Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3519 articles
Browse latest View live

Pengumuman Wisuda Periode I Tahun Akademik 2015/2016

$
0
0

Persyaratan

  1. Telah lulus Yudisium paling lambat 10 September 2015
  2. Melakukan entry biodata wisuda tanggal 25 Agustus – 10 September 2015 melalui web://umy.ac.id
  3. Mengunggah pas foto warna (menggunakan jas almamater untuk wisudawan Vokasi dan S1/ jas resmi untuk wisudawan Pascasarjana) dengan format JPG (kapasitas maksimal 100 kb)
  4. Mencetak form Biodata wisuda dengan melengkapi persyaratan :
NO BERKAS JUMLAH
a Copy Ijazah sebelumnya (SLTA / Sarjana) 1 lembar
b Copy Akta Kelahiran 1 lembar
c Menempelkan pas foto hitam putih 4 X 6 dengan kualitas yang baik  (menggunakan jas almamater untuk wisudawan Vokasi dan S1/ jas resmi untuk wisudawan Pasca) 6 lembar
d Surat Keterangan bebas perpustakaan dari Perpustakaan Daerah Prop DIY 1 lembar
e Surat Keterangan bebas perpustakaan UMY 1 lembar
f Copy Kartu Mahasiswa Aktif 1 lembar
g Surat bebas pembayaran SPP dan Bukti pembayaran wisuda 1 lembar
  1. Meyerahkan berkas persyaratan wisuda ke TU Fakultas paling lambat tanggal 10 September 2015

Pembayaran

1 Biaya Rp. 650.000 (Enam ratus lima puluh ribu rupiah)
2 Tempat BMT, BUKOPIN, BPD, BTN, BSM, BRI Kantor Kas UMY
3 Waktu 25 Agustus – 10 September 2015

Pengambilan Toga

  1. Tempat : Koperasi UMY (Utara Sportorium)
  2. Syarat   : Bukti Pembayaran Wisuda

Jadwal Pengambilan Toga

NO FAKULTAS HARI TANGGAL
a Agama Islam Senin 12 Oktober 2015
b Ekonomi Selasa 13 Oktober 2015
c Hukum Kamis 15 Oktober 2015
d Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jum’at 16 Oktober 2015
e Pertanian dan Vokasi Sabtu 17 Oktober 2015
f Teknik Senin 19 Oktober 2015
g Kedoketeran dan Ilmu Kesehatan Selasa 20 Oktober 2015
h Pendidikan Bahasa & Pascasarjana Rabu 21 Oktober 2015

Pelaksanaan Wisuda

1 Gladi bersih Jum’at, 23 Oktober 2015, Pukul : 13.15
2 Wisuda

Sabtu, 24 Oktober 2015

Pakaian :

Putra     : Toga, Kemeja putih lengan panjang, Celana gelap, Sepatu

Putri      : Toga, Busana Muslimah, Sepatu

3 Tempat Gedung Sportorium UMY

Undangan Tambahan

Bagi yang menghendaki undangan tambahan bisa mengubungi Bank BPD Syari’ah Kas UMY dengan biaya Rp. 75.000, mulai tanggal 12 Oktober 2015.

 

Yogyakarta, 10 Agustus 2015

A.n. Rektor

Kepala BAA

Bambang Rahmanto

19650919199511100235


Pimpinan UMY Silaturrahim dengan Orang Tua/Wali Maba

$
0
0

IMG_8348Dalam dunia pendidikan, orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang prestasi anak. Oleh karenanya, sebelum memasuki ranah perkuliahan, para orangtua mahasiswa baru UMY diberikan orientasi terkait kehidupan yang akan dijalani para mahasiswa selama di kampus. Orientasi diberikan dalam agenda “Silaturrahim Orang Tua Mahasiswa Baru Angkatan 2015/2016” pada Sabtu (29/08) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam agenda tersebut, rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. menyampaikan bahwa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah menorehkan sejumlah prestasi. Antara lain Fakultas Teknik UMY berhasil menjuarai kompetisi desain alat bantu gerak tingkat ASEAN sekaligus menjadi perwakilan Indonesia untuk China. Mahasiswa Fakultas Hukum UMY mewakili Indonesia dalam debat di Nebraska. “Selain itu, di gedung Sportorium ini pernah diselenggarakan agenda-agenda besar seperti Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) tahun 2012, Kontes Robot Indonesia pada 2015 dan beberapa hari lalu juga UMY bekerja sama dengan TVRI menyelenggarakan ABU Robocon 2015 di sportorium UMY,” ujarnya.

Prof. Bambang juga menambahkan bahwa UMY secara penuh akan mendukung mahasiswanya dalam membentuk karakter yang unggul dan islami. UMY akan mendorong aktivitas akademik, dan penelitian yang dilakukan mahasiswa sehingga dapat menciptakan mahasiswa yang unggul. Selain itu untuk menciptakan mahasiswa yang Islami, UMY juga mengadakan program pelatihan baca Al-Qur’an selama satu tahun, yang dibina oleh LPPI (Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam) UMY.

Selain itu, dalam silaturrahim dengan orang tua mahasiswa baru juga disampaikan keadaan keamanan dan ketertiban di Kecamatan Kasihan oleh Kompol H. Suwandi, selaku Kapolsek Kecamatan Kasihan. Ia menyampaikan bahwa kecamatan Kasihan merupakan kecamatan kelima tertinggi terjadinya tindakan kriminal. Oleh karenanya, para mahasiswa diharuskan untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menyimpan barang-barang berharga dan kendaraan bermotor. “Jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan, masyarakat maupun mahasiswa dapat segera menghubungi call center polsek Kasihan di 110,” ujarnya.

Selain itu juga hadir Dr. dr. Arlina Dewi, M.Kes., AAK selaku direktur Klinik Pratama 24 Jam “Firdaus” UMY. Ia menyampaikan bahwa UMY juga telah mempunyai klinik yang dapat melayani selama 24 jam dengan letak strategis di Wirobrajan, Yogyakarta. “Terkadang mahasiswa membutuhkan layanan Klinik di malam hari, kini UMY telah memiliki Klinik Pratama 24 yang letaknya strategis di wilayah kota. Hal ini dikarenakan, banyak mahasiswa UMY yang tinggal tidak hanya di sekitar kampus,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa Klinik “Firdaus” UMY juga menerima pasien BPJS kesehatan. Selain itu juga dibuka pelayanan konseling individu dan kelompok yang dibuka setiap hari kerja pada pukul 14.00-17.00. Konseling tersebut terdiri atas konseling berhenti merokok, gangguan belajar dan lain sebagainya.

Dalam silaturrahim orang tua tersebut juga disebutkan para mahasiswa penerima beasiswa Dokter Muhammadiyah dan Beasiswa Bidikmisi. Hal tersebut ditujukan supaya para orangtua tahu bahwa UMY memiliki fasilitas beasiswa yang akan diberikan kepada para mahasiswanya yang berprestasi, untuk mendukung aktivitas akademik mahasiswa. (Deansa)

Sambut MEA, Kapabilitas SDM Indonesia Harus Dibangun

$
0
0

IMG_8580Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN atau yang biasa dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan berlangsung pada akhir tahun 2015 ini, mengundang sejumlah pandangan di kalangan stakeholdes, baik pengusaha, pemerintah, dan masyarakat, baik dari sisi optimis maupun pesimis. Sebagai bentuk persiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA khususnya bagi kalangan akademisi dan pengusaha, Program Magister Manajemen (MM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Acara Seminar dan Gathering Alumni dan Mahasiswa pada (29/8) bertempat di Ruang Konvensi lantai 4 Gedung Pascasarjana.

Indonesia memiliki kualitas sumber daya alam (SDA) yang cukup baik dibandingkan dengan negara lain, untuk menghadapi MEA. Selain pemanfaatan SDA yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia, masyarakat dapat memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup tinggi, dengan pendidikan keterampilan yang variatif, dan mental berkerja yang tinggi. Hal tersebut diungkapkan Drs. Untung Sukaryadi, MM, selaku Kepala Dinas Sosial DIY sekaligus alumni MM UMY. “Industri kreatif, dan variatif dapat menjadi akses bagi masyarakat Indonesia untuk menghadapi tantangan dalam pembentukan organisasi bisnis yang dapat bersaing secara global, dan peningkatan produksi dalam negeri harus semakin menunjang, baik dari secara kualitas dan kuantitas,” ungkapnya.

Ditambahkan Untung, perlu adanya rasa nasionalisme yang ditanamkan sejak kecil kepada masyarakat Indonesia dalam hal mencintai dan menggunakan produksi lokal Indonesia, dikarenakan tingkat konsumsi produk asing di Indonesia cukup tinggi, sehingga dapat mematikan produk-produk lokal. “Ketika produk buatan Indonesia dipamerkan dan dijual di Indonesia, masyarakat tidak tertarik untuk membeli, namun ketika produk tersebut dijual ke luar negeri, dan kemudian dikembalikan lagi ke Indonesia, produk tersebut menjadi mahal dan masyarakat lebih tertarik untuk membeli. Saya rasa perlu adanya rasa bangga dan mencintai produksi lokal sejak dini untuk menekan permasalahan tersebut terjadi di Indonesia,”tambahnya.

Selain memanfaatkan dan menggunakan produksi lokal dengan baik, diperlukan pengembangan kapabilitas SDM Indonesia dalam menghadapi MEA, seperti diungkapkan Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono selaku Ketua Program MM UMY dan pembicara. “Hal yang menonjol dalam MEA adalah terbukanya kesempatan kerja seluas-luasnya bagi warga Negara ASEAN. Dalam MEA tidak hanya membuka arus perdagangan dan jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional seperti dokter, dosen, pengacara, akuntan, advokat, dan lainnya, dengan ini persaingan di bursa kerja menjadi semakin meningkat. Namun nampaknya hal ini tidak diimbangi dengan kesiapan dari SDM yang ada di Indonesia sendiri,” ujarnya.

Hal ini menurut Prof. Heru sebagaimana ditunjukkan dari hasil survei yang dilakukan The Boston Consulting Group 2014. Survei tersebut menunjukkan bahwa dalam persepsi negara-negara ASEAN, Indonesia adalah target utama ekspansi. Sementara dalam survei yang sama, Singapura, Malaysia dan Thailand adalah negara-negara yang paling optimis dengan MEA, sedangkan Indonesia termasuk yang tidak terlalu optimis. “Hal ini didukung pula dengan penelitian mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang menunjukkan bahwa pemuda Indonesia usia 18 sampai dengan 25 tahun merasa kurang siap menghadapi MEA dibandingkan Thailand,” paparnya.

Karena itulah, lanjut Prof. Heru lagi, data survei tersebut menjadi sinyal penting bagi Indonesia untuk lebih fokus mempersiapkan SDM. Terlebih digambarkan bahwa kaum muda Indonesia usia 18 hingga 25 tahun relatif tidak terlalu optimis dalam menghadapi MEA. “Jadi, strategi SDM Indonesia harus melibatkan stakeholder, tidak hanya pemerintah, namun juga asosiasi profesi, asosiasi yang berkaitan dengan usaha dan institusi pendidikan, untuk mempersiapkan kapabilitas SDM dalam jangka yang sangat pendek ini maupun jangka yang lebih panjang. Dan ada lima cara untuk mengembangkan kapabilitas SDM Indonesia menghadapai MEA ini. Pertama, SDM Indonesia harus menjadi subjek yang memahami visi untuk menjadi subjek yang optimis dan percaya diri dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN. Kedua, membangun kompetensi menjadi prioritas penting. Ketiga, pendidikan yang menekankan pada kemampuan kolaborasi. Keempat, penting bagi dunia pendidikan untuk membangun nilai-nilai tanggung jawab dan amanah bagi SDM Indonesia, karena hal ini berkaitan dengan kredibiltas jangka panjang SDM tersebut. Dan kelima, pendidikan yang bisa membangun kepedulian dan memberi manfaat bagi lingkungan. Karakteristik ini penting dibangun sehingga kehadiran SDM Indonesia bisa menjadi solusi atas masalah-masalah yang dihadapi di tempat kerja, khususnya saat MEA mulai berlangsung nantinya,” tutupnya. (adm)

Presiden Mahasiswa UMY Serukan MABA Mewujudkan Indonesia yang Berkemajuan

$
0
0

IMG_8433Mahasiswa adalah masa depan perjuangan bangsa Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah. Namun kekayaan alam di Indonesia ini digunakan untuk memperkaya warga asing, serta pendapatan negara digunakan untuk membayar hutang negara beserta bunganya. Oleh karena itu, mahasiswa diwajibkan sebagai pengontrol pemerintahan, sebagai pemegang estafet kepemimpinan dan wajib baginya berjuang demi agama Allah, bangsa dan Negara.

Demikian yang diungkapkan oleh Presiden Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Zainuddin Arsyad saat memberikan sambutan pada acara Masa Taaruf (Mataf) Mahasiswa Baru (MABA) yang berlangsung di Sportorium UMY pada Senin, (31/08). Dalam sambutan tersebut Zainuddin menegaskan kepada mahasiswa baru untuk menjadi mahasiswa yang aktif, berjuang, dan tidak pernah menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berkemajuan.

Penegasan tersebut senada dengan tema mataf yang tidak berbeda jauh dengan tema pada muktamar Muhammadiyah ke 47 yang telah berlangsung pada Agustus (3-7) di Makkasar. “Tahun ini tema Mataf mengangkat tema Satukan Tekad dan Keyakinan Menuju Indonesia Berkemajuan. Untuk Mewujudkannya, Mahasiswa diwajibkan menjadi pengontrol, penilai yang baik dalam pemerintahan saat ini,” tegasnya.

Kemajuan Bangsa Indonesia berada di tangan kaum muda, terlebih para mahasiswa adalah kunci menuju kemajuan bangsa. Selain kecerdasan yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia yang maju, menanam nilai-nilai Islami dalam jiwa para mahasiswa sangat dianjurkan. “Mahasiswa wajib menanamkan nilai-nilai yang ada pada pancasila. Terutama tanamlah nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Dalam sambutan presiden mahasiswa UMY tersebut disambut antusias oleh 5.154 mahasiswa baru yang diakhiri dengan pengucapan janji setia untuk menjadi mahasiswa yang baik, berprestasi, aktivis, Islami, serta menghindari hal-hal yang berbau SARA. (hevi)

Mahasiswa Baru UMY Disambut Dengan 5 Bahasa Asing

$
0
0

IMG_8439Sebanyak 5.154 Mahasiswa Baru memenuhi Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada pembukaan Masa Ta’aruf (Mataf) tahun 2015, Senin (31/8). Pada tahun ini para mahasiswa baru tersebut disambut dengan 5 bahasa asing sebagai pembuka kegiatan tersebut. Kelima bahasa yang tersebut nantinya juga akan menjadi bahasa unggulan di UMY yaitu bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Inggris, serta bahasa Jerman. “Ditahun-tahun sebelumnya, pada acara pembukaan mataf di tahun 2014 hanya menggunakan 4 bahasa. Pada tahun ini bahasa Jerman menjadi salah satu bahasa tambahan,” ungkap Arum Anggraeni yang menjadi salah satu pembawa acara menggunakan bahasa Jerman.

Dengan adanya berbagai bahasa asing di perguruan tinggi ini membuktikan UMY telah bergerak menuju perguruan tinggi yang Muda Mendunia. Bukan hanya enam bahasa yang disajikan dalam pembelajaran di UMY tersebut. UMY saat ini membuka tujuh program bahasa asing sebagai bekal mahasiswa untuk ke depannya. Diantara ketujuh bahasa asing yang berada di UMY yaitu selain yang disebutkan tersebut seperti adanya bahasa Prancis serta bahasa Korea.

Pembuktian UMY menuju perguruan tinggi yang Muda Mendunia ini ikut pula dibuktikan dengan mencetak mahasiswa yang muda mendunia, selain dalam hal bahasa, UMY juga telah menorehkan prestasi di tingkat nasional hingga Internasional. Penorehan prestasi bagi mahasiswa UMY seperti yang di ungkapkan oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto., MA, dalam pernyatannya menyambut Mahasiswa Baru UMY. “Mahasiswa UMY telah berhasil dalam kompetisi hingga di tingkat Internasional. Salah satunya yaitu Mahasiswa Hukum UMY mewakili Indonesia dalam perdebatan di Nebraska, dan keberhasilan mahasiswa teknik UMY menjuarai dalam kompetisi desain alat bantu gerak tingkat ASEAN,” ungkapnya.

Pada pembukaan Mataf UMY, para mahasiswa baru diberi sajian berupa persembahan dari berbagai Unit Kemahasiswaan Mahasiswa (UKM) seperti PSM (Paduan Suara Mahasiswa), penampilan tarian khas Sumatera Barat dari KMMK UMY (Keluarga Mahasiswa Minangkabau), penampilan tarian khas Sulawesi Utara, serta atraksi UKM Tapak Suci yang telah memukau para Mahasiswa Baru.

Pada pembukaan Mataf tersebut selain dihadiri lebih dari 5000 mahasiswa baru, acara tersebut juga dihadiri Prof. Dr. Syamsul Anwar sebagai Badan Pembina Harian (BPH), Prof. Dr. Bambang Cipto., MA selaku Rektor UMY, serta para wakil rektor dan Sekretaris UMY. Selain itu UMY juga mengundang M. Noor Rachman selaku Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan, Fauzi Nugroho selaku Kepala OJK Yogyakarta, Nicky Hogan sebagai Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Irfan Noor Riza sebagai Kepala PT Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Nina Rizalina Kepala Divisi SDM PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Legowo Kusumodegoro sebagai Presiden PT. Manulife Asset Management Indonesia, Putut Andanawarih sebagai Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Asset Management Indonesia, Sujanto selaku Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, serta Sri Widayati dari MURI Semarang.

Serangkaian acara pembukaan mataf tahun ini sekaligus pemberian penghargaan dengan tercapainya UMY menjadi salah satu investor terbanyak. Selain itu, UMY juga menghadirkan Giring Nidji dalam serangkaian acara mataf tersebut.

Hak Penyandang Disabilitas DIY Belum Terpenuhi

$
0
0

IMG_8720Hak-hak penyandang disabilitas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ternyata masih belum terpenuhi dengan baik. Hal tersebut tercermin dalam beberapa hal yakni pada bidang medis/kesehatan, pendidikan, aksesibilitas, hukum, habilitasi dan rehabilitasi, pekerjaan, partisipasi dalam kehidupan politik dan publik, serta perolehan jaminan sosial terkait disabilitas. Terlebih lagi dalam bidang kebijakan. Kebijakan pemerintah yang saat ini ada belum sepenuhnya mendukung penguatan pemenuhan hak-hak asasi bagi penyandang disabilitas. Akibatnya, penyandang disabilitas ini masih dilihat sebagai masalah, bahkan ada juga yang memandangnya lebih dari sekedar masalah.

Demikian disampaikan Koordinator ILAI, Winarta saat menjadi narasumber dalam seminar Hasil Kajian Permasalahan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas di Tingkat Kabupaten di Provinsi DIY. Seminar ini diselenggarakan oleh Forum Penguatan Hak-Hak Penyandang Disabilitas (FPHPD), yang merupakan kerjasama Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, CIQAL dan ILAI. Seminar ini dihadiri oleh penyandang disabilitas se-DIY dan bertempat di ruang seminar lantai 4 Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kampus Terpadu UMY.

Winarta menjelaskan, masih banyak permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas pada sembilan bidang tersebut. Ia mencontohkan, pada bidang aksesibiltas, jalan, bangunan dan transportasi yang ada masih belum ramah terhadap penyandang disabilitas dan belum meratanya akses informasi untuk penyandang disabilitas. “Kemudian pada bidang medis, belum semua penyandang disabilitas mendapatkan jaminan kesehatan gratis, belum semua layanan kesehatan yang dibutuhkan mereka tersedia, seperti phisioterapi, obat untuk penyandang gangguan jiwa, dan home care. Selain itu pula, masih adanya diskriminasi dalam ketentuan kepesertaan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa,” paparnya.

Sementara pada pengakuan atas persamaan di muka hukum, para penyandang disabilitas tersebut lanjut Winarta juga masih mengalami kesenjangan dibandingkan dengan orang pada umumnya. Pada permasalahan hukum ini, banyak kasus yang menimpa penyandang disabilitas tapi mereka tidak bisa bersaksi di muka hukum. Padahal saat itu posisi mereka sebagai korban. “Misalkan mereka menjadi korban kekerasan seksual, mereka tidak bisa bersaksi di muka umum. Selain itu, masih ada masalah lain yang mereka hadapi karena kesulitan berinteraksi dengan dunia luar, bahkan ada pula dari mereka yang masih dipasung,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Dr. Arni Surwanti, Msi, Koordinator FPHPD. Menurutnya, situasi yang dihadapi penyandang disabilitas memang masih memprihatinkan. Di DIY saja ada lebih dari 40 persen penyandang disabilitas yang belum dapat menikmati pendidikan, dan baru sekitar 20 persen dari mereka yang bekerja. Situasi ini ternyata menurutnya tidak lepas dari pandangan kuat di masa lalu bahwa penyandang disabilitas adalah persoalan medis semata (orang sakit) dan pendekatan yang diperlukan adalah belas kasihan.

“Akibatnya program pemerintah cenderung hanya berupa kegiatan pemberian bantuan-bantuan kebutuhan hidup. Sementara kegiatan untuk memberdayakan mereka sangat minim dan terbatas pilihannya. Penyandang disabilitas juga sulit mengakses hak yang sama dengan warga negara lainnya dan terpinggirkan perannya di masyarakat karena kurangnya dukungan kebijakan pemerintah,” jelasnya.

Karena itulah, keduanya berharap ke depannya para penyandang disabilitas ini bisa bebas dari penyikasaan, perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat mereka sebagai manusia. “Namun untuk mewujudkan hal tersebut juga perlu diatur dalam peraturan daerah (Perda) yang segala kebijakannya harus berpihak pada mereka. Dan bisa memberikan kesejahteraan pada para penyandang disabilitas,” ungkapnya.

Rupiah Turun, Bukan Penghalang Untuk Berinvestasi

$
0
0

IMG_8642Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US Dollar, bukan menjadi penghalang bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan investasi. Sebab masih ada pula keuntungan lain yang dapat diambil. Hal ini seperti turunnya harga perusahaan, sehingga memberi peluang bagi orang lain untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Selain itu, masih rendahnya jumlah investor di Indonesia juga menjadi sebuah perhatian khusus bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Karena itulah, masyarakat perlu mengetahui apa dan bagaimana berinvestasi itu.

“Penduduk Indonesia itu ada 250 juta, namun hanya beberapa persen saja yang bergabung dalam investasi. Hal inilah yang melatar belakangi Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan edukasi terkait dengan keuntungan dari investasi. Untuk mendorong hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sudah mempunyai Galeri Investasi, Galeri tersebut merupakan bagian kerja sama dari Perguruan Tinggi, Bursa Efek, dan Perusahaan Efek. Saat ini sudah ada 130 Galeri Investasi di Indonesia dari Aceh sampai Merauke. Untuk meningkatkan itu semua ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memberikan edukasi misalnya dengan talk show atau seminar,“ terang Nicky Hogan selaku Kepala Pengembangan PT. Bursa Efek Indonesia saat menjadi pembicara dalam acara Talk Show Investasi Reksadana Syariah pada hari Senin (31/8) di Sportorium UMY.

Nicky melanjutkan bahwa, berinvestasi sendiri ada 2 tipe yaitu konvensional dan syariah, perbedaanya kalau syariah harus sesuai dengan syariah. Saat ini sudah ada 500 perusahaan yang sudah Go Public di Bursa Efek Indonesia dan 2/3 nya saham perusahannya sudah berbasis syariah. “Salah satu yang bisa kita lakukan ketika akan mulai berinvestigasi adalah dengan berinvestasi di pasar modal. Alasannya, adalah ada beberapa produk yang merupakan bagian dari saham, reksadana, dan obligasi. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa invetasi melalui tabungan dan reksadana itu berbeda. Apabila kita menambung maka uang tersebut tidak akan bertambah namun, jika kita invetasi dengan reksadana uang tersebut dapat bertambah, “ lanjutnya.

Edukasi tentang reksadana syariah memang sangat penting, apalagi untuk mahasiswa, karena mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Selain itu mereka juga memiliki peran penting untuk mengajak masyarakat menjadi lebih maju lagi. “Mahasiswa perlu mendapatkan edukasi Reksadana Syariah sejak dini. Produktifnya manusia hanya berlangung 1/3 nya sedangkan, 2/3 nya sudah tidak produktif lagi. Untuk itu perlu adanya kemandirian, sehingga kita tidak menyusahkan orang lain. Apabila sebulan saja kita sisihkan uang 100.000 kemudian kita investasikan, nanti setelah kita pensiun kita bisa mendapatkan keuntungan hingga 1,2 milliar. Menyisihkan uang 100.000 tidak akan membuat kita miskin, tapi kita akan mengahasilkan uang yang lebih banyak lagi,“ tandas Kusumonegoro selaku Presiden Direktur PT Manulife Indonesia Asset Managemen Indonesia.

Kusumonegoro menjelaskan bahwa, mahasiswa perlu melek investasi, karena mahasiswalah yang nantinya memiliki perang untuk terjun ke masyarakat. Siap tidak siap harus turun ke masyarakat dan mencari nafkah. “Jangan sia-siakan waktu produktif kita untuk belanja. Kesuksesan dan cobaan itu mirip, jadi kita harus pandai menyikapinya. Setiap pelaksanaan perlu adanya konsekuensi, jadi perlu kita hadapi semuanya. Selain itu mahasiswa juga merupakan contoh dan panutan bagi masyarakat dan orang lain, “ jelasnya.

Reksadana memiliki berbagai macam jenis dan pilihan, masyarakat bisa memilih jenis Reksadana seperti apa yang diinginkannya. “ Pengertian Reksadana dalam ilmu pengetahuan agak sulit bahkan saya baca lima kali pun saya tidak paham. Secara mudah saja bahwa Reksadana adalah sebuah kegiatan arisan artinya mengumpulkan uang bersama-sama atau ada sebuah gelas kopi, ada jenis kopinya, siapa peraciknya, dan siapa pengelolanya. Nah, bayangkan jenis kopi itu adalah sebuah uang, peraciknya adalah yang melakukan investasi, pengelolanya adalah yang akan mengelola uang anda, dan gelasnya adalah sebuah wadah atau tempat untuk berinvestasi. Intinya, reksadana itu aman, sah, dan diawasi setiap harinya oleh OJK, kalau kita macam-macam pasti kita akan dicabut. Dalam melakukan investasi pasti ada resikonya, ketika kita berinvestasi dengan jumlah yang banyak maka resikonya besar namun, keuntungannya pun lebih besar dan begitu pula sebaliknya, “ papar Kusumonegoro.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Giring vokalis dari Nidji yang mengungkapkan bahwa, kita tidak akan pernah tau masa depan kita ke depan seperti apa. Untuk itu perlu adanya rencana-rencana ke depan untuk menanggulanginya. “Star Sindrom adalah sebuah penyakit tapi juga berkah, ketika kita merasa terkenal maka kita akan mencoba menghabiskan uang kita. Efek dari uang itu adalah rasa, memiliki rasa kekuatan, memiliki rasa kebebasan, memiliki rasa aman, memiliki rasa membantu orang yang kita sayangi, dan membuat kita memiliki banyak pilihan. Untuk itu kita perlu melakukan investasi pada diri kita sendiri, “ ungkapnya.

Reksadana itu bermacam-macam, lanjut Giring, ada Reksadana saham, Reksadana Campuran, Reksadana pendapatan tetap, dan Reksadana pasar uang. “Dari berbagai macam jenis reksadana itu kita perlu memilahnya sesuai dengan keperluan seperti apa. Misalnya untuk biaya pendidikan kita bisa masukkan dalam reksadana pendapatan tetap, sedangkan untuk membeli rumah kita bisa masukkan dalam reksadana saham, “ jelasnya.

Giring menegaskan bahwa, menanam saham itu tidak ada hubungannya dengan judi, beli saham itu sama dengan memiliki perusahaan tersebut, bahkan orang-orang terkaya di dunia berinvestasi di saham, dan hal yang terpenting adalah jangan pernah jadi Spekulan. “Artinya orang yang suka menjual saham, kita perlu belajar berinvestasi. Ketika Indonesia sedang terpuruk dengan Inflasi, maka ini menjadi sebuah peluang kita untuk berinvestasi karena banyak perusahaan yang diskon. Tentu ini menjadi sebuah peluang bagi kita, jika dulu 1 lotnya seharga 500 maka saat ini 1 lot hanya dihargai dengan 100. Ini menjadi sebuah keuntungan bagi kita untuk bisa berinvestasi, “ tegasnya.

Ketiganya berharap dengan diadakannya program edukasi ini nantinya dapat memberikan ilmu kepada mahasiswa dan mengubah pikiran masyarakat dari berinvestasi melalui tabungan ke Reksadana, minimal hal ini dapat mengimbangi inflasi yang terjadi. Serta dengan 4.500 investor dapat memberikan dampak positif bagi orang lain. “Rezeki sudah ada yang mengatur, sehingga kita perlu menghasilkan sesuatu yang dapat membantu sesama, untuk itu nabung dan investasi perlu kita lakukan terus dan sejak dini, “ sambung Kusumonegoro lagi. (ica)

UMY AKAN DIRIKAN TWIN TOWER

$
0
0

IMG_8493Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, maka sarana dan prasarana di sebuah kampus harus ditunjang. Oleh karena itu, menimbang akan banyaknya pendaftar di UMY dan untuk lebih memajukan kualitas mahasiswanya, maka Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berencana membangun sebuah gedung baru dengan konsep bangunan kembar. “Jumlah rasio pendaftar dan mahasiswa yang diterima di UMY merupakan jumlah rasio tertinggi se-Jogja. Tahun ini, UMY menerima 5.106 mahasiswa. Oleh karenanya, fasilitas mahasiswa juga harus ditunjang,” ujar Dr. Agung Danarto,M.A. selaku wakil ketua Badan Pembina Harian UMY dalam dalam acara Pemancangan Tiang Pancang Gedung E.6.

Dalam acara yang berlangsung pada Senin (31/8), Achmad Mirza selaku Sekretaris Tim Swakelola UMY dan General Manager PT. Mentari Prima Karsa memberikan laporan bahwa Gedung yang akan dibangun merupakan gedung kembar (twin tower), dan akan terhubung satu sama lain. “Gedung Twin Tower ini memiliki konsep Green, Islamic and Modern Building,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pembangunan ini direncanakan dimulai pada 1 September 2015, dan diharapkan selesai pada Bulan Desember 2016.

Gedung Twin Tower E.6 akan terdiri dari 6 lantai dengan 1 lantai semi basement yang akan digunakan untuk parkir kendaraan mahasiswa. “Gedung kembar ini nantinya akan digunakan sebagai ruang kuliah, laboratorium, ruang seminar, ruang pimpinan-pimpinan Fakultas, dan juga akan terdapat student lounge pada bangunan diantara dua gedung,” tambahnya. Gedung Twin Tower akan dibangun di atas tanah seluas 11.400 m2, dengan tinggi kurang lebih 26 m diatas permukaan tanah dan letaknya akan bersebelahan dengan Gedung E, Fakultas Hukum UMY. Pembangunan gedung Twin Tower E.6 ini ditaksir menghabiskan biaya kurang lebih 50 Miliar rupiah.

Ir. Feriza Soetomo selaku Site Manager pembangunan gedung Twin Tower E6 menambahkan, dalam perencanaan pembangunan gedung Twin Tower, juga diutamakan faktor safety atau keamanan. “Gedung Twin Tower sudah direncanakan untuk dibuat tahan gempa, dengan pembuat perencanaan struktur tahan gempa oleh beberapa dosen UMY,” jelasnya. Dengan konsep bangunan yang unik dan tahan gempa, akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi gedung Twin Tower E.6 UMY.

Pemancangan Tiang Pancang Gedung Twin Tower E.6 disahkan secara simbolis dengan pengeboran tanah oleh Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I UMY, Ir. Gunawan Budiyanto, MP. Dalam acara tersebut hadir pula Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, yang juga merupakan dosen tetap Fakultas ISIPOL UMY. Wakil Ketua BPH UMY menambahkan bahwa besar harapannya, pembangunan gedung Twin Tower ini akan dapat diselesaikan lebih cepat. Hal ini mengingat bahwa tahun depan UMY masih akan menerima beberapa mahasiswa baru lagi, sehingga fasilitas ruang kelas akan sangat dibutuhkan. (Deansa)


UMY Pecahkan Rekor MURI, Ajak 4500 Maba 2015 Untuk Jadi Investor Muda

$
0
0
Rektor UMY terima sertifikat MURI

Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA menerima sertifikat Pemecahan Rekor MURI Investor Reksadana Syari’ah Terbanyak Perguruan Tinggi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali pecahkan rekor MURI, jika sebelumnya rekor MURI ini bukan melibatkan mahasiswa baru, kali ini rekor MURI tersebut melibatkan 4.500 Mahasiswa Baru UMY. Rekor MURI yang berlangsung pada hari Senin (31/8) di Sportorium UMY yang bertepatan dengan Pembukaan Mataf Mahasiswa Baru 2015 menjadi sebuah prestasi yang besar. “Untuk memajukan Indonesia perlu adanya kesadaran diri kita untuk bersikap mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Mandiri menjadi sebuah tantangan bagi kita, misalnya mandiri dalam hal finansial, seperti yang sudah kita lakukan saat ini, bahwa sudah ada 4.500 investor yang sudah masuk dalam pasar modal. Kita perlu memberikan perhatian karena masih banyak masyarakat luas yang tidak mengerti akan pentingnya melakukan Investasi,“ jelas Legowo Kusumonegoro selaku Presiden Direktur PT Manulife Indonesia Asset Managemen Indonesia.

Legowo Kusumonegoro juga berharap bahwa kegiatan ini bukan hanya berhenti di sini saja tetapi bisa dilanjutkan lebih maju lagi. “Karena Indonesia masih banyak membutuhkan tenaga ahli dari kalangan universitas, kalau hari ini Rekor MURI untuk investor saya berharap ke depannya akan ada Rekor MURI dari ahli-ahli Pasar Modal Syariah di UMY. Tentunya ini menjadi sebuah awal yang baik, ketika saat ini kalian sudah menjadi investor maka setelah wisuda kalian akan menjadi seorang investor yang handal. Semoga kegiatan ini menjadi sebuah berkah demi kemajuan bangsa, UMY selalu akan maju seperti slogannya Unggul dan Islami Muda Mendunia yang berakhlak mulia. Pesannya adalah jadilah investor Indonesia, jadilah investor local, jadilah tuan rumah, dan jadilah macan asia,“ himbau Legowo.

Sementara itu, Nicky Hogan selaku Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri pula bagi UMY karena telah memecahkan Rekor MURI “Penciptaan Investor Reksadana Syariah Terbanyak Dalam Satu Perguruan Tinggi”. “Tepat pada hari ini UMY berhasil memecahkan Rekor MURI Reksadana Syariah sebanyak 4.500 investor. Seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Pak Legowo bahwa, investor hari ini tidak lebih dari 500 ribu, kalau ada 4.500 berarti anda semua sudah berperan 1 persennya dari total investor yang ada di ruangan ini,“ terangnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Fauzi Nugroho selaku Kepala Kantor OJK Nugroho bahwa, jika kita lihat data yang ada hanya sekitar 500 ribu dari 250 juta penduduk masyarakat Indonesia yang menjadi investor. Yang perlu ditekankan bahwa, salah satunya karena pasar modal kita masih membutuhkan pengembangan. “Ada beberapa hal yang dilakukan oleh OJK yaitu meningkatkan suplai pada pasar modal, meningkatkan dimennya, dan meningkatkan struktur dari pasar modal itu sendiri. Dengan diadakan Rekor MURI ini maka kita sudah mampu meningkatkan dimennya, “ ungkapnya.

Di sisi lain, para mahasiswa baru UMY mengaku mendapat banyak keuntungan dengan ikut menginvestasikan uangnya. Selain itu, keikutsertaan mereka juga bisa menjadi salah satu cara untuk belajar berinvestasi. “Reksadana sangat penting sebab dapat memberikan kita pengetahuan untuk berinvestasi dan menabung, ketika sedang Inflansi berinvestasi menjadi sangat penting. Selain itu dengan adanya Rekor MURI dan Reksadana ini saya tidak merasa terbebani, bahkan dengan adanya Reksadana ini saya dapat memiliki banyak pengalaman, “ jelas Hana Putri Syaraswati selaku Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi, Jurusan International Program for Islamic Economic and Finance (IPIEF) UMY.

Hal yang sama pun diraskan oleh Faizal Anshor dan Imelda Zamjanah Rahmawati. Menurut keduanya, berinvestasi lewat Reksadana ini bisa menanam keuntungan untuk masa depan, jadi ketika terjadi Inflansi saat ini bahkan jika ke depannya bisa semakin parah lagi, maka mereka sudah mempunyai bekal untuk mengatasinya. “Selain itu dengan berinvestasi maka kita memiliki peluang bagi mahasiswa untuk bisa belajar bagaimana cara berinvestasi. Kita perlu belajar, karena secara tidak langsung kami, khususnya untuk mahasiswa FISIPOL dan FE saat memasuki dunia kerja kita akan menghadapi itu semua, “ terang mereka.

Rekor MURI kali ini bukan hanya Rekor MURI saja namun, melibatkan mahasiswa baru. Karena sebanyak 4.500 Mahasiswa Baru ini juga dibukakan rekening Reksadana Syariah, guna memfasilitasi masyarkat khususnya dikalangan mahasiswa dan civitas akademika, yang ingin memulai investasi di pasar modal Indonesia. Tidak hanya itu saja, Rekor MURI ini juga menjadi inspirasi bagi Perguruan Tinggi lain untuk mendorong insan akademisi ikut berinvestasi di pasar modal, yang nantinya akan meningkatkan jumlah investor domestic.

Ketiga mahasiswa baru itu berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat mendorong mahasiswa untuk berinvestasi dengan Reksadana Syariah ini, jadi bukan hanya terbatas Rekor MURI saja namun, yang terpenting dengan adanya rekor tersebut dapat menyadarkan dan mendorong mahasiswa baru untuk giat berinvestasi untuk masa depan. “Selain itu dengan berinvestasi di Reksadana Syariah kita bisa sukses dan mahasiswa yang lainnya dapat mewujudkan impian-impiannya,” imbuh Faizal Anshor.

170 Orang Tim Kesehatan Diturunkan Pada Mataf UMY Tahun ini

$
0
0

Masa Ta’aruf (Mataf) yang merupakan masa pengenalan kampus bagi mahasiswa baru (maba) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang diselenggarakan sejak tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September tersebut, menggerakkan sebanyak 170 orang tim kesehatan yang akan memantau kondisi kesehatan maba selama mengikuti mataf.

170 orang tim kesehatan tersebut merupakan gabungan dari beberapa organisasi mahasiswa dari bidang kesehatan, seperti TBM (Tim Bantuan Medis), TBO (Tim Bantuan Obat), Mahasiswa Jurusan Keperawatan, dan UKM KSR UMY (Korps Sukarela). Seperti diungkapkan M. Fahri Wildana, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) Tim Kesehatan Mataf ketika ditemui pada Senin (1/9). “Gabungan dari ke empat organisasi kesehatan yang ada di UMY tersebut pada mataf kali ini bekerja pada bidangnya masing-masing, seperti persiapan pada bidang medis, dan obat-obatan,” ungkapnya.

Untuk persiapan telah dilakukan oleh Tim Kesehatan Mataf sejak 3 bulan sebelumnya. “Berbagai persiapan telah kami lakukan yaitu persiapan materi pembekalan bagi tim kesehatan yang diisi oleh pemateri dari pakar medis, simulasi penanganan korban, dan pastinya penyediaan alat-alat penunjang penanganan kesehatan,” tambahnya. Selain persiapan, berbagai fasilitas penunjang alat kesehatan juga turut dipersiapkan, mulai dari ambulance, tabung oksigen, berbagai jenis obat-obatan, maupun tandu penyelamat,. “Kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk memantau kondisi kesehatan maba UMY, dengan menyediakan berbagai fasilitas agar para maba juga merasa aman dan nyaman selama mengikuti mataf,” tambahnya.

Tugas dari tim kesehatan pada mataf tersebut selain sebagai tim pemantau kondisi kesehatan maba, juga sebagai ajang pengenalan organisasi-organisasi yang bergerak pada bidang kesehatan yang dimiliki oleh UMY. “Kami selain bertugas sebagai pemantau kondisi kesehatan maba, kami juga menjadikan kesempatan ini sebagai bentuk pengenalan organisasi kami kepada maba, agar para maba nantinya dapat bergabung dengan tim kesehatan kami,” ucap Fahri.

Fahri juga menambahkan, tim kesehatan tersebut di bagi ke berbagai titik lokasi mataf. “Kami membagi tim kami ke berbagai lokasi yang digunakan selama mataf, dan kami juga berharap para maba untuk kooperatif dengan panitia mataf maupun tim kesehatan jika memang kondisi tubuhnya sedang tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai agenda mataf yang terhitung cukup padat, yaitu dari pagi hingga sore hari untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.

Dekan Fisipol UMY : MABA Fisipol UMY 2015 Adalah Generasi Terbaik

$
0
0

DSC_0051Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyambut dengan sangat antusias kehadiran Mahasiswa Baru Fisipol UMY angkatan tahun 2015. Menurutnya, mereka adalah generasi terbaik karena telah mampu bersaing dengan puluhan ribu lulusan SMA di seluruh Indonesia untuk mendapatkan kesempatan belajar di UMY.

“Saya dengan bangga dan optimis menyampaikan bahwa kalian adalah generasi terbaik. Dari empat puluh ribu lulusan SMA di seluruh Indonesia yang mendaftarkan diri untuk bergabung di UMY, hanya sekitar lima ribu orang yang diterima. Dan Anda semua termasuk dari lima ribu orang itu,” ungkap Ali Muhammad saat menyampaikan sambutannya di hadapan mahasiswa baru Fisipol UMY, dalam kegiatan Masa Ta’aruf mahasiswa Fisipol UMY dan bertempat di lantai dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan, Selasa (1/9).

Menurut Ali, Fisipol UMY memang pilihan tepat untuk dipilih. Karena seluruh program studinya sudah terakreditasi A. “Kami memiliki tiga prodi yang semuanya sudah terakreditasi A, yakni Ilmu Pemerintahan, Ilmu Hubungan Internasional, dan Ilmu Komunikasi. Selain itu juga, dosen-dosen yang mengajar di tiga prodi tersebut banyak yang sudah bergelar Doktor, dan ada pula yang sedang menyelesaikan program doktornya di dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Ali kembali menambahkan, dalam menjawab tantangan global, Fisipol UMY pun sudah memiliki dua program studi yang bertaraf internasional atau Intenational Classes. Kedua prodi tersebut yakni, International Program for Governmental Studies (IGOV) dan International Program of International Relation (IPIREL). “Dan inilah direktur IGOV yang luar biasa. Beliau adalah Dr. Eko Priyo Purnomo, yang baru pulang dari United Kingdom, tempat ‘nongkrongnya’ di Inggris. Beda dengan saya yang sering ‘nongkrongnya’ di Bantul,” imbuh Ali Muhammad Ph.D dengan bercanda, yang juga merupakan lulusan dari salah satu universitas bergengsi di Malaysia.

Adapun kegiatan Mataf Fisipol kali ini bisa dikatakan berbeda dengan Mataf sebelumnya. Hal ini karena Mataf tahun ini lebih terlihat intelek dan meriah dengan nama-nama Kafilah (kelompok) yang mengambil nama-nama Filsuf besar dari Timur maupun Barat, seperti Sir. Muhammad Iqbal, Ibnu Sina, August Comte, dan lain sebagainya.

Hamdan Zoelva:Mahasiswa Baru UMY Harus Punyai Aspek Knowledge, Afektif, dan Psikomotorik

$
0
0

IMG_8710

Mahasiswa merupakan tonggak bagi kemajuan sebuah bangsa, tentu ini menjadi sebuah tantangan bagi mahasiswa untuk bisa memajukkan sebuah bangsa yang dapat bersaing dengan bangsa lainnya. “Jika melihat data dalam indeks kehidupan, Indonesia berada di urutan 86 dari 126 negara, bahkan dalam tingkat Asean saja Indonesia masih di bawah Filipina dan Vetnam. Untuk bisa bersaing dengan bangsa lain, maka kita memerlukan modal. Modal yang sangat penting adalah dengan 3 aspek, pertama, aspek knowledge, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek tersebutlah yang perlu dikembangkan dalam dunia kemahasiswaan,“ terang Hamdan Zoelva, S.H. M. H selaku mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia saat menjadi pembicara dalam Mataf FISIPOL UMY 2015 yang mengambil tema “Merekonstruksi Budaya Keilmuan Sebagai Tonggak Kebangkitan Bangsa” pada hari Selasa (1/9) di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan UMY.

Hamdan melanjutkan, dunia pelajar dan kemahasiswaan itu berbeda, ketika menjadi pelajar kita hanya menerima namun, dalam dunia kemahasiswaan seseorang harus mengembangkan apa yang sudah diberikan. Pada aspek knowledge misalnya, saat ini untuk mendapatkan ilmu pengetahuan kita akan mudah mengaksesnya tanpa harus mendengarkan dosen atau belajar dari diktat yang diberikan oleh dosen. “Karena kemajuan teknologi, kita bisa mengakses pengetahuan dari internet, mahasiswa bisa belajar mandiri dengan teknologi yang canggih. Kita bisa dengan mudah mengakses buku melalui pepustakaan online, dan lain-lainnya. Ilmu pengetahuan itu sama dengan mencari kebenaran, jadi siapa yang rajin maka mereka bisa menemukan sebuah kebenaran. Ada dua hal yang penting dalam aspek knowledge ini yaitu Transfer of Knowledge dan Inovasi of Knowledge, dengan begitu negara Indonesia bukan hanya mampu bersaing namun juga dapat diakui dan dihargai oleh negara lain, “ lanjutnya.

Selain aspek knowledge, aspek afektif juga tak kalah penting dalam dunia kemahasiswaan, di mana aspek afektif ini meliputi moral dan karakter. “Sebagai mahasiswa FISIPOL UMY tentunya kalian perlu membangun karakteristik islam yang ada dalam UMY. kalau orang pintar tanpa memiliki moral sama saja mereka pincang, karena mereka tidak punya ilmu yang berpegangan pada moral atau karakteristiknya. Dalam dunia politisi, maka kalian akan termasuk orang yang cerdas dan curang. Masing-masing negara itu mempunyai karakteristik dan nilai yang berbeda-beda. Itu pula yang harus dipegang oleh bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang maju dan besar, “ paparnya.

Hampir sama dengan aspek afektif, jelasnya lagi, bahwa aspek psikomotorik merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa baru UMY. Ketika kita sudah memiliki ilmu pengetahuan yang baik tentu sangat disayangkan jika kita tidak bisa menerapkannya dengan baik pula, sesuai dengan hadist bahwa ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yag tidak berbuah. Untuk itu sebagai mahasiswa harus mampu merencanakan dan mendesign apa-apa saja yang perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti beberapa organisasi kampus. Karena dengan mengikuti organisasi kampus maka kita dapat melatih kepemiminan dan mengatur waktu dengan baik. Dengan begitu, maka mahasiswa dapat berproses untuk menjadikan Indonesia sebuah negara yang maju.

Dalam memajukkan sebuah bangsa, mahasiswa bukan hanya berperan pada baru-baru ini saja, namun peran mereka juga berpengaruh pada saat memerdekakan sebuah bangsa. “Jika kita flashback ketika merebut kemerdekaan saat itu, mahasiswalah yang dapat membuat konsep dan menggerakkan bangsa untuk menjadikan bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang merdeka. Saya berpesan bahwa ketiga aspek itu harus ada diri pada mahasiswa UMY dan ditanamkan pada diri kalian, dengan begitu para mahasiswa UMY dan alumninya pun memiliki peran demi kemajuan bangsa Indonesia, “ pesannya. (Ica)

 

 

 

American Corner UMY adakan Lomba Spelling Bee tingkat SMA Se-Jogja

$
0
0

IMG_8828Mengawali kegiatan semester gasal tahun ajaran 2015/2016, American Corner Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan lomba Spelling Bee 2015 pada Rabu (2/9). Spelling Bee 2015 merupakan lomba mengeja kata dalam bahasa Inggris, huruf per huruf dalam pengucapan bahasa Inggris yang benar. Spelling Bee 2015 ini khusus diikuti oleh siswa kelas 11 tingkat SMA/SMK dan sederajat. “Kegiatan lomba ini terselenggara atas dukungan penuh dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Jadi para peserta lomba tidak dipungut biaya apapun,” terang Putut Ardianto,S.Pd.,M.Pd selaku ketua penyelenggara Spelling Bee 2015.

Ia juga menambahkan, sejak disebarkannya pengumuman tentang lomba yang diadakan di pelataran lantai dua gedung D UMY ini, banyak para siswa dan siswa SMA yang menunjukkan minat untuk berpartisipasi. Hal ini terbukti dari jumlah pendaftar yang melebihi jumlah 70 orang dari seluruh SMA/SMK sederajat se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Namun karena kami tidak dapat menerima semua pendaftar, maka hingga pada saat technical meeting, kami hanya mampu menerima 55 orang dari total keseluruhan pendaftar. Sedangkan pada hari ini, yang melakukan registrasi ulang hanya 47 siswa dari total 17 SMA/SMK,” jelas Putut.

Ia menjelaskan bahwa American Corner sangat mengapresiasi akan minat para siswa SMA dalam lomba Spelling Bee tahun ini. Namun sangat disayangkan bahwa jumlah peserta harus dibatasi karena terkait faktor jumlah wordlist (daftar kata) yang dilombakan hanya terbatas 50 kata saja. “Karena jumlah wordlistnya sudah ditentukan langsung dari Kedubes Amerika sejumlah 50 kata saja, jadi jumlah peserta juga harusw dibatasi di kisaran itu. Selain itu peserta dibatasi juga karena faktor waktu. Satu orang peserta diberikan waktu dua menit untuk mengeja. Jika semua pendaftar diterima, maka jumlah waktu menjadi tidak efisien,” tambahnya.

Dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini juga menyebutkan pada saat technical meeting para peserta telah diberi tahu, bahwa kumpulan kata yang akan dilombakan diambil dari kamus “Merriam Webster’s Collegiate Dictionary, Eleventh Edition”. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan para peserta dalam mempelajari kosa-kata yang akan dilombakan.

Selaku direktur American Corner UMY, Puthut juga menyebutkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud untuk memperkenalkan keberadaan American Corner yang terletak di UMY, penggunaan American English serta budayanya. “Selain itu, diselenggarakannya Spelling Bee 2015 di UMY juga akan menjadi media promosi tersendiri bagi UMY, karena para siswa SMA dapat melihat langsung kampus terpadu UMY,” tuturnya.

Dalam lomba Spelling Bee 2015 ini, diambil satu orang pemenang yang akan mewakili D.I. Yogyakarta dalam lomba Spelling Bee tingkat Nasional yang akan diselenggarakan oleh Kedubes Amerika di Jakarta pada tanggal 22 September mendatang. “Hari ini secara serentak, seluruh American Corner yang ada di Indonesia mengadakan lomba Spelling Bee 2015. Dan yang menjadi pemenang dan akan mewakili Yogyakarta adalah Atiya Nahda Fadilla dari SMA N 4 Yogyakarta,” tambah Putut. Sedangkan selain juara 1, juga dipilih Runner Up 1 yaitu Halida Damayanti dari SMA N 3 Yogyakarta. (Deansa)

Seorang Pemimpin Harus Visioner dan Berkarakter

$
0
0

IMG_8791Visi kepemimpinan nasional menduduki porsi yang sangat penting dalam mempengaruhi keberhasilan suatu negara. Visi merupakan suatu pernyataan yang berisi arahan yang jelas tentang apa yang harus diperbuat organisasi atau negara di masa yang akan datang. Karena itulah, jika ingin menjadi seorang pemimpin, maka harus menjadi pemimpin yang visioner dan berkarakter. Hal tersebut dikemukakan oleh M. Afnan Hadikusumo, yang merupakan anggota DPD RI Perwakilan Provinsi DIY, selaku pembicara dalam acara Masa Ta’aruf (Mataf) Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (2/9).

Afnan mengungkapkan, seorang pemimpin itu memang harus visioner. Sebab menurutnya, visi yang jelas dalam suatu kepemimpinan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi, mampu menumbuhkan komitmen aparatur serta rakyatnya terhadap pekerjaan, dan mampu memupuk semangat untuk bekerja. Hal ini karena menumbuhkan rasa kebermaknaan di dalam kehidupan kerja aparatur, dan menjembatani keadaan organisasi masa sekarang dan masa depan, bagi sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting. “Satu cara yang mudah untuk melakukan visualisasi terhadap visi adalah dengan cara membayangkan apa yang kita inginkan untuk dicapai suatu organisasi di masa yang akan datang, dengan memiliki visi, pemimpin yang berada dalam suatu misi akan bersama-sama dengan timnya untuk berjuang sekuat tenaga dalam mencapai tujuan organisasinya,” ungkapnya.

Sejatinya, lanjut Afnan lagi, sebuah visi dengan sendirinya tidak dapat menciptakan pemimpin, namun pemimpin yang mempunyai visi dan memiliki kemampuan mengkomunikasi-kannya yang akan dapat mengembangkan banyak pemimpin baru untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam organisasi. “Setiap pemimpin memiliki tantangan dan masalahnya sendiri meskipun tantangan atau masalah tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi rangkaian masa lalu dan juga masalah saat ini yang harus dipecahkan sekarang. Seorang pemimpin memang ditakdirkan untuk memecahkan masalah, makanya seorang pemimpin harus mau dan berani melakukan tindakan untuk memecahkan masalah, selain itu seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berfikir sistemik,” imbuhnya.

Selain itu, seorang pemimpin menurut Afnan juga haruslah memiliki karakter yang kuat dalam dirinya. Karena kepemimpinan, pada hakekatnya adalah sebuah proses yang akan membentuk seorang pemimpin dengan karakter dan watak yang jujur terhadap diri sendiri (integrity), bertanggungjawab (compassion), memiliki pengetahuan (knowledge), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dengan orang lain (confidence), dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication). “Kepemimpinan itu juga sebuah proses yang dapat membentuk pengikut (follower) yang didalamnya untuk patuh kepada pemimpin. Selain itu seorang pemimpin juga harus memiliki pemikiran kritis, inovatif, dan jiwa independen,” tambahnya.

Afnan kembali menambahkan, rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin yang bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya, sehingga dapat mempengaruhi orang lain mengikuti kehendaknya secara sadar dan ikhlas. “Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang, dan kepemimpinan itu lahir dari proses internal,” tutupnya. (adm)

Kebijakan Luar Negeri Berpengaruh Juga Pada Siapa Pemimpinnya

$
0
0

IMG_8864Tugas seorang diplomat tidaklah mudah, ada beberapa tantangan yang harus dilakukan, salah satunya menentukan kebijakan luar negeri. Tentunya kebijakan luar negeri ini berganti setiap kepemimpinannya berganti. Hal inilah yang dilakukan pada pemerintah SBY dan Jokowi, di mana dalam kepemerintahannya keduanya memiliki perbedaan dalam menentukan kebijakan luar negri. “Apabila dilihat dalam aspek operasional, pada era SBY prinsipnya adalah “A Million Friends and Zero Enemies”, dalam aspek orientasi adalah Internationalism, aspek pendekatan adalah moderat dan toleran, dan pada aspek isu adalah politik dan demokrasi. Sedangkan pada era Jokowi pada aspek operasional adalah “Down to Earth Diplomacy”, aspek orientasi adalah “People Oriented”, aspek pendekatan adalah tegas dan martabat, dan aspek isu adalah ekonomi kerakyatan yang berbasis maritim. Artinya, bahwa pada era SBY lebih soft karena lebih merangkul dengan negara-negara lain, sedangkan pada era Jokowi lebih mengutamakan hal-hal untuk kepentingan rakyat,“ jelas Salman Al Farisi selaku mantan Dubes Uni Emirat Arab saat menjadi pembicara dalam Masa Ta’ruf (Mataf) Hubungan Internasional 2015 pada hari Rabu (2/9) di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Meskipun keduanya memiliki perbedaan, lanjutnya, namun, yang terpenting adalah bahwa keduanya masih menerapkan kebijakan politik dan bebas aktif, di mana setiap keduanya menetukan sebuah kebijakan tidak ada interfensi atau pengaruh dari bangsa lain, itulah yang perlu ditegaskan. “Selain itu saya menganggap bahwa tidak ada yang buruk ataupun jelek karena mereka pasti punya tujuan masing-masing dalam memimpin bangsanya. Lagipula yang berbeda di sini hanya konteksnya saja, jadi tidak masalah, “ lanjutnya.

Tentunya dengan adanya perbedaan ini, kebijakan luar negeri yang dibangun tetap saja menuai banyak kritik dari beberapa negara. “Meskipun kita tetap menerapkan kebijakan yang bebas aktif namun, tetap saja ada kritik, ada yang menganggap bahwa kebijakan yang ada saat ini membuat Indonesia lebih tertutup di mana tidak terlalu memikirkan kepentingan internasional. Karena sudah saya jelaskan tadi bahwa kebijakan luar negri di era Jokowi lebih mementingkan keputusan rakyatnya,“ ujarnya.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam memproses atau menentukan sebuah kebijakan luar negeri, antara lain yaitu secara ideologis dan lingkungan yang mempengaruhi ketika pemerintahan terbentuk. “Secara ideologis, Indonesia memiliki ragam budaya dan etnis, dan akhirnya dari ideologis tersebut terbentuk Pancasila. Karena kebijakan luar negeri berpijak pada Indonesia, oleh karena itu dalam menentukan kebijakan tetap berdasarkan negara dan ideologinya. Yang tak kalah penting adalah keberpihakan suatu negara, di mana negara harus hadir. Artinya dalam menentukan sebuah kebijakan luar negeri banyak yang berperan,“ terangnya.

Selain kedua poin tersebut ada beberapa hal yang harus ditekankan juga, pada era Jokowi ini ada 4 hal lain yang ditekankan yaitu, kedaulatan, diplomasi ekonomi, perlindungan warga negara, dan peningkatan partisipasi aktif dan peran kepemimpinan RI dalam Forum Multilateral. “Dalam hal kedaulatan, Indonesia merupakan negara yang hampir 60 persennya adalah lautan, untuk itu perlu adanya kebijakan terkait dengan perbatasan. Untuk itu kita perlu mempertahankan kedaulatan kita dan menjaga lingkungan kita agar tidak terganggu, “ terangnya.

Berbeda lagi jika berbicara tentang diplomasi ekonomi. Dalam hal ini seorang diplomat tidak hanya melakukan promosi terkait budaya Indonesia saja. Namun, juga harus bisa mempengaruhi orang lain untuk bisa meningkatkan pertumbuhan bangsa. Seperti contoh bahwa, penurunan pertumbuhan di Indonesia terkait dengan penurunan infrastruktur, untuk itu saat ini yang harus lebih ditingkatkan lagi adalah infastrukturnya. Karena itu sangat penting untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia.

Hal yang tak kalah penting adalah tentang perlindungan WNI dan badan hukum Indonesia, lanjut Salman lagi. Dalam hal ini yang lebih ditingkatkan adalah perlindungan WNI ketika berada di luar negri. “Dalam hal ini seorang diplomat harus ada setiap terjadi sebuah konflik di suatu negara, seorang diplomat harus ada ditengah-tengah mereka. Jadi, ketika terjadi konflik, seorang diplomat harus mencari solusi untuk menyelamatkan mereka. Misalnya ketika terjadi bencana gempa di Nepal, di mana kita harus menyelamatkan mereka. Ketika Disaster Managemen Muhammadiyah menurunkan beberapa orangnya untuk turut membantu, dan sampai akhirnya 26 WNI berhasil diselamatkan sampai pulang ke Indonesia,“ jelasnya.

Selain sebuah perlindungan WNI jelasnya lagi bahwa, Indonesia dituntut untuk ikut berperan aktif dalam forum-forum internasional. “Misalnya ketika Indonesia masuk dalam forum G20, G20 adalah komunitas beberapa negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia dan Indonesia masuk dalam forum tersebut. Dengan berperan di forum-forum Indonesia maka, Indonesia akan diakui oleh negara lain dan ikut berpartisipasi dalam kemajuan sebuah bangsa di mata dunia, “ papar Salman lagi.

Akan tetapi, imbuh Salman lagi, dengan semakin banyaknya konflik atau isu yang terjadi di beberapa negara tentunya ini menjadi sebuah tantangan yang berat bagi para calon diplomat. “Karena menjadi diplomat itu tidak mudah maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, salah satunya dengan mengubah kerangka berfikir kita, karena pemikiran seorang mahasiswa juga merupakan sebuah input kemajuan bangsa, untuk itu banyak hal yang perlu dipersiapkan. Kalian bisa memulainya hari ini dengan mempelajari isu-isu yang terjadi, intinya seorang mahasiswa harus membangun rasa penasaran. Karena dengan begitu kita bisa belajar dari isu-isu yang terjadi pada bangsa lain,“ pesannya. (Ica)


11 Mahasiswa Asing UMY ikuti Induksi Pengenalan Kampus

$
0
0

IMG_8914Selain menerima mahasiswa yang berasal dari Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga menerima beberapa mahasiswa asing yang mengikuti program pertukaran pelajar maupun pendidikan penuh tingkat sarjana (S1) di UMY. Dikarenakan faktor bahasa yang susah dimengerti oleh para mahasiswa asing, maka mahasiswa asing diperkenankan untuk tidak mengikuti masa ta’aruf untuk mahasiswa baru UMY. Namun sebagai gantinya, para mahasiswa asing mengikuti program Induksi yang berisi tentang pengenalan kampus UMY dan lingkungannya, pengenalan kota Yogyakarta dan pengenalan terhadap Indonesia sendiri.

Program Induksi mahasiswa asing diselenggarakan oleh Biro Kerjasama UMY yang dilaksanakan pada Kamis (3/9) di Ruang Sidang Hubungan Internasiaonal gedung E. Dalam program induksi ini, diikuti oleh sebelas mahasiswa asing yang baru akan mengikuti perkuliahan di UMY, dari total 12 mahasiswa asing baru. Kedua belas mahasiswa tersebut antara lain berasal dari China, Thailand, Korea Selatan dan Timor Leste.

Selaku Kepala Urusan Mahasiswa Internasional di Biro Kerjasama, Idham Badruzaman,S.IP, M.A. mengungkapkan bahwa Biro Kerjasama UMY akan siap membantu para mahasiswa asing yang ada di UMY apabila mengalami kebingungan selama mereka tinggal di Yogyakarta. “Karena Indonesia tidak memiliki student visa untuk mahasiswa asing, maka akan sangat beresiko jika ada mahasiswa asing yang pergi sendirian tanpa sepengetahuan orang lain,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa Biro Kerjasama UMY selain bertugas untuk membantu para mahasiswa asing dalam masalah pengurusan visa dan urusan perkuliahan, Biro Kerjasama juga dapat membantu para mahasiswa asing yang ingin melakukan perjalanan wisata di sekitar kota Yogyakarta, dengan biaya tetap ditanggung oleh para mahasiswa.

Dua belas mahasiswa asing baru yang ada di UMY terdiri atas empat orang mahasiswa asal Sun Moon University, Korea Selatan dengan program pertukaran pelajar selama satu tahun, empat mahasiswa asal SIAS University, Tiongkok dengan program pertukaran pelajar selama satu semester, dan 3 mahasiswa asal Thailand dan 1 mahasiswa asal Timor Leste dengan program penuh. Selain belajar di kelas, para mahasiswa asal China dan Korea Selatan juga diminta untuk menampilkan pertunjukan budaya asal negara mereka dalam acara SEA-Katen yang diselenggarakan oleh UKM Bahasa Inggris UMY pada pertengahan September mendatang.

Para mahasiswa asing akan memulai kuliah pada 7 Spetember mendatang, oleh karenanya sebelum memasuki dunia perkuliahan, mereka juga diperkenalkan dengan satu sama lain dan dunia perkuliahan di UMY. Dalam induksi mahasiswa asing disebutkan bahwa mahasiswa UMY tidak hanya mengikuti program perkuliahan didalam kelas saja, namun juga di UMY terdapat beberapa organisasi mahasiswa yang juga dapat diikuti oleh para mahasiswa asing. “Organisasi mahasiswa ekstrakulikuler tersebut antara lain ada klub musik, karate, fotografi, basket, dan lain sebagainya. Jika mahasiswa asing hendak mengikuti UKM apapun di UMY, tetap dipersilahkan” terang Fahrizal Ramadhan,S,IP, salah satu staff Biro Kerjasama UMY.

Salah satu staff Biro Kerjasama lainnya, Gesta F. Nurbiansyah, S.IP. juga menyebutkan bahwa selama mengikuti kegiatan di UMY, para mahasiswa asing bertempat tinggal di UNIRES Putri. Ia juga berharap bahwa dengan kehadiran mahasiswa asing di UMY, maka UMY akan semakin menemukan tempat di dunia Internasional khusunya dengan melakukan kerjasama dengan universitas asing. “Selain itu, dengan hadirnya mahasiswa asing, diharapkan di UMY ini akan semakin terasa lingkungan internasional-nya dan dapat memotivasi mahasiswa UMY lainnya,” akhirnya. (Deansa)

Sebagai Wujud Pembentukan Karakter Keislaman , UMY Adakan OSDI Bagi Maba

$
0
0

IMG_8805(2)Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang merupakan bagian dari amal usaha Muhammadiyah, bukanlah sebuah lembaga pendidikan biasa, melainkan lebih dari itu, UMY adalah instrument dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai wujud pembentukan karakter instrument dakwah bagi mahasiswa baru (maba) UMY yang pada tahun ini berjumlah 5.154 orang, UMY mengadakan Orientasi Dasar Islam (OSDI). Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa baru memiliki keyakinan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar sesuai dengan fitrah manusia dan berkomitmen untuk menggembleng diri menjadi muslim yang ideal. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. M. Khaeruddin Hamsin, Lc, MA, selaku Kepala LPPI (Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam) ketika membuka acara OSDI pada Kamis (3/9) di Sportorium UMY.

Khaeruddin menjelaskan, nilai dan ajaran Islam harus mewarnai dan membentuk segala kegiatan akademis di kampus, sehingga tercipta atmosfir keilmuan dan ketakwaan yang sama kondusifnya, dengan demikian diharapkan UMY dapat menjadi rahim tempat lahirnya peradaban Islam yang bertumpu pada pilar-pilar ketakwaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, atas hal itu perlu di adakan kegiatan OSDI. “Bentuk pembinaan yang kami lakukan melalui kegiatan OSDI ini merupakan tahap awal pembinaan mahasiswa baru UMY. Sebagai proses pengkaderan tahap awal dengan waktu singkat, materi yang diberikan kepada mahasiswa bersifat umum, dan mencakup aspek-aspek fundamental yang mereka butuhkan,” ungkapnya.

Sebagai sebuah orientasi, materi pertama OSDI dimulai dari persoalan paling asasi dalam kehidupan beragama, yakni alasan rasional mengapa memilih suatu agama, dalam hal ini Islam. Dengan materi ini diharapkan sikap keberagaman peserta meningkat, dari sekedar mengikuti agama orang tua menjadi beragama berdasarkan pertimbangan pengetahuan, sehingga menjadi suatu keyakinan yang kuat. “Materi mengenai pengenalan Islam penting diberikan kepada mahasiswa baru, mengingat mereka juga mulai memasuki kehidupan kampus dimana kekritisan dan rasionalitas dijunjung tinggi,” tambah Khaerudin.

Perbedaan yang terjadi pada OSDI tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ujar Khaeruddin, yaitu para mahasiswa baru dikembalikan ke Fakultas dan Jurusan masing-masing dan untuk materi pembekalan OSDI sepenuhnya akan diberikan kepada masing-masing Fakultas. Hal ini bertujuan agar Fakultas dan Jurusan mengikuti perkembangan pemahaman Islam mahasiswa dan memiliki keberlanjutan untuk pendampingan setelah dari kegiatan OSDI ini. “Kami dari LPPI pada tahun-tahun sebelumnya yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk kegiatan OSDI ini, namun pada tahun ini kami menyerahkan kepada Fakultas dan Jurusan untuk turut memberikan pendampingan dalam kegiatan OSDI, dan pastinya tidak terlepas dari pantauan LPPI. Dikarenakan pembekalan untuk mewujudkan pembentukan karakter keislaman tidak hanya sampai pada OSDI, melainkan akan diagendakan pendampingan baca al-quran, KIAI (Kuliah Intensif Al-Islam), dan PAI (Pendidikan Agama Islam), yang tentunya sangat memerlukan peran serta Fakultas dan Jurusan,”ungkapnya.

Khaeruddin juga menambahkan, perbedaan OSDI yang ada pada tahun ini juga berkaitan dengan tes baca al-Qur’an. Jika pada tahun-tahun sebelumnya tes baca al-Qur’an ini baru dilakukan setelah pembekalan OSDI usai, maka untuk tahun ini tes baca al-Qur’an tersebut telah dilakukan sebelum OSDI, tepatnya pada saat mahasiswa baru tersebut telah melakukan registrasi ulang. “Jadi, setelah calon mahasiswa baru itu sudah melakukan registrasi ulang, pada hari itu juga kami meminta mereka untuk melakukan tes baca al-Qur’an. Tes baca al-Qur’an ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan mereka dalam mengenal huruf-huruf hijaiyah dan membaca al-Qur’an. Hingga saat ini sudah ada 4845 mahasiswa baru yang telah melakukan tes baca al-Qur’an dan kami juga sudah memperoleh hasil placement test bacaan al-Qur’an mereka,” ujarnya.

Test baca al-Qur’an yang dilakukan di awal tersebut menurut Khaeruddin juga bertujuan untuk memudahkan pihak universitas dalam memberikan pendampingan pada mahasiswa baru. Dengan pelaksanaannya yang dilakukan di awal tersebut, bagi mahasiswa baru yang sudah berhasil mendapatkan nilai A maka akan langsung mendapatkan Syahadah atau bukti bahwa mereka telah lulus ujian baca al-Qur’an. Syahadah tersebut pun akan berlaku bagi sampai mereka akan melakukan pendadaran atau ujian skripsi. “Jika pada tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa yang akan melakukan pendadaran harus melakukan tes baca al-Qur’an dulu untuk mendapatkan syahadah sebagai persyaratan mengikuti pendadaran, maka mulai tahun ini mahasiswa baru yang sudah lulus tes bisa langsung mendapatkan syahadah tersebut. Dan saat mereka akan mengikuti pendadaran, tidak perlu tes lagi. Hal ini tentunya akan memudahkan kami serta mahasiswa itu sendiri. Hanya bagi mahasiswa baru yang belum lulus tes baca al-Qur’annya akan kami beri pendampingan sampai mereka bisa membaca al-Qur’an dengan baik. Kami ingin agar mereka yang awalnya belum bisa membaca al-Qur’an atau yang awalnya hanya mendapatkan nilai E bisa meningkat mendapatkan nilai A setelah kami bimbing,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Rizal Yaya SE., M.Sc., Ak, CA selaku pemateri pada OSDI terkait materi mengenai Islam Sebagai Pilihan Hidup menjelaskan, bahwasannya yang membuat Islam menguasai peradaban pada saat ini yaitu disebabkan oleh karakteristik Islam itu sendiri yang kuat. Karakteristik tersebut meliputi, Insaaniyah (sesuai dengan manusia), Rabbaniyah (Ketuhanan), Syumuliyah (Universal), dan Washabiyah (seimbang). “Kita mempunyai konsep ketuhanan, dan hanya mengenal Allah SWT sebagai tuhan, hal tersebut yang membuat kita yakin sebagai umat muslim, dan Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah dirancang oleh Allah untuk mengatur hidup manusia demi terciptanya kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat,” ungkapnya.

Ditambahkan Rizal, untuk menuju kepada Allah SWT, maka manhaj (metode) yang digunakan haruslah manhaj rabbani, yang murni bersumber dari Allah dan dirisalahkan kepada Rasul-Nya yang terakhir Nabi Muhammad SAW. “Hanya Al-Quran satu-satunya kitab suci dari Allah yang masih terpelihara dari perubahan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, dan kesucian Al-Qur’an dapat terjaga karena memang ada jaminan penjagaan dari Allah,” tutupnya.

UMY Kembali Mengadakan Learning Express dan KKN Internasional

$
0
0

IMG_8831Sebagai wujud kampus muda dan mendunia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyelenggarakan kegiatan program Learning Express Singapore Polytechnic dan KKN Internasional periode 6 – 19 September 2015. Sebanyak 60 orang mahasiswa yang terdiri dari Singapore Polytechnic (SP), Kanazawa Institute of Tecnology (KIT) Jepang, UPN Veteran, dan UMY akan mengikuti 2 program KKN yang bertemakan“Wash Management” dan “Perment Salak” yang akan diselenggarakan di Desa Kaliabu dan Kembang Arum.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Slamet Riyadi, ST., MT., Ph.D, selaku wakil dekan Fakultas Teknik dalam membuka acara Opening Ceremony Learning Express dan KKN Internasional yang diselenggarakan pada Senin (7/9) bertempat di Mini Teater Gedung D lantai 4 kampus terpadu UMY.

Selamet mengatakan, tujuan diadakannya Learning Express dengan menggaet Singapore Polytechnic tersebut merupakan bentuk transfer ilmu internasional bagi mahasiswa UMY. “Diharapkan dengan diadakannya kegiatan Internasional ini, mahasiswa UMY mendapatkan ilmu baru dari berbagai hal, salah satunya yaitu belajar mengenai kultur budaya negara lain,” ungkapnya.

Pada tahun ini untuk keenam kalinya UMY mengadakan Learning Express dan KKN Internasional, dan kegiatan tersebut tidak hanya di adakan di UMY saja, melainkan sebelumnya UMY juga turut mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan serupa ke berbagai negara, dan antusias mahasiswa UMY yang mengikuti kegiatan tersebut semakin bertambah setiap tahunnya. “Alhamdulillah ditahun ke 6 terselengaranya kegiatan ini partisipasi mahasiswa asing, dan mahasiswa UMY khususnya semakin bertambah, dan mendapatkan respon yang positif dikalangan mahasiswa UMY,” tambahnya.

Selain sebagai wujud transfer ilmu, kegiatan KKN Internasional ini dapat melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dan terjun secara langsung ke masyarakat untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan masyarakat. “Melalui program yang akan diselenggarakan nanti, diharapkan mahasiswa dapat membantu dan memberikan pendampingan kepada masyarkaat terkait isu atau program yang akan dilaksanakan dengan cukup baik,” ungkap Slamet lagi.

Kegiatan yang akan berlangsung selama 1 bulan tersebut turut diisi pula dengan pembekalan workshop design thinking, yang merupakan materi terkait bagaimana sikap dan perilaku mahasiswa yang harus dilakukan selama bermasyarakat. “Sebelum diterjunkan ke masyarkakat, peserta akan diberi pembekalan materi terkait persiapan mental, sikap, serta perilaku, yang kami agendakan dalam workshop design thinking, dan akan diisi oleh pembicara yang telah handal dalam bidang sosial kemasyarakatan,” ujar Richo selaku perwakilan dari panitia penyelenggara Learning Express dan KKN Internasional.

Komentar terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut turut disuarakan oleh Tan Jun Yuan, yang merupakan mahasiswa Singapore Polytechnic Jurusan Teknik Elektro. “Saya sangat senang sekali dapat terlibat langsung dalam acara ini, selain untuk mencari ilmu dan persahabatan antar negara, saya harap nantinya program yang akan kami lakukan di masyarkat dapat disambut dengan baik, serta permasalahan yang selama ini didapatkan di masyarakat dapat teratasi dengan kehadiran kami,” tuturnya. (adm)

Selalu Bertransaksi dengan Rupiah dapat Membantu Peningkatan Nilai Rupiah

$
0
0

IMG_8844Pergerakan rupiah dari awal tahun 2015 hingga sampai saat ini masih mengalami depresiasi. Tidak ada kepastian yang jelas dari pemerintah terkait kenaikan harga rupiah untuk dolar yang setiap waktunya dapat berubah dengan cepat. Hal tersebut dapat berimbas pada beberapa pihak yang menjadi lebih gemar menjadikan dolar sebagai mata uang saat bertransaksi. Namun pada hakikatnya, bertransaksi dengan menggunakan dolar dapat berimbas pada pemerosotan nilai tukar rupiah yang lebih mendalam.

“Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya selalu bertransaksi dengan mata uang rupiah untuk dapat kembali menguatkan nilai tukar rupiah,” jelas Lilies Setyartiti,S.E.,M.Si, dosen Fakultas Ekonomi UMY dalam Diskusi Publik bertemakan “Pelemahan Nilai Tukar Rupiah dan Ancaman Krisis bagi Perekonomian Indonesia” pada Selasa (8/9) di Ruang Kelas IPIEF A Gedung E lantai 2. Masih banyak masyarakat Indonesia tingkat atas yang gemar bertransaksi menggunakan dolar daripada menggunakan rupiah. Lilis mengatakan hal tersebut dikarenakan masyarakat tingkat atas merasa aman menggunakan dolar karena dolar tidak mudah terombang-ambing seperti yang terjadi pada mata uang lainnya.

Namun aksi demikian yang justru akan semakin memperburuk merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan merosotnya nilai tukar rupiah sendiri, Lilis menyebutkan, juga akan berimbas pada pemilik usaha yang mengandalkan sistem impor. “Pihak yang akan sangat merugi adalah pengimpor bahan mentah yang kemudian dijadikan barang riil dan dipasarkan di dalam negeri. Contohnya pengusaha tempe yang mengimpor kedelai,” terang Lilis.

Nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan tidak dapat diduga juga merupakan akibat dari sistem ekonomi Indonesia yang “Floating” atau mengambang, sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam nilai tukar rupiah terhadap dolar. “Sedangkan 70% dari pasar di Indonesia dikuasai oleh pihak asing. Sehingga ketika rupiah melemah, juga dapat berimbas pada perginya para investor-investor asing dari pasar Indonesia yang dapat menyebabkan pasar Indonesia menjadi ambruk,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengembangkan Sumber Daya Manusianya dalam sektor Investasi pula.

Hal ini serupa dengan yang disampaikan oleh Hafid Khoir Maulana, seorang ekonom muda UMY, bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat didukung dengan konsumsi produk lokal. “Masyarakat Indonesia itu memiliki sifat konsumtif. Namun apa yang dikonsumsi lebih banyak merupakan produk impor yang dapat melemahkan produk lokal,” ungkapnya. Produsen Indonesia seharusnya lebih dapat mengembangkan kualitas produk dalam negeri sehingga tidak kalah saing dengan produk asing. Sedangkan Konsumen Indonesia seharusnya juga dapat membantu dengan mengkonsumsi produk dalam negeri.

“Masyarakat Indonesia memang sudah memberdayakan ekspor. Namun yang kebanyakan diekspor adalah barang mentah, sedangkan yang diimpor adalah barang jadi. Sedangkan harga ekspor barang mentah tentunya lebih murah dibandingkan dengan harga barang jadi yang diekspor,” jelas Hafid. Hal tersebut yang kemudian menjadikan ekspor Indonesia tidak terlalu memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi Indonesia. (Adam;Deansa)

UMY Kembali Adakan Student Fair

$
0
0

IMG_9005Untuk menampung aspirasi mahasiswa dan sebagai wadah kegiatan mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mempunyai berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yang kemudian menjadi sebuah wadah untuk mengembangkan kemampuan bagi setiap mahasiswa dalam bidang non akademik. Sebagai bentuk pengenalan berbagai Lembaga Kemahasiswaan dan UKM tersebut kepada mahasiswa baru (maba), UMY mengadakan Student Fair 2015 yang pada tahun ini mengangkat tema “Kebudayaan Nusantara”. Acara tersebut juga sebagai ajang promosi bagi UKM dan BEM kepada mahasiswa baru, kegiatan yang akan berlangsung sejak tanggal 10 September sampai dengan 12 September tersebut bertempat di Plaza Bintang UMY.

Pembukaan acara ini dilangsungkan pada Kamis (10/9) yang dibuka secara langsung oleh Prof. Dr Bambang Cipto, MA, selaku rektor UMY. Dalam sambutannya Prof. Bambang mengungkapkan, dengan diselenggarakannya Student Fair yang ke 3 ini diharapkan dapat dimanfaatkan mahasiswa baru dengan baik, karena pada dasarnya aktifitas mahasiswa di kampus tidak hanya menuntut ilmu atau belajar, namun juga mengikuti berbagai organisasi dan lembaga kemahasiswaan yang dapat membantu mahasiswa dalam melakukan pengembangan diri.

“Saya berharap rekan-rekan mahasiswa dapat terjun mengikuti berbagai organisasi dan kelembagaan mahasiswa yang dimiliki oleh UMY, karena dengan mengikuti kegiatan tersebut mahasiswa akan dapat melatih kepemimpinan dan bersosialisasi,”ungkapnya. Ditambahkan Prof. Bambang, persiapan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia pekerjaan nantinya setelah lulus dari kuliah salah satunya yaitu dengan mengikuti organisasi, karena dengan mengikuti organisasi, mahasiswa dapat melatih manajemen waktu, dan sebagai wujud persiapan mental dalam menghadapi dunia kerja nantinya. “Menjadi mahasiswa tidak hanya kuliah, dan pulang ke kos saja, namun cobalah untuk mengikuti organisasi, karena persiapan ketika nanti di dunia kerja tersebut dapat dilatih dengan mengikuti organisasi,” tambahnya.

Sebagai wujud meningkatkan integritas, serta kemampuan softskill mahasiswa atas hal itu penting di adakannya student fair, yang merupakan langkah awal mahasiswa dalam menjalani kehidupan di kampus. Hal tersebut diungkapkan Zainudin Arsyad selaku Presiden BEM UMY. “Sebentar lagi kita akan menghadapi pasar bebas Asean Community, untuk menghadapi tantangan tersebut sebagai mahasiswa perlu bekal yang cukup matang, salah satu manfaat dalam megikuti kegiatan kemahasiswaan kita akan mendapatkan ilmu baru diluar dari bidang akademik yang kita dapatkan di kelas perkuliahan,” ucapnya.

Dalam acara Student Fair ini turut pula diramaikan dengan penampilan semua UKM, BEM, dan beberapa komunitas yang ada di UMY. Selain itu dalam serangkaian acara student fair juga akan turut di adakan pengumuman pemenang Putra Putri UMY dan Annual BEM Award 2015. Hal tersebut sebagaimana diutarakan M.Saiful Bahri, selaku Ketua Acara. “Sebanyak 45 stand UKM, BEM, dan komunitas yang ada di UMY turut meramaika acara student fair kali ini, dan untuk pengumuman Putra Putri UMY serta Annual BEM Award akan kami selenggarakan pada malam puncak, yaitu pada malam tanggal 12 September yang sekaligus pada malam penutupan student fair,” ungkapnya.

Viewing all 3519 articles
Browse latest View live