Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

MPR RI Rencanakan Reformulasi GBHN

$
0
0

IMG_4425Dewasa ini, Indonesia semakin dihadapkan dengan permasalahan yang beragam antara lain seperti kesenjangan sosial, wawasan kebangsaan yang mulai pudar, identitas ke-Indonesiaan mulai luntur dan masyarakat yang kurang peduli Pancasila menjadikan negeri ini memerlukan sebuah perubahan baru. Dalam hal ini, MPR RI memiliki rencana mereformulasi ulang GBHN (Garis Besar Haluan Negara) dan tengah meminta pendapat dari kalangan akademisi di Indonesia.

Pada Focus Group Discussion kerja sama MPR RI dengan program studi Hubungan Internasional UMY yang dilaksanakan di Hotel Sheraton Yogyakarta, ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa telah mengeluarkan keputusan untuk mereformulasi sistem perencanaan pembangunan sesuai dengan GBHN negara. “GBHN ini akan berisi komprehensif tentang pembangunan jangka pendek dan panjang yang berisi tentang politik, sosial, budaya, dan karakter bangsa,” terang Zulkifli.

Zulkifli menambahkan bahwa untuk mendiskusikan GBHN, fraksi-fraksi politik tidak mendiskusikan isi GBHN, namun melalui diskusi bersama kaum akademik, ahli-ahli hukum tata negara, masyarakat luar, dan rakyat. “Diharapkan diskusi ini dapat menghasilkan keputusan yang lebih mendalam. Paling tidak dari FGD ini bisa terjawab apakah MPR perlu diberi wewenang membuat GBHN? GBHN yang seperti apa? Apa produk hukum bila GBHN ada? Dan lembaga mana yang memiliki wewenang?” ungkap Zulkifli.

Zulkifli juga menerangkan bahwa negara akan maju dilihat dari kampus yang ada di negara tersebut. Hal itu karena kampus memiliki peran penting dalam mencetak individu yang unggul atau tidak. “karena peradaban akan maju dilihat dari manusia yang berilmu. Dan jika GBHN terjadi, maka akan diaplikasikan oleh periode MPR yang akan datang,” tutup Zulkifli.

Focus Group Discussion yang berjudul “Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional model GBHN” tersebut tidak hanya dihadiri oleh para akademisi dari UMY saja, namun juga dari UIN Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia (UII), dan para tokoh pemikir lainnya. Hadir sebagai pemateri Prof. Dr. Miftah Thoha dan Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H. yang menyampaikan pendapat mereka terkait rencana MPR mereformulasi sistem perencanaan pembangunan nasional model GBHN tersebut.

Dalam pemaparannya, Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H. menyampaikan bahwa sebelum mereformulasi ulang sistem perencanaan pembangunan nasional, pemerintah harus memperhatikan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia. “Kalau mau menghidupkan GBHN, ya mari menghidupkan sistem pemerintahannya. Karena Indonesia saat ini mengusung sistem pemerintahan presidensil dan bukan parlementer. Sedangkan dengan menggunakan sistem GBHN yang dibuat oleh MPR, maka secara tidak langsung sistem pemerintahan kita beralih ke parlementer. Dan itu tidak sesuai dengan sistem pemerintahan presidensil,” terang Zainal.

Zainal menekankan siapa yang akan membuat GBHN tersebut. Jika presiden, maka otomatis dalam GBHN tersebut harus diperhatikan program jangka pendeknya, yakni selama masa 5 tahun presiden menjabat. “Karena untuk perumusan jangka panjang, Undang-Undang Dasar sudah merumuskan target pembangunan nasional sendiri,” tutur Zainal.

Dalam pemaparannya, Zainal mengutarakan bahwa jika parlemen yang membuat GBHN, maka akan memiliki implikasi kepada sistem presidensil di Indonesia. Ia menambahkan bahwa kalau presiden dijatuhkan parlemen karena tidak menjalankan GBHN, berarti sistemnya parlementer. Karena dengan sistem presidensil, presiden tidak bertanggung jawab ke parlemen, tetapi langsung ke publik. “Intinya kembali ke sistem pemerintahan negeri ini. Kalau sistem presidensil, jangan hadirkan GBHN, tetapi hadirkan Undang-Undang pembangunan jangka panjang. Tapi kalau negara ini bersepakat menjadi negara semi presidensil atau parlementer, ayo kembali saja. Tetapi konsekuensinya presiden kembali dipilih oleh parlemen,” tutup Zainal. (Deansa)


Peduli Terhadap Lingkungan, Menwa UMY Kembali Adakan Penanaman Bibit Pohon

$
0
0

Foto 2Resimen Mahasiswa (Menwa) SAT- 017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengadakan penanaman pohon di lingkungan UMY. Kegiatan yang diselenggarakan pada Minggu (17/4) bertempat di Lapangan UMY tersebut merupakan bentuk kepedulian Menwa UMY terhadap lingkungan disekitar kampus, dan juga sebagai ajang memberikan pelajaran sosial bagi anggota Menwa UMY dan mahasiswa UMY secara keseluruhan.

“Kegiatan penanaman pohon ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Menwa UMY, sebagai bhakti yuda terhadap lingkungan dan menumbuhkan jiwa sosial dalam mencintai lingkungan bagi anggota Menwa dan juga bagi mahasiswa UMY,”ungkap Yayan Zulyandha selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) dalam acara tersebut.

Kegiatan penanaman pohon yang terselenggara atas kerjasama Menwa UMY dengan Kodim Bantul dan juga Dinas Kehutanan Kabupaten Bantul tersebut menanam tiga jenis bibit pohon yang diantaranya yaitu jenis mahoni, munggur, dan juga sirsak. “Terdapat 300 bibit pohon yang akan kami tanam di lingkungan UMY. Pemilihan lokasi penanaman di kampus UMY itu sendiri dikarenakan beberapa bulan yang lalu UMY sempat terkena bencana angin puting beliung sehingga terdapat beberapa pohon yang tumbang, lalu untuk menggantikan pohon-pohon yang tumbang tersebut kami melakukan penanaman kembali,”tambah Yayan.

Sementara itu, dalam sambutannya sekaligus membuka acara Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE, selaku Wakil Rektor III UMY mengungkapkan, kegiatan penanaman bibit pohon yang diselenggarakan oleh Menwa UMY ini merupakan implementasi dari nilai-nilai Islam. “Dalam Islam kita telah diajarkan untuk mencintai alam dan juga lingkungan yang bertujuan untuk keberlangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya, melalui penanaman bibit pohon ini diharapkan dapat turut menjaga kelestarian alam dan lingkungan, khususnya di lingkungan kampus UMY,”ungkapnya.

Kembali ditambahkan oleh Sri, UMY telah mendapatkan tiga kali berturut-turut penghargaan Green Campus dari Pemerintah, diharapkan melalui penanaman ini juga turut dapat mendukung UMY untuk mempertahankan prestasi tersebut. “Melalui penanaman bibit pohon ini diharapkan dapat mempertahankan penghargaan Green Campus tersebut, selain itu dapat menjalin silaturahim antar mahasiswa melalui kegiatan penanaman bibit ini,”tambahnya.

“Untuk keberlanjutan dari kegiatan ini, nantinya kami tidak hanya sekedar melakukan penanaman saja, melainkan akan melakuakan perawatan dan juga pengembangan bibit pohon yang telah ditanam tersebut,”tutup Yayan.

Acara penanaman tersebut turut dihadiri oleh Letkol Inf Agus Widianto selaku Komandan Kodim Bantul, anggota-anggota Kodim Bantul, dan juga mahasiswa-mahasiswa UMY.

UMY Akan Menjadi Tuan Rumah Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke 13

$
0
0

IMG_4470Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah akan segera menyelenggarakan Muktamar NA yang ke 13 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tanggal 25 hingga 28 Agustus 2016. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Norma Sari selaku Pimpinan Umum NA dalam launching logo Muktamar NA ke 13 pada Minggu (17/4) bertempat di Ruang Pertemuan Gedung DPD DIY.

Seperti diungkapkan oleh Norma, kontribusi NA saat ini dalam menyongsong Muktamar ke 13 lebih terfokuskan kepada permasalahan-permasalahan terkait dengan perempuan. “Saat ini permasalahan terhadap perempuan, khususnya kekerasan kepada perempuan di Indonesia masih cukup tinggi, terlebih lagi tingkat keramahan publik bagi kaum perempuan masih sangat kurang,”ungkapnya.

Melalui Muktamar tersebut nantiya diharapkan dapat memberikan penyadaran bagi masyarakat atas hak-hak perempuan dalam kehidupan di masyarakat. “Muktamar tersebut nantinya akan menjadi refleksi kontribusi turut serta perempuan dalam membangun negara, baik dalam menekan tingkat kemiskinan maupun juga permasalahan-permasalahan sosial lainnya. Dan sudah seharusnya muncul kepercayaan di masyarakat bahwa perempuan juga turut dapat berkontribusi akan hal tersebut. Salah satunya yaitu dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan tantangan global, Indonesia turut membutuhkan kontribusi perempuan dalam persaingan tersebut, untuk menciptakan Indonesia yang berkemajuan dan memiliki daya saing,”ujar Norma.

Norma juga menambahkan bahwa sudah saatnya perempuan Indonesia memiliki rasa berfikir dan bertindak untuk dapat berkontribusi terhadap negara. “Perempuan Indonesia harus memiliki prinsip menjadi perempuan yang dapat membawa perubahan dan kemajuan dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan bagi kalangan perempuan itu sendiri dan negara,”ucapnya.

Kembali ditambahkan oleh Norma, kontribusi yang dilakukan oleh anggota NA dalam hal domestik maupun publik yang selama ini dijalani bukanlah beban bagi anggota-anggota NA. “Sebagai perempuan sudah sepatutnya kita harus mampu menjalankan tanggung jawab domestik dan tanggung jawab publik sebagai anggota NA guna memajukan organisasi maupun memajukan kaum perempuan dari penindasan, dan saat ini perempuan bukan lagi dibawah atau di atas kekuatan laki-laki, namun saat ini perempaun adalah mitra kerja laki-laki,”tambahnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Agung Danarto selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah mengungkapkan, Muhammadiyah menjadikan perempuan pada bagian yang terhormat dalam bermitra, namun yang paling utama adalah perempuan tidak melalaikan tanggung jawabnya di dalam kehidupan keluarga. “Untuk membawa perubahan dan kemajuan bangsa sangat dibutuhkan peran perempuan di dalamnya, namun yang harus menjadi catatan yaitu perempuan juga harus memiliki tanggung jawabnya pada keluarga, atas hal itu diharapkan pada Muktamar NA kedepan akan menciptakan NA yang sakinah dalam keluarga dan juga berperan dalam kemajuan bangsa,”tutupnya. (adam)

44 Mahasiswa PBJ UNJ Kunjungi UMY

$
0
0

IMG_4457Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta, pada Senin pagi (18/04) mendapatkan kunjungan dari 44 mahasiswa PBJ Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dalam kunjungan tersebut juga hadir beberapa dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris dari UNJ.

Kunjungan yang dilakukan oleh 44 mahasiswa PBJ tersebut dalam rangka study tour ke kampus UMY, yang diawali dengan pengenalan Program Studi Bahasa Jepang UMY oleh ketua prodi PBJ, Sonda Sanjaya, S.S., M.Pd. Dalam penjelasannya, ia menyebutkan bahwa PBJ UMY merupakan program studi bahasa Jepang yang masih muda dibandingkan dengan PBJ di kampus-kampus lain di Indonesia.

“PBJ UMY baru berdiri pada tahun 2012 yang pada saat itu diawali dengang berdirinya program studi PBI (Pendidikan Bahasa Inggris) UMY, kemudian disusul dengan PBA (Pendidikan Bahasa Arab). Kurikulum pengajaran yang dipakai di PBJ UMY sendiri adalah Kurikulum KPT (Kurikulum Pendidikan Tinggi),” jelas Sonda.

Salah satu panitia, Luluk Uluwiyah, mengungkapkan bahwa UMY merupakan satu-satunya kampus di Yogyakarta yang dikunjungi oleh mahasiswa PBJ UNJ dalam rangka study tour ini. “Study tour ini selain untuk mengenalkan masing-masing program yang ada di masing-masing kampus, juga guna mempererat hubungan antara mahasiswa PBJ UMY dengan mahasiswa dari PBJ UNJ,” terang Luluk.

Pada akhir sesi, Luluk menjelaskan akan ada pertunjukan dari masing-masing pihak. “Dari UMY sendiri, 5 orang mahasiswa dan mahasiswi akan menampilkan Para-Para Odori. Odori sendiri berarti tarian. Jadi kami akan menyuguhkan tarian,” ungkap mahasiswi PBJ UMY angkatan 2013 tersebut. Tarian Para-Para yang merupakan tarian asal Negeri Matahari Terbit tersebut merupakan salah satu tarian semi-tradisional.

Mahasiswa FE UMY Deklarasikan Gerakan Berpakaian Sopan dan Santun di Lingkungan Kampus

$
0
0

IMG_4715Tuntutan zaman yang semakin modern memberikan berpengaruh yang tidak sedikit pada mode pakaian yang beragam jenis dan bentuknya. Beragam jenis pakaian tersebut nyatanya juga turut membawa pengaruh dalam cara berbusana bagi sebagian kalangan mahasiswa, dan cara berbusana tersebut turut pula membawa pengaruh dalam hal sopan dan santunnya mahasiswa dalam bersikap.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai kampus yang memiliki tagline Unggul dan Islami turut mengedepankan nilai-nilai keislaman bagi mahasiswanya, khususnya dalam berbusana di lingkungan kampus. Atas hal itu IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Fakultas Ekonomi (FE) UMY menginisiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi UMY khususnya mahasiswa dan mahasiswi FE UMY untuk berpakaian sopan dan santun selama berada di lingkungan kampus UMY. Inisiasi tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan Deklarasi Berbusana Sopan dan Santun pada Senin (18/4) bertempat di Lobby Gedung D UMY.

Seperti diungkapkan oleh Syakina Noor Af’ida salah seorang pengurus IMM FE UMY mengungkapkan bahwa acara deklarasi tersebut merupakan inisiasi dari IMM FE UMY dengan mengajak seluruh lapisan lembaga-lembaga mahasiswa di lingkungan FE UMY. “Pada acara deklarasi hari ini berbagai lembaga kemahasiswaan turut berpartisipasi, diantaranya yaitu seperti BEM dan HMJ di lingkungan FE UMY,” ungkapnya.

Tujuan dari deklarasi ini sendiri seperti ditambahkan oleh Syakina yaitu untuk mengajak seluruh lapisan mahasiswa UMY, untuk menggunakan pakaian yang sopan dan santun. Adab berpakaian yang dimaksud diantaranya yaitu harus memperhatikan syarat-syarat berpakaian yang Islami, dan menunjukkan identitas kampus UMY yang Islami yaitu dengan menggunakan pakaian yang menutup aurat baik laki-laki maupun perempuan. “Bagi mahasiswa perempuan diharapkan untuk tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan tidak transparan, serta tidak berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kain pakaian yang digunakan,” tambahnya.

Kembali ditambahkan oleh Syakina, jika dilihat dari segi medis pakaian yang ketat tersebut berbahaya bagi kesehatan mahasiswa. “Terdapat berbagai bahaya yang dapat ditimbulkan jika menggunakan pakaian yang ketat, diantaranya yaitu dapat menimbulkan iritasi jamur, menyebabkan kemandulan, menyebabkan penyakit parastesia (kesemutan dan membakar), serta menyebabkan kerusakan saraf,” tambahnya.

Selain menyelenggarakan deklarasi tersebut, kedepannya media informasi yang akan diberikan oleh IMM FE UMY dan lembaga-lembaga lainnya yaitu dengan mebuat standing banner mengenai adab berbusana yang sopan dan santun. “Kami akan memasang standing banner di berbagai sudut kampus, khususnya di lingkungan FE UMY serta kami juga akan menyebarkan selebaran setiap minggunya terkait dengan bahaya menggunakan pakaian yang ketat dan adab berpakaian yang sopan,” ucap Syakina.

Sementara itu, Dr. Rizal Yaya selaku Wakil Dekan FE UMY mengungkapkan, kegiatan deklarasi yang dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa UMY tersebut merupakan bentuk nyata dalam menjalankan Visi UMY dalam menciptakan mahasiswa yang unggul dan islami. “Kami berharap dengan adanya deklarasi ini mahasiswa yang belum menggunakan pakaian yang sopan dan santun dapat mengubah sikapnya untuk berpakaian yang sesuai dengan syarat-syarat islam, dan kedepannya akan dapat ditindak lanjuti untuk menjalankan prinsip berpakaian sopan dan santun bagi seluruh lapisan civitas akademika UMY,” ungkapnya.(Adam)

Ratusan Anak TPA di DIY Ikuti Lomba Anak Shaleh di UMY

$
0
0

IMG-20160417-WA0003Sebagai bentuk mewujudkan generasi Islam yang Qur’ani, Lembaga Dakwah UKI Jama’ah Al-Anhar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (JAA UMY) dengan didukung oleh Kementrian Agama Provinsi DIY (KEMENAG), Komunitas One Day One Juz (ODOJ), Badan Koordinasi TKA/TPA Kota Yogyakarta (BADKO), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) DIY, BMT UMY, Suara Muhammadiyah, PPA Daarul Qur’an DIY, serta Panitia Milad UMY ke-35, mengadakan lomba TPA Anak Sholeh yang diikuti oleh seluruh TPA Yogyakarta. Perlombaan TPA tersebut diikuti oleh 320 peserta dari 30 TPA se- DIY sebagai rangkaian agenda Milad UMY ke-35 serta bagian dari rangkaian kegiatan JAA Fair. Adapun tema yang diusung yaitu “Generasi Islam, Generasi Qur’ani”.

“Anak-anak adalah aset bagi umat. Jika dari kecil dirinya sudah jauh dari masjid, lantas bagaimana setelah dewasa nanti? Karena berawal dari masjid inilah umat akan bangkit,” ujar Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA), Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP saat mengisi sambutan sekaligus membuka acara lomba TPA, pada Minggu, (17/4) di Masjid Kampus KH. Ahmad Dahlan UMY.

Sebagai acara yang melibatkan ratusan anak-anak TPA dari seluruh Yogyakarta tersebut, Agus berharap kegiatan perlombaan tersebut dapat memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mengajak memakmurkan masjid. “Acara Lomba TPA Anak Sholeh sangat bagus untuk memberikan motivasi dan dorongan orang tua kepada anaknya, agar senantiasa mengajak untuk memakmurkan masjid,” harap Agus.

Sementara itu, Ketua UKI JAA UMY, Ichwan Fuady Falahinur mengatakan bahwa sebelum mengadakan lomba TPA Anak Sholeh tersebut, terdapat rangkaian agenda JAA Fair sebagai kegiatan tahunan. Rangkaian kegiatan tersebut diawali pada Minggu (3/4) lalu dengan Lomba Vidgram, Lomba Cerpen Islami, dan Talkshow Pra Nikah. “Sedangkan lomba TPA Anak Sholeh, kegiatan yang diperlombakan antara lain lomba Adzan, Pildacil, Kaligrafi, Mewarnai, Cerdas Cermat Agama (CCA), Fashion Show dan Tahfidz Qur’an,” jelas Ichwan.

Ichwan juga berharap agar perlombaan TPA seperti ini bisa memicu semangat generasi muda seperti anak-anak TPA agar lebih dekat dengan masjid, dan termotivasi untuk terus belajar menjadi generasi yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Acara tersebut ditutup dengan penyerahan wakaf Al-Qur’an oleh perwakilan ODOJ DIY.

Kyungdong University Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa UMY

$
0
0

IMG_4459Mendapatkan beasiswa dan pengalaman belajar di luar negeri merupakan impian setiap mahasiswa. Kali ini salah satu universitas di Korea Selatan, Kyungdong University (KDU), memberikan tawaran beasiswa bagi mahasiswa UMY yang menghendakinya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh President Global Campus Kyungdong University, John Lee, pada Senin (18/04) dalam acara sosialisasi beasiswa Kyungdong University di Ruang Stadium General Fakultas Teknik. Ia menyampaikan bahwa menjadi mahasiswa merupakan saat paling berharga bagi para pemuda untuk mengembangkan kemampuan dan pengalamannya.

“Selama empat tahun (menjadi mahasiswa-red.) adalah masa-masa emas dalam hidup kita. Oleh karenanya, dalam masa tersebut mahasiswa harus dapat benar-benar bertanggung jawab dengan mendapatkan kesempatan bagus. Dan universitas juga harus membantu dan bertanggung jawab atas kesempatan mahasiswanya,” jelas John Lee.

Ia juga menekankan bahwa masa belajar merupakan masa-masa berharga. Hal itu karena saat belajar, ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa tidak hanya akan dimiliki oleh dirinya sendiri, namun juga dapat memberikan pengaruh bagi orang lain. Selain itu, ia menasehati para peserta sosialisasi agar mampu menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya, seperti dengan melakukan studi ke luar negeri dan melakukan kerja paruh waktu.

“Di Korea Selatan banyak mahasiswa yang menjalani kerja paruh waktu, meski harus bekerja di akhir pekan. Menjadi mahasiswa harus menjadi seorang yang hard working (pekerja keras-red). Karena tidak ada sesuatu yang dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, usaha yang kita lakukan yang akan menentukan hidup kita,” tutup John Lee.

Dalam sosialisasi tersebut, Manager KDU untuk Indonesia, Marry Kurniawati menyebutkan ada dua jenis beasiswa yang ditawarkan KDU bagi mahasiswa UMY. “Beasiswa pertama adalah beasiswa belajar bahasa Korea selama 3 bulan di KDU. Beasiswa ini adalah 100% biaya kuliah gratis, dan setelah 3 bulan, mahasiswa diizinkan untuk bekerja paruh waktu dengan dibantu pihak KDU untuk mencari tempat kerja yang diinginkan,” jelas Marry. Ia juga menyebutkan pihak mahasiswa harus meng-cover biaya perjalanan dan biaya hidup sendiri selama 3 bulan tersebut.

“Sedangkan beasiswa kedua adalah beasiswa double-degree untuk mahasiswa dengan jurusan sama yang ada di KDU,” terang Marry. Ia menambahkan, bagi mahasiswa universitas partner KDU yang telah menandatangani MoU, akan diberikan beasiswa sebanyak 50% dari total biaya administrasi keseluruhan. Dan bagi mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3,4 akan diberikan beasiswa tambahan sebanyak 20%.

Marry juga menyebutkan bahwa dalam beasiswa double degree, mahasiswa harus menyelesaikan 2 tahun program perkuliahan di universitas asal dan 2 tahun program perkuliahan di KDU. “Saat lulus, mahasiswa akan mendapatkan dua ijazah. Satu ijazah dari UMY, dan satu ijazah lagi dari KDU. Selain itu, setelah lulus, KDU juga akan membantu mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan di instansi seperti LG dan Samsung baik yang ada di Korea ataupun di Indonesia,” tutup Marry. (Deansa)

Pengumuman Lolos Test AIK & Kompetensi Temporary Staff BSDM

$
0
0

Berdasar Hasil tes AIK dan Kompetensi Teknis yang dilaksakan pada hari Sabtu 16 April 2016, maka peserta tes yang tercantum dalam lampiran ini dinyatakan LOLOS. Selanjutnya mengikuti tahap seleksi PSIKOTES yang akan dilaksanakan pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 21 April 2016
Jam : 08.00 s/d selesai
(Peserta hadir 15 menit sebelum test dimulai)
Tempat Ruang Sidang Komisi Lantai 5 Gedung AR Fachruddin A

Demikian pengumuman ini kami sampaikan atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima kasih. Daftar peserta yang lolos test AIK dan Kompetensi dapat diunduh pada : Pengumuman Lolos Psikotes Temporary Staff


Berlatih Wirausaha Penting Dimulai Sejak Mahasiswa

$
0
0
IMG_4525

Prof. Bambang Cipto, saat meninjau hasil kreasi mahasiswa UMY pada Expo Kewirausahaan mahasiswa UMY di Lapangan Bintang UMY

Mimpi untuk menjadi wirausahawan muda dan sukses yang banyak diidamkan oleh para mahasiswa, tentu harus dimulai dengan berlatih untuk berwirausaha sejak dini. Maka untuk memfasilitasi hal tersebut, Student Entrepreneurship and Business Incubator (SEBI) UMY mengadakan Expo Kewirausahaan Mahasiswa di Lapangan Bintang UMY pada Selasa (19/04).

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A mendukung diselenggarakannya Expo Kewirausahaan ini dan menyatakan bahwa expo ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa. “Mahasiswa sudah banyak mendapatkan ilmu di kelas, sedangkan dengan expo kewirausahaan seperti ini membuat mereka dapat keluar kelas dan melatih diri berwirausaha,” terang Prof. Bambang.

Prof. Bambang juga menekankan pada pentingnya memulai berwirausaha meskipun dari usaha yang kecil. Karena dengan usaha kecil tersebut dapat menjadi training down bagi mahasiswa sehingga kedepannya dapat menjadi wirausaha tulen yang sukses. “Contohnya seperti Jack Ma, orang terkaya di China pemilik Alibaba. Ia dulunya hanya seorang guru bahasa Inggris saja namun akhirnya bisa menjadi pengusaha kaya. Apalagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi sarjana, pasti bisa lebih baik lagi,” tutur Prof. Bambang.

Expo Kewirausahaan Mahasiswa sendiri merupakan rangkaian Festival Kewirausahaan Mahasiswa 2016 yang sudah dimulai sejak bulan Maret lalu. Kepala SEBI UMY, RR. Sri Handari Wahyuningsih, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa Expo diikuti oleh mahasiswa UMY dari segala jurusan yang telah mengajukan proposal wirausaha dan lolos seleksi administrasi. “Di awal, ada sekitar 170-an kelompok telah mengajukan proposal wirausaha. Namun dari jumlah tersebut telah terseleksi sehingga menjadi 66 kelompok yang saat ini hadir di expo kewirausahaan ini,” jelas Sri Handari.

Ia menambahkan bahwa target expo kewirausahaan ini adalah membangun iklim pembelajaran kewirausahaan oleh mahasiswa. “Selain Expo juga akan ada penilaian terhadap hasil kreasi wirausaha mahasiswa. Tim penyeleksi akan memilih kelompok-kelompok bisnis yang akan didanai oleh universitas untuk memulai usahanya, dana yang mereka terima nantinya juga bisa menjadi tambahan modal. Pada tahap ini akan ada uji produk, evaluasi kelayakan dan kesiapan kelompok dan wawancara dari masing-masing kelompok,” ungkap Sri Handari.

Meskipun demikian, peserta Expo kewirausaan bukan hanya dari peserta yang mengikuti seleksi pendanaan kewirausahaan oleh UMY saja. Sri Handari menuturkan bahwa beberapa peserta expo juga hadir dari kelompok Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan komunitas SEBI yang terdiri atas 55 kelompok usaha mahasiswa.

“UMY sendiri akan mengucurkan dana untuk membantu usaha mahasiswa sesuai dengan kelayakan usaha mereka. Seperti untuk technopreneurship, dana maksimal berkisar 10 juta rupiah, produk kreatif 5 juta rupiah, dan untuk kuliner dana maksimal berkisar 3 juta rupiah,” tutup Sri Handari. (Deansa)

Wujudkan Pemilu Bersih, Perlu Libatkan Peranan Masyarakat dan PT

$
0
0

IMG_4769Mewujudkan pemilu yang bersih dan demokratis, memang tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Walaupun dalam hal ini pemerintah telah memberikan mandat kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI sebagai pengawas dari penyelenggaraan pemilu. Pemilu yang bersih dan demokratis tetap perlu melibatkan peranan masyarakat dan Perguruan Tinggi, sebab keduanya dapat membantu peran Bawaslu dalam menjaga jalannya pemilu yang bersih dan mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses pemilihan.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP), Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. saat menjadi pembicara utama dalam seminar Internasional “Demokrasi, Pemilu, dan Pengawasan Pemilu” di Convention Hall Asri Medical Center, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (AMC UMY) pada Rabu, (20/4). Dalam pemaparannya, Prof. Jimly mengatakan bahwa sekalipun sudah ada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, yang menyatakan peran Bawaslu sebagai pengawas pemilu, tidak menutup kemungkinan jika dalam tubuh penyelenggara pemilu itu sendiri juga terjadi pelanggaran kode etik. “Banyak kasus-kasus yang memperlihatkan bahwa calon maupun peserta pemilu, ikut menyumbang peluang terjadinya pelanggaran kode etik dalam pemilu. Karena itulah, apabila ingin menjadikan pemilu yang inklusif, salah satu yang memiliki peranan sangat strategis bagi penguatan etika adalah perguruan tinggi. Dan yang dapat membantu terwujudnya pemilu yang demokratis, adalah peran dari masyarakat langsung,” paparnya.

Prof. Jimly kembali mengatakan bahwa lahirnya DKPP sebagai lembaga penegak kode etik penyelenggara pemilu yang jujur, adil, dan demokratis, juga akan mewujudkan kapasitas maupun perilaku etis para pemimpin bangsa yang berkualitas. Karena untuk mewujudkan pemilu yang bersih, diperlukan strategi pencegahan pelanggaran kode etik yang baik. “Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, untuk mencegah pelanggaran kode etik dalam pemilu melakukan kampanye pencegahan kepada para pemangku kepentingan. Terlebih keterlibatan perguruan tinggi sangat berperan strategis demi mewujudkan pemilu yang LUBER (Langsung Umum Bebas Rahasia). Sedangkan upaya pencegahan pelanggaran kode etik tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada berbagai pihak seperti parpol, perguruan tinggi, serta DKPP dengan menempuh konsep yang berbasis tatap muka dan sosialisasi media massa,” jelasnya.

Sosialisasi berbasis media massa sangat diperlukan untuk pencegahan terjadinya pelanggaran kode etik. Prof. Jimly kembali menegaskan bahwa DKPP akan terus mendorong keberdayaan penyelenggara pemilu. “Penyelenggara pemilu perlu dijaga, dalam hal ini KPU, maupun Bawaslu beserta jajarannya perlu meningkatkan kapasitas dan integritas dalam penyelenggaraan pemilu. Sehingga kredibilitas penyelenggara pemilu akan tetap terjaga,”ungkapnya.

Disamping itu, Ketua Badan Pengawasan Pemilu RI, Prof. Dr. Muhammad, S.IP, M.Si, mengajak kepada seluruh masyarakat dan stakeholder untuk aktif dalam mengawasi pemilu. Sebab pada hakekatnya pemilu adalah milik rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. “Seperti yang telah diketahui, Indonesia menjadi salah satu Negara paling demokratis di dunia. Keterlibatan masyarakat dan stakeholder dalam pengawasan pemilu juga sangat dibutuhkan dalam membantu mewujudkan pemilu yang bersih, berkualitas, bermartabat, dan berintegritas,”ujarnya.

Senada dengan misi Bawaslu, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Muhammad, dalam pengoptimalkan pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam pengawasan pemilu, Bawaslu RI memberikan pemahaman tentang pengawasan pemilu melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi dan pendidikan bagi masyarakat dan stakeholder. “Bawaslu RI memiliki misi sebagai pusat pembelajaran pengawasan pemilu terkait demokrasi maupun pengawasan pemilu, baik bagi pihak dari dalam negeri, maupun pihak luar negeri,”paparnya.

Dalam Seminar Internasional tersebut, juga dilaksanakan nota kerjasama antara Bawaslu RI dan UMY. Penandatangan nota kerjasama tersebut, turut disaksikan oleh Duta Besar Argentina, Duta Besar India, serta Ketua Pemilihan Umum Belanda, sebagai narasumber seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UMY. (Hevi)

2 Film Karya Mahasiswa Komunikasi UMY Juarai WDFF 2016

$
0
0

IMG-20160422-WA0001Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhamammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam Kompetisi Wonosobo Documentary Film Festival (WDFF) 2016 dengan tema “Kartini Kini”. WDFF merupakan salah satu agenda kegiatan dari Wonosobo Creative Movement #1 yang diselenggarakan oleh Kubik Craetive bekerjasama dengan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Wonosobo pada Kamis (21/4) bertempat di Gedung Adipura Kencana Wonosobo.

Dua film yang mendapatkan penghargaan tersebut yaitu “Keadilan Warga” dan “Bukan K tapi U”. Seperti diungkapkan oleh Holy Lathifa Algania mahasiswa IK UMY angkatan 2012 selaku Produser dalam film Bukan K tapi U ketika dihubungi BHP pada Jumat (22/4). “Untuk film Keadilan Warga kami meraih juara 1, sedangkan untuk film Bukan K tapi U meraih juara ketiga, dan juara kedua diraih oleh teman-teman Akindo (Akademi Komunikasi Indoneisa),”ungkapnya.

“Pada kompetisi tersebut kami berhasil mengalahkan 50 peserta yang mendaftar, kemudian dari 50 peserta tersebut dipilih 5 film yang masuk nominasi, dan akhirnya kedua film kami berhasil meraih juara dari kelima film lainnya,” tambah Holy.

Kedua film yang mendapatkan penghargaan tersebut menceritakan tentang realitas kehidupan perempuan Indonesia saat ini. Film Keadilan warga yang disutradarai oleh Muhammad Fatur Albashori mahasiswa IK UMY angkatan 2012 menceritakan tentang sosok perempuan-perempuan yang resah akan pembangunan Hotel yang marak di Kota Jogja. “Dari keresahan warga tersebut akhirnya mereka tergerak untuk membuat forum keadilan warga, yang dimana forum tersebut menuntut tanggung jawab pihak hotel yang telah merugikan masyarakat atas dampak-dampak yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut,”ungkap Holy.

Sedangkan untuk Film Bukan K tapi U menceritakan tentang sosok Kartini masa kini yang bernama Utiyah. “Utiyah adalah mantan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ), yang kemudian setelah pulih dari sakitnya Utiyah tergerak hatinya membangun penampungan untuk orang-orang sakit jiwa yang tidak tertampung oleh Dinas Sosial di rumahnya sendiri. Uthiyah merawat orang-orang tersebut dengan uang pribadinya sendiri dan sumbangan dari beberapa komunitas,”pungkas Holy.

Kembali ditambahkan Holy, diharapkan dengan adanya film yang dibuatnya tersebut dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi sineas muda Indonesia. “Diharapkan dengan diraihnya penghargaan ini kedepannya dapat membangun jiwa berkarya bagi pemuda Indonesia untuk menghasilkan sesuatu yang positif dan bermanfaat,”tutupnya. (Adam)

Pengumuman Lolos Psikotes Temporary Staf

PSLB UMY Adakan Penanaman Bibit Mangrove

$
0
0

Foto 1 (1)Guna mencegah abrasi pantai, Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Bencana (PSLB) Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan penanaman bibit pohon mangrove di daerah kawasan Pantai Baros Bantul pada Minggu (24/4) sekaligus dalam rangka memperingati Hari Bumi yang bertepatan pada tanggal 23 April kemarin.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama PSLB UMY dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) SAT-017 serta Kodim Bantul. Seperti diungkapkan oleh Kumajaya selaku ketua acara, tujuan kegiatan ini untuk mencegah terjadi proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. “Terselenggaranya kegiatan ini selain dalam rangka memperingati Hari Bumi yaitu sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kondisi alam khususnya daerah pesisir pantai, dibutuhkan penanaman pohon mangrove di daerah pesisir guna mencegah abrasi pantai yang sifatnya merusak lahan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Selain itu, kembali ditambahkan oleh Kumajaya diharapkan melalui kegiatan ini akan menyadarkan masyarakat khususnya mahasiswa UMY untuk peduli terhadap alam khususnya kondisi laut. “Sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk dapat hidup harmonisasi dengan alam, yaitu dengan cara menjaga dan melestarikan alam itu sendiri, salah satunya yaitu melalui kegiatan penanaman bibit mangrove ini,” tambahnya.

Tujuan dipilihnya kawasan Pantai Baros kembali diungkapkan oleh Kumajaya yaitu dikarenakan lahan mangrove di daerah pesisir Pantai Baros kerusakannya cukup parah dibandingkan daerah pesisir-pesisir lainnya di DIY. “Untuk itu guna mencegah kerusakan lahan masyarakat yang lebih parah akibat abrasi pantai, kami memilih daerah pesisir Pantai Baros yang menjadi kegiatan penanaman bibit mangrove,” tambahnya.

Sementara itu dalam sambutannya Jazaul Ikhsan,S.T.,M.T.,Ph.D selaku ketua PSLB UMY mengungkapkan, sudah sepatutnya kita sebagai umat manusia untuk merawat dan menjaga alam. “Pada dasarnya kita menikmati alam tidak hanya sesaat, keberlangsungan alam harus kita jaga agar dapat turut dinikmati anak-cucu kita kelak, maka dari itu mulai lah kita menjaga dan melestarikan alam, salah satunya melalui kegiatan penanaman mangrove ini,”ungkapnya.

Kembali ditambahkan Jazaul, diharapkan kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai pada penanaman ini saja. “Kedepannya diharapkan kegiatan serupa akan terus berlanjut, utamanya yaitu dalam hal memelihara bibit mangrove yang saat ini telah ditanam,”tambahnya.

Selain penanaman mangrove, kegiatan yang diselenggarakan lainnya yaitu bersih-bersih sampah di sekitar Pantai Baros. “Setelah kegiatan penanaman bibit mangrove, selanjutnya kami mengadakan kegiatan bersih-bersih sampah di sekitar pantai, dan sekedar informasi tambahan bahwasannya sebelumnya kami juga telah menanamkan beberapa bibit pohon di sekitar kampus UMY yang telah diselenggarakan minggu lalu,”tutup Kumajaya. (Ada

 

Dalam Rangka Earth Day, Amcor UMY Selenggarakan Plastic Educamp

$
0
0

13012888_1089551934401563_8084447966923145338_nMengurangi penggunaan plastik merupakan salah satu upaya kecil yang dapat dilakukan demi menjaga kelestarian bumi. Meskipun demikian, masih sedikit masyarakat kita yang kurang menyadari hal tersebut. Oleh karenanya, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, dalam rangka hari bumi, American Corner (Amcor) UMY mengadakan Plastic Educamp di desa wisata Grogol, Godean, Sleman pada Sabtu-Minggu (23-24/04).

Kegiatan Plastic Educamp ini merupakan kerjasama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) dibawah kedutaan besar Amerika Serikat. Salah satu panitia, Muhamad Abas, menuturkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri atas mahasiswa UMY, mahasiswa internasional UMY, karang taruna, dan beberapa komunitas pecinta lingkungan di Jogja.

Dalam kegiatan Plastic Educamp ini terdiri atas beberapa rangkaian acara antara lain Plastic Recycle Workshop, Plastic Eduborn, Tree Planting, Plastic Hunt, dan Plastic Talk. “Dalam Plastic Recycle Workshop, pemateri adalah salah satu pegiat lingkungan di Yogya yang memberikan edukasi terkait penggunaan plastik kembali. Sedangkan pada hari Minggu diadakan Tree Planting atau penanaman pohon-pohon buah seperti alpukat, kelengkeng, manggis dan lain sebagainya supaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di desa wisata,” terang Abas.

Abas juga menyebutkan bahwa tujuan diadakannya Plastic Educamp adalah untuk mengedukasi peserta untuk tidak menggunakan plastik. “Oleh karenanya selama kegiatan ini berlangsung, peserta dilarang untuk menggunakan peralatan berbahan dasar plastik bahkan seperti gelas dan piring plastik. Dan selama kegiatan, panitia sudah membekali peserta dengan tas ramah lingkungan yang dapat digunakan peserta sebagai pengganti plastik,” tutur Abas.

Salah satu rangkaian acara Plastic Educamp adalah mengajak masyarakat di desa wisata untuk bekerja bakti bersama memungut sampah plastik yang ada. Dengan mengajak warga turut andil dalam agenda tersebut, harapannya supaya warga tau bahwa plastik jika ditimbun tanah akan butuh waktu selama 200 tahun untuk proses penguraiannya. Sehingga cara yang efektif adalah dengan memanfaatkan kembali berupa daur ulang.

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, M.A. juga sangat mendukung kegiatan Plastic Educamp. Hal itu beliau sampaikan dalam pelepasan peserta Plastic Educamp pada Sabtu (23/04). “Bumi kita semakin lama semakin banyak beban, sedangkan manusia tidak banyak yang memikirkan bagaimana memelihara bumi. Mudah-mudahan dengan diselenggarakannya acara ini dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga bumi,” tegas Prof. Bambang.

Ia menambahkan bahwa Indonesia perlu sadar akan pengurangan penggunaan plastik sejak dini. Pasalnya, di negara-negara maju seperti Amerika, pengurangan penggunaan plastik sudah dilakukan bahkan sejak tahun 1988. “Di Amerika bahkan sudah sejak tahun 1988, masyarakat sadar akan bahaya plastik yang butuh waktu lama untuk proses penguraian. Pada saat itu, ketika kita belanja di tempat perbelanjaan, kita tidak akan diberikan plastik melainkan kantong kertas coklat sebagai pengganti plastik,” ungkap Prof. Bambang. (Deansa)

 

Pengumuman Temporary Worker Biro SDM

$
0
0

Bahwa berdasar hasil seleksi calon Temporary Staff, maka peserta yang namanya tercantum di bawah ini dinyakatakan diterima. Selanjutnya dimohon kehadirannya pada:

Hari : Sabtu, 30 April 2016
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang BSDM Lantai 2 Gedung AR Fakhrudin A
Agenda : Penjelasan Job Training
Catatan : Mohon membawa foto kopo KTP 2 lembar

Demikian pengumuman ini kami sampaikan. Atas perhatian, kerjasama yang baik serta kehadirannya diucapkan terimakasih. Pengumuman selengkapnya silakan unduh tautan berikut ini

Pengumuman Temporer 4


Manfaatkan Limbah Gerabah, Tim Yogyakarsa UMY Juarai Lomba Beton Nasional

$
0
0

IMG_20160421_165325Limbah pecahan gerabah sering kali dibuang begitu saja oleh masyarakat karena dinilai tidak memiliki daya jual selayaknya gerabah utuh. Namun siapa sangka jika limbah pecahan gerabah dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan pembuatan beton. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh Aditya Wibawa Mukti, Bagus Setiawan Pambudi, dan Aris Mukti Tirta, tiga mahasiswa Teknik Sipil UMY yang berhasil menjuarai Lomba Beton Nasional 2016.

Ketika diwawancarai di Ruang Biro Humas dan Protokol UMY pada Selasa (26/4) ketiga mahasiswa yang tergabung kedalam tim Yogyakarsa tersebut berhasil menyabet gelar juara I dan Juara Favorit dalam Lomba Beton Nasional yang merupakan salah satu rangkaian acara Civil Brings Revolution (CBR) 2016 dan diselenggarakan di Universitas Lampung pada 18-22 April lalu. Dalam kompetisi tersebut, tim Yogyakarsa berhasil menyaingi tim dari Universitas Indonesia (UI) dan tim dari Universitas Negeri Jember yang berada pada posisi Juara II dan III.

Aditya mengatakan bahwa penggunaan limbah gerabah sebagai bahan campuran pembuatan beton dipilih karena sesuai tema lomba yakni ‘Inovasi Beton Ramah Lingkungan dengan Memanfaatkan Limbah Potensial Daerah’. “Selain dari bahan gerabah, beton buatan kami juga menggunakan campuran abu ampas tebu, terak ketel abu ampas tebu dan molase atau air tetes tebu, yang kesemuanya kami ambil dari pabrik gula Madukismo,” jelas Aditya.

Rekan sesama tim, Bagus Setiawan, menambahkan bahwa produk buatan mereka menarik karena penamaan yang diberikan. “Beton yang kami buat, kami namai Gapatar yang merupakan kepanjangan dari Gerabah, Ampas Tebu, Air Tetes Tebu, Ramah Lingkungan. Nama tersebut bagi juri unik dan mudah diingat,” terang Bagus.

Selain pembuatan beton, tim Yogyakarsa juga melakukan uji aplikasi di lapangan dengan beton Gapatar tersebut, Dalam aplikasi lapangan yang dimaksud, tim Yogyakrsa menerapkan batako dengan paving block. “Sekali lagi kami membuat penamaan yang unik untuk batako dan paving block dalam aplikasi lapangan. Batako kami namai dengan LBGT yang merupakan singkatan dari Limbah Gapatar Batako. Sedangkan Paving Block kami namai Pavatar yang merupakan kependekan dari Paving Block Gapatar,” terang Bagus.

Tim Yogyakarsa juga mengungkapkan bahwa hasil beton buatan memiliki nilai lebih dimata juri karena dapat diaplikasikan dalam bentuk sederhana. “Saat penjurian, kami diminta untuk membuat komposisi sebanyak 25 mpa. Sedangkan hasil yang kami buat berada pada nilai 24,985 mpa. Jadi ketepatan komposisi tersebut yang juga menjadi nilai plus untuk tim kami,” ungkap Aris Mukti.

Meskipun demikian, perjuangan dalam perlombaan yang berlangsung selama 4 hari tersebut sempat terkendala karena dua personel dari tiga tim Yogyakarsa jatuh sakit pada hari kedua perlombaan. “Mungkin pada saat hari pertama kami sangat bersemangat hingga memforsir tenaga, dan menyebabkan dua orang dari tim kami jatuh sakit. Namun meski demikian semangat kami tidak runtuh dan berusaha terus berjuang hingga mengantarkan kami pada juara I,” terang Bagus.

Tim Yogyakarsa UMY selain menyabet juara I juga berhasil mendapatkan gelar Juara Favorit. Penghargaan tersebut berdasarkan penilaian likers terbanyak pada video yang telah dibuat oleh masing-masing tim. “Jadi selama persiapan sebelum ke Lampung kami sudah diminta untuk membuat video terkait proses pembuatan rancangan beton kami. Dan Alhamdulillah, video kami mendapatkan likers terbanyak dibandingkan video milik tim lainnya,” tutup Aditya. (Deansa)

Minat Mahasiswa terhadap Pertanian dinilai Masih Kurang

$
0
0
IMG_5068Banyak kalangan yang masih menganggap bahwa studi pertanian memiliki prospek yang kurang di masa depan. Hal ini yang mengakibatkan sedikitnya minat mahasiswa untuk memilih studi di bidang pertanian saat memasuki masa perkuliahan. Meskipun demikian, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di negara Inggris.
Hal ini yang disampaikan oleh Andy Jones, dosen tamu dari Harper Adams University dalam Kuliah Umum Agroteknologi di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana lantai 4 pada Selasa (26/04). Ia menyayangkan akan minimnya pengetahuan dasar masyarakat awam tentang pengaruh dari mahasiswa pertanian di lapangan. “Terutama untuk program studi Agroteknologi, orang menilai tidak ada yang dapat dilakukan setelah lulus dari studi tersebut. Padahal di agroteknologi, mahasiswa dapat belajar untuk membuat teknologi terbaru di bidang pertanian seperti misalnya robot untuk proses vertilisasi,” jelas Andy.
Minimnya minat mahasiswa di bidang agroteknologi juga disebabkan oleh faktor geografis. Andi menyebutkan bahwa untuk daerah dengan kondisi alam yang mendukung sektor pertanian, maka orang tidak begitu tertarik untuk menciptakan inovasi baru di bidang pertanian. “Padahal inovasi di bidang pertanian itu amat penting. Oleh karenanya itu yang perlu kita sadarkan kepada masyarakat luas pentingnya studi agriteknologi,” ujar Andy.
Andy menjelaskan bahwa di Inggris sendiri, meskipun banyak terdapat kota-kota besar, namun sejatinya pertanian merupakan sektor kekuatan negara tersebut. Lahan pertanian yang ada di negara Inggris sangatlah luas meskipun tipe lahannya bervariasi denga jenis tanaman yang beragam. Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah Inggris dalam memajukan sektor pertanian di negaranya.
Andy menyebutkan bahwa sebenarnya teknologi pertanian di Indonesia bisa dikembangkan dengan melakukan penelitian dan riset. Salah satu contoh studi teknologi pertanian yang dapat dikembangkan ialah precision farming. “Salah satu contoh dari presition farming adalah dengan peralatan laser, kita dapat mengamati bentuk benih suatu tumbuhan yang terdapat didalam tanah, sehingga petani dapat menentukan langkah selanjutnya untuk mengembangkan tumbuhan tersebut. Namun sayangnya keungguan tersebut belum ada di Indonesia,” tutur Andy.
Minat mahasiswa terhadap studi Agroteknik juga dapat didorong dengan melakukan studi lintas departemen. Karena pada dasarnya, memahami ilmu pertanian saja tidak cukup untuk mengembangkan pertanian di sebuah negara. “Misalkan mahasiswa Agroteknologi dapat belajar food  science atau teknologi pangan, sedangkan mahasiswa Agribisnis dapat belajar management dan lain sebaginya,” terang Andy.
Dalam kuliah tersebut, Andy juga menjelaskan tentang perkuliahan yang ia ampu sebagai dosen di Adam Harper University, United Kingdom, yang kemungkinan dapat diadaptasi oleh mahasiswa Pertanian UMY. Salah satu contohnya adalah dengan penelitian tentang salad buah dan sajur mulai dari tahap proses pengambilan dari kebun hingga tahap penyajian yang awet untuk beberapa saat dengan kondisi tekstur yang masih baik. Baik secara genetic maupun tampilan. (Deansa)

 

Kurangi Plagiarisme, UMY Manfaatkan Teknologi Turnitin

$
0
0

IMG_4960

Perkembangan teknologi saat ini cukup membawa kemudahan bagi sekelompok masyarakat untuk mendapatkan sebuah informasi, khususnya bagi sebagian kalangan mahasiswa. Melalui media internet segala bentuk kebutuhan tugas perkuliahan mahasiswa dapat dengan mudah diakses melalui media internet.

Selain membawa dampak positif, kemajuan teknologi juga membawa hal negatif bagi mahasiswa. Dengan kemudahan akses internet dalam mencari sebuah data, tak jarang sebagian mahasiswa melakukan tindakan plagiarisme dalam mengerjakan tugas perkuliahan maupun tugas akhir (skripsi). Guna mengurangi tingkat plagiarisme dikalangan mahasiswa tersebut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berencana memanfaatkan teknologi software Turnitin yang akan secara langsung dipantau oleh Perpustakaan UMY.

Seperti diungkapkan oleh Lasa HS selaku Kepala Perpustakaan UMY ketika ditemui dalam acara Sosialisasi Pogram Turnitin yang diselenggarakan pada Selasa (26/4) bertempat di Ruang CBT Gedung Skill Lab RS PKU Gamping lantai 3. “Turnitin merupakan sebuah software berbasis website yang memiliki fungsi untuk mengecek tingkat plagiasi yang terdapat pada tugas maupun skripsi mahasiswa,”ungkapnya.

Tujuan dari pemanfaatan software tersebut selain melihat tingkat plagiasi yaitu untuk memudahkan dosen dalam memberikan penilaian. “Terlepas dari untuk menjaga integritas dan kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tugas, aplikasi ini dapat memudahkan dosen dalam memberikan penilaian atas kualitas dari tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa, selain itu penilaian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja,”tambah Lasa.

Kembali ditambahkan oleh Lasa, cara kerja dari software tersebut yaitu pada bagian tulisan yang terdeteksi mengcopy paste dari tulisan orang lain akan secara otomatis memiliki warna yang berbeda dari tulisan lainnya. “Kalimat-kalimat yang mengandung unsur plagiat akan ditandai dengan warna berbeda-beda, serta dapat terdeteksi sumber website yang telah di copy paste oleh mahasiswa. Sebenarnya mengutip kalimat dari sumber website resmi sah-sah saja dilakukan, namun harus disertai dengan kutipan yang jelas dan sebagai penguat sumber tulisan yang telah dikutip sebagai bentuk apresiasi bagi penulis sebelumnya,”ungkapnya.

Sosialisasi yang diselenggarakan tersebut pada dasarnya untuk membekali dosen-dosen dalam mengakses turnitin. “Sosialisasi ini akan berlangsung mulai dari tanggal 25 April hingga 6 Mei 2016, tujuannya adalah untuk membekali para dosen dalam menggunakan software tersebut,”tambah Lasa.

Sementara itu, Jazaul Ikhsan,S.T.,M.T.,Ph.D selaku dekan Fakultas Teknik sekaligus peserta dalam sosialisasi tersebut mengungkapkan, dengan adanya program turnitin tersebut diharapkan akan memajukan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas lulusan UMY. “Program ini memiliki banyak manfaat dalam proses belajar mengajar, selain memudahkan dosen dalam melihat kualitas mahasiswa dalam mengerjakan tugas, program ini juga akan membantu dosen dalam melalukan evaluasi tugas mahasiswa,”tutupnya. (adam)

BEM KMFT UMY Adakan Donor Darah

$
0
0

IMG_5090Masih dalam rangka memperingati Milad UMY ke 35, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM KMFT) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan kegiatan donor darah pada Selasa (26/4) bertempat di Loby Fakultas Teknik UMY.

Andika Drajad Tri Kurniawan Putra selaku ketua acara mengungkapkan kegiatan donor darah tersebut merupakan serangkaian acara Semarak Teknik 2016. “Kegiatan donor darah ini merupakan serangkaian acara Semarak Teknik, melalui kegiatan donor darah ini kami mengajak mahasiswa UMY untuk turut peduli dalam aksi sosial,” ungkapnya.

Kegiatan yang diselenggarakan berkat kerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa UMY. “Alhamdulillah antusias mahasiswa UMY terkait kegiatan ini cukup tinggi, hal tersebut dilihat dari antusias mahasiswa dalam mendaftarkan diri untuk mendonorkan darahnya, baru satu jam pertama kami buka pendaftaran kurang lebih 100 mahasiswa langsung berburu untuk mendaftar,” tambah Andika.

Namun seluruh pendaftar tersebut tidak dapat langsung dengan mudah mendonorkan darahnya, melainkan terdapat serangkaian pengecekan lainnya yang menandakan darah pendonor layak untuk di ambil. “Terdapat beberapa persyaratan agar mahasiswa yang telah mendaftar untuk dapat diambil darahnya, persyaratan tersebut diantaranya yaitu memiliki berat badan minimal 50kg, umur di atas 17 tahun, memiliki tekanan darah distolik 110/70 mmHg dan sistolik 160/100 mmHg, dan tidak mengonsumsi obat selama lima hari terakhir,” tutupnya. (adam)

Piawai Berbahasa Mandarin, Mahasiswa UMY Raih Juara 2 dan 3 Tingkat DIY

$
0
0

IMG-20160425-WA0004Kepiawaian Berbahasa Mandarin dalam ajang lomba yang diadakan oleh Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghua Yogyakarta, dua Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil meraih juara II dan III di tingkat Provinsi Yogyakarta. Kedua Mahasiswa yang merupakan jurusan Hubungan Internasional UMY tersebut yakni Muhammad Iqbal angkatan 2013 berhasil meraih juara II, serta Novella Ryani angkatan 2012 meraih juara III. Sedangkan juara I diraih oleh UGM. Kompetisi Bahasa Mandarin yang dinamakan Chinese Bridge Competition “Hanyu Qiao 2016” merupakan kompetisi yang baru pertama kali diadakan di Yogyakarta dengan mengusung tema “My Chinese Dream, Wo De Zhong Guo Meng”, dan diselenggarakan pada Minggu (25/4) di Gedung Vokasi Universitas Gadjah Mada.

Diungkapkan oleh Iqbal saat ditemui di Biro Humas dan Protokol UMY pada Senin (25/4), pada kompetisi berbahasa Mandarin tersebut setiap peserta diharuskan untuk mengikuti tiga bidang perlombaan. Ketiga bidang lomba yang wajib diikuti diantaranya lomba pidato, ujian tertulis, serta tanya jawab. “Mekanisme perlombaan pidato, peserta diberi waktu minimal 80 detik hingga 90 detik. Untuk tanya jawab dari pihak panitia menyediakan amplop yang berisi pertanyaan. Begitu juga dengan ujian tertulis, semua perlombaan menggunakan Bahasa mandarin dan harus sesuai dengan tema yang dilombakan. Selain itu, peserta diharuskan mengetahui kebudayaan Tionghoa,” jelas Iqbal.

Iqbal melanjutkan, untuk pengetahuan terkait budaya Tionghoa, peserta diharuskan untuk menguasai budaya tersebut. Juri akan mencari titik kelemahan semua peserta terutama saat lomba tanya jawab dengan pertanyaan langsung dibacakan oleh juri. “Juri dalam perlombaan ini merupakan orang asli Tionghoa, disamping harus bisa fasih berbahasa Mandarin, kami semua juga dituntut menguasai seluruh budaya yang ada di Tionghoa. Hal ini karena pertanyaan yang diberikan oleh panitia tidak jauh dari kebudayaan Tionghoa,” imbuhnya.

Perlombaan yang bekerjasama dengan hanban, Confucius, UGM, serta pengembangan Bahasa Tionghoa di Yogyakarta ini, dalam penilaian setiap bidang perlombaannya berbeda, untuk lomba pidato skor 55 persen, lomba ujian tulis 30 persen, serta tanya jawab 15 persen. Disebutkan Iqbal, pemenang lomba Kompetisi China dapat ikut serta menuju perlombaan ke tingkat Nasional. “Pada pertengahan Mei nanti, kami akan ikut serta dalam kompetisi pada tingkat Nasional di Jakarta. Tepatnya pada tanggal 14-15 Mei 2016. Dan jika berhasil lolos tingkat Nasional, akan berlanjut ke tingkat Internasional dengan China sebagai penyelenggara,” ungkapnya.

Meskipun UMY belum mempunyai jurusan Sastra Mandarin, namun di Pusat Pelatihan Bahasa UMY telah menyediakan pelatihan Bahasa Mandarin, disamping Bahasa Inggris, Jepang, dan Arab. Iqbal berharap seluruh mahasiswa tetap mencari peluang apabila ada perlombaan yang serupa. “Bahasa Mandarin menjadi salah satu Bahasa yang popular selain Bahasa Inggris. Diharapkan kedepannya ada kader-kader untuk terus berprestasi, meskipun dalam pembelajaran belum ada fasilitas yang menunjang untuk berprestasi,” harap Iqbal. (hv)

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live