Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3507 articles
Browse latest View live

Cadangan Energi Fosil dari Minyak dan Gas Bumi Diperkiran Bisa Habis pada 2025

$
0
0

Ir. F.X Sutijastoto, MA, Kepala Pusat Riset dan Pengembangan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia, saat menjadi keynote speech dalam acara 2nd International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) yang bertemakan “Technology and innovation challenges in natural resources management for humanity and sustainability”

Cadangan energi fosil berupa minyak dan gas bumi yang selama ini digunakan oleh Indonesia, diperkirakan akan semakin berkurang dan mungkin bisa habis pada tahun 2025. Desifit energi pun akan diperkirakan semakin membengkak, hingga membuat Indonesia tak mampu lagi memenuhi kebutuhan energi dari negerinya sendiri. Dengan kata lain, Indonesia akan lebih banyak mengimpor kebutuhan energinya dari negara asing. Sementara kekayaan sumberdaya alam selain fosil, yang juga dimiliki oleh Indonesia masih sangat jarang digunakan dan diinovasi. Sekalipun ada yang berhasil menginovasinya, namun implementasi dan aplikasi langsung bagi kehidupan masyarakat juga kurang, karena kurang didukung pula oleh pemerintah lokal, industri, serta para investor.

Demikianlah benang merah dari pemaparan Ir. F.X Sutijastoto, MA, Kepala Pusat Riset dan Pengembangan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia, saat menjadi keynote speech dalam acara 2nd International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) yang bertemakan “Technology and innovation challenges in natural resources management for humanity and sustainability”. Acara ICoSI yang kedua ini diselenggarakan di Ruang Sidang AR. Fakhruddin B Lantai 5 Kampus Terpadu UMY, pada Selasa (3/5), dan terselenggara berkat kerjasama UMY dengan ​Association of Universities of Asia and the Pasific (AUAP), Technische Universiteit Eindhoven University of Technology (TU/e) dan Singapore Polytechnic (SP)​. ​

Menurut Sutijastoto, Indonesia saat ini juga tengah mengalami krisis energi. Pengelolaan energi yang kini sedang berlangsung masih untuk jangka pendek, belum mengupayakan untuk penggunaan jangka panjang. “Padahal, untuk mengelola energi itu harus terus menerus, atau berkelanjutan. Agar bisa menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakatnya,” ujarnya.

Indonesia juga masih dikatakan kurang bisa mempertahankan ketahanan energinya. Sebab menurutnya, ketahanan energi itu merupakan kemampuan untuk merespon dinamika dari perubahan global dan memberikan pasokan energi pada masyarakat dengan harga yang terjangkau. “Sementara itu, di Indonesia ini kaya akan sumberdaya alamnya. Ketersediaan energi dari sumberdaya alamnya, selain minyak dan gas, juga banyak, tapi untuk akses dan pengelolaannya kurang. Padahal ketersediaan energi itu adalah faktor pendorong ekonomi masyarakat,” paparnya.

Sutijastoto melanjutkan, Indonesia juga masih sangat bergantung pada minyak. 50 persen energi yang digunakan berasal dari minyak, dan bersumber dari impor. Jika hal tersebut terus menerus berlangsung tanpa ada inovasi energi terbarukan, maka bisa diperkirakan pada tahun 2025 Indonesia tidak akan bisa mendapatkan cadangan energi yang cukup. “Akibatnya, kita akan lebih banyak mengimpor minyak. Hal yang sama juga terjadi pada cadangan energi gas bumi. Gas ini juga hanya akan memenuhi 50 persen kebutuhan, sementara sisanya akan membuat kita melakukan impor lagi,” jelasnya.

Karena itu, menurut Sutijastoto, teknologi dan inovasi untuk membantu ketahanan energi ini memang sangat diperlukan, agar bisa membentuk lingkungan dan masyarakat yang berkelanjutan. Dari inovasi dan teknologi itu nantinya akan menciptakan energi terbarukan yang bisa menjamin pasokan energi agar bisa dipakai secara berkelanjutan, dan emesi lingkungan juga akan berkurang.

Namun, Sutijasto mengakui jika untuk mendukung inovasi energi terbarukan ini ternyata masih memiliki banyak kendala. Seperti kurangnya lahan untuk bio mas, pemerintah yang masih kurang menghargai atas kerja keras penemu (inovator), minimnya investasi untuk melanjutkan inovasi tersebut, hingga industri-industri yang kurang percaya dengan hasil inovasi energi terbarukan yang telah berhasil dibuat oleh orang-orang Indonesia.

“Kita bisa mempertahankan ketersediaan energi yang awalnya hanya bertumpu pada minyak dan gas saja, pada energi terbarukan lainnya melalui inovasi-inovasi dan teknologi. Akan tetapi, hal itu tidak akan terwujud jika hanya kita atau kalangan akademisi saja yang berusaha melakukannya. Kita butuh kerjasama semua pihak untuk mewujudkan energi berkelanjutan ini, khususnya bersama tiga bagian tersebut. Yakni, akademisi, industri, dan pemerintah. Agar kita juga bisa bersama-sama mewujudkan penciptaan lapangan kerja, dan kita bisa mengimplikasikan hasil inovasi-inovasi energi terbarukan tersebut secara mandiri serta bisa mengembangkan manufacturing berbasis lokal. Sebagaimana yang dicita-citakan oleh Litbang ke depan,” pungkasnya. (sakinah)


UMY Tuan Rumah ABU Robocon 2015

$
0
0

Ilustrasi Robocon sumber: http://www.toyboxdx.com/datafiles/data/popy_data/ga/ga14.htm

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali dipercaya sebagai tuan rumah event berskala internasional. Kali ini UMY diberi amanah menyelenggarakan Kontes Robot Internasional The Asia-Pacific Robot Contest (ABU Robocon 2014) yang akan diikuti oleh mahasiswa dari 18 negara pada Agustus 2015 mendatang. Acara internasional ini merupakan hasil kerjasama Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) , stasiun TV Jepang NHK, dan stasiun TV Indonesia TVRI.

Co-Production and International Broadcast TVRI pusat Dra. Tuty Purwaningsih, MM mengungkapkan, kegiatan tersebut baru pertama kali digelar di Indonesia. Dari sekian banyak nama kota yang dianggap mampu menyelenggarakan kontes bergensi ini namun akhirnya terpilihlah kota Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan karena citra Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Selain itu fasilitas yang ada terbilang lengkap serta antusiasme mahasiswa Kota Gudeg terhadap robot cukup tinggi. “Yogyakarta dipilih karena fasilitas memadai dan antusiasime mahasiswa terhadap robot juga tinggi. Diharapkan penonton membludak menyaksikan pertandingan in,” kata Tuty di sela-sela meninjau venue lomba tersebut di Sportorium Kampus Terpadu UMY Kasihan Bantul pada Selasa (3/5).

Terpilihnya UMY sebagai tuan rumah, lanut Tuty, kaena kesepakatan dari pihak DIKTI dan NHK. Ia menilai UMY memiliki fasilitas yang representatif untuk menggelar acara tersebut. Ia juga menyambut baik antusiasme pihak UMY yang mendukung penuh terselenggaranya ajang yang pertama kali digelar tahun 2002 di Tokyo, Jepang itu. “Referensi dari DIKTI ke NHK dan setelah NHK melihat tempatnya sangat representative, NHK setuju. Sambutan pihak UMY juga antusias,” sambungya.

Sementara itu Ahmad Rohim selaku Produser TVRI Pusat untuk acara tersebut mengatakan, pihaknya sengaja mempersiapkan event yang akan diselenggarakan tahun depan itu jauh-jauh hari, lantaran event tersebut merupakan event internasional yang harus dipersiapkan dengan matang. Rohim menyebutkan TVRI akan menyiarkan secara langsung Gelaran ABU Robocon 2015, selain itu hasil produksinya akan ditayangkan di 18 negara yang mengikuti kontes tersebut. “Harus dipersiapkan jauh-jauh hari dan event internasional perisapannya harus matang. Persiapan sudah 40%. Nanti TVRI Pusat akan ada siaran langsung nasional dan hasil produksinya diputar di 18 negara itu,” terangnya.

ABU Robocon merupakan kontes robot tahunan yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Broadcasting Union atau Perserikatan Penyiaran Asia Pasifik. ABU 2015 yang akan diselenggarakan di UMY mengambil tema Badminton Robo, sedangkan Robocon 2014 akan digelar di India pada bulan Agustus tahun ini dengan mengambil tema A Salute for Parenthood.​ (shidqi)

Perwakilan Universitas Inggris Kunjungi AMC

$
0
0

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK UMY) menerima kunjungan perwakilan enam universitas Inggris di Asri Meduical Center (AMC), Selasa (3/5) malam. Direktur Medis AMC dr. Supriyatiningsih, Sp.OG, M.Kes mengungkapkan, kunjungan itu bertujuan sebagai inisiasi awal terbukanya peluang kerjasama antara FKIK UMY dengan beberapa universitas tersebut ke depannya.

Supriyatiningsih mengatakan, para perwakilan universitas itu meninjau fasilitas yang dimiliki AMC sebagai salah satu fasilitas pelayanan dan pendidikan milik UMY. Ia menilai kunjungan tersebut merupakan kesempatan peluang yang sangat baik, karena FKIK UMY dan AMC memang ingin membuka kierjasama seluas-luasnya dengan pihak dalam maupun luar negeri. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan AMC.

“Ini tentunya peluang yang sangat baik, karena UMY dan AMC ingin membuka peluan kerjasama yang selebar lebarnya dengan pihak dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan pasien,” katanya di sela-sela mkenerima kunjungan tersebut.

Pengajar FKIK UMY itu berharap setelah adanya kunjungan tersebut dapat terjalin komunikasi yang intens antara FKIK UMY dengan pihak-pihak yang hadir dalam kesempatan itu. Dokter yang biasa dipanggil dokter Upi itu menyebutkan, pihaknya paling menyasar kerjasama dengan Cardif University yang mengirimkan perwakilannya pada kunjungan itu, karena memiliki Valiatif care dan penanganan pasien pasca operasi kanker yang sangat baik.

Menurutnya hal tersebut memiliki peluang kerjasama yang besar karena sejalan dengan keinginan FKIK UMY untuk membangun cancer center. Walaupun telah menggandeng Jerman dalam membangun cancer unit itu, ia berharap dapat membuka kerjasama yang baik.

“Semoga dapat berlanjut, kita akan melakukan komunikasi intens dengan pihak universitas yang datang. Ada yang dari Cardiff University punya valiatif care dan penanganan pasien pasca operasi cancer. Ini sesuai dengan tujuan FKIK UMY yang ingin membuat cancer center,” kata dokter spesialis kandungan itu. (fahmy)

​Indonesia Punya Posisi Strategis Kembangkan Energi Terbarukan

$
0
0

Dr. Henny Romijn dari Technische Universiteit Eindhoven (TU/e) Belanda, dalam acara 2nd International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI)

Energi terbarukan saat ini menjadi satu-satunya jalan untuk mengganti kebutuhan energi fosil yang sudah hampir habis. Indonesia menjadi salah satu negara di bagian selatan dunia yang punya posisi strategis untuk mengembangkan energi terbarukan ini demi keberlanjutan pembangunan. Sebab negara yang berada di belahan selatan bumi ini mampu membangun kawasan hijau dan bisa menciptakan sistem ekologi yang baik.

Hal tersebut disampaikan Dr. Henny Romijn dari Technische Universiteit Eindhoven (TU/e) Belanda, dalam acara 2nd International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) yang bertajuk “Technology and innovation challenges in natural resources and built environment management for humanity and sustainability”. Acara yang diselenggarakan oleh UMY bekerjasama dengan Association of Universities of Asia and the Pasific (AUAP), Technische Universiteit Eindhoven University of Technology (TU/e) dan Singapore Polytechnic (SP) sejak Selasa hingga Kamis (3-5/6) ini, diikuti oleh 175 peserta dari 14 negara, yakni Indonesia, Taiwan, Malaysia, Singapore, Nigeria, Swedia, Mauritania, Belanda, Australia, Inggris, Filipina, India, Afghanistan, dan Jepang​.

Dalam pemaparannya, Henny mengangkat isu mengenai masalah dunia dalam lingkungan yang berkelanjutan namun kurang seimbang antara sistem ekonomi, sosial dan ekosistem. Karenanya, konsep kembali pada alam (back to nature) itu menjadi salah satu pemecahan masalahnya. Sebab itulah yang sesuai demi membangun keberlanjutan bagi umat manusia di masa depan.

“Jika kita terus menerus tergantung pada energi fosil seperti minyak, itu bukan untuk jangka panjang. Sebab energi dari fosil itu akan habis, dan kalau terus dipaksa untuk diambil, maka bumi ini bisa rusak. Kalau sudah begitu, apakah kita harus pergi dan mencari tanah atau “bumi” lain yang punya cadangan fosil banyak?” ujarnya.

Hal itu menurut Henny tidak akan ada gunanya. Sebab energi dari bahan fosil itu bukan energi yang bisa diperbaharui, dan persediaannya pun terbatas. Jadi satu-satunya jalan memang melalui inovasi teknologi untuk menciptakan energi terbarukan. “Caranya adalah dengan mengelola kekayaan sumberdaya alam yang sudah dimiliki untuk bisa dimanfaatkan dan diinovasikan sebagai energi terbarukan. Dan Indonesia, sebagai negara yang berada di belahan selatan bumi ini punya peran strategis untuk ikut mengembangkan inovasi berkelanjutan tersebut,” paparnya.

Bahkan, lanjut Henny, Indonesia juga bisa ikut membantu mengembangkan inovasi berkelanjutan tersebut secara global ke seluruh dunia. Sebab menurutnya, jika dilihat Indonesia memiiliki kekayaan sumberdaya alam yang sangat melimpah. “Dan ada tiga hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk bisa menjalankan perannya ini, yakni membangun dan menumbuhkan semangat untuk berinovasi dengan sumberdaya alam yang sudah ada, melakukan inovasi dengan teknologi, dan berkolaborasi dengan semua pihak, baik itu dari kalangan masyarakat, akademisi, industri, atau pemerintah. Bahkan juga dengan golongan yang tradisionalis, modern, atau neoliberalis, serta tidak menutup diri untuk bekerjasama dengan negara lain. Agar bisa menciptakan energi terbarukan berbasis teknologi lingkungan dan bisa mengganti cadangan energi fosil bumi yang sudah semakin menipis ini,” pungkasnya. (sakinah)

Mahasiswa MIP UMY Kunjungi BKD DIY

$
0
0

Mahasiswa MIP UMY tengah berdiskusi dengan Kepala BKD DIY

Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan UMY (MIP UMY) mengadakan kunjungan lapangan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY. Kedatangan puluhan mahasiswa S2 tersebut untuk mendiskusikan berbagai hal seputar UU No 5 Tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN).

“Mereka ingin belajar banyak dengan BKD tentang kepegawaian mulai dari rekrutmen hingga kenaikan pangkat,” ungkap Zuly Qodir Dosen MIP UMY saat mendampingi para mahasiswa di BKD DIY, Rabu (4/5) pagi.

Zuly menyebutkan, kebanyakan mahasiswa MIP UMY berasal dari luar jawa sehingga mereka ingin belajar banyak tentang tentang kepegawaian di DIY. Zuly menilai DIY merupakan pusat dari kemajuan tentang pendidikan serta kepegawaian. Sehingga diharapkan para mahasiswa itu nantinya dapat menerapkan ilmu yang didapat dari BKD DIY di daerah asalnya.

“Mahasiswa bisa belajar banyak sehingga ketika mereka kembali ke daerahnya mereka bisa bermanfaat. DIY menjadi pusat kemajuan tentang pendidikan dan kepegawaian,” tambanhya.

Sementara itu Kepala BKD DIY R Agus Suprianto mengatakan, BKD DIY memang telah lama melakukan berbagai inovasi dalam penerimaan pegawai. DIY, lanjutnya telah menerapkan sistem kompetensi dan tes psikologi jauh sebelum adanya UU ASN kepada calon pejabat dan pegawai. Calon pejabat, sambungnya, akan mendapatkan assessment dan tes psikologi dan akan ditempatkan sesuai dengan kompetensinya yang ditunjukkan dari hasil tes tersebut.

“Untuk menduduki jabatan kita menggunakan kompetensi, DIY sudah lama menerapkan ASN. Sehingga dokter umum bisa jadi Kepala Dinas Perikanan. Yang penting punya keahlian,” ungkapnya.

Agus mengatakan, pihaknya dengan senang hati akan berbagi pengetahuan seputar kepegawaian kepada mahasiswa. Terlebih BKD DIY telah menjalin kerja sama sejak lama dengan UMY. Ia menyebut mahasiswa UMY telah aktif datang ke BKD untuk melakukan Kerja Lapangan.

“Mahasiswa UMY juga sering datang melakukan kerja lapangan di BKD,” ungkap Agus.

Agus menuturkan, kerjasama yang sudah dijalin kedua pihak tidak hanya sebatas Kerja Lapangan, namun BKD DIY juga sempat menyekolahkan pegawainya di Pasca Sarjana UMY. “Kita kerjasama begitu lama, pada waktu awal-awal kita kerjasama dengan MM UMY, teman kita ada yang disekolahkan di UMY,” tukasnya. (fahmy)

RUMPI PENDIAM Jadi Salah Satu Sarana Pengobatan Diabetes Mellitus

$
0
0

Peserta RUMPI PENDIAM di Desa Tlogo Kasihan Bantul saat melakukan terapi senam kaki diabetik

Diabetes Mellitus masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia, dengan tingkat insidensi yang semakin meningkat hingga 300 juta penderita. Penyakit ini ternyata juga banyak ditemui di tingkat pedesaan, sebagaimana yang terjadi di Desa Tlogo Kasihan Bantul. Penderita diabetes mellitus di desa ini dari waktu ke waktu semakin meningkat, bahkan hampir mencapai 20 penderita. Karena itulah, lima mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) UMY, yakni Zulfa Mahdiatur Rasyida, Sri Ayu Rahayu Paneo, Savira Dhania Mukti, Afi Budi Kurniawan, dan Lia Nur Latifah mencoba membantu para penderita tersebut dengan memberikan pendampingan melalui RUMPI PENDIAM (Rumah Peduli Penderita Diabetes Mellitus).

RUMPI PENDIAM ini sendiri sebenarnya merupakan kegiatan yang mengarah pada koping adaktif, peningkatan kualitas hidup penderita, dan penumbuhan kesadaran diri penderita Diabetes Mellitus. Zulfa Mahdiatur Rasyida, ketua pelaksana kegiatan RUMPI PENDIAM mengatakan bahwa kegiatan tersebut dijalankan karena pelayanan kesehatan dan upaya promotif serta preventif (pencegahan) yang diberikan oleh petugas kesehatan di daerah tersebut masih kurang. “Sehingga penderita DM terus menerus meningkat. Selain itu, pengetahuan tentang DM sendiri juga masih minim, dan penderitanya masih jarang yang mau meminum obat,” ungkap Zulfa, saat ditemui pada Kamis (5/6).

Padahal, menurutnya, pengetahuan tentang DM serta pencegahan dan cara pengobatannya itu sangat dibutuhkan bagi mereka. Sebab dari DM itu bisa memunculkan penyakit-penyakit lain, dan menjadikan penderitanya menderita komplikasi. “Masyarakat Desa Tlogo sangat membutuhkan suatu tempat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang apa yang telah mereka lakukan, dalam upaya pencegahan komplikasi penyakit yang disebabkan oleh DM itu. Karena itulah kami membuat RUMPI PENDIAM ini,” ujarnya.

Dari RUMPI PENDIAM itu, lanjut Zulfa, para penderita diabetes mellitus bisa berkumpul dan saling membantu serta memotivasi untuk mempertahankan pola hidup sehat. Tidak hanya itu saja, melalui kegiatan Rumah Peduli Penderita Diabetes Mellitus tersebut diharapkan mampu membentuk perilaku para penderitanya ke arah yang adaptif. “Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di RUMPI PENDIAM seperti pemeriksaan rutin setiap minggunya, yakni pengukuran kadar gula darah sewaktu, tekanan darah, dan berat badan. Selain itu juga, memberikan pengarahan pada para penderita DM bagaimana melakukan pencegahan dari penyakit komplikasi. Salah satunya dengan berdiskusi bersama pakar yang ahli di bidang DM, dan kami juga memberikan pelatihan senam kaki diabetik pada para peserta,” paparnya.

Sri Ayu menambahkan, bahwa selama proses swabantu tersebut timnya juga memberikan selingan dengan kegiatan mengenal kaki sendiri. Pada kegiatan tersebut fasilitator memberikan kesempatan bagi semua penderita DM untuk melakukan assesment sendiri terkait kaki mereka, apakah beresiko mengalami komplikasi atau tidak. “Kegiatan swabantu ini mendatangkan antusias yang besar dari para peserta, apalagi kegiatan mengenal kaki sendiri. Karena ini menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi mereka. Kegiatan sharing informasi juga menjadi kegiatan yang paling seru, sebab para peserta mendapatkan informasi yang lebih bermanfaat dari para pakar tentang perawatan kaki, dan pencegahan komplikasi,” imbuhnya.

Sri juga berharap, kegiatan koping adaktif yang dilakukan timnya melalui RUMPI PENDIAM bagi penderita penyakit DM itu bisa menjadi salah satu sarana bagi pengobatan penyakit DM. “Karena setelah mereka mengikuti kegiatan di RUMPI PENDIAM, terbukti kesadaran mereka untuk sembuh, pemahaman mengenai DM, dan pola hidup sehat demi mencegah datangnya komplikasi sudah mengalami peningkatan dari sebelumnya. Besar harapan kami, jika para penderita itu bisa terus menerapkan koping adaptif dalam menangani penyakit DM. Dan akan lebih bersyukur lagi jika mereka bisa sembuh dari penyakit DM atau setidaknya bisa mencegah diri mereka sendiri dari penyakit komplikasi yang disebabkan oleh DM,” ungkapnya. (sakinah)

2nd ICoSI Resmi Ditutup

$
0
0

2nd ICoSI telah resmi ditutup. Upacara penutupan tersebut diselenggarakan dengan konsep Gala Dinner di area Candi Ratu Boko Yogyakarta. Dari meja makan yang berbalut kain putih peserta dapat langsung melihat kemegahan Candi Prambanan dan kelipan lampu yang berasal dari Kota Yogyakarta, pasalnya lokasi tersebut berada di bibir dataran tinggi yang cukup curam. Sorotan lampu yang tidak terlalu terang serta balutan alunan musik gamelan dan tari jawa malam itu membayar pikiran dan tenaga yang telah dikeluarkan peserta dan panitia selama konfrensi digelar.

Seperti yang diungkapkan Mara Winker, salah satu perserta ICoSI asal Belanda, ia mengatakan acara pentutupan tersebut diselenggarakan dengan sangat baik dan membeirkan impresi yang baik baginya. Selain itu ia mengapresiasi pelayanan yang diberikan oleh panitia. Selain suguhan berkesan yang diberikan panitia, menurutnya topic yang diangkat dalam ICoSI juga menarik, hal itu, lanjutnya membuat banyak orang tertarik dan mengikuti konfrensi dua tahunan itu. “Acara ini diselenggarakan dengan sangat baik. Saya sangat mengapresiasi pelayanan dan akomodasi yang diberikan,” katanya di sela-sela acara penutupan tersebut, Rabu (4/5) malam.

Demikian pula yang dirasakan Heny Romijen, peserta yang juga berasal dari Negeri Kincir Angin itu menuturkan, pada konfrensi tersebut ia dapat bertemu banyak peneliti dan dosen dari berbagai disiplin ilmu dan universitas untuk membahas inovasi teknologi yang berkelanjutan. Peserta dari Technische Universiteit Eindhoven (TU/e) itu menambahkan, atmosfir yang terbangun dalam seluruh rangkaian ICoSI sangat positif. Ia berharap kerjasama TU/e dan UMY dalam menggelar ICoSI dapat diteruskan dengan mengadakan program lain di masa depan. “Saya sangat senang dan puas dengan acara ini. Kegiatan ini mengumpulkan berbagai pendapat dari berbagai pandangan. Saya harap bisa kembali,” katanya menambahkan.

Sementara itu Sekretaris Panitia ICoSI Ir.Tony K.Hariadi,MT mengatakan, pihaknya sengaja mengemas upacara penutupan tersebut di kawasan Candi Ratu Boko untuk menunjukkan keindahan alam Indonesia khususnya Yogyakarta. Keindahan alam itu, lanjutnya menunjukkan tema yang diangkat oleh ICoSI.
Digelarnya acara itu di kawasan candi yang merupakan peninggalan Agama Hindu merupakan symbol manusia hidup berdampingan dengan manusia lainnya dalam tataran social dan dengan alam. “Kita ingin menunjukkan keindahan alam Indonesia khususnya Jogjakarta. Kita punya candi yang indah. Antara candi yang buatan manusia dan alam bisa hidup berdampingan. Candi ini kan peninggalan Hindu, kita juga harus bisa hidup berdampingan di tataran kehidupan sosial,” terang Toni. (fahmy)

Sudah Saatnya Petani Indonesia Terapkan Konsep Farmingpreuneur

$
0
0

Kondisi petani di Indonesia terbilang cukup ironis, pasalnya di lapangan petani kerap mengalami krisi ekonomi, seperti kerugian pendapatan, naiknya harga pupuk hingga faktor bencana. Sehingga menerpkan konsep farmingpreuneurs merupakan langkah yang tepat untuk memperbaiki nasib para petani.

Demikian disampaikan Dr. Aris Slamet Widodo, SP.,MSc. Saat menyampaikan orasi ilmiah Fakultas Pertanian (FP) dengan tema Farmingpreneur “Konsep Pemberdayaan Petani Lahan Marjinal” bertempatan di Ruang Amphiteather E Gedung F.5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (07/06).

Aris menuturkan, konsep pemberdayaan petani melalui farmingpreuneur menganggap petani sebagai wirausaha yang bergerak pada bidang pertanian. Petani, lanjutnya, bukan merupakan pekerja yang hanya mengolah lahan semata dan bergantng pada kondisi pasar yang tidak menentu. Namun petani juga harus mampu untuk mengenal pasar barang produksinya dengan lebih luas. Selain itu, petani dalam konsep tersebut juga harus mengusai berbagai terknologi pertanian agar mampu memaksimalkan pendapatannya, serta mampu mandiri dalam melaksanakan usahanya memproduksi pangan.

“Petani itu adalah pengusaha di bidang pertanian, bukan hanya pekerja yang setiap hari menggarap lahan, menggarap sawah untuk ditanam dan hanya berharap dengan kondisi pasar yang tidak menentu,” ujar dosen Pertanian UMY tersebut.

Di sisi lain ia menerangkan, saat ini di petani Indonesia masih di dominasi oleh petani lahan marginal yang hidupnya berada di garis kemiskinan. Ia menilai program penerapan teknologi tepat guna serta program pengentasan kemiskinan yang diharapkan mampu memacu prodksi lahan marginal petani justru hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi total Negara dalam mencapai swasembada pangan. Menurutnya berbagai macam program tersebut memiliki orientasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup para petani.

“Nyatanya hanya berdampak pada peningkatan produksi total Negara guna mencapai swasembada pangan, bukan berorientasi pada peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani,” sambungnya.

Sebab, usaha bidang pertanian menurutnya, merupakan kegiatan pemamfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang cukup. (Shidqi)


Pascasarjana UMY dan Majelis Dikdasmen PWM DIY Kerjasama Full Beasiswa S2 Bagi Guru Muhammadiyah

$
0
0

Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY dan Direktur Program Pascasarjana UMY, Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc seusai melakukan penandatanganan MoU pemberian full beasiswa S2 bagi guru Muhammadiyah

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penandatangan kerjasama pendidikan dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM-DIY). Kerjasama tersebut dalam bentuk pemberian full beasiswa S2 bagi 15 guru Muhammadiyah, dengan beasiswa sebesar 10 juta rupiah untuk masing-masing guru. Perjanjian kerjasama yang berlaku selama kurun waktu dua tahun tersebut juga dalam rangka mengembangkan kompetensi guru Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah di DIY, dan Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas guru yang berlatar belakang sebagai anggota atau pimpinan di organisasi otonom Muhammadiyah.

Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tersebut dilakukan langsung oleh ketua Majelis Dikdasmen DIY, Prof. H. Mundzirin Yusuf dan direktur Pascasarjana UMY, Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc. Penandatanganan yang dilangsungkan pada Senin (9/6) di ruang sidang komisi AR. Fakhruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY tersebut juga disaksikan langsung oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, dan ketua PWM DIY, Dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S, M.Kes. Turut hadir pula para kepala sekolah dari sekolah-sekolah Muhammadiyah di DIY.

Dr. Agus menyampaikan dalam sambutannya jika kerjasama tersebut merupakan langkah untuk memperbaiki amal usaha pendidikan Muhammadiyah. Sebagaimana yang juga pernah dipesankan oleh Prof. Drs, H. A. Malik Fadjar, M.Sc, mantan Menteri Pendidikan Nasional RI. “Pak Malik Fajar pernah berpesan agar amal usaha pendidikan Muhammadiyah yang banyak ini bisa dikelola dengan baik dan serius. Kita harus peduli dengan amal usaha kita sendiri. Karena itulah, kami memberikan beasiswa ini bagi para guru Muhammadiyah di DIY juga sebagai langkah untuk memperbaiki dan mengurus sekolah-sekolah Muhammadiyah agar lebih baik, berkualitas, dan bermutu. Kalau sekolahnya bermutu, maka bantuan dan kerjasama dari luar untuk memajukan kualitas guru dan sekolahnya juga akan terus mengalir,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Rektor UMY, menurut Prof. Bambang, peningkatan kualitas guru maupun dosen memang sudah menjadi sebuah tuntutan. Untuk menjadikan sekolah bermutu serta berkualitas, guru-guru yang di dalamnya pun harus berkualitas. “Karena itulah diadakannya kerjasama ini. Namun tentunya, kami harap bukan hanya gelar Master yang didapat oleh para guru dari UMY, tapi juga hingga bisa menyandang gelar doktor. Dengan begitu, para guru bisa melakukan dialog dengan guru-guru dari luar negeri untuk membantu meningkatkan kualitas sekolah dan pengajarannya,” paparnya.

Di sisi lain, Dr. Achmad Nurmandi menambahkan, kerjasama pemberian beasiswa tersebut juga untuk meningkatkan leadership (kepemimpinan) dari para guru. Karena menurutnya, selama ini guru-guru sekolah kurang bisa menerapkan leadership yang bagus dalam proses belajar mengajarnya. “Selain itu, tidak banyak guru yang memiliki leadership yang kuat. Padahal, kualitas guru sebagai pemimpin dengan kualitas sekolahnya itu sangat berpengaruh. Untuk itu nantinya mereka akan mendapatkan kuliah yang konsentrasinya pada 3 bidang, yakni Evaluasi Pendidikan, Supervisi, dan Psikologi Pendidikan,” ungkapnya.

Adapun beasiswa tersebut akan diberikan pada 15 guru terpilih yang akan melanjutkan studi S2 nya di Program Pascasarjana UMY pada periode 2014/2015. Selain itu, para guru tersebut juga diharuskan menyelesaikan masa studinya selama 2 tahun atau 4 semester. “Jika para guru ini tidak bisa menyelesaikan masa kuliahnya selama 2 tahun, maka dia tidak akan mendapatkan beasiswa lagi, dan harus melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri. Adapun sumber biaya beasiswa tersebut berasal dari dana ta’awwun dan anggaran belanja majelis Dikdasmen PWM DIY,” imbuhnya lagi.

Mahasiswa PBI UMY Terima Beasiswa Undergraduate Exchange Programe ke Amerika

$
0
0

Ahmad Sahal Mahfudz mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBI-UMY) peserta Undergraduate Exchange Programe ke Amerika selama satu semester (Desember 2013 s/d Juni 2014)

Keberanian, ketekunan dan kemampuan berbahasa inggris yang baik menjadi modal awal bagi Ahmad Sahal Mahfudz mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBI-UMY) untuk menjadi salah satu dari 5 mahasiswa terpilih asal Indonesia, untuk menjadi peserta Undergraduate Exchange Programe ke Amerika selama satu semester (Desember 2013 s/d Juni 2014). Adapun beasiswa tersebut berasal dari pemerintah Amerika melalui menteri pendidikannya.

Pada awalnya Ahmad hanya mendengar informasi beasiswa ini dari dosennya, lantas Ahmad memberanikan diri untuk mendaftar dan mengikuti rangkaian seleksi yang cukup ketat, serta bersaing dengan para pendaftar dari seluruh Indonesia hingga terpilih 5 orang mahasiswa Indonesia yang berkesempatan untuk kuliah di beberapa kampus di Amerika selama satu semester.

Menurut Ahmad, dirinya hanya bermodalkan keberanian, dan dukungan dari dosen serta teman-temannya untuk mengikuti program ini. Selain itu, usaha pantang menyerah untuk mengikuti seleksi yang cukup ketat. “Saya hanya nekat awalnya untuk mendaftar. Dosen dan teman saya juga ikut memberi dukungan dan bantuan dalam menyiapkan berkas seleksi, seperti makalah dan motivation letter. Setelah itu usaha pantang menyerah saya lakukan agar saya bisa lolos dari seleksi yang cukup ketat,” ujar mahasiswa angkatan 2011 ini.

Di Amerika, Ahmad mengikuti perkuliahan di University of Missouri kota Missouri, Columbia berdasarkan keputusan dari Pemerintah Amerika. Sedangkan untuk tempat tinggal selama masa perkuliahan, dirinya tinggal di Defoe Graham Hall sebagai asrama mahasiswa di universitas tersebut.

Selain itu, pengalamannya belajar di Amerika juga memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berharga kepadanya, dirinya menyadari bahwa mengenal lingkungan internasional sangat penting. Karena dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dari teman-teman dari berbagai negara. Saat di sana, ia juga menyempatkan diri untuk bekunjung ke kota-kota di Amerika seperti Distric of Columbia (DC), Chicago dan Newyork.

Di Amerika, Ahmad juga mengungkapkan, bahwa hal yang paling berbeda antara kampus yang berada di Indonesia dengan kampus yang ada Amerika adalah pada fasilitas teknologi dan kebutuhan penunjang akademik, teman-teman dari latar berlakang negara yang berbeda, serta metode belajar yang sangat disiplin. “Ketika saya belajar disana, hal yang paling berbeda saya rasakan adalah dari segi fasilitasnya, teknologinya, juga penunjang akademik. Teman-teman juga berasal dari banyak negara, selain itu, di sana metode belajarnya sangat disiplin, terutama saat mereka mengikuti aktifitas akademik di lingkungan kampus,” ujarnya. (Shidqi)​

HIMAKAGI UMY Gelar Pengobatan Gratis Di Desa Gayamharjo

$
0
0

HIMAKAGI UMY saat melakukan pengobatan gratis

HIMAKAGI (Himpunana Mahasiswa Kedokteran Gigi) UMY menyelenggrakan bakti sosial dan pengobatan gratis bagi masyarkat yang tinggal di desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman pada hari Minggu (8/6). Bakti sosial tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian HIMAKAGI UMY kepada masyarkat.

Galang Ramadhan, ketua panitia kegiatan tersebut menuturkan, Desa Gayamharjo dijadikan sebagai lokasi karena lokasinya cukukp terisolir dan jauh dari perkotaan. Tepatnya di wilayah ujung Kabupaten Sleman yang berbatasan langsung dengan Klaten.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 15.00 berhasil mengundang tiga ratusan warga untuk datang mendapatkan pengobatan gratis, dan edukasi kesehtan. Lebih jauh Galang menjelaskan, acara tersebut merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh HIMAKAGI.

“Kegiatan baksos ini merupakan acara tahunan yang wajib dilaksanakan oleh HIMAKAGI UMY. Masyarkat mendapatkan pengobatan gratis dan edukasi,” kata Galang di sela-sela baksos tersebut.

Untuk menentukan daerah yang akan dijadikan lokasi baksos tersebut, ia mengaku melewati serangkaian survey yang tidak mudah. Sebab pihaknya terlebih dulu harus melakukan pemetaan untuk mendapatkan daerah yang memenuhi kriteria.

Sementara itu Wakil Dekan FKIK Drg. Laelia Dwi Anggraini, SpKGA yang ditemui di lokasi menerangkan, kegiatan yang juga disertai dengan penyuluhan kesehatan tersebut merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi.

Hal tersebut menurutnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengutamakan pencegahan sebelum penyakit bertambah parah. Selain itu kegiatan tersebut juga dapat melatih jiwa sosial mahasiswa ketika menjadi dokter dan harus turun ke masyarakat.

Laelia mengaku tenaga dokter yang dilibatkan dalam program tersebut berasal dari KG UMY dan alumni Kedokteran Umum UMY. Selain itu ia juga mengerahkan Dental Rest yang merupakan mahasiswa koas pilihan yang diberi tugas untuk membantu memperlancar kegiatan tersebut dengan selalu berada dalam pengawasan dokter.

“Dalam pelaksanaan kegiatan ini semua dosen Kedokteran Gigi terlibat, namun untuk pemeriksaan kesehatan umum kami bekerja sama dengan alumni kedokteran umum. Kemudian untuk penyuluhan akan diisi oleh dosen dan melibatkan beberapa mahasiswa,” ungkap Lia.

Selain memberikan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, kegiatan itu juga menyediakan sembako murah. Hasil penjualan sembako dan pakaian pantas pakai itu akan diberikan kepada ranting Muhammadiyah setempat. (Icha)

Hasil Seleksi Calon Mahasiswa Baru UMY Jalur PNUAN Tahap 1 TA. 2014/2015

UMY Tuan Rumah ABU Robocon 2015

$
0
0

Ilustrasi Robocon sumber: http://www.toyboxdx.com/datafiles/data/popy_data/ga/ga14.htm

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali dipercaya sebagai tuan rumah event berskala internasional. Kali ini UMY diberi amanah menyelenggarakan Kontes Robot Internasional The Asia-Pacific Robot Contest (ABU Robocon 2014) yang akan diikuti oleh mahasiswa dari 18 negara pada Agustus 2015 mendatang. Acara internasional ini merupakan hasil kerjasama Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) , stasiun TV Jepang NHK, dan stasiun TV Indonesia TVRI.

Co-Production and International Broadcast TVRI pusat Dra. Tuty Purwaningsih, MM mengungkapkan, kegiatan tersebut baru pertama kali digelar di Indonesia. Dari sekian banyak nama kota yang dianggap mampu menyelenggarakan kontes bergensi ini namun akhirnya terpilihlah kota Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggaraan karena citra Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Selain itu fasilitas yang ada terbilang lengkap serta antusiasme mahasiswa Kota Gudeg terhadap robot cukup tinggi. “Yogyakarta dipilih karena fasilitas memadai dan antusiasime mahasiswa terhadap robot juga tinggi. Diharapkan penonton membludak menyaksikan pertandingan in,” kata Tuty di sela-sela meninjau venue lomba tersebut di Sportorium Kampus Terpadu UMY Kasihan Bantul pada Selasa (3/5).

Terpilihnya UMY sebagai tuan rumah, lanut Tuty, kaena kesepakatan dari pihak DIKTI dan NHK. Ia menilai UMY memiliki fasilitas yang representatif untuk menggelar acara tersebut. Ia juga menyambut baik antusiasme pihak UMY yang mendukung penuh terselenggaranya ajang yang pertama kali digelar tahun 2002 di Tokyo, Jepang itu. “Referensi dari DIKTI ke NHK dan setelah NHK melihat tempatnya sangat representative, NHK setuju. Sambutan pihak UMY juga antusias,” sambungya.

Sementara itu Ahmad Rohim selaku Produser TVRI Pusat untuk acara tersebut mengatakan, pihaknya sengaja mempersiapkan event yang akan diselenggarakan tahun depan itu jauh-jauh hari, lantaran event tersebut merupakan event internasional yang harus dipersiapkan dengan matang. Rohim menyebutkan TVRI akan menyiarkan secara langsung Gelaran ABU Robocon 2015, selain itu hasil produksinya akan ditayangkan di 18 negara yang mengikuti kontes tersebut. “Harus dipersiapkan jauh-jauh hari dan event internasional perisapannya harus matang. Persiapan sudah 40%. Nanti TVRI Pusat akan ada siaran langsung nasional dan hasil produksinya diputar di 18 negara itu,” terangnya.

ABU Robocon merupakan kontes robot tahunan yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Broadcasting Union atau Perserikatan Penyiaran Asia Pasifik. ABU 2015 yang akan diselenggarakan di UMY mengambil tema Badminton Robo, sedangkan Robocon 2014 akan digelar di India pada bulan Agustus tahun ini dengan mengambil tema A Salute for Parenthood.​ (shidqi)

Perubahan Jadwal Silaturahmi Orang Tua/Wali Mahasiswa Baru

Ratusan Siswa SMA 1 Banjarsari kunjungi UMY

$
0
0

Siswa-siswi SMA 1 Banjarsari-Ciamis-Jawa Barat saat mengunjuni UMY

Dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan tinggi memang diperlukan wawasan untuk menentukannya, setiap universitas memiliki kualitas dan kapasistas yang berbeda-beda, karena itu siswa yang nantinya akan melanjutkan ke pendidikan tinggi diharapkan dapat memilih sesuai minat dan bakatnya agar sejalan dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki dalam menentukan masa depan.

Itulah yang disampaikan oleh Marwadi, A.Md., mewakili biro Penerimaan Mahasiswa Baru (PENMARU) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada saat pemaparan materi di depan sebanyak 405 orang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Banjarsari, kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bertempatan di Gedung AR. Fachruddin B lt. 5. Sabtu (10/06).

Dalam pemaparannya Marwadi juga menjelaskan bahwa UMY dengan slogan muda mendunia, UMY juga mempunyai slogan unggul dan islami, yang keduanya ini memiliki visi dan misi untuk menjadikan lulusan mahasiswa UMY tindak hanya menguasai kemampuan akademik, akan tetapi juga memiliki wawasan global dengan tetap memiliki karakter sebagai seorang muslim yang unggul.

“UMY mempunyai tagline muda mendunia, juga memiliki tagline unggul dan islami, nah adik-adik kedua-duanya ini mempunyai visi dan misi untuk mencetak mahasiswa UMY tidak hanya pinter akademik tapi juga memiliki wawasan dan pengalaman global, serta menjujung tinggi nilai-nilai serta karakter sebagai seorang muslim yang unggul dari yang lainya” ujarnya.

Berbeda dengan Marwandi, Fella salah satu peserta mengungkapkan, bahwa dirinya senang jika bisa berada dan nantinya bisa diterima di UMY, karena menurutnya lingkungan UMY nyaman untuk belajar, karena fasilitasnya yang memadai serta lingkungan yang islami terlihat dari mahasiswinya semuanya menggunakan kerudung.

“saya senang sekali bisa berada disini, dan nantinya juga ingin bisa diterima di kampus UMY ini, soalnya kampusnya nyaman untuk belajar, fasilitasnya banyak juga, lingkungannya juga banyak pohonnya dan islami juga karena saya lihat semuanya pakai kerudung, dan saya juga ingin ke Cina seperti yang disampaikan tadi” ujar siswi kelas XII-IPA 1, SMA N 1 Banjarsari ini.


Black Campaign Berpengaruh Terhadap Psikologi Masyarakat Dalam Memilih

$
0
0

Beberapa bulan lagi masyarakat Indonesia akan merayakan pesta demokarasi yang akan dilaksanakan pada 9 Juli 2014. Persiapan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden juga sudah terlihat matang dan siap untuk dipilih oleh masyarakat Indonesia. Namun, kesiapan mereka juga tak luput dari maraknya “black campaign” di berbagai media.

Menurut Dr. Zuly Qodir, dosen Ilmu Pemerintahan UMY, Black campaign tersebut dapat mempengaruhi psikologi masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihannya nanti. Sebab biasanya ketika ada salah satu kandidat yang dijelek-jelekkan di media massa atau media sosial dan kandidat tersebut tidak membalasnya, maka hal ini akan membuat masyarakat merasa simpati terhadap kandidat yang sering dijelek-jelekkan di media.

Black campaign ini juga akan mempengaruhi pemilih pemula, sebab merekalah yang lebih sering menggunakan media sosial untuk melakukan interaksi. Zuly menegaskan bahwa, keterpengaruhan mereka lebih cenderung dalam bentuk hasutan diantara teman-temannya. “Misalnya, ketika ada kandidat yang dijelekkan kemudian orang tersebut akan merasa simpati, nah dari hasil simpatinya, mereka akan membagi informasi kepada teman-temannya,” ujarnya saat ditemui pada, Rabu (11/6).

Karena itu Zuly menyarankan agar para pemilih bisa lebih selektif dalam membaca informasi atau berita dari masing-masing kandidat. “Black campaign itu tidak terdidik dan akan membuat sistem demokrasi kita ini tidak beradap dan bermartabat. Jadi masyarakat harus lebih selektif dalam memilih, ” tegasnya.

Black campaign itu menurut Zuly juga bukan hanya dalam media massa atau sosial, namun teror sms dan kekerasan fisik antar kandidat dan tim suksesnya juga kerap terjadi dan itu tidak baik. “Sebab keterpengaruhan antar kandidat dan tim suksesnya juga sangat berngaruh dalam proses pemilihan nanti,” tuturnya.

Di sisi lain, lanjut Zuly, kesiapan masyarakat untuk memilih calon presidennya ini sudah terlihat, dengan tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari informasi kandidat Capres dan Cawapres tahun ini. “Masyarakat saat ini sudah memiliki kesiapan dalam mengahadapi pesta demokrasi di bulan Juli mendatang. Namun, pilihan masyarakat lebih cenderung kepada emosional dari pada rasional. Mereka lebih melihat kepada ketertarikan atau merasa simpati kepada para kandidat yang menurut mereka bagus untuk dijadikan pemimpin 5 tahun kedepan,” ungkapnya.

Padahal menurutnya, jika dipahami seharusnya kita memilih dengan rasional. Rasional yang dimakud disini adalah lebih kepada meilihat visi dan misi yang mereka tawarkan jika nantinya akan menjadi Presiden 5 tahun ke depan. Program-program apa yang ditawarkan oleh para kandidat untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.

“Namun, semakin kita rasional dalam memilih, tim sukses dari masing-masing kandidat juga akan gencar melakukan black campaign baik di media massa maupun dalam kampanye terbuka. Kencederungan ini dapat kita lihat bahwa banyak kita temui kasus black campaign baik itu di media massa, media sosial, maupun kampanye terbuka, ” pungkasnya. (icha)

UMY Luluskan 579 Wisudawan

$
0
0

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mewisuda 579 orang wisudawan/wisudawati pada Upacara Wisuda Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana Periode III Tahun Akademik 2013/2014 di Sportorium UMY, Kamis (12/60). Pada periode ini juga, Pascasarjana UMY telah meluluskan 4 mahasiswa yang berasal dari Filipina yang telah menjalani studi S2 nya di Magister Studi Islam.

Dalam pidatonya, Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto, MA berpesan kepada para wisudawan/wati untuk tidak takut bersaing dalam meniti karir selanjutnya. Ia menuturkan, para sarjana tersebut tidak boleh takut bersaing di berbagai bidang karena Allah sudah menjamin rizki setiap manusia. Selain itu ia mengungkapkan, banyaknya jumlah alumni UMY yang telah sukses berkarir harus mampu menjadi motivasi bagi para wisudawan yang baru saja melepas status mahasiswanya itu

“Alumni, kakak-kakak anda banyak yang meniti karir sangat bagus seperti diplomat senior, politisi nasional, pengusaha. Jadikan itu dorongan bagi anda semua. Dunia ini luas sekali. Jangan takut menghadapi persaingan karena Allah sudah menjamin semua rizki manusia,” kata Bambang dalam pidatonya di hadapan wisudawan dan orang tua.

Bambang juga mengingatkan mereka setelah meninggalkan UMY agar menjadi pribadi unggul dan islami seperti yang diterapkan UMY dalam membina para mahasiswa. Ketika telah keluar dari kampus nanti, lanjut Bambang, mereka membawa bendera UMY sehingga para wisudawan tersebut diingatkan untuk tidak berhenti belajar agar mampu bersaing hingga kancah global. Ia juga berterima kasih kepada orang tua wisudawan yang telah memberikan amanah dengan menguliahkan putra-putrinya di UMY hingga menyandang gelar sarjana.

“Jadilah unggul dan islami, muda, belajar terus dan mendunia. Prinsip ini kita pegang terus. Pertahankan semangat ini. Semoga anda bersemangat menyusuri dunia yang luas ini.” himbaunya.

Sementara itu perwakilan wisudawan, Lukman Hakim, S.Kom.I mengajak seluruh rekannya yang baru saja meraih gelar sarjana untuk senantiasa bersyukur menjadi bagian dari UMY. Sebab menurutnya UMY merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Alumni Fakultas Agama Islam angkatan 2009 yang pernah menjabat sebagai Presiden BEM KM UMY itu juga mengatakan, alumni UMY harus mampu memiliki jiwa kesatria dengan menjaga nama baik UMY serta memberikan sumbangsih kepada Muhammadiyah.

“Di mana pun nantinya kita berada marilah kita menjadi kesatria. Jaga nama almamater UMY dan Muhammadiyah,” ungkap Lukman.

​Tim Ekspedisi MAPALA UMY Berhasil Tiba di Puncak Elbrus Rusia

$
0
0

Tim MAPALA UMY mengibarkan bendera UMY sesampainya di puncak gunung Elbrus Rusia

Pada Selasa (10/6) pukul 15.40 wib, tim ekspedisi MAPALA UMY berhasil tiba di puncak gunung tertinggi di benua Eropa. Gunung Elbrus setinggi 5.642 mdpl tersebut berkibarlah sang Saka Merah Putih yang dikibarkan oleh tim MAPALA UMY. Keempat mahasiswa yang ikut dalam ekspedisi tersebut adalah Singgih Alnin Muttaqin, Akhmad Rasyid Gandi, M. Fauzan, dan Saigunsi Bonita Arimi. Sebelumnya, keempat tim MAPALA UMY tersebut telah menjalani karantina selama 6 bulan, guna mempersiapkan fisik, mental, dan kerohanian mereka untuk melakukan pendakian ke Gunung Elbrus tersebut.

Sri Atmaja P. Rosyidi St., MSc.Eng., Ph.D., PE, selaku wakil rektor III UMY mengaku bangga dengan keberhasilan tim MAPALA UMY mencapai puncak gunung Elbrus di Rusia tersebut. Sebab, selain melakukan pendakian, mereka juga membawa misi sosial dan Islam. “Mereka tidak hanya melakukan pendakian tapi juga membawa misi-misi tertentu. Diantaranya misi sosial berupa ajakan untuk menjauhi narkoba atau anti narkoba, kemudian misi sebagai duta budaya. Selain itu juga membawa misi Islam dengan cara mengenalkan Islam di Indonesia, khususnya dengan adanya organisasi Muhammadiyah,” paparnya.

Sri juga mengatakan, misi sosial yang dibawa oleh tim MAPALA UMY tersebut untuk melakukan kampanye anti narkoba, cinta terhadap alam, dan olah raga-olah raga positif. “Hal ini tujuannya agar para generasi muda itu bisa mengalihkan perhatiannya dari hal-hal negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas, pada hal-hal positif seperti mencintai alam atau olah raga,” ungkapnya.

Sri juga mengungkapkan bahwa persiapan tim MAPALA UMY untuk melakukan ekspedisi itu tidak mudah. Di samping karena perbedaan cuaca dan bahasa yang akan dihadapi para tim, ada juga kendala lainnya seperti kondisi spiritual dan rohani mereka. “Karena itu, selama 6 bulan sebelum pemberangkatan, kami mengadakan karantina khusus bagi mereka. Selain melatih fisik dan bahasa juga memberikan bekal fiqh perjalanan. Karena daerah, kondisi, dan cuaca di sana tentunya berbeda dengan Indonesia,” jelasnya.

Karena itulah, Sri berharap, jika para tim sudah kembali ke tanah air bisa menceritakan dan membagikan pengalaman mereka melakukan ekspedisi di gunung Elbrus tersebut. Selain itu juga, bisa memberikan gambaran mengenai sejarah dan kondisi umat Islam di Rusia, khususnya di kawasan Elbrus yang penduduknya ternyata adalah mayoritas beragama Islam. “Harapannya, pengalaman mereka mendaki itu bisa menjadi karya ilmiah yang menarik untuk dikembangkan. Seperti proses mereka melakukan adaptasi dari lingkungan tropis di Indonesia, menuju lingkungan yang suhunya berada pada kisaran 30 derajat celcius di bawah 0 (-30 derajat),” tuturnya.

Sri juga menambahkan, bahwa dirinya mewakili UMY, pada hari Senin (16/6) akan melakukan penyambutan tim MAPALA UMY di Moscow, dan bertempat di kantor KBRI Moscow, Rusia. “Di sana nanti kami akan melakukan penyambutan tim MAPALA UMY bersama pemerintah Rusia, serta pihak-pihak yang membantu berjalannya ekspedisi ini. Dan kami harap, kerjasama dengan pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami ini, tidak hanya berakhir sampai di sini saja, tapi bisa berlanjut dengan kerjasama-kerjasama lainnya,” pungkasnya.

Pascasarjana UMY Luluskan 4 Mahasiswa Filipina

$
0
0

Abdulgafur I. Abdulhamid, Kepala bidang Pendidikan di Bioro Of Madaris Education, Department of Education Autonomous Religion In Mindanao, yang juga menjadi mahasiswa Komunikasi dan Konseling Islam, Magister Studi Islam, Program Pascasarjana UMY.

Pada Kamis (12/6) kemarin, UMY mewisuda 579 mahasiswanya baik yang berasal dari program sarjana, vokasi, dan Pascasarjana. Diantara 579 mahasiswa tersebut, 4 diantaranya merupakan mahasiswa Magister Studi Islam konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam, Program Pascasarjana UMY yang berasal dari Filipina. Keempat mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan, mereka adalah Abdulgafur I. Abdulhamid, Morbiya Panghalo Sawangan, Fahad Mohammad Talib, dan Abukair Langisan Hatalan.

Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si, selaku ketua program studi Magister Studi Islam mengatakan bahwa keempat mahasiswa Filipina yang menjalani studi lanjut di UMY tersebut berasal dari daerah Mindanao, Filipina. Kedatangan mereka untuk melanjutkan studi S2 di UMY pun berkat kerjasama antara Departemen Pendidikan Pemerintah Mindanao, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan UMY sendiri. “Kami memberikan beasiswa full murni bagi mereka, atas kerjasama Departemen Pendidikan Pemerintah Mindanao, PP Muhammadiyah, dan UMY. Namun, sebenarnya masih ada satu mahasiswa Filipina lagi yang diberi beasiswa, dan saat ini dia juga sedang melanjutkan studi S3 nya di Program Doktor UMY,” ungkapnya.

Arif juga mengatakan bahwa keberadaan lima mahasiswa Filipina di Pascasarjana UMY itu juga sebagai bentuk kepedulian UMY dan PP Muhammadiyah untuk membantu sesama saudara Muslim. Khususnya bagi penduduk Muslim yang berada di Mindanao, Filipina. Karena di sana, umat Muslim masih menjadi minoritas, dan mereka juga sedang berjuang untuk menjalankan otonomi daerahnya. “Ini sebagai bentuk kontribusi kami pada sesama Muslim, dalam meningkatakan kualitas sumberdaya manusianya. Karena di sana mereka juga sedang memperjuangkan otonominya. Jadi ini sebagai langkah riil kami membantu mereka. Selain itu, ini juga sebagai bukti bahwa Pascasarjana UMY sudah semakin di kenal,” ujarnya.

Selain itu pula, Arif menambahkan bahwa kerjasama akademik tersebut akan berlanjut untuk tahun depan. “Keempat mahasiswa Filipina itu nanti akan kembali ke negaranya. Namun yang pasti, tahun depan kami juga akan menerima mahasiswa dari Filipina lagi sekitar 12 orang, dengan menggandeng Dikti untuk kerjasamanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Abdulgafur I. Abdulhamid​, salah seorang mahasiswa Pascasarjana asal Filipina yang kemarin telah diwisuda ini, mengaku senang bisa melanjutkan studi S2 nya di Indonesia, khususnya di UMY. Sebab menurutnya, Indonesia dan Filipina sebenarnya punya suasana yang hampir sama. “Kami sangat senang bisa melanjutkan kuliah di sini, karena suasana di Indonesia ini seperti di Filipina. Dan itu membuat kami bisa cepat beradaptasi di sini,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Abdulgafur yang juga menjadi Kepala bidang Pendidikan di Bioro Of Madaris Education, Department of Education Autonomous Religion In Mindanao, dirinya beserta ketiga temannya memilih konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam di Program Pascasarjana UMY untuk mendukung misi mereka di Mindanao, Filipina. “Kami ingin berdakwah dan mengajarkan masyarakat Filipina tentang Islam. Di samping itu juga untuk membantu permasalahan Muslim Mindanao yang hingga saat ini masih belum usai. Karena Muslim di Filipina itu adalah minoritas, dan hanya terdapat di daerah Mindanao,” tuturnya.

Karena itu, imbuh Abdulgafur lagi, ia sangat mendukung jika nantinya pemerintah Indonesia bisa ikut memberikan pendidikan bagi umat Muslim di sana. Terlebih lagi jika pemerintah Indonesia bisa ikut membiayai pendidikan umat Muslim di Mindanao. “Kami harap, pemerintah Indonesia bisa terus mendukung untuk memberikan pendidikan bagi Muslim Mindanao. Karena di sana, kami masih menjadi minoritas, jadi masih memiliki banyak kendala serta kekurangan, khususnya dalam pendidikan,” ungkap Abdulgafur yang juga menjadi satu-satunya mahasiswa Pascasarjana UMY yang membuat tesisnya dalam bahasa Arab.

Indonesia Butuh Sistem Pengamanan Konflik Pemilu​

$
0
0

Dr. Martino Sardi (Dosen Fakultas Hukum UMY), Dr. Suhadi (Dosen ICRS UGM, Dr. Surwandono, S.Sos,M.Si menjadi pembicara dalam Seminar Nasional “Tantangan Menciptakan Budaya Damai” di UMY. Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka Peresmian Pusat Studi Damai dan Humaniora UMY.

Dua pasang kandidat yang bertarung dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang membuat posisi kedua pasangan tersebut berhadap-hadapan. Hal tersebut dapat berpotensi memicu meningkatkan tren konflik dalam Pemilu 2014. Fakta ini semakin diperparah karena ketiadaan sistem pengamanan yang memadai saat pelaksanaan Pemilu.

Pakar resolusi konflik UMY Dr. Surwandono, S.Sos,M.Si mengatakan, diperlukan infrastruktur untuk mengelola potensi konflik. Ia menuturkan, pemilu sejatinya merupakan konflik yang dilembagakan dan memerlukan pengelolaan yang sistematis. Menurutnya selama ini belum ada manajemen pengelolaan konflik yang dapat mencegah akar konflik pemilu agar tidak meluas.

“Ketika kita bicara Pemilu maka kita sedang mengelola konflik yang dilembagakan. Pemilu ini belum disediakan infrastruktur pengelolaan konflik yang memadai dan sistematis, ini yang jadi problem, tidak ada jaminan Pemilu besok bisa damai. Jangan sampai hanya deklarasi damai tanpa membangun pencegahan akar konfliknya,” kata Surwandono di sela-sela Peresmian Pusat Studi Damai dan Humaniora UMY, Sabtu (14/6).

Peneliti konflik itu menyebut stakeholder yang terlibat dalam Pemilu saat ini belum mampu mencegah konflik secara sistematis. Ia mencontohkan permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) acap kali menjadi akar berbagai konflik pada Pemilu. Belum lagi Kepolisian yang terkesan hanya berorientasi pada penanganan kekerasan dalam proses Pemilu, sebab selama ini pihak kepolisian melakukan berbagi simulasi hanya sebatas penanganan kekerasan dalam hal unjuk rasa.

Selain itu deklarasi damai yang diucapkan para perwakilan elite peserta Pemilu hanya statement semata yang tidak bersifat mencegah. Padahal diperlukan juga pendidikan budaya damai kepada level simpatisan menengah . Mereka, lanjut Sruwandono, hanya didoktrin untuk mendapatkan suara yang banyak tanpa memerhatikan cara-cara yang dapat mengganggu perdamaian.

“Apakah polisi punya sistem mencegah konflik? Simulasi yang ada saat ini adalah model kekerasan. Ini lho cara polisi menghadapi kekerasan. Bawaslu dan KPU tidak punya cara menjamin Pemilu damai. Tidak adanya infrastruktur untuk membangun pemilu damai menjadi masalah,” tambahnya.

Pengajar FISIPOL UMY itu menambahkan , UU Pemilu harus benar-benar memiliki awareness tentang Pemilu damai yang harus disusun secara detail. Selain itu menurutnya di samping lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif, penting untuk membentuk lembaga elektif yang mengurus pemilihan umum dalam Sistem Politik Indonesia. Dengan memasukkan Bawaslu dan KPU ke dalamnya, lembaga tersebut harus memiliki tata kelola yang baik untuk mencegah akar konflik yang dapat terjadi.

“Jika mempercayai demokrasi sebagai sistem terbaik untuk mengelola treatment politik maka perlu lembaga elektif dengan melakukan amandemen Undang undang,” jelas Doktor di bidang Ilmu Politik itu. (Fahmy)

Viewing all 3507 articles
Browse latest View live