Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Mahasiswa IGOV UMY Akan Exchange ke 5 Negara

$
0
0

IMG_01841Dalam rangka mendukung internasionalisasi kampus dan mewujudkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai world class university, mahasiswa Program Studi Internasional Government (IGOV) UMY akan melakukan student exchange ke 5 negara. Ke-lima negara tersebut terdiri dari Korea Selatan, Spanyol, Thailand, Malaysia, dan Philipina. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Eko Priyo Purnomo, Ph.D, selaku direktur IGOV UMY, ketika dihubungi pada Kamis (10/12).

Diungkapkan oleh Eko, diselenggarakannya student exchange ini diharapkan dapat melatih dan meningkatkan kompetisi mahasiswa dalam pemahaman pembelajaran, dan juga pengenalan kebudayaan internasional. “Program ini dapat menjadi cara bagi siswa internasional untuk mendapatkan pengalaman di negara-negara di luar negeri, baik untuk membuat jaringan dengan siswa global, atau untuk mempelajari budaya di negara di mana mereka akan belajar. Selain itu, bagi mahasiswa IGOV melakukan student exchange merupakan sebuah kewajiban, karena hal itu yang membedakan kelas internasional dan reguler,” ungkapnya.

Ditambahkan Eko, berbagai proses telah dilalui oleh mahasiswa yang akan melakukan exchange, karena untuk melakukan exchange tersebut dibutuhkan persiapan yang matang oleh mahasiswa, baik secara administrasi maupun juga kemampuan akademik. “Tahapan untuk dapat exchange tersebut terdiri dari beberapa rangkaian seleksi, mulai dari seleksi administrasi, membuat CV, test kemampuan berbahasa asing, dan terakhir wawancara. Jika berbagai tahapan tersebut telah dilalui, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat melakukan student exchange,” tambahnya.

Rencana pemberangkatan akan dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Juli 2016. Selama satu semester tersebut, ke 17 mahasiswa IGOV yang akan melakukan student exchange tersebut, akan terbagi ke beberapa universitas yang berbeda, di setiap negaranya. Universitas tersebut terdiri dari Jaume I University-Spain, Sunmoon University-South Korea, Thammasat University-Thailand, Khon Kaen University-Thailand, Universiti Sains Malaysia, De La Salle University-Philippine, Maejo University-Thailand, dan Universiti Utara Malaysia.


UMY dan DIKTI Kerjasama Selenggarakan Sosialisasi Beasiswa Erasmus+

$
0
0

IMG_1585Salah satu faktor untuk menjunjung kualitas pendidikan pada level perguruan tinggi adalah mobilitas, baik pada level mahasiswanya maupun akademisi dan staff. Mobilitas yang dimaksud merupakan bentuk kerja sama antar universitas, baik dalam negeri maupun luar negeri. Mobilitas menjadi sangat penting bagi sebuah perguruan tinggi, karena selain untuk menunjang akreditasi PT, juga bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia agar bisa menghadapi globalisasi seperti contohnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Kerja Sama Antar Lembaga Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Dirjen Dikti, Kemenristekdikti, Purwanto Subroto dalam pembukaan Sosialisasi Erasmus+ di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana lantai 4 UMY pada Kamis (10/12), yang diselenggarakan atas kerjasama UMY dan Dikti RI. “Kami, dari pihak Kemenristek Dikti mengapreasiasi acara seperti ini karena ini membantu kemenristekdikti merealisasikan program-program untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia,” tutur Purwanto. Ia juga menyampaikan bahwa kemenristekdikti memiliki target nasional agar perguruan tinggi di Indonesia dapat masuk pada skala World Class University. “Setidaknya minimal ada 5 Universitas di Indonesia yang masuk World Class University,” tambah Purwanto.

Selain itu, Purwanto menyampaikan bahwa kemenristekdikti akan memfasilitasi perguruan tinggi di Indonesia pada bidang kerjasama baik University to University (U to U) maupun mobilitas. “Contoh mobilitas adalah seperti New Colombo Plan yang dilakukan dengan pihak Australia. Pemerintah Australia memfasilitasi mahasiswanya untuk belajar ke Indonesia untuk transfer kredit. Dan pemerintah Indonesia sedang mengupayakan untuk sebaliknya, yakni mendorong mahasiswa Indonesia untuk melakukan transfer credit di Australia,” terang Purwanto.

Senada dengan Purwanto, Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA menyampaikan pentingnya perguruan tinggi di Indonesia agar meningkatkan kualitas pendidikannya, sehingga bisa masuk ke dalam predikat World Class University. “Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain yang saat ini tengah gencar meningkatkan kualitas pendidikan di negaranya. India, baru-baru ini menggiatkan program mobilitas ke negara-negara lain dan menunjukkan peningkatan mobilitas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Prof. Bambang.

Selain itu, Prof. Bambang juga memberikan contoh negara tetangga Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan bagus seperti Singapura. Singapura menurut Prof. Bambang sudah memiliki banyak institusi pendidikan yang masuk dalam peringkat World Class University. Faktor kuat yang mendukung prestasi Singapura tersebut adalah karena student mobility yang dilakukan oleh mahasiswa Singapura sangat kuat dan mendapatkan dukungan besar dari pemerintah Singapura.

Dalam sosialisasi Erasmus+ di UMY, hadir sebagai pembicara, Destriani Nugroho, Program Manager Uni Eropa dan Merupakan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Destriani menjelaskan secara detil tentang apa itu beasiswa Erasmus+, kualifikasi dan proses pembuatan proposalnya. “Proposal bukan dibuat oleh pihak dari Universitas di Indonesia. Tetapi dibuat oleh Universitas negara anggota Uni Eropa dan negara-negara partner Erasmus+. Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh pihak Universitas di Indonesia adalah melakukan kerjasama dengan Universitas di negara anggota dan partner Erasmus+ serta meminta mereka untuk membuatkan proposal untuk mahasiswa kita,” jelas Destriani.

Saat ini, hanya ada segelintir Universitas di Indonesia yang bekerjasama dengan universitas-universitas di Eropa untuk melakukan program Erasmus+, seperti UMM, ITB dan UGM. Destriani berharap Universitas-universitas di Indonesia lainnya bisa lebih giat lagi dalam mencari partner kerjasama dengan universitas-universitas di Uni Eropa. Karena Uni Eropa sendiri juga memiliki program bagi negara-negara partner Asia Tenggara terutama untuk menghadapi MEA. (Deansa)

Mahasiswa Farmasi UMY Kembali Juarai Kompetisi Farmasi Nasional

$
0
0

IMG_20151206_060242[1]Torehan prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam kompetisi OFKI (Olimpiade Farmasi Klinik Indonesia). OFKI merupakan ajang kompetisi bagi mahasiswa-mahasiswa Farmasi Indonesia, yang diselenggarakan oleh Badan Pelatihan Kesehatan Batam (BAPELKES) dan Farmasi UNPAD bekerjasama dengan Menteri Kesehatan RI. Terdapat tujuh kompetisi yang diselenggarakan, yaitu terdiri dari lomba poster, LKTI, Pharmaceutical Care and Case Report, Self Medication Tournament, Patient Counseling Event, Patient Counseling Event, Cerdas Cermat Farmasi Klinik, dan Debat Kefarmasian. Dalam beragam kompetisi tersebut, mahasiswa UMY berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi Self Medication Tournament (SMT), yang berhasil diraih oleh Aiyun Astiani, Danang Aji Wiguna, dan Komarudin mahasiswa Farmasi UMY angkatan 2013.

Seperti diungkapkan oleh Aiyun, ketika ditemui di BHP pada Kamis (10/12) mengungkapkan, kompetisi tersebut diselenggarakan sejak tanggal 1-6 Desember 2015 bertempat di kantor Bapelkes Kota Batam. Tema yang diangkat pada OFKI tahun ini yaitu Pengembangan Farmasi Klinik. “OFKI tahun ini memiliki serangkaian acara, yang terdiri dari Seminar Nasional dan juga Kompetisi Nasional, dari ketujuh kompetisi tersebut, alhamdulillah kami berhasil meraih juara 1 dalam kategori Self Medication Tournament, (SMT) bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa Farmasi dari berbagai universitas di Indonesia,” ungkapnya.

Ditambahkan Danang, SMT merupakan kompetisi yang menguji kemampuan dan pengetahuan mahasiswa terkait keputusan pemberian obat yang disarankan secara tepat sesuai dengan kondisi dan keluhan pasien. Selain itu, kemampuan mereka dalam memberikan konseling untuk melakukan tahapan swamedikasi juga turut diuji dalam kompetisi tersebut. “Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat dikonsumsi tanpa resep dari dokter. Dalam kompetisi tersebut awalnya kami mengerjakan 100 soal, dan kemudian terpilih 20 peserta untuk lanjut ke babak semifinal, dan pada babak final dilakukan praktek penanganan kepada pasien secara langsung, dan akhirnya terpilih lah kami sebagai juara 1, dan untuk juara kedua dan ketiga diraih oleh Universitas Andalas dan UNPAD,” tambahnya.

Sebelumnya pada bulan November, dengan beranggotakan tim yang sama, mahasiswa Farmasi UMY tersebut juga berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi Pharmacy Competition yang diselenggarakan oleh UGM, dan kedepannya mahasiswa Farmasi UMY tersebut akan kembali mengikuti kompetisi farmasi Nasional, yang akan diselenggarakan oleh Farmasi UNAIR pada bulan Januari 2016.

“Nilep” Sebuah Film Pendek Karya Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY Raih Penghargaan di ACCFest

$
0
0

IMG-20150930-WA00151Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam ajang kompetisi Anti Corruption Film Festival (ACCFest) yang diselenggarakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Bandung pada Kamis (10/12). Dalam kompetisi tersebut, karya film dengan judul “Nilep” yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY angkatan 2011 berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, yaitu Film Fiksi Pendek Pelajar Terbaik dan Film Favorit Pilihan Dewan Juri.

Dalam kompetisi tersebut terdapat beberapa kategori perlombaan, yang terdiri dari Kompetisi Film Pendek Fiksi, Kompetisi Film Dokumenter Pendek, Kompetisi Film Animasi Pendek, Kompetisi Video Layanan Masyarakat, dan juga Kompetisi Video Jurnalisme Warga (Citizen Journalism). Tujuan terselenggaranya kompetisi tersebut, merupakan wujud nyata dari tindakan pencegahan KPK terkait tingkat korupsi di masyarakat, dengan mengusung konsep mengantisipasi praktek korupsi yang dimulai dari kalangan anak muda, dengan cara yang fun, kreatif, dan dinamis, sehingga selaras dengan jiwa anak muda. Hal tersebut diungkapkan Wahyu, ketika dihubungi pada Jumat (11/12).

Nilep” sendiri merupakan sebuah film pendek yang menceritakan tentang sekumpulan anak-anak yang sedang berdebat, karena salah satu dari mereka ketahuan telah mencuri mainan. Hingga kemudian situasi berubah menjadi saling menyudutkan anak yang mencuri, dan saling menyalahkan, yang pada akhirnya anak yang mencuri mainan tersebut mengembalikan mainan yang dicurinya kepada penjual, dengan memanfaatkan jasa pengiriman pos. “Ide cerita yang kami ambil di sini yaitu ingin menggambarkan kepolosan anak-anak dalam berperilaku, namun dibalik kepolosan dan kenakalan anak-anak tersebut, masih ada sisi positif yang dapat diambil dari mereka, yaitu tentang kejujuran dan bertanggung jawab,” ungkapnya.

Film yang dibuat selama kurang lebih satu bulan tersebut, beranggotakan Ludy Oji, Elena Rosmeisara, Sarah Dwi Putri, Adska Dora, Fauzan Ridwan, Dela Amanda, Rizki Pratama, Egha M Harismina, dan Prasida Yogi. Dari kompetisi tersebut Film “Nilep” berhasil menyisihkan 513 film lainnya yang terdiri dari berbagai kategori. “Alhamdulillah film kami benar-benar mendapatkan apresiasi oleh dewan juri dan juga penonton yang turut hadir, dan kami berhasil menyisihkan 4 film lainnya yang masuk nominasi ke dalam kategori yang sama, yaitu film dengan judul Ping Pong (Universitas Multimedia Nusantara, Tanggerang), Sumbangan Dablongan (Sabuk Cinema Ekskul Sinematografi SMA Bukateta, Purbalingga), Takut Denda (Meditatif Film, Makasar), dan juga Pisang Molen ( Komunitas Film Milik Kita, Semarang),” ungkap Wahyu.

Hingga saat ini Wahyu dan kawan-kawan telah memproduksi 2 film yang kesemuanya meraih banyak pengahargaan. Film pertama mereka “Mak Cempluk” meraih Nominasi Film pendek terbaik Pekan Film Yogyakarta 2014, Best Picture Winner Algorythem UGM 2014, Official Selection Psychofest 2014, Out of Competition XXI Short Film Festival 2015, Official Selection Malang Film Festival 2015, Ide Cerita Terbaik Festival Film Indie Lampung 2015, dan Film Terbaik Kategori Komedi di Festival Taman Film Bandung. Sedangkan film kedua mereka berjulul “Nilep” meraih perhargaan Film Terbaik dan Sutradara terbaik dalam Tebas Award (The Best Annual Multimedia Show), Nominasi Film Fiksi Anak Apresiasi Film Indonesia dari Kemendikbud, dan terakhir menjadi Film Terfavorit dalam ajang Festival Film Moviestival, yang diselenggarakan oleh PT Pos Indonesia di Bandung pada bulan September lalu. (Adam)

Praktik Oligarki Masih Berjalan di Indonesia

$
0
0

IMG_1606Ketika elit politik lama yang mempertahankan posisi strategis mereka untuk mengembangkan jaringan perlindungan baru, maka saat itulah praktik oligarki dilakukan dan dapat memicu maraknya money politic. Saat ini, dengan sistem demokrasi di Indonesia, seharusnya praktik oligarki sudah ditiadakan, namun pada kenyataannya praktik oligarki masih dijalankan terutama di daerah-daerah.

Hal tersebut disampaikan oleh peneliti Tsukuba University, Takuya Hasegawa,Ph.D. dalam kuliah umum tentang Oligarki di Ruang Sidang Pascasarjana lantai 4 pada Jum’at (11/12). “Di Indonesia praktik oligarki yang berjalan seperti oligarki partai. Oligarki partai maksudnya adalah posisi pemerintahan didominasi oleh elit-elit partai,” ujar Takuya.

“Menurut saya, oligarki itu teori kuno. Kita harus menentang itu, karena sistem yang kita anut sekarang adalah demokrasi. Tetapi orang Indonesia cenderung ikut oligarki saja,” terang Takuya. Menurut Takuya, praktik Oligarki di Indonesia harus mulai dihapuskan. Tidak secara drastis, melainkan secara bertahap karena proses ini sudah mengakar lama.

“Pada intinya, ada dua tipe penyebaran kebijakan (policy diffusion) di Indonesia. Pertama, penyebaran dengan dukungan kuat dari pemerintah pusat, yang kedua penyebaran yang dilakukan oleh politisi yang ingin menang dalam pemilihan umum,” jelas Takuya. Pola pertama sudah jelas bahwa kebijakan umum tentu ditentukan oleh pemerintahan pusat. Sedangkan pada pola yang kedua, menurut Takuya, kebijakan juga ditentukan oleh politisi terutama pada saat mereka melakukan kampanye. Saat kampanye, para politisi akan menyerukan kebijakan-kebijakan baru yang akan mereka buat saat mereka terpilih nantinya. Kebijakan yang mereka buat itulah yang nantinya akan dapat mempengaruhi publik di Indonesia.

Senada dengan yang dikemukaan oleh Takuya, Direktur International Program of Government (IGOV) UMY, Eko Priyo Purnomo, MRes.,Ph.D. menyampaikan bahwa Oligarki merupakan pemerintahan yang dipimpin oleh minoritas. “Oligarki merupakan minoritas yang mengontrol mayoritas. Di Indonesia sendiri, konteks Oligarki mendekati Political Dynasty,” jelas Eko. “Contohnya saja dalam sistem partai politik di Indonesia akan dikuasai oleh elit politiknya yang akan menentukan arah kebijakan politik partainya, misalkan PDIP elit politiknya Megawati, PAN dipimpin oleh Amin Rais atau Gerindra oleh Prabowo yang memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan kebijakan – kebijakan politik partainya masing-masing,” terang Eko.

Menurut Eko, adanya praktik Oligarki di Indonesia karena para pembuat keputusan dari kalangan pemerintah memiliki kekuasaan, jaringan, dan keahlian. Sehingga kebijakan yang mereka buat akan sulit ditentang oleh elit-elit lain yang tidak memiliki faktor pendukung tersebut. “Adanya praktik oligarki di Indonesia karena terjadinya disfungsi demokrasi. Sehingga, oligarki yang kemudian mengendalikan birokrasi,” jelas Eko. Sedangkan birokrasi adalah aspek yang mengambil kendali strategis, menegakkan hukum dan mewakili kebutuhan negara.

Eko mengemukakan solusi untuk mengurangi praktik oligarki dengan cara mendorong pendidikan di kalangan sipil. Hal ini dikarenakan partai politik akan melakukan regenerasi dan dibutuhkan kandidat-kandidat dengan edukasi tinggi untuk dapat mengurangi praktik oligarki tersebut. “Solusi lainnya dengan cara mengubah sistem partai politik dan pemilu di Indonesia,” tutup Eko. (Deansa)

Mahasiswa Komunikasi UMY Adakan Gerakan Literasi Media Se DIY-Jateng

$
0
0

_MG_8952Sebagai wujud menjalankan salah satu fungsi dari tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan gerakan literasi media, atau edukasi media kepada masyarakat terkait dengan pemanfaatan media teknologi, seperti pemanfaatan media sosial, tayangan televisi, dan juga penggunaan gadget. Hal menarik dari gerakan literasi media tersebut dilakukan di berbagai tempat, seperti sekolah, karang taruna, perkumpulan pengajian ibu-ibu di lingkup RT, yang berlokasi di seputaran DIY dan Jateng (Jawa Tengah). Gerakan literasi media tersebut sudah ke empat kalinya dilakukan oleh IK UMY, dimana diawali pada tahun 2012, dan sebelumnya Gerakan Literasi Media tersebut hanya sebatas lingkup DIY, dan kemudian berkembang hingga Jateng. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Filosa Gita Sukmono S.Ikom, MA, selaku dosen pengampu mata kuliah Media Dakwah dan Religi, sekaligus pendamping gerakan literasi media IK UMY ketika ditemui pada Minggu (13/12).

Diungkapkan oleh Filosa, gerakan literasi media tersebut merupakan bentuk nyata dari mahasiswa komunikasi UMY terkait dengan penerapan ilmu yang selama ini telah didapat di kelas, khususnya terkait dengan mata kuliah Media Dakwah dan Religi. “Dalam hal ini kami ingin mahasiswa untuk dapat terjun langsung menerapkan materi-materi yang selama ini didapat di perkuliahan, agar dapat diterapkan dan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pengabdian terkait literasi media. Jika dihubungkan dengan mata kuliah Media Dakwah dan Religi, kegiatan literasi media tersebut termasuk dalam unsur dakwah mahasiswa terkait edukasi mengenai media dan juga perkembangan teknologi saat ini,” ungkapnya.

Berbagai topik yang berhubungan dengan komunikasi dan media teknologi digunakan oleh mahasiswa IK UMY, seperti halnya edukasi terkait tayangan yang layak dan tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak, edukasi terkait pemberitaan di media televisi bagi orangtua, penyadaran kepada masyarakat terkait penyalahgunaan media iklan oleh produk tertentu, dan juga edukasi terkait pemanfaatan penggunaan teknologi komunikasi yang positif bagi remaja. “Topik-topik yang berkaitan dengan ilmu komunikasi sengaja diangkat oleh mahasiwa-mahasiswa IK UMY, cara penyampaiannya pun cukup variatif, mulai dari pemutaran film, penampilan drama, dan juga pemanfaatan media-media lainnya,” tambah Filosa. Ia juga menambahkan bahwa waktu penyelenggaraan dari literasi media tersebut berbeda-berbeda, sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati masing-masing kelompok. Ada 25 kelompok mahasiswa yang turut serta dalam gerakan literasi media ini.

Dari sekian banyak kelompok yang melakukan gerakan literasi media, salah satunya yaitu yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa IK UMY angkatan 2014, yang beranggotakan Trisna Risani Karya, Rizki Ichwan, Nelfi Juni Yetri, Fajar Yuniar Ramanta, Yuniasti Eka Rosadiana, Thoriq Ahsin Siddiqi, Muh. Abdul Aziz N, Bambang Fazrin, dan Diva Dara Noviyanti yang berlokasi di SMA Negri 2 Bantul, dengan mengangkat tema Media dan Lifestyle : Meminimalisir Pengaruh Konstruksi Konten Media Internet Terhadap Lifestyle Remaja, literasi media tersebut diadakan pada Sabtu (12/12) bertempat di Aula SMAN 2 Bantul.

Diungkapkan oleh Rizki Ichwan, tema yang diangkat tersebut merupakan bentuk dari kegelisahan mereka terkait konstruksi media yang dibangun oleh sebuah produk dalam memasarkan produknya dengan mempengaruhi lifestyle para remaja Indonesia. “Saat ini berbagai jenis produk, khususnya alat komunikasi, seperti handphone gencar sekali memasang iklan dengan merekonstruksi pesan-pesan dalam media promosinya yang dapat mempengaruhi gaya hidup remaja. Misalnya saja produk handphone terbaru dan tercanggih, pesan dalam iklan handphone itu dikemas dengan sangat persuasif, sehingga masyarakat khususnya remaja akan tertarik untuk membeli produk tersebut demi mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan gaya hidup. Akibatnya, remaja pun akan melakukan segala cara untuk bisa membeli handphone tersebut, walau harus dengan jalan yang salah seperti mencuri,” ungkapnya.

Rizki turut menambahkan, dengan adanya gerakan literasi media tersebut, sebagai mahasiswa IK UMY dirinya lebih peduli terhadap kondisi media di Indonesia saat ini. Rizki pun berharap, masyarakat sebagai penikmat media diharapkan dapat lebih bijak dalam menikmati tayangan yang mulai lepas dari aturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. “Media seharusnya sebagai sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat, namun peran tersebut terkikis karena lebih mementingkan keuntungan media semata, sudah seharusnya sebagai masyarakat kita harus cerdas dalam mengonsumsi tayangan dan juga pengemasan yang disuguhkan oleh media saat ini,” tutupnya.

Motivasi Berwirausaha Bagi Mahasiswa Masih Tergolong Rendah

$
0
0

IMG_1647Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir Desember mendatang, antusias masyarakat dan mahasiswa untuk menjadi pengusaha tergolong masih rendah, terutama motivasi mereka untuk menjadi seorang pengusaha. Diperkirakan masih sekitar 80 persen yang menginginkan untuk membuka peluang berwirausaha, sisanya lebih banyak yang menginginkan untuk menjadi PNS. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh keynote speaker Dr. Anggawira, MM, selaku ketua bidang organisasi, kaderisasi, dan keanggotaan BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) dalam seminar nasional kewirausahaan dengan tema Membangun Motivasi Enterpreneurship di Era Masyarakat Ekonomi Asean yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ekonomi UMY.

Dalam seminar tersebut, Anggawira mengatakan jika setiap orang ditanya siapa yang mau kaya, pasti semua menginginkan. Namun, jika ditanya siapa yang mau menjadi pengusaha, tidak semua menginginkan untuk menjadi seorang pengusaha. “Kondisi rendahnya motivasi setiap orang terutama mahasiswa dalam hal kewirausahaan yang masih rendah inilah dengan melalui seminar ini diharapkan dapat terbangun spirit dan semangat dalam berwirausaha,” ungkapnya saat mengisi acara seminar di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di AR Fachruddin B lantai 5 pada, Senin (14/12).

Anggawira kembali mengungkapkan, dari 10 pintu rejeki salah satunya ada pada berwirausaha. Terlebih untuk menghadapi MEA yang akan datang, mahasiswa sangat diperlukan dalam membangun perekonomian bangsa. Hal ini karena, terciptanya motivasi berwirausaha biasanya bermula dari kampus-kampus yang merupakan salah satu dari tiga hal untuk mewujudkan keinginan seseorang untuk menjadi seorang pengusaha. Hal-hal yang harus dipikirkan yaitu dalam hal Skills (ketrampilan, red), proses dan hati. Dari ketiga yang harus dipikirkan tersebut, Anggawira menjelaskan Kunci dari skill adalah adanya inovasi. “Biasanya banyak yang berasumsi untuk menjadi pengusaha tidak perlu sekolah yang tinggi-tinggi. Nah asumsi semacam inilah yang harus dihilangkan. Karena lewat pendidikan itulah kita bisa mengasah skill untuk menjadi seorang pengusaha. Namun lebih dari itu, hal yang paling penting dari skill itu adalah inovasi. Dengan adanya inovasi dalam skill yang kita miliki, maka kita bisa menjadikan diri kita sebagai seorang pengusaha yang sukses,” jelasnya.

Terkait proses itu sendiri, Anggawira mengatakan proses bisa menghasilkan output yang baik jika lingkungan baik, dan kebijakan yang baik pula. Dalam proses ini butuh kerja yang keras dan bergaul dengan masyarakat yang memiliki motivasi yang tinggi untuk menciptakan ketrampilan berwirausaha. “Terakhir yaitu untuk menjadi seorang pengusaha harus memiliki hati yang berjiwa sosial. Menjadi pengusaha bukan hanya untuk menghasilkan uang saja, tetapi tentunya juga harus bermanfaat bagi orang lain,” paparnya.

Anggawira juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 65 perseb dari pasar yang ada di ASEAN. Selain itu, Indonesia merupakan negara nomor ke 16 terbesar perekonomiannya di dunia. “Dilihat dari itu semua, ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi dan kreatifitas dalam pengembangan-pengembangan produk dalam negeri. Pengembangan itu bisa fokus pada sektor pangan olahan atau sandang dengan merk-merk lokal namun mampu bersaing di tingkat internasional. Terlebih kita sebagai negara tropis ini perlu memanfaakan secara maksimal usaha pada sektor pangan tersebut. Sehingga cita-cita negara kita untuk bisa melakukan swasembada pangan bisa benar-benar terwujud, dengan begitu, pengeluaran negara dalam bidang pangan pun akan bisa lebih dihemat,” ujarnya.

Untuk menghadapi MEA yang sebentar lagi akan dimulai tersebut, Anggawira pun menyarankan pada seluruh elemen masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk melakukan persiapan yang matang. Seperti dalam penguatan daya saing, penguatan sektor UMKM, serta peningkatan Wirausaha Muda. “Dalam penguatan daya saing adalah bagaimana pemerintah mampu membuat infrastruktur yang baik dan memudahkan agar UMKM dapat tumbuh. Selain itu, dalam penguatan UMKM sekarang sudah dimudahkan dalam hal perijinan untuk proses pengajuan bisnis. Terakhir jumlah sektor pengusaha muda yang masih rendah itu perlu disosialisasikan lagi di setiap kampus untuk membangun kader-kader mahasiswa yang memiliki pashion menjadi pengusaha,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UMY, Dr. Rizal Yaya, S.E., M.Sc.Akt mengungkapkan untuk memotivasi mahasiswanya, UMY termasuk kampus yang sangat konsen dalam pengembangan kewirausahaan. Di sisi kurikulum juga telah ada matakuliah untuk menunjang mahasiswa menumbuhkan semangat kewirausahaan. “Dalam pengembangan kewirausahaan tersebut, kami juga mengembangkan sense kepada mahasiswa dalam hal pasar modal. Bukti yang telah kami lakukan yaitu pada tahun lalu, FE UMY berhasil mencetak 1000 investor muda di pasar modal dan berhasil tercatat dalam Rekor MURI, selain itu FE UMY juga sudah memiliki akun investor pasar modal Indonesia,” tandasnya.

Bukan hanya itu, Rizal kembali mengungkapkan, pada dua tahun terakhir ini Galeri BEI FE UMY juga mendapat penghargaan sebagai pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang paling aktif diantara kampus-kampus di Indonesia. Sehingga BEI UMY dipilih sebagai satu dari 10 kampus yang akan dikembangkan, dan tentunya para peserta mendapatkan sertifikasi dari BEI untuk profesi pasar modal. “Di lain sisi, kami juga akan menyeleksi para mahasiswa semester enam, tujuh dan delapan untuk bergabung mengisi posisi-posisi dalam kampus, yang tentunya kami beri cash dengan sangat bagus yaitu 1 juta perbulan yang setelah itu mereka menabung hingga lulus sampai terkumpul 20 juta untuk usaha mereka setelah lulus,” ungkapnya.

Acara Seminar kewirausahaan tersebut dilaksanakan selama dua hari (14-15 Desember 2015) dengan menghadirkan bazar hasil kreatifitas mahasiswa ekonomi UMY. Selain itu turut mengundang sebagai pembicara selain Ketua BPP HIPMI, yakni Sutejo, S.IP selaku direktur Larissa Aesthetic Center, Chaerany Putri sebagai founder Gerakcepat.com atau sociopreneur, serta Setyawan Eka Rahmanta selaku motivator Humor atau Artispreneur. (hevi)

Mahasiswa FH UMY Raih Juara 1 dan The Best Speaker dalam Kompetisi Debat Hukum PSKH UIN Suka

$
0
0

IMG20151213210122Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang telah berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus. Penghargaan tersebut yakni juara 1 dan The Best Speaker dalam kompetisi Debat Hukum Mahasiswa se-DIY yang diselengagrakan oleh Pusat Studi dan Konsultasi Hukum (PSKH) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kompetisi tersebut diadakan dalam rangka Pekan Hukum 2015 dengan tema “Aksesibilitas Hukum yang Demokratis untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia” dan diselenggarakan pada Minggu (13/12) bertempat di UIN Suka Yogyakarta. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Mohamamd Hazyar Arumbinang, peraih penghargaan The Best Speaker ketika ditemui di BHP (Biro Humas) UMY pada Senin (14/12).

Diungkapkan oleh Binang, kompetisi tersebut diikuti oleh 19 tim dari berbagai universitas se-DIY, dan dalam kompetisi tersebut UMY mengirimkan 4 tim terbaiknya yang masuk dalam komunitas debat FH UMY, atau biasa disebut LSDC UMY (Law Student Debate Community). “Alhamdulillah dari keempat tim yang mewakili UMY, tim kami berhasil masuk ke babak final dan meraih juara 1 dan The Best Speaker mengalahkan tim-tim dari universitas lainnya yang ada di DIY dan juga tim dari UMY sendiri. Kemudian juara kedua pada kompetisi tersebut diraih oleh UGM, sementara untuk juara ketiganya tidak ada. Karena dalam kompetisi debat ini pemenangnya memang hanya diambil untuk juara pertama, kedua dan the best speaker,” ungkapnya.

Sebelumnya, untuk berhasil masuk ke final dan meraih juara, Binang dan kawan-kawan melalui berbagai tahapan, mulai dari babak penyisihan, perempat final, semifinal, hingga masuk ke babak final. “Untuk berhasil masuk ke final dan meraih juara ini, kami di babak penyisihan dan babak-babak sebelumnya berhasil mengalahkan beberapa universitas, diantaranya tuan rumah sendiri (UIN Suka), UNY, dan juga rekan satu almamater (tim dari UMY),” tambahnya.

Tim yang beranggotakan Munandar, Bagus Priyo Prasojo, dan Mohammad Hazyar Arumbinang, yang merupakan mahasiswa FH UMY angkatan 2012 tersebut telah mempersiapkan diri selama kurang lebih tiga bulan untuk mengikuti kompetisi tersebut. Persiapan yang dilakukan sendiri lebih kepada pematangan materi debat dan juga cara penyampaian argumentasi yang baik. “Persiapan tersebut kami lakukan agar tim kami lebih menguasai materi debat dan juga lebih siap dalam mengutarakan argumen tim kami terhadap lawan debat,” ungkap Munandar.

Berbagai kompetisi lainnya akan kembali diikuti oleh Binang dan kawan-kawan dalam waktu beberapa bulan ke depan, diantaranya kompetisi debat yang akan diselenggarakan oleh FH UII, dan juga Debat Konstitusi yang akan diselenggarakan oleh MK (Mahkamah Konstitusi). (Adam)


Mahasiswa Komunikasi UMY Raih Penghargaan Ajisaka 2015

$
0
0

IMG-20151215-WA0001

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY kembali menorehkan prestasi menjelang akhir tahun 2015 ini. Hasan Basri dan M. Regga Hendarto berhasil mendapatkan perunggu pada kategori Sadewa (Sayembara Dewa Pariwara) pada malam penghargaan Ajisaka, Sabtu (21/11) yang bertempat di Gedung Graha Sabha Permana UGM.

Ajisaka adalah sayembara tahunan dalam bidang komunikasi seperti film, fotografi, iklan dan public relation yang diselenggarakan oleh UGM. Ajisaka memiliki 4 kategori antara lain Arjuna (Ajang Citra Berjuta Warna), Kresna (Kreasi Insan Sinema), Prahasta (Pertempuran Humas Nusantara), dan Sadewa (Sayembara Dewa Pariwara).

“Kami berkompetisi pada bidang iklan, dan kategori yang kami ikuti adalah Sadewa,” jelas Hasan. Ia menjelaskan bahwa karya iklan yang kelompoknya buat berjudul “Funtastik”. Funtastik sendiri merupakan TVC 30 detik yang menceritakan seorang anak yang bisa berubah sikap dan kepribadiannya seperti apa yang ditontonnya. “Contohnya ketika menonton film hardrock, dia (anak kecil yang menonton iklan-red) berubah menjadi preman. Sedangkan saat menonton pengajian dia berubah menjadi ustad,” terang Hasan.

Selain kelompok Hasan yang menyabet penghargaan perunggu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY lainnya pada kategori yang sama juga menyabet penghargaan perak. Mereka adalah Nia dan Fahad Mecca Al-Syamal. Karya kelompok Nia berupa TVC 30 detik yang menceritakan seorang anak yang terlihat sedang belajar sambil menonton TV. Anak kecil tersebut digambarkan sedang menonton adegan kekerasan, kemudian ia tuliskan adegan tersebut lantas ditirunya.

Hasan menjelaskan tema yang mereka angkat adalah memilih konten media untuk menyelamatkan generasi bangsa. Hasan mengungkapkan kebanggaannya dapat membawa nama baik prodi Ilmu Komunikasi dalam ajang bergengsi seperti Ajisaka tersebut. “Kami berharap dapat terus menorehkan prestasi pada festival periklanan selanjutnya dan dapat meraih penghargaan dengan membawa nama Ilmu Komunikasi UMY,” tutupnya. (Deansa)

Peneliti Luar Negeri, Sebut Kaki Tangan ISIS Sudah Masuk Ke Indonesia

$
0
0

IMG_1653Isu Islam Radikal saat ini tengah marak diperbincangkan oleh publik. Terutama dengan adanya kasus pengeboman di Paris dan Penembakan di California yang dikait-kaitkan dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Prof. Dr. Bilveer Singh dalam Seminar dan Launching buku ‘Radikalisme dan Gerakan Islam non Mainstream dan Kebangkitan Islam Politik di Indonesia’ mengungkapkan bahwa kemunculan Islam Radikal sudah lama dan tidak akan hilang bahkan sampai nanti.

Pada seminar yang berlangsung di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY lantai 4 pada Rabu (16/12) Prof. Bilveer menjelaskan saat ini banyak kekerasan terjadi dengan mengtasnamakan dan melibatkan agama Islam. Sehingga makin banyak pula isu yang mengatakan Islam sebagai musuh. “Tahun 2015 banyak terjadi pembantaian yang dilakukan kepada Islam maupun oleh Islam. Sehingga Islam diancam dengan banyak isu seperti isu keamanan dan kebencian terhadap Islam,” Ungkap Prof. Bilveer. Selain itu, ia menjelaskan, pembantaian terhadap Islam juga akan semakin merambah. Seperti contohnya di Syria dan Yaman.

Isu yang mengancam Islam lainnya ialah adanya kelompok-kelompok pengganas Islam seperti Al Qaidah, Jama’ah Islamiyah dan ISIS. “Di Indonesia sendiri sudah ada Katibah Nusantara yang merupakan kaki tangan IS yang dikepalai oleh orang Indonesia. Ini fakta,” tegas Dosen National University of Singapore tersebut. Bahkan Katibah Nusantara sudah mengirimkan banyak anggotanya untuk berperang di negara-negara konflik seperti Afghanistan.

Terkait bukunya yang membahas tentang Islam Non Mainstream, Prof. Bilveer memberikan contoh Islam Uighur dari Xinjiang juga merupakan bentuk dari ancaman Islam Non Mainstream. “Kebijakan pemerintah China menekankan kelompok ini. Sehingga Muslim Uighur merasa di kulturisme-kan dan dikorbankan oleh komunis. Sehingga hal ini mendorong mereka untuk membangun negara Islam,” jelas Prof. Bilveer. Islam Uighur juga merupakan kelompok yang mendukung ISIS. Ia menambahkan sebanyak 3000 muslim Uighur merupakan pejuang yang ada di ISIS.

“Masuknya Uighur ke ISIS melalui dua jalur. Pertama dari Xinjiang melalui Asia Tengah ke Turki lalu Syiria. Jalur kedua dari Xinjiang ke Yunan-Myanmar-India-Pakistan-Iran dan Iraq,” ungkap Prof. Bilveer. Selain itu yang perlu dikhawatirkan adalah kelompok Islam Uighur sudah mulai memasuki negara-negara di Asia Tenggara. Ia menuturkan ada ribuan pengungsi asal Uighur di Malaysia. “Selain itu, mereka juga ada di Poso, Sulawesi. Mereka masuk ke negara-negara di Asia Tenggara dengan menggunakan paspor palsu,” jelasnya.

Prof. Bilveer menjelaskan dalam buku ‘Radikalisme dan Gerakan Islam non Mainstream dan Kebangkitan Islam Politik di Indonesia’ yang ia dan Dr. Zuly Qodir (Dosen UMY) tulis tidak sepenuhnya membahas tuntas permasalahan terkait Islam Radikal. Namun ia berharap buku tersebut akan membuka wawasan yang menghasilkan diskusi-diskusi terkait Islam radikal.

Dr. Zuly Qodir juga menambahkan bahwa radikal itu sebenarnya ada dua macam. Radikal positif dan negatif. “Radikal positif adalah mengikuti apa yang telah diajarkan, menghindari dan menolak apa yang dilarang dalam ajaran. Dan menjalani semua yang tertulis dalam kitab. Radikal positif masih tidak apa-apa. Yang bahaya adalah radikal negatif,” jelasnya. Dr. Zuly Qodir menuturkan bahwa menurutnya Radikal Negatif memiliki pandangan apa yang seseorang pelajari merupakan ajaran yang paling benar. Dan jika ada yang melakukan tidak sesuai dengan yang ia pelajari maka orang tersebut dianggap salah. Bahkan pada tahapan harus dimusnahkan dan dikategorikan sebagai kafir. (Deansa)

Teater Tangga UMY Akan Pentaskan Macbeth di Gedung Kesenian Jakarta

$
0
0

IMG_1695Pada tanggal 23 Desember mendatang, UKM Teater Tangga UMY akan mementaskan sebuah karya adaptasi dari novel William Shakespeare berjudul ‘Macbeth’ di Gedung Kesenian Jakarta. Macbeth sendiri adalah seorang Jenderal pemberani yang membunuh Duncan, Raja Skotlandia, untuk merebut takhta bagi dirinya sendiri. Namun setelah menjadi raja, ia justru jadi paranoia dan memimpin dengan lalim. Kelalimannya berbuntut pada terjadinya berbagai pertumpahan darah.

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto sangat mendukung pementasan ‘Macbeth’ yang akan dimainkan oleh UKM Teater Tangga di Jakarta. Ditemui di Ruang Rektorat UMY pada Kamis (17/12), ia menegaskan bahwa kesempatan tersebut sangat istimewa. “Kami berharap ke depannya teater tangga dapat membawa misi Muhamamdiyah dengan melakukan pementasan teater dengan konsep islami atau Muhammadiyah,” tambah Prof. Bambang.

Sugito, S.IP., M.Si., selaku perwakilan dari Lembaga Bidang Kemahasiswaan LPKA UMY turut mendukung dan berharap pementasan yang akan dilakukan Teater Tangga dapat berjalan lancar dan sukses. “Meskipun sebenarnya tantangan yang dilalui anak-anak Teater Tangga amatlah besar. Seperti harus menyesuaikan konsep cerita dari yang klasik ke kontemporer,” tukas Sugito. Selain itu, Sugito juga menjelaskan bahwa mahasiwa teater tangga tidak ada yang berlatar belakang pendidikan seni, namun dapat menjadi artis teater. Hal tersebut juga menjadi salah satu tantangan berat namun dapat dilalui oleh mahasiswa anggota Teater Tangga.

Muhammad Yudha Pratama selaku ketua Teater Tangga sekaligus sutradara dalam pentas Macbeth menyebutkan bahwa pentas Macbeth ini bukan dalam rangka kompetisi namun murni pementasan karya seni hasil karya mahasiswa UMY. “Kami sudah melakukan persiapan selama 8 bulan, dimulai sejak 1 April. Awalnya kami ingin melakukan pementasan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Namun karena terkendala beberapa hal jadi tidak bisa,” terangnya.

Yudha mengisahkan sejak awal merencanakan pementasan ‘Macbeth’, Teater Tangga UMY mencoba bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta untuk dapat melakukan pementasan di Graha Bhakti Budaya. “Sayangnya terkendala birokrasi di Jakarta. Misal harga tiket yang harus ada pajaknya dan kebetulan pengelolaan gedung yang baru berpindah tangan. Selain itu, ternyata jadwal di Graha Bhakti Budaya sudah penuh” jelas Yudha. Meskipun demikian, Yudha menuturkan semangat anggota Teater Tangga tidak pupus dan berhasil mengantongi izin untuk tampil di Gedung Kesenian Jakarta.

Pementasan ‘Macbeth’ di Jakarta mendatang akan melibatkan 60 mahasiswa UMY dan akan berangkat dari Yogyakarta pada 21 Desember. Yudha mengungkapkan dalam pementasan ‘Macbeth’ ia dan kawan-kawan ingin menunjukkan bagaimana seorang pemimpin lalim yang serakah pada akhirnya akan menjatuhkan martabatnya sendiri. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa keinginan UKM Teater Tangga untuk pentas di panggung-panggung besar bukanlah hal yang utama. “Bukan soal seberapa besar tempat yang dituju. Namun yang kami inginkan adalah proses yang dapat memberikan pelajaran yang lebih bagi kami,” tutup Yudha. (Deansa)

IPIREL UMY Dukung Internasionalisasi Mahasiswa

$
0
0

DSC01180Demi mewujudkan internasionalisasi mahasiswa dalam bidang akademisi dengan melakukan student mobility, International Program of International Relations (IPIREL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan berbagai kegiatan student mobility, yaitu seperti double degree, transfer kredit, belajar budaya, belajar bahasa, KKL Internasional, dan juga KKN Internasional melalui kerjasama dengan beberapa universitas dari berbagai negara. Kegiatan student mobility di IPIREL sendiri dimulai pada tahun 2006, dan berlanjut hingga saat ini. Hal tersebut diungkapkan Dian Azmawati, S.IP., M.A, selaku direktur IPIREL UMY ketika ditemui diruangannya pada Kamis (17/12).

Tujuan internasionalisasi tersebut seperti diungkapkan Dian, agar mahasiswa dapat merasakan interaksi dan berhubungan secara langsung dengan masyarakat asing, dalam artian tinggal sementara di negara lain, selain itu mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan yang selama ini di dapatkan di UMY. “Tujuan adanya internasionalisasi ini pada dasarnya untuk membekali mahasiswa, yang mana sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, kemampuan yang harus dimiliki pun pastinya juga bertaraf internasional, dalam hal ini jurusan sangat mendukung penuh segala kegiatan student mobility yang akan dilakukan oleh mahasiswa, dan kami juga mendorong mahasiswa untuk dapat berkompetisi mencari program beasiswa di luar negri,”ungkapnya.

Selain mendukung internasionalisasi yang dilakukan oleh mahasiswa, dalam hal pembekalan dari segi akademisi dan penguatan ilmu agama juga turut dilakukan oleh jurusan IPIREL UMY kepada mahasiswa yang akan melakukan student mobility, karena kegiatan yang akan dilakukan tersebut nantinya akan membawa nama baik almamater UMY. “Untuk kemampuan dari segi akademisi yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa yang akan melakukan student mobility harus memiliki IPK diatas 3, dan juga TOEFL minimal 500. Selain itu penerapan penguatan ilmu agama turut menjadi perhatian kami kepada mahasiswa, sehingga diharapkan IPIREL UMY dapat menciptakan sarjana International Muslim Academician,” tambahnya.

Selain melakukan internasionalisasi yang dilakukan oleh UMY ke luar, IPIREL UMY juga membuka kerjasama mendatangkan mahasiswa asing untuk belajar di IPIREL UMY. “Sejauh ini terdapat beberapa mahasiswa asing yang mengikuti perkuliahan di UMY, dengan hal itu suasana internasionalisasi di IPIREL UMY semakin terasa,”ujar Dian.

Dalam waktu dekat ini terdapat 11 mahasiswa IPIREL UMY yang akan melakukan student mobility di delapan negara, diantaranya yaitu Taiwan, Korea Selatan, Amerika, Filipina, Malaysia, Thailand, Australia, dan Cina. “Student mobility yang akan dilaksanakan tersebut akan dilakukan selama satu tahun, atau dua semester. Selain itu, kegiatan student mobility yang akan dilakukan salah satunya juga berkaitan dengan mahasiswa yang memenangi sebuah kompetisi, dan kemudian mendapatkan kesempatan untuk melakukan student mobility di Amerika,” tutupnya. (Adam)

Mahasiswi IPIREL UMY Akan Join Double Degree di Flinders University, Australia

$
0
0

IMG_1697Hasnatika Maziyyah, Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2013 akan menjadi mahasiswa HI kedua yang melakukan Double Degree di Flinders University, Australia. Sebelumnya ada Hangga Fathana yang berangkat ke Flinders University pada tahun 2006. Hasna mengungkapkan bahwa persiapan yang ia lakukan sudah sejak satu semester sebelumnya.

“Prosesnya panjang, dimulai dari saat masih semester 4. Saya dan dua orang teman saya mengirimkan berkas ke IPIREL lalu IPIREL menjembatani ke Flinders University,” jelas mahasiswa semester 5 itu saat diwawancarai di Biro Humas dan Protokol pada Kamis (17/12). Ia juga menyebutkan bahwa syarat utama untuk lolos seleksi berkas adalah skor IELTS mencapai 6. Ia juga menambahkan bahwa kedua temannya tidak berhasil lolos seleksi karena skor IELTS yang di bawah standar.

“Setelah mendapatkan keterangan diterima dari Flinders University kemudian saya diharuskan membayar untuk program satu tahun sebanyak 21.000 AUD. Lalu baru setelahnya diberikan konfirmasi enrollment yang juga dapat digunakan untuk pembuatan visa,” terang Hasna. Ia baru akan memulai perkuliahan pada 29 Februari mendatang. Namun dirinya diminta untuk datang di Australia 2 minggu sebelum perkuliahan dimulai.

“Saat ini semua persiapan sudah hampir matang, hanya belum mencari flat untuk tinggal di sana. Bahkan tiket pesawat juga sudah dapat. Jadi kemungkinan nanti saat disana akan tinggal di guest house yang murah dahulu untuk beberapa saat baru pindah ke flat,” ungkap Hasna. Ia menjelaskan tidak ada persiapan khusus lainnya, karena secara mental ia pun sudah siap belajar di negeri Kangguru tersebut.

Hasna berharap setelah satu tahun di Flinders University nanti ia akan dapat mengimplementasikan semua ilmu yang ia dapatkan di UMY. Selain itu ia juga ingin mentransfer pengalaman dan pengetahuan yang ia dapat nanti kepada rekan-rekan dan adik-adik kelasnya di IPIREL. “Selain itu saya juga ingin mendapatkan pengalaman tinggal di negara asing dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Dan selama di sana saya akan belajar dan berusaha keras sehingga saat pulang dapat memberikan manfaat bagi UMY dan teman-teman lainnya,” tukasnya.

Hasna menambahkan setelah dirinya akan ada lagi mahasiswa IPIREL lainnya yang melakukan double degree di Flinders University. Meskipun program double degree itu ia sebut langka, namun sangat bermanfaat. “Semoga setelah saya ada yang berangkat lagi. Tidak hanya satu, tetapi kalau bisa banyak,” tutupnya. (deansa)

Angkat Tema Sultan Al-Fatih (1453), DC UMY Siap Unjuk Diri di GPMB 2015

$
0
0

IMG_8524Drum Corps (DC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) DC UMY merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) UMY yang akan segera berkompetisi dalam ajang Grand Prix Marching Band (GPMB) dengan mengangkat tema Sultan Al-Fatih (1453) The Conqueror of Constantinople. GPMB sendiri merupakan kompetisi Marching Band Nasional yang digelar setiap tahunnya, dan tahun ini akan diselenggarakan pada tanggal 26-27 Desember 2015 di Istora Senayan Jakarta. Bertempat di Gedung Sportorium UMY pada Kamis malam (17/12) DC UMY menyelenggarakan Konser Pamit, sebagai bentuk ajang memohon doa dan restu seluruh civitas akademika UMY dalam rangka keberangkatan DC UMY dalam ajang GPMB. Dalam acara konser pamit tersebut, rektor UMY Prof. Bambang Cipto secara resmi membuka konser pamit DC UMY tersebut.

Seperti diungkapkan Sri Atmaja P Rosyidi ST., M.Sc., PhD, selaku Pembina DC UMY, kompetisi GPMB ini merupakan suatu kegiatan rutin yang di ikuti oleh DC UMY setiap kurun waktu dua tahun sekali. Untuk kompetisi GPMB kali ini diharapkan tim DC UMY dapat tampil dengan maksimal. “Pastinya kami sangat berharap DC UMY dapat menujukkan kemampuannya dalam kompetisi ini, baik bakat dan kemampuan tim, serta intelegensi rekan-rekan DC UMY,” ungkapnya.

Ditambahkan Sri, tema yang diusung oleh DC UMY kali ini yaitu membawa nilai, khususnya nilai keislaman, sehingga diharapkan DC UMY tidak hanya berkompetisi dalam ajang ini, melainkan juga dapat menjadi ajang dakwah. “Tema yang diusung DC UMY pada tahun ini sangatlah menarik, karena membawa icon keislaman. Selain menunjukkan bahwa DC UMY merupakan wakil dari universitas Islam, kompetisi ini dapat dijadikan media dakwah keislaman,” tambah Sri.

Sementara itu, Budi Setiawan selaku Ketua DC UMY mengungkapkan DC UMY akan membawa 105 pemain terbaiknya dalam kompetisi tersebut, dengan rincian 48 orang pemain brass, 29 orang pemain battery percussion, 24 orang pemain color guard, dan 4 field commander. “Dengan kekuatan 105 tim tersebut kami akan siap bertanding di GPMB tahun ini. Selain itu, kami juga akan membawa 8 orang pelatih terbaik yang kami miliki,” ungkapnya.

DC UMY akan membawakan 4 lagu, pada movement pertama bercerita tentang keangkuhan dan kebesaran Kerajaan Konstantinopel yang dimpin oleh Kaisar Byzantium. Kemudian, pada movement kedua menceritakan tentang kemunculan Sultan Muhammad II (Sultan Al Fatih), selanjutnya pada movement ketiga, menceritakan tentang penyerahan kerajaan Konstantinopel di bawah pimpinan Sultan Al Fatih dengan berbagai strategi perangnya yaitu penyebrangan kapal melalui selat Golden Horn, serta perobohan tembok Kota Konstantinopel dengan menggunakan meriam basilica. ”Sedangkan di movement terakhir, menceritakan tentang kemenangan Sultan Al Fatih dalam penaklukan Ibukota Konstantinopel serta penunjukkan Islam sebagai agama yang tidak hanya identik dengan kekerasan, melainkan juga sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin,” jelasnya.

Sebelumnya, beberapa penghargaan pernah diraih oleh DC UMY, diantaranya peringkat 5 pada kompetisi GPMB tahun 2013, peringkat 3 drum battle International Jember Open Marching Competition tahun 2014, dan terakhir sebagai pembuka acara pada Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar lalu.

UMY Raih Penghargaan Indonesia Best School of Communication 2015

$
0
0

IMG-20151218-WA0001Majalah Mix Marketing sebagai salah satu majalah prestius di bidang komunikasi pemasaran, setiap tahun secara reguler memberikan penghargaan bagi sekolah dan universitas yang berprestasi. Kali ini Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendapatkan penghargaan dari Majalah Mix Marketing sebagai Best School of Communication 2015 kategori PTS (Perguruan Tinggi Swasta) dengan akreditasi A. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung kepada Ketua Jurusan IK UMY Haryadi Arief Nur Rasyid, SIP, MSc pada Rabu (16/12) bertempat di Gedung Anex Building Kompleks Wisma Nusantara, Jakarta.

Terkait penghargaan dari Mix Marketing Communication seperti diungkapkan Haryadi, merupakan sebuah majalah komunikasi pemasaran yang berpusat di Jakarta, dan salah satu kontennya yaitu membahas perkembangan dan juga prestasi sekolah-sekolah dan universitas-universitas S1 Ilmu Komunikasi dan pemasaran terbaik di Indonesia. “Penghargaan yang di dapat oleh IK UMY ini melalui metode wawancara yang dilakukan oleh pihak majalah mix marketing kepada stakeholder kampus, yaitu terdiri dari calon mahasiswa, mahasiswa, orangtua, serta alumni dari kampus tersebut, yaitu dalam hal ini alumni IK UMY,” ungkapnya saat ditemui pada Jum’at (18/12) di Jurusan IK UMY.

Prestasi yang didapatkan tersebut menandakan jurusan IK UMY sudah sangat cukup dikenal di masyarakat Indonesia, terkait dengan peraihan prestasi-prestasi yang telah didapatkan oleh mahasiswa-mahasiswa UMY dan juga karir alumni IK UMY yang telah berkiprah di dunia pekerjaan dan mendapatkan posisi strategis dalam pekerjaannya. “Prestasi ini diharapkan dapat dipertahankan oleh jurusan IK UMY, karena dengan peraihan ini telah menandakan bahwa jurusan IK UMY sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, dan kepercayaan masyarakat tersebut dapat kita tunjukkan dengan perbaikan-perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas pendidikannya,” tambahnya.

Hal senada turut diutarakan oleh Fajar Junaedi. S.Sos,.M.Si, selaku dosen IK UMY yang telah cukup banyak menerbitkan buku-buku terkait Ilmu Komunikasi dan Sport Communication, dengan penghargaan tersebut, Junaedi berharap berbagai aktivitas mahasiswa dan juga dosen IK UMY akan semakin membaik dan berkembang, yaitu terkait dengan forum akademik, seperti mengikuti conference, call paper, mengikuti festival dan juga kompetisi dalam bidang komunikasi. “Terkait dengan penghargaan ini saya rasa jurusan IK UMY sangat kredibel, karena telah mendapatkan pengakuan yang cukup baik dari stakeholder eksternal, pastinya jika prestasi tersebut ingin diraih kembali di tahun-tahun berikutnya, jurusan IK UMY harus mempertahankan dan menguatkan prestasi, baik dari bidang akademik maupun non akademik, selain itu juga dari segi kualitas pelayanan dan juga pengajaran harus semakin baik,”imbuhnya.

Salah satu mahasiswa berprestasi IK UMY yaitu Wahyu Agung Prasetyo, yang merupakan mahasiswa konsentrasi broadcasting angkatan 2011 yang telah cukup banyak meraih penghargaan terkait karya filmya yaitu “Mak Cepluk” dan juga “Nilep” yang baru-baru ini meraih penghargaan dari ACFFest (Anti Corruption Film Festival) sebagai Film Fiksi Pendek Pelajar Terbaik dan Film Favorit Pilihan Dewan Juri dalam karyanya “Nilep”. Wahyu mengungkapkan, “Penghargaan yang di dapat oleh jurusan IK UMY ini diharapkan akan menjadi langkah untuk peraihan prestasi-prestasi membanggakan lainnya, dan saya sebagai mahasiswa IK UMY tentunya sangat bangga dengan prestasi yang di dapat tersebut, hal ini menandakan jurusan IK UMY akan semakin unggul dan islami sesuai dengan tagline UMY,”ungkapnya.

Penghargaan yang di dapat oleh IK UMY tersebut menjadikan IK UMY satu-satunya PTS dari Yogyakarta yang meraih penghargaan tersebut, sedangkan penghargaan lainnya di raih oleh London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (Adam)


Syukuri Milad Ke-4, KMTI UMY Adakan Beragam Lomba

$
0
0

IMG_1706Pada akhir tahun 2015 ini, Keluarga Mahasiswa Teknologi Informasi (KMTI) UMY merayakan Milad yang ke-4. Untuk mewujudkan rasa syukur atas 4 tahun berdirinya, KMTI kembali merayakannya dengan menyelenggarakan berbagai event seperti Futsal Cup antar mahasiswa Teknologi Informasi, Badminton Cup, Lomba Ranking 1 dan Malam Puncak pada Sabtu (19/12).

Lapangan Bintang UMY pada Sabtu pagi sudah ramai dipenuhi mahasiswa TI UMY yang akan mengikuti lomba Ranking 1 yang diadakan oleh KMTI. Selaku ketua panitia, Galih Satya Prihatmadi mengungkapkan bahwa sistem penilaian Ranking satu dengan cara eliminasi. “Dari total kurang lebih 100 peserta yang ikut, akan diambil juara satu dan dua,” ujar Galih.

Pertanyaan yang disiapkan oleh panitia pun beragam. Tidak hanya seputar materi Teknologi Informasi, tetapi juga tentang pengetahuan umum, Keislaman dan lain-lain. “Selain untuk mempererat tali kekeluargaan antar mahasiswa TI, harapannya dengan diadakannya lomba Ranking 1 ini mahasiswa juga semakin bertambah pengetahuan dan wawasannya,” tambah Galih.

Lomba Ranking 1 yang diadakan oleh KMTI ini dimulai sejak pukul 8.00 hingga sebelum Dhuhur. “Setelah lomba ranking 1 nanti selesai akan diadakan foto mapping yang dilakukan oleh para peserta dan panitia untuk membentuk logo KMTI,” terang mahasiswa TI angkatan 2014 tersebut.

Puncak acara Milad KMTI sendiri akan diadakan di lantai dasar lapangan Bintang UMY, tepatnya di sekitaran UMY Boga. Acara akan dimeriahkan dengan konser akustik, pemutaran film dan ramah tamah antar mahasiswa Teknologi Informasi. “Tema Milad keempat ini adalah ‘Av4tar’. Di pemutaran film pada malam puncak nanti akan ditampilkan empat elemen yang ada dalam Avatar dan kaitannya dengan Milad ke-4 KMTI,” jelas Galih.

Pada Milad ke-4 KMTI ini, Galih beserta teman-temannya memiliki resolusi antara lain agar KMTI semakin maju, berprestasi dan hubungan antar anggotanya semakin solid. “Semoga juga tali kekeluargaan antar anggota dan pengurus juga semakin erat. Dan KMTI dapat menorehkan prestasi yang membanggakan,” tutupnya. (Deansa)

Seorang Dosen Harus Cerdas Intelektual, Emosional dan Spriritual

$
0
0

IMG_1711Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya berkaitan dengan kompetensi dan kecerdasan. Pada dasarnya seorang dosen tidaklah hanya harus memiliki dan menggunakan kecerdasan intelektualnya saja. Melainkan aspek kecerdasan emosional dan spiritual juga harus dimiliki dan digunakan oleh seorang dosen. Ketiga kecerdasan tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh dosen dalam memberikan makna dari setiap masalah yang dihadapi, sehingga seorang dosen mampu membangkitkan kepuasan dan motivasi diri bagi mahasiswa dalam belajar di kelas dan meraih prestasi belajar yang baik. Hal tersebut diungkapkan Etty Ratnawati, M.Pd dalam pemaparan disertasi yang diajukannya kepada Program Doktor Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam promosi doktor Program Studi Psikologi Pendidikan Islam yang diselenggarakan pada Sabtu (19/12) bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana lantai 4 kampus terpadu UMY.

Dosen merupakan tenaga kependidikan dengan tugas mengajar, membimbing dan atau melatih mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menjalankan tugas sebagai seorang dosen dalam memotivasi belajar mengajar mahasiswa agar mencapai keberhasilan dan kesuksesan, diperlukan peranan dari tiga kecerdasan tersebut. “Kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini yaitu kecerdasan intelketual (IQ), kecerdasn emosional (EQ), maupun kecerdasan spiritual (SQ) agar kinerja dosen lebih optimal,” ungkapnya.

Kinerja dosen tidak hanya membutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi juga diperlukan. Pada dasarnya para dosen membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi karena dalam hal belajar mengajar, dosen berinteraksi dengan banyak orang, dalam hal ini mahasiswa, baik dalam membentuk moral maupun disiplin. “Kecerdasan emosional dosen berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa, jika kecerdasan emosional seorang dosen meningkat, maka motivasi belajar mengajar mahasiswa juga meningkat,” tambahnya.

Namun kenyataannya, pada saat ini pendidikan lebih mengutamakan aspek intelektual saja sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pendidikan. Hal ini dapat terlihat dimana dosen lebih banyak melakukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dibandingkan transfer nilai (transfer of value) dalam pembelajarannya. “Seharusnya keberhasilan belajar mahasiswa untuk mencapai prestasi tidak hanya ditentukan oleh angka-angka, tolak ukur ini tidak salah, tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan, karena masih ada indikator kecerdasan lainnya yang dapat menotivasi mahasiswa untuk dapat mencapai keberhasilan dan kesuksesan, yaitu kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual,” tambah Etty.

Pada sidang promosi doktor tersebut turut dihadiri penguji diantaranya Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed., Ph.D, Prof.Dr. Alef Theria Wasim, M.A, Dr. Khoirudin Bashori, M.Si, dan Dr. Muhammad Anis, M.A. Dan Etty Ratnawati, M.Pd merupakan lulusan doktor ke- 25 Program Pascasarjana Psikologi Pendidikan Islam UMY. (adam)

BEM FP UMY Selenggarakan Lomba Debat Kawasan Tanpa Rokok

$
0
0

SAM_3858Guna mengajak seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk turut berpartisipasi dan membangun kembali kawasan tanpa asap rokok di kawasan kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM FP) UMY menyelenggarakan lomba debat antar mahasiswa UMY terkait rokok di Indonesia.  “Alasan mengadakan debat terkait rokok ini supaya para mahasiswa mengetahui bagaimana dampaknya, apakah rokok itu sendiri memiliki dampak positif ataukah negatif,” ungkap Najib Ikhsan selaku ketua panitia lomba debat saat ditemui di sela-sela acara debat rokok di gedung F5.001 pada Sabtu (19/12). Lomba debat ini juga diselenggarakan atas kerjasama BEM FP UMY dengan Himasepta UMY, Himagro, dan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UMY.

Dalam perlombaan tersebut, Najib menambahkan ada 13 grup yang masing-masing grup terdiri dari tiga peserta yang berlangsung di dua tempat yang berbeda, yaitu di gedung F5.001 dan F5.104. Selain itu, peserta yang disyaratkan adalah mahasiswa aktif UMY dan dituntut untuk mampu menentukan pendirian atas mosi tertentu. “Dalam perlombaan ini setiap peserta diharuskan untuk teguh dengan mosi yang didapatkan, dan tentunya memiliki fundamen argumen yang mendukung pendiriannya, menyajikan data, dan fakta yang valid untuk disampaikan kepada juri dan audience,” papar Najib.

Tema besar yang diangkat dalam perdebatan tersebut mengusung tema Rokok di Indonesia dengan sembilan mosi yang telah disediakan. Salah satu mosi yang disebutkan pada perdebatan tahapan pertama yaitu mengenai tradisi merokok tradisi perekat persaudaraan masyarakat. Dalam penjelasan mosi tersebut, tim yang setuju (pro) yang pesertanya meliputi Muhammad Dito, Faisal Bahrun, dan Muhammad Ammar, mengatakan bahwa yang dimaksud dari tradisi merokok yaitu sebuah kebiasaan yang telah diwariskan secara turun temurun. “Perokok menyadari akan tradisi yang kurang baik. Namun yang dibahas disini adalah bagaimana sebuah tradisi turun temurun tersebut dapat merekatkan rasa persaudaraan antar perokok dan non perokok. Begitu juga interaksi antar penjual dan perokok yang tentunya memunculkan rasa persaudaraan yang berawal dari interaksi tersebut,” ungkap Dito selaku pembicara pertama.

Argumen yang dipaparkan oleh tim pro tersebut dibantah oleh tim kontra yang mana anggota dari tim tersebut terdiri dari Adinda A.Rasyadha, Adra Sari, serta Rizaldy Nusantara dengan tegas tidak setuju dengan pernyataan lawannya tersebut. Dalam pemaparan tim kontra, rokok adalah gulungan tembakau yang mengandung zat berbahaya, karena dengan merokok tentu masyarakat akan menjauhkan satu sama lain, bukan sebagai perekat sesama masyarakat. “Masyarakat tentu memiliki ketakutan terkait asap rokok, sehingga masyarakat pasti menghindari dan menjauhi karena dampak dari asap rokok itu sendiri. Selain itu, merokok juga berdampak kematian yang bisa dipastikan akan memicu perselisihan antar perokok pasif dan aktif,” jelas Adra.

Dengan diselenggarakan acara ini, Najib mengharapkan agar para mahasiswa turut berpartisipasi menyuarakan bahwa Kampus UMY adalah kawasan kampus tanpa asap rokok. Selain itu yang terpenting adalah supaya mahasiswa tidak melupakan surat keputusan (SK) dari rektor tahun 2011 terkait pelarangan merokok di kawasan kampus UMY. “ Sangat diharapkan dengan terlaksananya debat ini para mahasiswa ikut berpartisipasi dan membangun kembali UMY tanpa asap rokok, karena banyak dampak negatif ketimbang manfaatnya,” imbuh Najib. (hevi)

 

PENGUMUMAN CALON DOSEN YANG LOLOS TES TULIS (AIK, TOEFL, DAN PSIKOTES ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

$
0
0

Berdasarkan hasil tes tulis (AIK, Toefl dan Psikotes) dan pertimbangan dari masing-masing Prodi,maka Calon Dosen tersebut berikut ini dinyatakan LOLOS Tes tulis (AIK, Toefl, dan Psikotes) dan berhak mengikuti tahap tes selanjutnya yaitu microteaching.

KOMAP UMY Kembali Gelar Gebyar Government 2015

$
0
0

IMG_1741Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (KOMAP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menggelar acara tahunannya yaitu Gebyar Government. Dalam Gebyar Government tersebut terdapat beberapa serangkaian acara, diantaranya yaitu Social Day, Islamic Talkshow, Seminar Nasional, Festival Budaya Nusantara, Kompetisi Film Dokumenter, dan juga Malam Puncak Gebyar Government. Tema yang diangkat pada acara Gebyar Govement tahun ini yaitu Our Culture, Our Tradition. Sehubungan dengan pemilihan tema tersebut berlatar belakang untuk menggali potensi seni budaya, tarian daerah dan kuliner khas nusantara, selain itu juga untuk memperkenalkan dan ajang promosi potensi budaya melalui seni tari dan kuliner nusantara. Hal tersebut diungkapkan Muhammad Iqbal, selaku Ketua Pelaksana Gebyar Government tahun ini.

Malam puncak Gebyar Government yang diselenggarakan pada Minggu (20/12) bertempat di Lapangan Bintang UMY tersebut diisi berbagai acara hiburan, mulai dari penampilan IKPM-IKPM (Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa) yang menyuguhkan tarian daerah, lagu daerah dan berbagai pentas seni lainnya yang merupakan kebudayaan daerah masing-masing, pengumuman pemenang Lomba Film Dokumenter, serta penampilan-penampilan lainnya. Seperti diungkapkan Iqbal, “Gebyar Government merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh KOMAP UMY, dan pada tahun ini kami mengangkat tema kebudayaan, yang mendasari sebagai ajang pengenalan dan promosi kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia, agar sebagai pemuda penerus bangsa kita lebih mencintai kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia,” ungkapnya.

Ditambahkan oleh Iqbal, salah satu dari serangkaian acara Gebyar Government tersebut yaitu Festival Film Dokumenter dengan mengangkat tema Pariwisata Yogyakarta yang diikuti oleh berbagai kalangan mahasiswa. “Kami mengangkat tema Pariwisata Yogyakarta dalam hal ini yaitu untuk memperkenalkan dan menampilkan potensi yang dimiliki oleh Yogyakarta untuk menarik para wisatwan baik dalam, maupun luar negeri untuk berkunjug ke Yogyakarta,” tambahnya.

Pada malam puncak acara Gebyar Government tersebut secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Fisipol UMY, Bambang Wahyu Nugroho, S.IP., MA, dalam sambutannya mengungkapkan sangat mengapresiasi kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Komap UMY. “Fisipol UMY memiliki 3 jurusan, yaitu HI (Hubungan Internasional), IP (Ilmu Pemerintahan), IK (Ilmu Komunikasi) yang mana ketiganya memiliki kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang sangat baik, salah satunya yaitu Gebyar Government yang diselenggarakan oleh Komap UMY, saya berharap, kedepannya acara Gebyar Government ini akan semakin baik lagi, dan menjadi agenda rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Komap UMY,” ungkapnya.

Terdapat berbagai acara hiburan yang turut memeriahkan malam puncak acara Gebyar Government, diantaranya penampilan tarian dari IKPM Kalimantan Utara dengan membawakan Tarian Enggang Melenggang, Penampilan IKPM Dompu, IKPM Jakarta, IKPM Sulawesi Selatan, Penampilan Tarian Rangguk, serta penampilan-penampilan lainnya yang turut menyemarakkan malam puncak Gebyar Government Komap UMY.

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live