkan prestasi yang cukup baik sebagai langkah awal.

“Ini merupakan pengalaman pertama kami, dan ini juga merupakan pengalaman pertama kami berkalobarasi antara mesin dan elektro. Selain kami berhasil menciptkan suatu karya yang bisa dilombakan, kaloborasi antar jurusan ini juga mampu menghasilkan prestasi yang cukup baik sebagai awalan dari kami. Sebenarnya kami bisa juara 3, tapi karena sempat mendapat kendala di luar prediksi kami, kami menempati urutan ke 4, dan selisih poin juga sangat tipis sekali dengan juara 3,” ujar mahasiswa Teknik Mesin semester 5 ini.

Selain itu senada dengan Panji, pembimbing utama tim kincir angin UMY Novi Caroko, ST,.Mn mengungkapkan bahwa prestasi ini merupakan langkah awal untuk target juara di tahun selanjutnya pada kompetisi kincir angin 2015. Selain itu dirinya juga berharap pengalaman pertama kaloborasi tim antara mesin dan elekto ini mampu terus memperkuat kegiatan inovasi dalam kompetisi selanjutnya.

“Ini adalah langkah awal bagi kami untuk bersemangat kembali menargetkan bahwa kita bisa jadi juara di kompetisi tahun depan, dan juga dengan pengalaman awal kerjasama antara mesin dan elektro mampu terus menjadikan kami menciptakan inovasi pada kompetisi-kompetisi selanjutnya,” jelasnya saat penyerahan piala ke Rektor UMY.

Selanjutnya, berbeda dengan Novi, Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, MA mengungkapkan keinginannya untuk menargetkan prestasi selanjutnya, bahwa selain aktif dalam berbagai bentuk kompetisi, dirinya juga berharap agar UMY mampu membuat kincir angin untuk dikomersilkan bukan hanya untuk perlombaan saja. Dirinya juga berharap UMY mampu membuat kincir angin yang bisa digunakan oleh masyarakat setempat.

Bambang menambahkan, bahwa dengan adanya prestasi yang sudah diukir oleh tim kincir angin UMY, dirinya berterimakasih dan mengucapkan selamat kepada para tim yang sudah berperan aktif mengharumkan nama universitas. Karena menurut Bambang, kincir angin adalah solusi energi alternatif untuk memperkuat ketahanan energi bangsa. Rektor juga menjelaskan bahwa ketahanan energi sangat berpengaruh pada situasi politik dan ekonomi.

“saya mengucapkan selamat bagi adik-adik semua, bisa menjadi juara harapan 1 ditingkat nasional, begitu masuk pertama langsung juara harapan 1. Nanti target kita ke depan memperkuat ketahanan energi, dan anda juga sudah membuktikan energi yang bisa diciptakan. Energi itu sangat mempengaruhi politik dan ekonomi, jadi prestasi ini sangat membanggakan bagi kami,” jelas rektor saat menerima piala. (Shidqi)

Sekali Berkompetisi Mendulang prestasi

$
0
0

Di tengah semakin menipisnya cadangan minyak dunia, mengharuskan kita untuk mencari alternatif cadangan energi lain, khususnya energi alternatif yang berasal dari sumber energi terbarukan. Salah satu sumber energi terbarukan tersebut seperti energi angin. Energi angin ini merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan untuk menjawab keperluan tersebut. Di samping itu, adanya Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2014 juga bisa menjadi salah satu wahana yang baik untuk mendorong kreativitas mahasiswa, sekaligus mengimplementasikannya dalam penerapan teknologi dalam bidang energi terbarukan.

Dengan harapan tersebut mahasiswa semester 3 dan 5 Fakultas Teknik Mesin dan elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjawab tantangan inovasi dalam mengembangkan energi alternatif pada ajang KKAI 2014 yang diselenggarakan oleh Ditlibtabmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (KEMENDIKBUD), Universitas Sanata Darma Yogyakarta dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Bantul, pada tanggal 15 s/d 19 September 2014 lalu. kegiatan kompetisi kincir angin ini diselenggarakan di Pantai Baru, Pandansimo, Brandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. (26/09)

Walaupun Fakultas Teknik Elektro dan Teknik Mesin UMY ini baru pertama kali mengikuti kompetisi kincir angin tingkat nasional, namun pengalaman pertama ini pulalah yang mengantarkan Tim UMY menjadi juara harapan 1 dalam kompetisi nasional kincir angin ini.

Menurut ketua TIM Kincir angin UMY Panji Prihandoko penghargaan tersebut diperoleh berkat kerja tim yang sangat baik, karena selain berhasil menghasilkan karya yang dapat dilombakan, hal ini juga merupakan kalobarasi pertama antar jurusan yaitu Teknik Mesin dan Teknik Elektro, yang pada hasilnya mampu menghasilkan prestasi yang cukup baik sebagai langkah awal.

“Ini merupakan pengalaman pertama kami, dan ini juga merupakan pengalaman pertama kami berkalobarasi antara mesin dan elektro. Selain kami berhasil menciptkan suatu karya yang bisa dilombakan, kaloborasi antar jurusan ini juga mampu menghasilkan prestasi yang cukup baik sebagai awalan dari kami. Sebenarnya kami bisa juara 3, tapi karena sempat mendapat kendala di luar prediksi kami, kami menempati urutan ke 4, dan selisih poin juga sangat tipis sekali dengan juara 3,” ujar mahasiswa Teknik Mesin semester 5 ini.

Selain itu senada dengan Panji, pembimbing utama tim kincir angin UMY Novi Caroko, ST,.Mn mengungkapkan bahwa prestasi ini merupakan langkah awal untuk target juara di tahun selanjutnya pada kompetisi kincir angin 2015. Selain itu dirinya juga berharap pengalaman pertama kaloborasi tim antara mesin dan elekto ini mampu terus memperkuat kegiatan inovasi dalam kompetisi selanjutnya.

“Ini adalah langkah awal bagi kami untuk bersemangat kembali menargetkan bahwa kita bisa jadi juara di kompetisi tahun depan, dan juga dengan pengalaman awal kerjasama antara mesin dan elektro mampu terus menjadikan kami menciptakan inovasi pada kompetisi-kompetisi selanjutnya,” jelasnya saat penyerahan piala ke Rektor UMY.

Selanjutnya, berbeda dengan Novi, Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, MA mengungkapkan keinginannya untuk menargetkan prestasi selanjutnya, bahwa selain aktif dalam berbagai bentuk kompetisi, dirinya juga berharap agar UMY mampu membuat kincir angin untuk dikomersilkan bukan hanya untuk perlombaan saja. Dirinya juga berharap UMY mampu membuat kincir angin yang bisa digunakan oleh masyarakat setempat.

Bambang menambahkan, bahwa dengan adanya prestasi yang sudah diukir oleh tim kincir angin UMY, dirinya berterimakasih dan mengucapkan selamat kepada para tim yang sudah berperan aktif mengharumkan nama universitas. Karena menurut Bambang, kincir angin adalah solusi energi alternatif untuk memperkuat ketahanan energi bangsa. Rektor juga menjelaskan bahwa ketahanan energi sangat berpengaruh pada situasi politik dan ekonomi.

“saya mengucapkan selamat bagi adik-adik semua, bisa menjadi juara harapan 1 ditingkat nasional, begitu masuk pertama langsung juara harapan 1. Nanti target kita ke depan memperkuat ketahanan energi, dan anda juga sudah membuktikan energi yang bisa diciptakan. Energi itu sangat mempengaruhi politik dan ekonomi, jadi prestasi ini sangat membanggakan bagi kami,” jelas rektor saat menerima piala. (Shidqi)

Drum Corps Kembali Harumkan UMY Di Kancah Internasional​

$
0
0
Tim Drum Corps UMY Menyerahkan Piala Kepada Rektor UMY, Prof Bambang Cipto

Tim Drum Corps UMY Menyerahkan Piala Kepada Rektor UMY, Prof Bambang Cipto

Setelah berhasil meraih peringkat 5 dalam Kejurnas Marching Band ke 25 memperebutkan Piala Presiden pada Desember 2013 lalu, kini Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Drum Corps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (DC-UMY) kembali meningkatkan prestasinya di kompetisi Internasional. Drum Corps UMY menjadi juara 3 dalam Internasional Jember Open Marching Competition dengan kategori Drum Battle General Division, yang dilaksanakan pada 5-7 September 2014 berlokasi di Gedung Olahraga PKPSO Kaliwates, Jember. Kegiatan kompetisi ini juga diikuti oleh 30 lebih komunitas Marching Band dari beberapa negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Thailand.

Pada Internasional Jember Open Marching Competition yang diikuti oleh berbagai universitas, komunitas, sekolah dan kelompok Marching Band dari berbagai negara, ini menjadi pengalaman yang baru bagi DC UMY karena ini menjadi kali pertama DC UMY dalam kompetisi internasional, sekaligus menjadi prestasi pertama DC UMY pada level internasional.

Menurut General Manager DC UMY, Taufan Hidayat, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat senang sekali mengetahui DC UMY meraih posisi ketiga dalam kompetisi intenasional “Kita sangat senang sekali ketika tahu bahwa kita bisa jadi juara 3 di kompetisi internasional ini. Jadinya usaha teman-teman yang rela libur cuma 2 minggu pada bulan Ramadhan bisa terbayar, dan juga kami dan saya yakin juga teman-teman yang lain merasakan pengalaman dengan negara-negara lain, dan itu merupakan pengalaman yang berharga bagi kami” ujar Taufan disela-sela acara penyerahan piala penghargaan kepada Rektor UMY pada Selasa (16/9).

Senada dengan Taufan, ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Januari, Pratama Nurratri menjelaskan bahwa sebenarnya juara 3 itu bukan target dari DC UMY untuk mencapai posisi ketiga dalam kompetisi tersebut, akan tetapi pihaknya merasa bangga dengan prestasi yang dicapai dengan pengalaman pertamanya ikut dalam kompetisi internasional.

“Sebenarnya ini di luar target kita, tapi ternyata kita bisa menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi Internasional ini, rasanya kita bangga banget, semua usaha kita bener-bener bermakna, apalagi kita bisa meraih peringkat ketiga, ini menjadi semangat untuk meningkatkan prestasi dikompetisi selanjutnya 2015 nanti” ujar mahasiswi UMY ​angkatan 2011 ini.

Rektor UMY Prof,. Dr. Bambang Cipto, MA saat menyambut kedatangan anggota DC UMY di ruang Rektorat mengungkapkan kebanggaannya dan rasa terimakasih kepada seluruh peserta UKM DC UMY yang telah berjuang mengharumkan nama universitas ditingkat Internasional, Bambang juga beharap bahwa prestasi ini juga bisa menjadi api semangat untuk terus berprestasi saat mereka lulus nanti.

“Terimakasih atas prestasi yang luar biasa, hal ini persis seperti tagline kita, saya meminta lagi agar di 2015 kita kembali berprestasi, tentunya kita akan bantu kebutuhan yang diperlukan, dan saya berharap prestasi ini menjadi api semangat buat anda saat Anda lulus dari UMY nanti, dan kita patut berbangga karena kita satu-satunya universitas yang menjadi juara dalam kompetisi internasional” ujarnya saat menyampaikan sambutan kedatangan DC UMY ke ruangnya. (Shidqi)

Mahasiswa UMY Sabet 3 Penghargaan Dalam Ajisaka Competion 2014

$
0
0

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali berjaya dalam perlombaan tingkat nasional. Kali ini prestasi tersebut diwakili oleh empat mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IK-FISIPOl) UMY. Keempat mahasiswa tersebut berhasil menyabet tiga penghargaan dalam even nasional Ajisaka Competion 2014 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak 7 Juni hingga 20 September 2014 yang lalu.

Even tahunan yang diselenggarakan UGM dan dikhususkan bagi mahasiswa di tingkat nasional ini mengangkat tema “Authenticity” dan Memilah Sampah. Ada empat kategori dalam perlombaan ini, yakni Kresna (Kreasi Insan Sinema), Sadewa (Sayembara Dewa Pariwara), Prahasta (Pertarungan Humas Nusantara), dan Arjuna (Ajang Citra Berjuta Warna). Muhammad Odik (IK 2010), Fahmi (IK 2010), Deni (IK 2013), dan Raffi (IK 2013) mendapat penghargaan dan juara dalam kategori Sadewa atau iklan.

Muhammad Odik mengatakan, ada tiga iklan yang mereka buat yakni untuk iklan televisi, iklan radio dan digital campaign. Ketiga iklan tersebut berhasil menjadi juara di masing-masing kelompok. “Pada kategori iklan televisi dan iklan radio, kami meraih juara kedua. Sementara pada kategori iklan digital atau digital campaign, kami berhasil menjadi juara pertama,” ungkapnya, saat dihubungi pada Rabu (1/10).

Odik juga mengatakan, dirinya serta tiga temannya yang menjuarai perlombaan ini juga merupakan anggota komunitas dari OAO, yakni kelompok belajar antar kampus yang khusus mempelajari dunia iklan dan perfilman. “Tahun lalu, kami juga pernah ikut Ajisaka, tapi hanya ikut pada kategori iklan televisi. Saat itu kami berhasil meraih juara 1 dan 2,” imbuhnya.

Sementara itu, Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA, selaku dosen IK UMY dan pembimbing keempat mahasiswa tersebut memaparkan mengenai konsep yang dibawa mahasiswanya dalam ajang Ajisaka tersebut. Menurutnya, untuk kategori Digital Campaign, konsep yang dibawa oleh Deni dan Raffi adalah tabungan sampah untuk backpacker. “Mereka membuat aplikasi agar orang bisa menabung sampah di bank sampah. Cara kerjanya, setiap kali seseorang menabung sampah seberat 1 kg akan dihargai 3 ribu rupiah. Hasil dari tabungannya itu bisa digunakan untuk traveling atau backpacker,” paparnya.

Kemudian konsep untuk iklan radio, lanjut Erwan lagi, lebih mengedapankan penyampaian pesan mengenai pemilahan sampah yang masih bisa digunakan lagi. “Pesannya, pilah sampah agar bermanfaat bagi lingkungan. Sasaran iklan ini pada anak muda yang berusia 21 hingga 25 tahun dan pekerja kantoran. Karena sampah yang ada di ruang kerja biasanya masih ada yang bisa dimanfaatkan lagi untuk di daur ulang untuk bahan kerajinan atau lainnya,” imbuhnya.

Sedangkan untuk Iklan Televisi mengangkat pentingnya memisahkan antara sampah organik dan non organik. “Konsep iklannya dengan menampilkan kehidupan rumah tangga. Diceritakan dalam iklan itu, sang suami yang berprofesi sebagai tentara berpesan pada istrinya bahwa dia akan berjuang untuk masa depan keluarganya. Setibanya di luar rumah, sang suami ternyata memisahkan sampah organik dan non organik. Pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut adalah bahayanya mencampur antara sampah organik dan non organik, karena hal itu bisa menimbulkan penyakit bagi penghuni rumah,”jelasnya.

Erwan juga mengatakan, konsep iklan televisi dan radio yang menyabet juara kedua tersebuut merupakan hasil karya Muhammad Odik dan Fahmi.

Peneliti Jangan Asal Kirim Artikel Penelitian

$
0
0

Penulisan artikel di jurnal ilmiah masih menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh para akademisi. Namun, tidak banyak yang mengetahui jika ada langkah-langkah tertentu yang harus ditempuh dan diperhatikan. Bahkan, tak jarang pula yang asal mengirimkan artikelnya ke jurnal, namun tidak memperhatikan apakah jurnal tersebut sudah terakreditasi atau bahkan justru memiliki riwayat blacklist.

Karena itulah, para peneliti dan akademisi hendaknya tetap memperhatikan jurnal ilmiah yang akan ditujunya sebagai penyampai temuan penelitian. Sebab tidak sedikit jurnal-jurnal ilmiah yang ternyata sudah diblack list oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) RI. Karena kedapatan meminta bayaran kepada penulis hanya untuk menayangkan hasil temuan sang penulis.

Demikian pemaparan Dra. Inayati, M.Si, pengelola Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi (International Journal of Administrative Sciences & Organization) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, Depok, dalam Pelatihan Penulisan Artikel Riset dan Jurnal Ilmiah, pada Kamis (2/10). Acara ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), bertempat di ruang sidang gedung AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Inayati mengatakan, peneliti harus lihat-lihat terlebih dahulu jika ingin mengirimkan artikel penelitiannya ke jurnal-jurnal ilmiah. “Jurnalnya masih dianggap tidak oleh Dikti. Jangan-jangan nanti kita salah kirim ke jurnal yang sudah diblacklist oleh Dikti, karena kedapatan meminta bayaran ke penulis agar tulisannya dimuat,” ungkapnya.

Biasanya, menurut Inayati, jurnal-jurnal yang diblacklist tersebut sudah ditampilkan di website Dikti. Karena itu, para peneliti sebelum mengirimkan artikelnya ke jurnal nasional, khususnya, perlu memilah dan memilih serta memperhatikan standard dan akreditasi jurnal yang dituju.

Di sisi lain, Isnaini Muallidin, S.IP., MPA, pengelola Journal of Government and Politic, UMY mengatakan bahwa hal terpenting yang perlu peneliti dan penulis perhatikan, adalah terkait gaya penulisan karya ilmiah. Khususnya pada aspek fokus kajian, judul, abstrak, literatur, serta hasil dan analisis. “Penulisan karya ilmiah harus fokus pada kajian penelitian yang telah diteliti. Perspektif yang diambil juga harus sesuai dengan fokus kajian. Kemudian untuk judul, harus sederhana, spesifik, mencerminkan isi artikel dan menarik, serta maksimal 12 kata yang digunakan. Jangan membuat judul yang terlalu panjang, karena itu jadi tidak menarik,” jelasnya.

Abstrak penelitian juga harus menjadi fokus utama peneliti. Sebab menurut Isnaini, abstrak merupakan kekuatan dari sebuah penelitian. Karena dari abstrak tersebut pembaca akan mengetahui masalah apa yang diteliti, tujuan penelitiannya, metode penelitian, temuan spesifik yang dikedepankan, serta kesimpulan dan saran dari penelitian tersebut. “Karena abstrak itu juga yang nantinya akan lebih ditonjolkan di dalam jurnal. Jika seseorang ingin mereview jurnal, maka yang pertama ia lakukan adalah membaca abstraknya. Dari sanalah, abstrak itu bisa punya nilai lebih dari isi artikel,” paparnya.

Isanini juga menambahkan, peneliti juga perlu memperhatikan literatur dan penulisan hasil serta analisis penelitiannya. Untuk literatur sendiri, peneliti harus bisa menempatkan penelitiannya diantara penelitian yang terdahulu dan terkini. “Peneliti harus mereview jurnal terkait dan terkini, kemudian menentukan posisi penelitiannya dalam konteks penelitian sebelumnya. Dan memuat kerangka teoritik yang akan dibangun. Sementara untuk hasil dan analisis penelitian, khususnya penelitian lapangan, data primer harus dijadikan bahan referensi utama untuk menguraikan hasil dan analisisnya. Jangan hanya menggunakan data sekunder, sebab selama ini masih banyak peneliti yang menggunakan data sekunder daripada data primer,” ungkapnya.

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live