Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Mahasiswa dari 13 Negara Ikuti International Medical Summer School (ITMSS) di UMY

$
0
0

Peserta ITMSS ke-10 bersama Rektor UMY, Dekan FKIK dan panitia program

15 mahasiswa yang berasal dari 13 negara mengikuti program International Medical Summer School (ITMSS) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) UMY. Mereka berasal dari negara Canada, Italia, Perancis, United Kingdom, Korea Selatan, Portugal, Yugoslavia, Latvia, Belanda, Republik Ceko, Swiss, Polandia, dan Jerman. Adapun program ITMSS ini juga sudah menjadi program tahunan yang diselenggarakan oleh FKIK UMY dan sudah berjalan selama 10 kali. Dan pada tahun ini, pembelajaran mengenai penanganan dan penyakit tropis masih menjadi tema utamanya.

Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, MA dalam sambutannya menyampaikan bahwa, dengan adanya International Summer School ini antar negara yang kebanyakan dari Eropa bisa berinteraksi dan dapat memahami penyakit tropis yang jarang ditemukan di negaranya, seperti Malaria dan Demam Berdarah serta dapat mengenal budaya asli Indonesia khususnya Yogyakarta.​ Hal tersebut diungkapkan rektor seusai membuka secara resmi program ITMSS ke-10 yang bertemakan “Tropical Medical and Culture”, dan diselenggarakan di Convention Hall Asri Medical Center (AMC) Yogyakarta pada, Senin (30/7) pukul 19.00 wib.

Prof. Bambang juga mengungkapkan bahwa program summer school tersebut sangat baik untuk diselenggarakan. Selain sebagai sarana pembelajaran kepada mahasiswa luar negeri mengenai penyakit-penyakit tropis, juga bisa menjadi ajang untuk saling mengenal budaya daerah, khususny Yogyakarta. “Acara ini sangat baik sekali sebagai sarana edukasi kepada kita semua dan antar negara. Sebab ini juga menjadi sarana untuk belajar penyakit tropis yang jarang sekali ditemukan di negara-negara Eropa, seperti penyakit Malaria dan Deman Berdarah. Selain itu juga sesuai tema yang ada, Anda semua juga dapat mengenal budaya Indonesia khususnya Yogyakarta” terangnya di hadapan mahasiswa-mahasiswi peserta ITMSS ke-10.

Sementara itu Eva Mozmica salah satu peserta dari Polandia mengungkapkan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya. Setelah sebelumnya, ia dan juga teman-teman lainnya mengikuti perkuliahan teori dan praktik di UMY selama 16 hari. Ia mengaku, dirinya kini semakin memahami materi kuliah yang juga pernah dipelajarinya tentang penyakit tropis di kampusnya Polandia.”Saya rasa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi diri saya sendiri. Dan saya rasa, teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Sudah 16 hari kami di sini untuk mengikuti perkuliahan dan juga praktik tentang penyakit tropis di UMY. Saya semakin paham teori yang saya pelajari di kampus saya mengenai penyakit tropis ini,” ujarnya saat ditemui di akhir acara Opening Ceremony ITMSS, Senin (30,7).

Sementara itu, Nikma Kurnianingtyas Bekti, selaku ketua panitia program ini mengungkapkan, bahwa selain mengikuti perkuliahan di UMY, peserta ITMSS tersebut juga ikut melakukan beberapa tour wisata di Yogyakarta. Hal itu dilakukan untuk mengenalkan budaya Indonesia dan Yogyakarta kepada peserta. “Mereka memang kita beri perkuliahan dengan kelas khusus untuk mengikuti konsep dari program ini. Tetapi, selain itu program perkuliahan itu juga ada kegiatan budayanya. Ini untuk mengenalkan budaya Indonesia dan Yogyakarta kepada mereka, bagaimana karakteristik orang Indonesia yang berbeda-beda, dan juga sekaligus memperkenalkan situs-situs sejarah dan budaya yang ada di Yogyakarta,” ungkap mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran UMY ini.

Nikma juga menambahkan bahwa peserta ITMSS ke-10 tersebut akan berada di Yogyakarta hingga 16 Juli 2014. “Para peserta akan berada disini hingga tanggal 16 juli nanti. Karena mereka masih akan melakukan serangkaian kegiatan seperti, kunjungan ke rumah sakit, kunjungan ke desa-desa dan juga belajar tari dan musik Indonesia, untuk musik sendiri nantinya kita akan gunakan Angklung,” imbuh​ Nikma. (Shidqi)


​Din Syamsudin Tegaskan Muhammadiyah Netral Dalam Pilpres 2014

$
0
0

Din Syamsuddin dalam Pengajian Ramadhan 1435H PP Muhammadiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menegaskan Muhammadiyah secara organisasi tidak memihak salah satu kandidat pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam kontestasi Pemilu 9 Juli mendatang. Hal tersebut diungkapkan Din karena ada selentingan beredar di masyarakat yang menyebutkan Muhammadiyah berada di salah satu pihak kekuatan politik tersebut.

“Muhammadiyah netral, jangan sampai memihak salah satu kekuatan politik,” ungkap Din dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (1/6).

Dalam kesempatan itu Din juga mengingatkan para Pimpinan Wilayah Muhammadiyah seluruh Indonesia yang hadir untuk menjaga netralitas. Muhammadiyah di daerah, lanjut Din, harus bisa menjadi pencerah di tengah hingar bingar proses Pemilu yang bisa saja memecah persatuan masyarakat.

“Muhammadiyah diharapkan sebagai pencerah di tengah kondisi saat ini. Kita hanya membela kebenaran,” tukasnya.

Sementara itu Dr. Haedar Nasir menyebutkan, Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan harus mampu memberikan jawaban atas berbagai permasalahan kemanusiaan saat ini. Karena telah terlibat aktif dalam perjuangan kemerdekaan NKRI, Muhammadiyah harus mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan dan membangun perdamaian, serta menghargai kemajemukan.

“Muhammadiyah telah terlibat aktif dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan dan terlibat aktif dalam meletakkan fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Ia menekankan, dakwah yang dilakukan haruslah bersifta mencerahkan dengan bersifat membebaskan, memberdayakan, danmemajukan kehidupan di segala bidang menuju terwujudnya peradaban yang utama.

Pengajian Ramadhan 1435H PP Muhammadiyah yang digelar di UMY kali ini mengangkat tema Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan. Pengajian tersebut akan dilaksanakan 4-6 Juli mendatang di Gedung AR Fakhruddin B dengan menghadirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah sebagai pembicara.

​Serem Qur’an Terbukti Turunkan Nyeri Haid (Disminore)

$
0
0

peserta Serem Qur’an saat melakukan senam disminore

Senam disminore dengan relaksasi murottal (Serem) Qur’an terbukti dapat menurunkan nyeri haid (disminore) yang banyak dialami oleh wanita, pada sepanjang usia produktifnya. Hal ini terbukti setelah 2 mahasiswi Profesi Keperawatan dan 3 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UMY melakukan penelitian selama 4 bulan sejak bulan Februari 2014 hingga Mei 2014 dan bertempat di PSIK UMY, terhadap 40 responden yang mengalami disminore. Kelima mahasiswa tersebut yakni Eka Rora Suci Wisudawati, Syafrina Arbaani Djuria, Erita, Praditiana Indah Puspitasari, dan Agus Gunadi.

Menurut Eka Rora Suci Wisudawati selaku ketua tim penelitian, setelah penelitian dilakukan selama tiga bulan dengan tahapan kegiatan screening, ​perizinan, persiapan, dan pelaksanaan penelitian kelompok intervensi dan kelompok kontrol, didapatkan ​ hasil bahwa disminore pada kelompok intervensi menurun. Berdasarkan hasil analisis datanya juga diperoleh bahwa t hitung adalah sebesar – 4.858. Nilai signifikansi p (value) =0,000 maka disimpulkan Ha diterima. “Hal ini bermakna, senam disminore dengan teknik relaksasi murottal efektif untuk mengurangi disminore,” jelasnya.

Selain itu, menurut Eka, bukti lain juga dapat diketahui dari pernyataan responden. Pada kelompok intervensi didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi (pre test) yaitu, berat sebanyak 7 responden (43.8 %), sedang ada 5 responden (31.2 %), dan ringan 4 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat penurunan skala nyeri yaitu berat sebanyak 1 responden (6.2%), sedang ada 2 responden (12.5 %), dan ringan ada 13 responden (81.2 %). “Pada kelompok kontrol didapatkan jumlah responden berdasarkan skala nyeri sebelum intervensi(pre test) yaitu berat ada 7 responden (35.0 %), sedang ada 8 responden (40.0 %), dan ringan ada 5 responden (25.0 %). Sedangkan setelah intervensi (post test) terdapat peningkatan skala nyeri yaitu berat ada 9 responden (45.0 %), sedang 6 responden (30.0 %), dan ringan 5 respenden (25.0 %),” ungkapnya.​

Eka mengungkapkan, untuk melakukan penelitian tersebut 40 responden yang telah terpilih dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol merupakan kelompok responden yang tidak diperlakukan secara istimewa dengan diperdengarkan murottal (bacaan ayat-ayat Al-Qur’an). “Mereka tidak diberi perlakuan, karena hanya sebagai kontrol saja. Sementara kelompok intervensi diberi perlakuan dengan melakukan senam disminore dengan teknik relaksasi murottal,” ungkapnya.

Responden kelompok intervensi tersebut, lanjut Eka, diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok awal (responden yang tanggal haidnya di awal bulan), kelompok tengah (responden yang tanggal haidnya di pertengahan bulan), dan kelompok akhir (responden yang tanggal haidnya di akhir bulan). “Masing-masing kelompok tersebut diberi intervensi sebanyak tiga kali, setiap satu bulan sekali. Dalam sekali intervensi satu kelompok itu diberi pelatihan senam disminore terlebih dahulu. Setelah itu ada proses relaksasi sembari mendengarkan murottal al-Qur’an. Murottal al-Qur’an yang dijadikan sebagai sarana relaksasi itu adalah surah Ar-Rahman,” tutur Eka, mahasiswi Program Profesi Keperawatan UMY.

Praditiana Indah Puspitasari juga mengungkapkan bahwa olahraga atau senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal itu disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphine yang berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak dan susunan syaraf tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyaman.

“Sedangkan manfaat murottal atau mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan bacaan yang tartil itu akan mendatangkan ketenangan jiwa. Karena Al-Qur’an sendiri juga telah menyatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam tubuh manusia. Hal tersebut bisa kita temui dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 57,” ungkapnya.

Syafrina Arbaani Djuria juga menambahkan, bahwa lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia yang dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. “Laju pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik untuk menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik,” imbuhnya.

Karena itulah, menurut Syafrina lagi, upaya yang dilakukannya bersama timnya tersebut adalah terobosan dan metode terbaru dalam penyembuhan disminore (nyeri saat haid). Sebab selama ini, upaya untuk mengatasi masalah disminore tersebut masih dilakukan dengan terapi farmakologi (dengan obat-abatan) dan non farmakologi dengan kompres hangat, olahraga, terapi mozart, dan relaksasi. “Jadi terapi yang kami lakukan di sini memang bersifat non formakologi. Namun dengan mengkombinasikan dua intervensi yaitu senam disminore dan relaksasi murottal Al-Qur’an dari Surah Ar-Rahman. Dan penelitian ini, juga merupakan inovasi baru dalam terapi non farmakologi untuk penderita disminore,” pungkasnya.

Peserta Serem Qur’an saat relaksasi dengan mendengarkan bacaan Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman

​Menteri Agama: Krisis Figur Teladan Jadi Tantangan Indonesia dan Ulama

$
0
0

Menteri Agama RI Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi penceramah dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah “Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”

Peran orang tua dan guru sebagai figur kebajikan dan filter atas keburukan sudah kian sulit dan minim. Terlebih lagi dengan adanya globalisasi, yang membuat berbagai macam informasi bisa masuk secara leluasa pada generasi muda. Akibatnya, anak-anak dan para remaja banyak yang terkena dampak informasi global tersebut, tidak punya filter dan pantauan lebih dari orang tuanya maupun guru. Hal itulah yang kemudian menjadi tantangan negara Indonesia dan para ulamanya. Figur teladan dan kebajikan dari orang tua dan guru sudah mengalami krisis.

Demikian disampaikan Menteri Agama Republik Indonesia, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi penceramah dalam Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengajian Ramadhan yang ke-20 tersebut bertempat di Gedung AR. Fakhruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY, dan telah berjalan sejak hari Selasa (1/7). Sementara pada hari terakhir, hari ini, Kamis (2/7) PP Muhammadiyah menghadirkan Menteri Agama RI sebagai salah satu pembicaranya yang membawakan tema “Dakwah Islam yang Mencerahkan Menuju Indonesia Berkemajuan”.

Dalam pemaparannya, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sebelum globalisasi masuk ke Indonesia, orang tua dan guru memiliki peran yang besar sebagai seorang figur kebajikan dan keteladanan. Semua pembelajaran dan nilai-nilai kebajikan terhadap anak dan remaja datang dari orang tua dan guru. Namun, seiring masuknya globalisasi dan informasi yang begitu bebas masuk pada diri generasi muda, menjadikan peran dari figur tersebut menurun. “Sekarang, nilai-nilai yang datang dari arus globalisasi tersebut dengan berbagai macam warna-warninya bisa leluasa memasuki ruang-ruang privat anak-anak dan remaja kita. Tapi tanpa ada filter dari orang tua dan guru. Dan tidak ada yang menjelaskan informasi yang didapat oleh mereka dari pengaruh globalisasi itu. Karena informasi yang diterima oleh mereka juga sangat cepat dan mudah sekali diakses. Sementara orang tua dan guru masih minim melakukan pantauan terhadap mereka,” paparnya.

Karena itulah, menurut Lukman, kaderisasi ulama menjadi hal serius yang harus dilakukan. Karena tantangan yang dihadapi negara dan ulama ke depannya juga akan semakin berat. Hal ini juga untuk membantu munculnya kembali figur kebajikan dan keteladanan tersebut. “Kaderisasi ulama menjadi hal yang serius ke depannya. Karena tantangan kita akan semakin berat. Selain karena sekarang kita sedang mengalami krisis teladan, globalisasi itu juga membawa dua kutub ekstrim yang bisa membahayakan keberagamaan di Indonesia. Karena dua kutub itu terdiri dari satu kutub yang mudah mengkafirkan dan satu kutub lainnya yang memiliki paham bebas tapi tanpa batas,” ungkapnya.

Namun di sisi lain, Lukman juga mengungkapan bahwa para ulama juga harus bisa membedakan antara esensi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah yang harus dilakukan pada masyarakat majemuk seperti Indonesia itu menurutnya, haruslah dakwah dengan mengedepankan mau’idhah hasanah (lebih pada cara-cara yang baik dan tidak memaksakan). “Sementara untuk konteks amar ma’ruf nahi munkar sendiri, menurut saya lebih ditujukan pada orang-orang yang memang sudah beriman, sudah Islam. Karena esensi dari amar ma’ruf nahi munkar itu adalah mengajak pada kebajikan dan mencegah kemungkaran atau keburukan. Dan itu sudah menjadi konsekuensi dari keimanan seseorang. Jika dia sudah memilih menjadi seorang mukmin, maka harus melakukan amar ma’ruf nahi munkar ​itu,” pungkasnya.

UMY Kembali Dapatkan Hibah Co-op

$
0
0
Triyana

Triyana

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali memperoleh bantuan hibah Co-operative Academic Education (Co-op) untuk yang keenam kalinya. Bantuan tersebut merupakan pembiayaan bagi mahasiswa yang akan melakukan Program Belajar Bekerja Terpadu (PBBT) di sektor UMKM.

Kepala Pusat Pengembangan Karir dan Alumni UMY, Triyana menjelaskan, dana yang diperoleh dari Co-op tersebut nantinya akan dipergunakan untuk menggaji mahasiswa yang akan melakukan PBBT. Menurutnya hal itu akan memberikan pengalaman merasakan dunia kerja yang sesungguhnya bagi para mahasiswa selama empat bulan.
Lebih jauh menuturkan, mahasiswa yang akan mengikuti PBBT di dunia UMKM tersebut akan kebanyakan berperan sebagai konsultan yang akan memberikan masukan, saran, serta inovasi bagi tempat kerjanya itu.

“Mereka digaji oleh Dikti melalui Co-op, fungsinya membantu, fungsi yang lebih besar sebagai konsultan, memberikan masukan karena UMKM butuh manajerial,” kata Triyana yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (3/7).

Untuk PBBT kali ini pihaknya akan merekrut sembilan orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah bebas teori untuk kemudian diberi kesempatan memiliki pengalaman belajar sambil bekerja di lingkungan UMY. Para mahasiswa tersebut nantinya akan melalui seleksi layaknya rekrutmen di perusahaan seperti tes psikologi dan wawancara, jika lolos maka mereka akan disebar ke perusahaan UMKM yang ada di UMY. Triyana menegaskan satu-satunya syarat untuk mengikuti program tersebut ialah mahasiswa yang bersangkutan harus sudah bebas teori agar tidak mengganggu kuliah.

“Menyesuaikan jurusan yang ada di tempat kita, misalnya jika ada mahasiswa dari fakultas hukum akan diperbantukan menjadi lawyer. Jika percetakan membutuhkan staf marketing bisa dari FISIPOL atau Ekonomi. Syaratnya adalah bebas teori, kita upayakan seperti penerimaan pegawai sungguhan,” jelasnya.

Triyana menilai program tersebut terbilang sukses karena selain memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa, program itu juga mencetak wirausahawan. Seorang mahasiswa yang menjalankan PBBT di biro iklan berhasil membuat perusahaan yang sama dengan dapat dikatakan berhasil. UMY merupakan satu dari tiga puluh perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan Co-op tahun ini.

15 Orang Peserta IMTSS Praktik ke Rumah Sakit Penembahan Senopati Bantul

$
0
0

Salah seorang mahasiswa peserta International Medical Summer School (ITMSS) saat sedang melakukan pemeriksaan pasein di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.

15 mahasiswa yang berasal dari 13 negara mengikuti program International Medical Summer School (ITMSS) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) UMY. Hari ini, Senin (7/7) para peserta diajak untuk praktik langsung dengan memeriksa dan melakukan observasi kepada pasien yang mengalami gangguan kesehatan penyakit tropis, seperti demam berdarah (DBD), malaria, dan Tuberkulosis (TB). Praktik dan pemeriksaan tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Penembahan Senopati Bantul, sejak pukul 08:00 s/d 12:00 Wib.

Nadena Majeda sebagai panitia penyelenggara mengungkapkan bahwa tujuan dari praktik dan observasi ini adalah​ untuk memperkenalkan secara langsung kepada peserta terkait kondisi pasien yang mengalami penyakit tropis yang telah mereka pelajari di kampus. Selain itu, juga memperkenalkan kepada mereka cara berinteraksi dengan pasien di Indonesia yang jauh berbeda dengan karakter pasien di negara asal mereka.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan kepada mereka secara langsung, bgaimana kondisi pasien yang mengalami gangguan kesehatan terkait penyakit tropis. Selain itu juga ini adalah bagian dari teori yang mereka pelajari di kampus kemudian dipraktikan di rumah sakit ini. Selanjutnya hal ini dapat memperkenalkan kepada mereka cara-cara berinteraksi dengan pasien yang ada di Indonesia, karena pasti berbeda karakter pasien yang mereka hadapi di sini dengan pasien yang mereka hadapi di negaranya masing-masing,” jelasnya.

Selain itu Nadena menambahkan bahwa untuk lebih mengkondisikan agar mereka mudah untuk berinteraksi dengan pasien, 15 orang perserta dibagi menjadi 4 kelompok praktik dengan 4 ruangan pasien yang berbeda. Hal ini juga untuk membantu agar mereka dapat melakukan pemeriksaan secara mendalam kepada pasien, dan menjaga kenyamanan para pasien.

“Dari 15 kita bagi menjadi 4 kelompok yang akan melakukan parktik secara bergantian ke dalam 4 ruang pasien yang berbeda. Agar mereka bisa melakukan pemeriksaan secara mendalam tentang penyekit pasien, dan untuk menjaga agar pasien tidak merasa terganggu dengan pemeriksaan ini” ujar mahasiswi FKIK ini. Selain itu, para peserta ITMSS tersebut juga didampingi oleh mahasiswa FKIK UMY untuk membantu komunikasi mereka dengan para pasien yang tidak bisa menggunakan atau mengerti bahasa asing. (Shidqi)

Undangan dan Jadwal Monev PKM Dikti 2014 Untuk PT di Yogyakarta dan Jateng

Pengumuman Lolos Seleksi Berkas Program Bidikmisi UMY TA. 2014/2015


UMY dan Guilin University Jajaki Kerjasama Akademik

$
0
0

Perwakilan dari Guilin University of Aerospace Technologi, China, saat melakukan kunjungan ke UMY

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk kesekian kalinya kembali dikunjungi universitas dari luar negeri, pada Kamis (10/7). Universitas tersebut yakni Guilin University of Aerospace Technology, China. Dalam kunjungan yang bertempat di ruang sidang komisi Gedung AR. Fakhruddin A Lantai 5 Kampus Terpadu UMY tersebut, baik Guilin University maupun UMY sepakat untuk menjajaki kerjasama di bidang akademik dan korporasi. Penjajakan kerjasama ini dimulai dengan saling mengenalkan program internasional serta keunggulan masing-masing universitas.

Prof. Yong-qin KUANG, Vice President Guilin University of Aerospace Technology mengatakan, kerjasama yang bisa dilakukan antara UMY dengan Guilin bisa berupa pertukaran pelajar, program degree, penelitian, atau kerjasama akademik dan korporasi lainnya. “Kerjasama-kerjasama tersebut bisa untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dan untuk program pertukaran pelajar bisa berupa pembelajaran mengenai bahasa Mandarin atu belajar tentang budaya China,” ungkapnya.

Yong-qin juga menambhakan bahwa di universitasnya juga sudah ada kelas internasional, dan di sana juga sudah mulai banyak mahasiswa Asia seperti Thailand yang belajar di Guilin University. “Karena itu kami sangat berharap bisa melakukan kerjasama dengan UMY, baik itu seperti student exchange, program degree, maupun yang lainnya. Selain itu, sumberdaya untuk para dosen kami juga sangat bagus. Jadi kami harap mahasiswa Indonesia ada yang bisa belajar di Guilin,” paparnya.

Di sisi lain, Indira Prabasari, Ph.D, Kepala Biro Kerjasama UMY, mengharapkan kerjasama tersebut tidak hanya untuk kalangan mahasiswa saja. Namun juga bisa berlaku untuk para staf dan dosen-dosen UMY. “Kami sekarang sudah memiliki Fakultas Pendidikan Bahasa, dan tidak menutup kemungkinan jika nanti juga akan dibuka program studi bahasa Mandarin. Karena itu adanya kerjasama antara UMY dengan Guilin ini memang sangat bagus. Apalagi jika kerjasama ini juga bisa berlaku untuk para dosen UMY. Agar mereka nantinya bisa belajar bahasa Mandarin dan budaya China,” ujarnya.

Adapun kunjungan dari Guilin University ini selain disambut langsung oleh Kepala Biro Kerjasama UMY, juga diterima oleh Wakil Rektor III UMY, Sri Atmaja P Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE, dan Kepala kantor urusan hubungan dan kerjasama internasional Biro Kerjasama UMY, Tony K Hariadi. Sementara dari perwakilan dari pihak Guilin University yaitu, Prof. Yong-qin KUANG, Wakil Pimpinan Guilin University; Jun-lin DOU, Direktur Fakultas Media dan Desain; Guo-fu LIANG, Kepala Departemen Layanan Kemahasiswaan; Xun-lai LIU, Kepala Manajemen Logistik; Yun ZHANG, Direktur Fakultas Teknik; dan Zhong-guang WANG, Koordinator Program dari Kantor Urusan Internasional.

UMY Tuan Rumah Monev PKM Dikti 2014

$
0
0

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai Tuan Rumah Monev PKM (Monitoring dan Evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa) tahun 2014. Monev akan diikuti oleh 19 Perguruan Tinggi di Yogyakarta, Magelang, dan Purworejo. Sejumlah 255 kelompok akan mempresentasikan kemajuan pelaksaan PKM di hadapan Reviewer.

Sugito, SIP., M.Si selaku Kepala Pusat Pengembangan Kreativitas UMY saat ditemui di Biro Humas UMY pada Kamis (10/7), mengatakan bahwa UMY sudah bukan pertama kalinya lagi menjadi tuan rumah Monev PKM yang diselenggarakan oleh Dikti. Karena itu menurutnya pihaknya sudah bisa mengantisipasi kendala tertentu yang mungkin akan muncul selama pelaksanaan. “UMY sudah siap dengan beberapa ruang sebagai fasilitas presentasi. Bahan-bahan presentasi serta jadwal presentasi bagi para peserta juga sudah kami unggah di website kami di pkm.umy.ac.id,” ungkapnya.

Menurut Sugito, Monev PKM akan berlangsung dari tanggal 15 – 17 Juli 2014 dan bertempat di Gedung AR. Fachruddin A Kampus Terpadu UMY Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul. “Acara akan didahului dengan pembukaan dan pengarahan dari Reviewer pada tanggal 15 Juli 2014. Guna kelancaran acara, panitia tuan rumah sesuai arahan Dirjen Dikti juga telah menyusun jadwal presentasi yang terbagi menjadi 4 kelas dengan jadwal waktu dari pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB,” paparnya.

Sementara itu, Sugito menambahkan, kontingen UMY yang diwakili oleh 113 kelompok PKM telah siap menghadapi Monev Dikti. Persiapan menjelang Monev Dikti dilakukan melalui Monev Internal yang telah dilaksanakan 2 kali serta pertemuan-pertemuan koordinasi pelaksanaan PKM secara rutin.
“Adapun untuk nama-nama peserta yang tidak tercantum dalam jadwal presentasi Monev yang diselenggarakan di UMY, kemungkinan nama-nama mereka ada di Perguruan Tinggi lain seperti UII dan UGM. Karena tuan rumah penyelenggaraan Monev Dikti ini tidak hanya berada di UMY saja,” imbuhnya lagi.

PKn Berbasis Multikultural Sebagai Pembelajaran Untuk Solusi Atasi Masalah dan Konflik Multikultur

$
0
0

Promovendus Baidi, saat menyampaikan hasil penelitian disertasinya saat Sidang Terbuka Promosi Doktor, Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Pascasarjana UMY

Keragaman masyarakat merupakan sebuah keniscayaan. Pada satu sisi kondisi multikultural tersebut dapat menjadi berkah, tapi di sisi lain dapat menimbulkan konflik. Jika keragaman tersebut tidak disikapi secara bijak, maka akan memungkinkan menjadi pemicu timbulnya masalah dan konflik dalam masyarakat. Akibat dari masalah dan konflik tersebut tentunya akan berpengaruh pada kerukunan dalam kehidupan masyarakat.

Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Drs. Baidi, M.Pd untuk melakukan penelitian mengenai “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikulturalisme Perspektif Psikologi Sosial Islam”. Menurutnya, melalui Pendidikan Kewarganegaraan berbasis multikultural tersebut, peserta didik akan diajarkan dan diberikan pemahaman bahwa kondisi kehidupan manusia itu sangat beragam, baik itu dari segi agama, budaya, pengalaman, maupun pemikirannya. “Berawal dari pemberian pembelajaran PKn berbasis multikultural kepada peserta didik itulah, diharapkan kehidupan masyarakat ke depannya bisa lebih saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Sehingga tidak ada lagi konflik yang muncul akibat sebuah perbedaan,” ungkapnya saat menjalani sidang Promosi Doktor, Program Pascasarjana UMY, di ruang sidang utama AR. Fakhruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Sabtu (12/7).

Promovendus Baidi mengatakan, pendidikan kewarganegaraan itu pada dasarnya bisa menjadi ujung tombak pendidikan multikultural. Sebab pendidikan kewarganegaraan tersebut membawa misi sosial bagi kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. “Dalam PKn, kita diajarkan dan dididik untuk menjadi warga negara yang baik, bisa menerima dan menghormati perbedaan, serta menyikapi perbedaan yang ada dengan baik. Sehingga tidak menjadikan perbedaan itu sebagai alasan untuk berbuat konflik,” jelasnya.

Dalam penelitian Baidi yang juga merupakan disertasinya ini, dipaparkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis multikultural seperti yang diterapkan oleh SMP Al-Islam 1 Surakarta, bisa bermanfaat untuk membangun harmoni sosial. Peserta didik diajarkan untuk bisa menerima perbedaan yang ada di sekitarnya, seperti dengan cara mengunjungi tempat ibadah umat beragama lainnya, dan mengenal budaya lain di luar lingkungannya. “Kemudian untuk pembelajaran di kelas, peserta didik diajarkan untuk memusyawarahkan hasil observasinya. Dari sanalah mereka akan memahami bahwa manusia hidup itu memang penuh dengan keragaman. Dan mereka akan menerima perbedaan yang ada itu sebagai sebuah keragaman yang pasti ada,” paparnya.

Namun, menurut promovendus yang telah dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan sebagai doktor ke-16 pada Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Pascasarjana UMY ini, pendidikan kewarganegaraan yang selama ini diterapkan masih lebih menekankan pada aspek pengetahuan dan sikap (civic knowledge dan civic disposition). Belum banyak menyentuh aspek implementasinya (civic skill). “PKn baik yang di SMP Al-Islam maupun di lembaga pendidikan lainnya, belum banyak menekankan pentingnya implementasi dari pembelajaran PKn itu. Padahal, implementasi atau aspek civic skill itu merupakan aspek yang harus dipenuhi oleh peserta didik. Karena dari sana, peserta didik akan memiliki skill atau keterampilan membawa diri dalam kehidupan masyarakatnya, seperti kemampuan memimpin, mengakui perbedaan, dan kemandirian sikap,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Asmadi Alsa, SU selaku penguji mengatakan bahwa, penelitian yang dilakukan oleh promovendus Baidi merupakan penelitian yang bagus dan menarik. Karena penelitian yang dilakukan mengangkat masalah hubungan dan implementasi PKn dalam menyikapi multikulturalisme. “Saya fikir, para siswa tidak hanya dapat pengetahuan dalam pendidikan kewarganegaraan yang berbasis multikultural itu. Tapi mereka juga akan bisa berperilaku dan bersikap yang baik dalam menyikapi perbedaan dan keragaman,” imbuhnya.

UMY Adakan Buka Bersama Dengan 1000 Anak Yatim

$
0
0

1000 Anak Yatim yang mengikuti acara UMY Buka Bersama 1000 Anak Yatim di Sportorium UMY

Dalam rangkaian acara Ramadhan di Kampus (RDK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Takmir Mesjid KH. Ahmad Dahlan UMY dibantu oleh beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa Mengadakan acara buka puasa bersama dengan sebanyak 1000 anak yatim di Yogyakarta. Acara yang dimulai pukul 11.00 hingga pukul 17.00 WIB di Sportorium UMY mendapat sambutan antusias dari peserta buka bersama yang dihadiri oleh anak yatim, dosen dan mahasiswa yang ikut buka bersama di Kampus UMY pada Minggu (13/07)

Koordinator acara puncak RDK buka puasa bersama 1000 anak yatim, Murdian, mengungkapkan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk melatih kepekaan sosial mahasiswa kepada orang-orang sekitar dengan saling memberi dan menambah semangat dalam bersilaturahmi dengan sesama muslim.

“Tujuan dari acara ini selain sebagai bagian dari acara puncak RDK yang temanya “30 Days of Giving”, acara ini juga sebagai bagian dari pembelajaran kepada kita untuk melatih kepekaan sosial kita kepada orang-orang sekitar, dan juga hal ini bisa menjadi media untuk menambah semangat dalam bersilaturrahim dengan sesama muslim” ujar mahasiswa IPOLS semester 5 ini.

Dalam kesempatan yang sama Murdian juga menjelaskan, bahwa kegiatan Ramadhan di Kampus ini sudah menjadi tradisi UMY dalam mengadakan rangkaian rangkaian acara berbagi sambil menambah keilmuan agama dengan mengadakan buka puasa bersama yang rutin diadakan setiap tahun sambil diisi dengan pengajian dan beberapa lomba-lomba yang mengarah kepada keilmuan agama Islam khususnya.

Selain itu, di lain pihak Muhammad Arif Sitegar sebagai ketua panitia dari RDK menjelaskan, bahwa pihaknya mengadakan acara buka puasa bersama 1000 anak yatim ini bukan hanya menjadi acara tahunan UMY saja, tapi kegiatan ini menjadi media pembelajaran kepada mahasiswa, dosen, dan beberapa instansi perusahaan yang diundangnya untuk menjadi sarana pengingat dalam berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Sebenarnya acara buka puasa dengan 1000 anak yatim ini bukan hanya jadi acara tahunan kampus saja, tetapi juga acara ini mampu menjadi media pembelajaran, penyadaran kepada mahasiswa, dosen, dan beberapa perusahaan yang kami ajak, untuk menjadi sarana pengingat kita semua dalam berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan” jelasnya.

Arif juga menambahkan, bahwa selain menjadi media silarahmi dan wadah berbagi, acara buka puasa bersama ini sudah menjadi bagian dari kebiasaan muhammadiyah, sejak berdirinya Muhammadiyah hingga sekarang, karena Muhammadiyah sejak awal sudah mengajarkan kita untuk peka terhadap masyarakat sekitar dan selalu untuk membiasakan diri untuk saling memberi, jelas mahasiswa ekonomi perbankan Islam angkatan 2012 ini. (Shidqi)

Hasil Seleksi Calon Mahasiswa Baru UMY Jalur PNUAN Tahap III TA. 2014/2015

Pengumuman Hasil Seleksi Tahap II Calon Mahasiswa Baru Program Beasiswa Bidikmisi UMY TA. 2014/2015

Dibutuhkan Kesadaran Para Pedagang tentang Bahayanya Plastik dan Sterofom

$
0
0

tim PKM-M sedang memberikan penyuluhan kepada pedagang tentang bahaya penggunaan sterofom untuk pengemas makanan

Umumnya, para pedagang kaki lima masih banyak yang menggunakan palstik atau sterofom untuk mengemas makanan yang dijajakannya. Mereka pun beralasan bahwa makanan yang dikemas dengan sterofom misalkan, terlihat lebih cantik dan menarik minat pembeli. Padahal, penggunaan plastik atau sterofom untuk mengemas atau membungkus makanan itu bisa membahayakan kesehatan.

Untuk itulah, berdasarkan hal tersebut empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yakni Vini Dwiki Windari, Redhita Febri Athifah, Afriyansah Tanjung, dan Sri Yulianti Yoisangaji merasa perlu menyadarkan para pedagang. Di samping karena minimnya pengetahuan mereka tentang bahaya penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan, umumnya para pedagang tersebut rata-rata hanya mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD).

Vini Dwiki Windari, selaku ketua tim pelaksana PKM-Pengabdian Masyarakat juga mengakui bahwa para pedagang tersebut sebenarnya sudah mengetahui adanya peraturan yang melarang penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan. “Akan tetapi, karena masih minimnya pengetahuan mereka tentang bahayanya, masih saja banyak pedagang yang menggunakan plastik atau sterofom untuk mengemas makanannya,” ungkapnya saat ditemui di Biro Humas UMY, Selasa (15/7).

Namun menurut penelitian Vini, para pedagang itu hanya memikirkan keuntungan tanpa mempedulikan kesehatan konsumennya. Selain itu, para pedagang juga hanya memanfaatkan para konsumen untuk modal kehidupan. “Padahal sudah terbukti bahwa kemasan makanan dari plastik atau sterofom itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Karena ia bisa menimbulkan banyak penyakit seperti pusing, jantung berdebar-debar, grastolin testinal, bahkan jangka panjangnya bisa menyebabkan penyakit kanker kulit dan koma. Begitu juga dengan plastik makanan. Plastik itu tidak bisa diolah kembali sehingga dapat merusak lingkungan,” ujarnya.

Karena itulah, lanjutnya lagi, ia bersama timnya berupaya memberikan penyadaran kepada para pedagang yang berada di sekitar kampus UMY, tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan konsumennya, dengan tidak mengemas makanan yang dijualnya menggunakan plastik atau sterofom. “Pertama kami melakukan penyuluhan kepada para pedagang yang ada di sekitar kampus, mengenai bahayanya penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan. Kemudian juga mengundang LSM dan dokter untuk memberikan penjelasan kepada pedagang,” ungkap mahasiswi Ilmu Hukum UMY ini lagi.

Setelah melakukan upaya penyuluhan tersebut, Vini bersama timnya lantas mengajak para pedagang untuk bekerjasama mengubah kemasan makanan tersebut pada kemasan makanan yang sehat dan ramah lingkungan. “Kemasan yang sehat dan ramah lingkungan itu misalkan seperti kotak makanan, kertas minyak atau juga yang berasal dari tumbuhan dan dedaunan. Harapannya, dengan adanya kegiatan dari kami ini, para pedagang bisa lebih menyadari bahwa menjaga kesehatan tubuh konsumen dan lingkungan itu juga penting. Sehingga mereka tidak lagi menggunakan bahan pengemas makanan seperti plastik atau sterofom yang justru membahayakan kesehatan tubuh dan lingkungan,” pungkasnya.


Memahami dan Mengamalkan Al-Qur’an Kunci Utama Wujudkan Kampus Unggul dan Islami

$
0
0

Kemampuan serta kemauan untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an, menjadi kunci utama terwujudnya kampus yang unggul dan Islami. Terlebih lagi bagi para civitas akademika yang berada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan kredonya “Unggul dan Islami”. Hal tersebut menjadi sebuah keharusan yang patut dilakukan oleh semua civitas akademikanya.

Karena itulah, Badan Pembina Harian (BPH) UMY bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) dan Biro Sumber Daya Manusia (BSDM) UMY kembali menyelenggarakan kegiatan Refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi tenaga kependidikan UMY tahun 2014. Kegiatan pembinaan rutin kali ini dilaksanakan dalam enam angkatan, yang terlaksana dari tanggal 14 hingga 24 Juli 2014, di Wisma Pascasarjana UMY.

Ketua BPH UMY, Drs. H. Rosyad Sholeh dalam sambutan pembukaan kegiatan tersebut, pada Senin (14/7) di Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY mengatakan bahwa untuk mewujudkan kampus yang unggul dan Islami, setiap pegawai UMY hendaknya bisa terus mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-harinya. “Karena itu, kami berharap agar setiap pegawai UMY senantiasa dekat dan mau mempelajari Al-Qur’an. Mulai dari membacanya, memahami, dan mengamalkannya. Sehingga ajaran-ajaran Al-Qur’an itu dapat tercermin dalam pemberian layanan dan pelaksanaan tugas kerja lainnya,” paparnya.

Selain itu, menurut Rosyad, setiap pegawai UMY juga berkewajiban untuk melakukan kegiatan dakwah terhadap masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Karena UMY merupakan kampus dakwah. “Oleh karena itu, setiap pegawai harus bisa menjadi pribadi yang baik dan bisa memberikan uswah hasanah atau contoh dan keteladanan yang baik bagi orang-orang sekitarnya, termasuk ketika melakukan pelayanan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA berharap Al-Qur’an bisa menjadi jiwa bagi seluruh layanan di kampus UMY. “Dan saya mengapresiasi kegiatan ini, dan berharap LPPI dapat mengembangkan kegiatan yang berkelanjutan dalam rangka pembinaan pengamalan ajaran Islam di kampus UMY,” tuturnya.

Adapun tema kegiatan refreshing AIK tahun ini adalah “Mewujudkan Nilai-Nilai Qur’ani dalam Pelayanan dan Kehidupan”. Refreshing AIK ini juga bertujuan sebagai penyegaran kembali kemampuan dan kemauan membaca Al-Qur’an, semangat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Qur’ani dalam pelayanan dan kehidupan, meningkatkan kualitas ibadah Ramadhan, dan semangat untuk meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan.

Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa pembicara yang berasal dari Pimpinan Wilayah Muhammadiiyah (PWM) Jogja dan Dosen UMY, seperti Drs. Hamdan Hambali, Asep Sholahuddin, S.Ag, M.Pd.I., Drs. Zaini Munir Fadloli, M.Ag., Drs. Muhsin Haryanto, M.Ag., Syakir Jamaluddin, M.A., dan Fathurrahman Kamal, Lc, M.S.I. Selain itu juga akan dilakukan bimbingan baca Al-Qur’an oleh Tim LPPI UMY dan kegiatan In Bond Training Penguatan Kerjasama dan Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani yang akan dimbimbing oleh Tim BSDM UMY.

UMY Upgrade Pejabat dan Dosennya Dengan Kajian Al-Qur’an dan Hadits

$
0
0

Para pejabat struktural dan dosen UMY saat mengikuti pengajian Ramadhan pejabat struktural dan dosen bertemakan “Internalisasi dan Integrasi Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pedoman Hidup dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan”

Bulan Ramadhan memang menjadi momentum tepat bagi semua umat Muslim untuk meningkatkan ibadah dan keimanannya. Tak terkecuali bagi institusi pendidikan seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). UMY menjadikan momentum Ramadhan kali ini dengan mengadakan pengajian dan kajian tentang al-Qur’an dan Hadits bagi seluruh pejabat struktural, dosen, dan karyawannya, guna menyegarkan dan meningkatkan kembali internalisasi nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup.

Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara pengajian tersebut mengatakan bahwa pengajian yang diadakan khusus untuk pejabat struktural dan dosen tersebut baru pertama kalinya. Sementara untuk para karyawan sudah berjalan selama 3 tahun.

Bambang berharap, dengan adanya pengajian tersebut dapat mengukuhkan para dosen UMY sebagai ilmuan Muslim. “Ke depannya, kami ingin, para dosen sebagai ilmuan Muslim ini bisa mengeluarkan pernyataannya dalam bentuk karya ilmiah dengan tetap mengacu pada al-Qur’an dan Hadits. Baik itu dalam keadaan normal maupun saat menghadapi masalah-masalah genting, statement yang diberikan harus tetaplah berdasarkan pada al-Qur’an dan Hadits,” ungkapnya di hadapan ratusan dosen UMY, pada Kamis (17/7) di ruang sidang AR. Fakhruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Bambang juga mengajak para dosen, pejabat struktural dan seluruh civitas UMY untuk menjadikan al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber inspirasi. Sebab hal itu juga sesuai dengan tujuan UMY yang ingin menjadi kampus yang Unggul dan Islami. “Jadikan al-Qur’an dan Hadits itu sebagai sumber inspirasi dalam segala tindakan kehidupan kita sehari-hari. Karena hal ini juga sesuai dengan komitmen UMY yang ingin menjadikan kampus ini Unggul dan Islami,” paparnya.

Sementara itu, Dr. M. Khaeruddin Hamsin, M.A, kepala Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY mengatakan, pengajian Ramadhan bagi para pejabat dan dosen tersebut mengangkat tema “Internalisasi dan Integrasi al-Qur’an dan Hadits Sebagai Pedoman Hidup dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan”. Berdasarkan tema tersebut, diharapkan para civitas UMY bisa memulai segala aktivitas kependidikannya dari al-Qur’an.

“Semua kegiatan akan dimulai dari al-Qur’an, baik untuk dosen maupun mahasiswa. Kegiatan itu bisa berupa mengawali kuliah dengan tadarus al-Qur’an, atau memasukkan nilai-nilai al-Qur’an dalam setiap kajian keilmuan yang dilakukan civitas akademika UMY,” ungkapnya.

Adapun pelaksanaan pengajian tersebut akan dijalankan selama dua hari, yakni sejak Kamis hingga Jum’at (17-18/7). Pengajian Ramadhan pejabat dan dosen UMY ini juga mendatangkan Buya Syafi’i Ma’arif sebagai salah satu pembicaranya.

Buya Syafi’i: Tauhid, Akar Kemunculan Politik Islam

$
0
0

Buya Syafi’i Ma’arif saat menyampaikan ceramah mengenai internalisasi dan integrasi al-Qur’an dalam bidang keilmuan politik.

Tauhid menjadi asal muasal dari munculnya sistem politik Islam. Sebab di dalam Tauhid itu, kedudukan manusia semuanya sama. Tidak ada yang lebih unggul atau memiliki kuasa lebih dibanding manusia lainnya. Karena itulah, dalam Tauhid, manusia tidak diperkenankan meminta pertolongan kepada selain Tuhannya. Selain itu, Tauhid juga menjadi suatu kekuatan yang luar biasa untuk membangun keadilan.

Demikan disampaikan Buya Syafi’i Ma’arif saat menjadi pembicara dalam acara Pengajian Ramadhan 1435 bagi pimpinan dan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang bertemakan “Internalisasi dan Integrasi Al-Qu’an dan Hadits dalam Pengembangan Keilmuan Bagi Dakwah Berkemajuan”. Pengajian Ramadhan ini diselenggarakan di ruang sidang gedung AR. Fakhurddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Kamis sore (17/7).

Akan tetapi, menurut Buya, Tauhid yang seharusnya menjadi kekuatan utama dalam sistem politik Islam itu, saat ini sudah tidak lagi diterapkan, baik itu di negara-negara Islam sendiri maupun di negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Hal tersebut menurut Buya disebabkan esensi keberadaan politik Islam yang mulai terpendam oleh debu sejarah. “Tauhid itu adalah suatu kekuatan yang luar biasa dalam politik Islam. Karena dari sana akan bisa menciptakan keadilan bagi seluruh manusia.Tapi sekarang hal itu sudah tidak diterapkan lagi, terutama di negara-negara Islam, karena terpendam oleh debu sejarah. Selain itu, hal lain yang juga menyebabkan tidak diterapkannya lagi Tauhid dalam tubuh politik Islam, itu karena para politikusnya masih berpikir bahwa bergerak di bidang politik itu sebagai ma’isyah atau mata pencaharian,” ungkapnya.

Buya Syafi’i juga mencontohkan salah satu akibat tidak berjalannya politik Islam dengan baik itu dengan peristiwa Gaza, Palestina yang kembali dibombardir oleh Israel sejak 9 Juli 2014 lalu. Negara-negara Arab atau Timur Tengah yang menurut Buya, seharusnya dapat memberikan bantuan lebih pada Palestina, justru belum berkutik. Hal itu menurut Buya disebabkan rasa persaudaraan sebagai sesama umat Islam sudah hancur dan tidak berjalan. “Masalah Palestina, tidak usah berharap lagi pada negara-negara Arab. Karena di sana persaudaraannya sudah hancur dan tidak jalan,” tegasnya.

Padahal, lanjut Buya lagi, dalam politik Islam itu yang terpenting adalah persaudaraan antar umat Islam. Jika persaudaraan antar umat Islam saja sudah terpecah belah karena perbedaan pandangan atau pendapat, terlebih lagi karena perbedaan kepentingan. Maka keadilan untuk semua umat itu juga tidak akan terwujud. “Islam melalui al-Qur’an sudah menjelaskan dan menganjurkan tata cara berpolitik, yaitu salah satunya dengan cara musyawarah. Jika ada perbedaan pandangan atau pendapat harus dimusywarahkan, demi mencapai kesepakatan dan kepentingan bersama, bukan kepentingan golongan. Dan yang terpenting lagi harus berangkat dari sikap egaliter. Kita itu bersaudara, kedudukan kita sebagai manusia itu juga sama, sejajar, tidak ada yang lebih baik atau lebih unggul diantara yang lainnya. Jadi tidak ada lagi perbedaan kedudukan yang membatasi demi mewujudkan keadilan dan kedamaian bagi semua,” paparnya.

Adapun kegiatan pengajian ini berangkat dari keinginan UMY untuk mengembangkan program pembudayaan al-Qur’an melalui kegiatan tahsin, tahfidz, dan tafhim Qur’an. Selain itu juga untuk mencari kesesuaian antara teori keilmuan dengan ayat-ayat al-Qur’an, dan bagaimana agar nilai-nilai ajaran al-Qur’an dapat menjadi “ruh” bagi pengembangan keilmuan itu sendiri.

Maka untuk mencapai hal tersebut menurut Dr. M. Khaeruddin Hamsin, M.A, kepala Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY, harus dibangun proses pemahaman mengenai eksistensi al-Qur’an sebagai wahyu. “Kemudian menumbuhkan kesadaran bahwa al-Qur’an adalah acuan hidup, menumbuhkan pemahaman integratif antara ayat-ayat qauliyah (nash al-Qur’an) dan ayat-ayat kauniyah, dan membudayakan untuk gemar membaca dan memahami al-Qur’an. Berdasarkan hal itulah, kami mengadakan pengajian Ramadhan ini. Agar semua civitas akademika UMY terutama pimpinan dan dosen bisa memulai semua aktivitasnya dari al-Qur’an,” ungkapnya. Pengajian Ramadhan bagi pimpinan dan dosen UMY ini dilaksanakan selama dua hari, yakni Kamis hingga Jum’at (17 – 18/7).

KU Dan KG UMY Menjadi Prodi Favorit Bagi Calon Mahasiswa Baru

$
0
0

Di setiap tahunnya Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY) selalu mengalami peningkatan jumlah pendaftar  calon mahasiswa baru. Peningkatan ini terjadiampir di setiap prodi yang ada di UMY. Bahkan pada pelaksanaan seleksi Paper Base Test ​(PBT) PENMARU gelombang 3 yang dilaksanakan di Gedung Sportorium UMY pada Minggu (20/7) lalu diikuti oleh 1579 peserta pendaftar calon mahasiswa baru.

Untuk PENMARU di tahun ini, UMY  sudah menetapkan kuota di setiap masing-masing prodi. Teknik Sipil 240 orang, Teknik Elektro 200 orang, Teknik Mesin 245 orang, Teknologi Informatika 130 orang, Agroteknologi 165 orang, Agribisnis 200 orang, Teknik Elektromedik 80 orang, Teknik Mesin Otomotif dan Produksi 80 orang, Akuntansi terapan 80 orang, Pendidikan Dokter 180 orang, Ilmu Keperawatan 140 orang, Kedokteran Gigi 110 orang, Farmasi 100 orang, Ekonomi Manajemen 450 orang, Akuntasi 380 orang, Ilmu Ekonomi Internasional 60 orang, Ilmu Ekonomi 240 orang, HI Internasional 110 orang, HI Reguler 300 orang, IP Internasional 40 orang, IP Reguler 20 orang, Ilmu Komunikasi 280 orang, Hukum Internasional 50 orang, Hukum  400 orang, Dakwah (Kom. Dan Penyiaran Islam) 160 orang, Tarbiyah (Pend. Agama Islam) 160 orang, Syariah (Ekonomi dan Perbankan Islam) 250 orang, Pend. Bahasa Inggris 200 orang, Pend. Bahasa Arab 80 orang, dan Pend. Bahasa Jepang 80 orang. Dari total keseluruhan jumlah kuota yang ada di setiap masing-masing prodi sejumlah 5430 orang calon mahasiswa baru.

Menurut Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UMY, Dr. Siti Dyah Handayani, SE, M.M, Kedokteran Umum (KU) dan Kedoketran Gigi (KG) selalu menjadi Prodi favorit pilihan dari calon mahasiswa baru. “Dari sekian banyak prodi yang ada di UMY memang peminat paling banyak dari KU dan KG tapi hal ini juga tidak menutup kemungkinan untuk prodi yang lain. Misalnya Manajemen, HI, IK, dan Teknik Sipil juga banyak peminatnya,” paparnya ketika diwawancarai di ruanganya pada Selasa (22/7).

Untuk jumlah antara peminat dan yang diterima untuk tahun lalu cenderung merata. “Kalau tahun lalu memang paling banyak KU dan KG tapi untuk tahun ini semuanya merata di setiap masing-masing prodi,” jelasnya lagi.

Jumlah penerimaan mahasiswa dari PENMARU gelombang 1 sampai gelombang 3 ada perbedaan. Untuk gelombang 3 jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar sebanyak 1579 yang diterima hanya sekitar 600 peserta calon mahasiswa baru.

Peminatan yang terjadi pada setiap calon mahasiswa baru juga berpengaruh terhadap akreditasi yang dimiliki oleh setiap prodi. Untuk tahun ini Ilmu Komunikasi mengalami peningkatan minat oleh calon mahasiswa baru, salah satu alasan yang menyebabkan meningkatnya minat calon mahasiwa baru karena adanya perubahan akreditasi menjadi “A” sehingga menjadi indikator baiknya sistem perkuliahan di UMY.  (Icha)

Prodi Ilmu Pemerintahan UMY Berhasil Mempertahankan Akreditasi “A”

$
0
0

Pada tanggal 18 Juni 2014, Prodi Ilmu Pemerintahan UMY kembali meraih akreditasi “A” oleh BAN-PT setelah pada 4 tahun sebelumnya Prodi Ilmu Pemerintahan memang telah mendapatkan akreditasi “A”

Dr. Suranto, M.Pol selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan mengaku sangat senang karena akhirnya IP UMY berhasil mempertahankan akreditasinya. “Alhamdulillah, akeditasi “A” dapat diperoleh kembali oleh IP UMY,” jelas beliau saat ditemui di ruangannya pada Senin (21/7).

Untuk standarisasi penilaian ada 7 standarisasi yaitu visi dan misi, tata pamong, mahasiswa, SDM, kurikulum, pra sarana, sistem informasi, dan peneltian. “Dari ke-7 standarisasi tersebut IP sudah memenuhi persyaratan, namun untuk jumlah nilainya kita belum tahu karena prosesnya memang sedikit lama,” paparnya.

Dalam pelaksanaan akreditasi Ketua Prodi IP UMY juga melibatkan pihak dosen, mahasiswa, alumni, kampus, birokrat, LSM, dan HMJ dalam membantu proses pengumpulan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan akreditasi.

Dr. Suranto menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang menonjol dalam proses penilaian akreditasi di tahun-tahun sebelumnya, hanya saja persiapan untuk tahun ini jauh lebih matang dari tahun sebelumnya sebab dari pihak BAN-PT sudah memberikan list standarisasi yang harus dipenuhi untuk akreditasi.

“Ada 2 manfaat yang diperoleh Prodi IP UMY setelah melakukan pengakreditasian. Pertama, membantu mahasiswa untuk memperoleh beasiswa bidik misi, sebab sebuah Prodi tidak akan mendapat bantuan beasiswa bidik misi jika belum terakreditasi “A”. Kedua, mendapatkan status dalam mencari pekerjaan,” tuturnya.

Selain itu Dr. Suranto juga menjelaskan rencana-rencana yang akan dilakukan oleh Prodi IP UMY yaitu, mengembangkan prodi agar menjadi lebih baik lagi, melakukan internasionalisasi ke Malaysia yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014, mengembangkan kurikulum prodi IP dengan mengadakan lokakarya nasional yang akan dihadiri oleh seluruh dosen IP di Indonesia dan dilaksanakan pada bulan November 2014 hal ini guna menyatukan kurikulum untuk prodi IP yang ada di Indonesia, pemberdayaan kerja sama dengan pihak lain khususnya dengan pemerintahan, dan melayani mahasiswa dengan sebaik-baiknya serta meningkatkan sarana da pra sarana yang ada untuk mendukung kegiatan belajar mahasiswa.

Saya berharap semoga para dosen, mahasiswa, dan staff di prodi IP UMY semakin solid sehingga dapat mengembangkan Prodi IP UMY menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan member keuntungan bagi para mahasiswa menjadi lebih percaya diri dalam mengembangkan potensinya serta membawa bangga nama baik almamaternya. “Jadi kesimpulannya adalah ketika semua berjalan dengan baik, solid, dan singkron maka secara tidak langsung Prodi IP UMY akan menjadi lebih baik. ​

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live