Quantcast
Channel: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 3519 articles
Browse latest View live

Bed Anti-Pressure Ulcer Inovasi Mahasiswa UMY Siap Dikomersialkan

$
0
0

Insiden pressure ulcer atau luka tekan di Indonesia cukup banyak yaitu mencapai angka 33.3%. Angka tersebut jika dibandingkan dengan banyaknya insiden di negara ASEAN lainnya yang hanya 2.1 sampai 18 persen akan terlihat sangat tinggi. Luka tekan sendiri timbul karena terjadinya tekanan/gesekan antara tempat tidur dan kulit pasien yang berbaring dalam jangka waktu yang lama, sehingga ruam dan kemerahan muncul seiring perjalanan penyakit. Solusi yang saat ini dipilih oleh perawat Indonesia adalah dengan melakukan alih tirah baring pada pasien yang direbahkan pada bed Rumah sakit setiap 2 jam dan 4 jam pada malam hari secara manual agar pasien tidak mengalami gangguan dalam proses penyembuhan.

Menanggapi insiden tersebut salah satu kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merancang sebuah inovasi Bed untuk pasien yang di beri nama MIMI SEHAT (Miring-Miring Sehat, Bed Pintar Untuk Tindakan Pencegahan Terjadinya Pressure Ulser di Perawatan Rumah Sakit). “MIMI SEHAT ini berfungsi sebagai Kasur Anti-pressure ulcer yang bekerja secara otomatis. Jadi alat ini mampu mengubah posisi pasien tirah baring (miring kanan-kiri) secara otomatis dan menghasilkan pergerakan secara berkala pada tempo waktu yang ditentukan. Pada dasarnya pengendalian pada bed ini menggunakan sebuah aplikasi yang dapat di install pada smartphone sehingga hal tersebut bisa mempermudah dalam pengoprasiannya baik oleh pasien maupun yang merawat” ujar Suharli (Teknik Mesin 2016) selaku ketua kelompok PKM-T MIMI SEHAT.

Prinsip kerja MIMI SEHAT adalah memanfaatkan sistem mikrokontroler yang dapat dikendalikan melalui aplikasi android dengan linier aktuator sebagai penggeraknya agar memberikan gaya dorong untuk menggerakan bed serta mampu mengatur posisi tirah baring pasien secara otomatis (miring kanan-kiri). “Teknologi inilah yang tengah kami kembangkan untuk kemudian dapat diaplikasikan pada kasur rumah sakit pada umumnya serta kasur yang bersifat home care,” jelas Suharli. Selain itu Suharli menambahkan bahwa ia berharap MIMI SEHAT akan mampu menjadi bed kesehatan yang inovatif sehingga dapat menekan angka kejadian pressure ulcer secara berkala. “Kami berharap semoga MIMI SEHAT akan mampu diaplikasikan, sehingga angka kejadian pressure ulcer di Indonesia mampu terkurangi secara signifikan dan berkala. Selain itu kami berharap setiap rumah sakit di Indonesia dapat memiliki bed MIMI SEHAT ini karena biaya produksi MIMI SEHAT yang lebih murah dari bed anti-pressure ulcer lainnya,” ungkap Suharli.

Suharli dan tim bekerja sama dengan mitra M-one Technology milik SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam membuat sebuah inovasi untuk bed ini yang rencananya akan segera dikomersilkan. Dalam penciptaannya bed ini diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan mitra terutama dalam hal desain, harga, dan kualitas dimana mitra sebelumnya belum mampu mendesain sebuah bed anti pressure ulser dengan budget yang murah namun memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk pasar lainnya. Selain Suharli, ada 4 mahasiswa lainnya dalam Kelompok PKM-T UMY tersebut yaitu Muhammad Nabil Dhiyaulhaq D. (Teknik Mesin 2015), Faiz Evan Saputra (Teknik Mesin 2015), Indah Septianing Tias (Keperawatan 2015), dan Ari Wahyudi Putra (Keperawatan 2015). Kelompok PKM-T MIMI SEHAT dibantu oleh Ir. Aris Widyo Nugroho, M.T ., Ph.D selaku dosen pembimbing. (Pras)


Bupati Berau Gandeng Mahasiswa UMY dalam Entaskan Kemiskinan

$
0
0

Salah satu daerah yang menjadi tujuan pogram Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah Berau, Kalimantan Timur. Sebanyak 23 mahasiswa lintas jurusan yang tergabung dalam komunitas KKN Lentera bangsa (Lensa) Borneo akan menjalankan KKN di dua desa yaitu desa Longkeluh kecamatan Kelay, dan desa Baturajang Kecamatan Segah selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 12 Juli hingga 12 September. Melalui rilis yang diterima oleh tim Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY pada hari Sabtu (14/7) program KKN di Berau sudah memasuki tahun kedua dan merupakan lanjutan dari program sebelumnya yang pernah dilakukan pada Juli 2017 lalu.

Kelompok KKN Lensa Borneo melakukan audiensi dengan Bupati Berau pada 11 Juli 2018 lalu untuk mendiskusikan program yang akan dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di wilayah tersebut. “Program KKN dari UMY ini kami harapkan akan mampu membantu mengentaskan kemiskinan yang ada di desa Long Keluh dan Baturajang. Sehingga hal ini dapat mencapai tujuan kami dalam menurunkan angka kemiskinan di kabupaten Berau pada 2019 mendatang,” ujar H. Muharram, S.Pd., M.M. yang menjabat sebagai Bupati Berau.

Diungkapkan oleh Wahyu, selaku Ketua KKN Lensa Borneo bahwa silahturahmi ini sekaligus menjadi kesempatan untuk menegaskan dan menindaklanjuti program-program yang akan dilakukan. “Fokus utama program yang akan kami lakukan adalah untuk meningkatkan daya saing produksi dan ekonomi kreatif untuk dua desa tersebut. Diharapkan ini mampu menjadi pendorong dalam membangun ekonomi masyarakat,” tandasnya.

Inovasi 3 Mahasiswa UMY Hasilkan Alat Ukur Radiasi yang Praktis dan Cepat

$
0
0

3 orang mahasiswa D3 Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menciptakan inovasi alat di bidang kesehatan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Dosca “Dosimeter Co-Card Alarm” adalah alat yang mereka ciptakan dan maju ke tingkat nasional hingga berhasil mendapatkan dana dari Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) pada tahun 2018.

Banyak para pekerja di bidang kesehatan yang sering terpapar sinar radiasi ketika mereka melakukan tugasnya di ruangan radiologi. Hal ini dikarena banyak pekerja yang tidak menyadari bahwa diri mereka sudah terpapar gelombang radiasi dengan cukup lama disebabkan oleh alat ukur pancaran radiasi yang dipakai masih manual dan tidak bisa memberikan data dengan cepat. Hal ini yang melatarbelakangi Sabda Amukti Fasai bersama dengan kedua rekannya yang bernama Subhan Bariton dan Nadhatur Rughaisyiah menciptakan inovasi alat pengukur pancaran radiasi.

“Kelompok kami menghabiskan waktu selama 3 bulan untuk menyelesaikan Dosca “Dosimeter Co-Card Alarm” yang menjadi terobosan baru alat pencatat gelombang radiasi,” ujarnya saat diwawancarai pada, Sabtu (14/7) di Gedung A.R Fachrudin UMY.

Sabda menjelaskan bahwa alat yang mereka ciptakan merupakan kombinasi dari 2 alat yang bernama Surveymeter dan Dosimeter. “Dosca bekerja dengan sangat efektif, tidak seperti alat yang sudah ada. Dengan ukurannya yang sebesar buku saku dan mampu memberikan ukuran radiasi dengan tampilan digital yang dapat dilihat saat itu juga. Tidak seperti Dosometer yang harus menunggu data dari Balai Pengawas Fasilitas Kesehatan selama 1 bulan lamanya,” ujarnya.

Kemudian, apabila karya mereka sudah bisa dipasarkan secara umum di Tanah Air dipastikan harganya akan jauh lebih murah dibandingkan dengan alat – alat yang sudah ada seperti Surveymeter dan Dosimeter yang dibandrol dengan harga 2 sampai 3 juta Rupiah. Hal tersebut dikarenakan kedua alat tersebut harus diimpor dari luar negri.

Pada akhir wawancara, mahasiswa semester 4 itu berharap agar pemerintah bisa mendukung penuh semua karya terbaik anak bangsa. “Tim kami mengharapkan perhatian pemerintah untuk mendukung kerja keras selama ini dengan mempermudah mendapatkan hak paten,” tutupnya. (ak)

FUR-CRAFT, Peluang Bisnis dengan Pemanfaatan Limbah Kayu

$
0
0

Dewasa ini, permintaan alat kebutuhan rumah tangga berbahan dasar kayu seperti meja, kursi lemari dan barang lainnya semakin tinggi. Tingginya produksi barang – barang itu tentunya diikuti dengan meningkatnya limbah industri. Menyikapi permasalahan tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) membuat karya hasil daur ulang limbah kayu yang bernama Furniture Crafting (FUR-CRAFT).

Kelompok PKM FUR-CRAFT diketuai oleh Muhammad Nabil Dhiyaulhaq D. yang merupakan mahasiswa prodi Teknik Mesin UMY. FUR-CRAFT memiliki 4 orang anggota yang terdiri dari beberapa program studi diantaranya adalah Gita Somantri dari Prodi Manajemen, Yudani Alamsyah H dari Prodi Agribisnis, Muhammad Abdul Aziz dari Prodi Agroteknologi dan Fachri Ramadhan dari Prodi Teknik Mesin UMY, Serta Novi Caroko, S.T., M.Eng sebagai Dosen pendamping kelompok PKM FUR-CRAFT

Nabil mengatakan bahwa FUR-CRAFT memiliki kelebihan yang cukup mencolok dibandingkan dengan barang hasil daur ulang lainnya yang serupa. “FUR-CRAFT menggunakan limbah kayu jati belanda sebagai bahan utama produknya, tujuannya juga untuk meningkatkan nilai limbah kayu jati belanda yang biasanya menumpuk di pelabuhan. Kami menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan sehingga lebih aman daripada produk lain yang terkadang masih menggunakan zat kimia berbahaya untuk produksi,” paparnya saat ditemui di Gedung Pascasarjana UMY pada, Senin (10/7).

Berkat ide kreatif Nabil dan rekan – rekannya dalam mengolah limbah kayu Jati sebagai bahan baku furniture. Kelompok PKM mereka lolos di tingkat Nasional dan mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Ristekdikti)

Guna melanjutkan programnya tersebut, kelompok PKM FUR-CRAFT sudah bermitra dengan beberapa toko furniture di daerah Kasongan. Pemasaran yang dilakukan FUR-CRAFT menggunakan Ecommerce dan juga bisa langsung ke galeri FUR-CRAFT yang beralamat di Perum Puspa Indah blok G5 Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. “Dengan adanya kelompok usaha ini harapannya bisa meningkatkan kreativitas masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha,” tambah ketua kelompok PKM tersebut. (ak)

Mahasiswa UMY Ajukan Inovasi Baru Untuk Media Tanam In Vitro

$
0
0

Myrmecodia pendans atau lebih dikenal sebagai Sarang Semut merupakan salah satu tanaman yang umum digunakan sebagai bahan pengobatan alternatif. Tanaman ini kaya dengan kandungan flavonoid, tannin, tokofeRol, dan multimineral yang bermanfaat sebagai obat berbagai macam penyakit seperti sesak nafas, batuk TBC, tekanan darah tinggi, rheumatik, asam urat, gangguan jantung hingga untuk pengobatan kanker. Namun budidaya tanaman sarang semut secara alami masih memiliki kendala, seperti adanya semut (Iridomyrmex cordatus) yang memakan benih dari tanaman sarang semut. Juga kemungkinan adanya sifat anakan yang tidak sama dengan induknya yang akan menurunkan kualitas tanaman sarang semut sebagai bahan baku obat.

Menyadari pentingnya kebutuhan untuk memperbanyak tanaman sarang semut, melestarikan tanaman sarang semut dan juga manfaatnya sebagai bahan baku obat tradisional, tim PKM-P (Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengajukan penelitian dengan judul “Pepusumepe Tasase In Vitro: Pemanfaatan Pumkins dalam Substitusi Medium Perbanyakan Tanaman Sarang Semut secara In Vitro” untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Teknik budidaya In Vitro diajukan sebagai sebuah alternatif untuk menghasilkan tanaman Sarang Semut yang berkualitas. “Kultur in vitro adalah menanam menggunakan jaringan tanaman baik berupa sel, jaringan, atau organ seperti potongan daun, ruas akar, ruas batang, embrio atau potongan lainnya ke dalam botol kultur dengan media dalam bentuk gel dan kondisi aseptik . Kelebihan teknik ini yaitu dapat memperbanyak tanaman secara cepat dengan tetap mempertahankan keseragaman genetik, melestarikan plasma nutfah, dan mampu memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara cepat,” ungkap Amira Firza, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2015 UMY selaku salah seorang anggota tim PKM-P tersebut dalam rilis yang diterima oleh Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY pada hari Sabtu (14/7).

Pembudidayaan dengan teknik in vitro biasanya dilakukan dengan menggunakan bahan media yang berasal dari kimia sintetis yang memerlukan biaya cukup mahal. Ini yang kemudian berusaha diatasi tim PKM-P ini dengan memberikan inovasi baru yaitu penggunaan media pengganti yang berasal dari labu. “Media pengganti yang kami ajukan dalam penelitian ini maksudnya untuk mengganti nutrisi yang biasanya adalah kimia sintetis dengan labu. Labu ini kemudian kita olah dan tambahkan bahan lain menjadi gel sebagai media budidaya supaya dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam proses budidaya. Ini tentu akan membuat proses budidaya yang mahal dapat dipermudah secara biaya karena bahannya sangat mudah didapatkan seperti di pasar tradisional.” ujar Ilyas Al Akbar, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2015 UMY yang juga merupakan ketua dari tim ini.

Ilyas menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh timnya saat ini sudah mencapai 85 persen. “Alhamdulillah penelitian ini berjalan dengan baik, hipotesis sementara yang bisa kami ambil dari pengamatan ini adalah labu baik digunakan sebagai media substitusi dalam perbanyakan tanaman sarang semut. Karena pertumbuhan yang dihasilkan sama dengan penggunaan bahan kimia sintetis. Namun hasil itu masih hipotesis, tim kami akan segera melakukan analisis lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik,” jelasnya. Ilyas juga menyebutkan bahwa penggunaan labu dalam budidaya in vitro merupakan inovasi baru. Tim PKM-P ini berharap penelititan yang mereka lakukan dapat menjadi kontribusi untuk ilmu pengetahuan baru terhadap penggunaan labu sebagai media substitusi atau dapat menjadi acuan penelitian yang lebih lanjut.

Pengumuman Hasil Seleksi Tahap II Calon Mahasiswa Baru FKIK UMY Jalur CBT Gel. III, Jalur PBT Gel. III, dan Jalur Prestasi (PNUAN Periode I dan Periode II) TA. 2018/2019

$
0
0

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta No. 126/SK-UMY/VI/2018 tentang Hasil Seleksi Tahap II Calon Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalur Computer Based Test (CBT) Gelombang III dan Jalur Paper Based Test (PBT) Gelombang III maka berikut ini kami sampaikan daftar calon mahasiswa baru yang diterima.

SK Rektor Mengenai Hasil Seleksi Tahap II FKIK Jalur CBT dan PBT Gelombang III 2018

Hasil Seleksi Tahap II FKIK Jalur CBT dan PBT Gelombang III 2018

Alur Registrasi Jalur CBT dan PBT Gelombang III

 

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta No. 127/SK-UMY/VII/2018 tentang Hasil Seleksi Tahap II Calon Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalur Prestasi (PNUAN Periode I dan II) maka berikut ini kami sampaikan daftar calon mahasiswa baru yang diterima.

SK Rektor Mengenai Hasil Seleksi Tahap II FKIK Jalur Prestasi (PNUAN Periode I dan II 2018

Hasil Seleksi Tahap II FKIK Jalur Prestasi (PNUAN Periode I dan II 2018

Alur Registrasi Jalur Prestasi (PNUAN Periode I dan II)

 

Info Penting :

Mohon hati-hati dengan orang yang mengaku bisa meloloskan menjadi mahasiswa UMY dan meminta sejumlah uang. Apabila ada yang mengaku bisa meloloskan, mohon dilaporkan ke UMY dan pelaku akan diproses secara hukum.

Mahasiswa UMY Temukan Obat Kanker Payudara Minim Efek Samping

$
0
0

Kanker masih menjadi momok yang menakutkan bagi orang orang di seluruh dunia. Pada tahun 2015, sekitar 8,8 juta nyawa melayang yang disebabkan oleh penyakit kanker. Lalu, perempuan menjadi korban paling banyak dari keganasan salah satu penyakit kanker, yaitu kanker payudara. Sampai saat ini terapi kanker payudara masih pada kemoterapi, radiasi dan operasi yang memiliki efek samping cukup besar. Untuk itu, 4 orang mahasiswa jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) membuat obat kanker payudara yang sangat efektif dan mimim efek samping.

Adalah Siska Febdian Nitami, Anita Dessy Setiawati, dan Larasati Azzahra Sasmito 4 orang mahasiswa UMY yang menciptakan terobosan baru dalam dunia pengobatan di Indonesia. Siska menjelaskan bahwa metode pengobatan yang selama ini dipakai untuk menyembuhkan kanker payudara berupa obat-obatan kimia, radiasi maupun operasi yang memiliki efek samping cukup besar. Untuk itu, Siska bersama dengan rekan – rekannya menciptakan terobosan baru berupa Tablet CaCi yang terbuat dari bahan alami. “Obat ini kami buat supaya penderita kanker payudara tidak mengalami efek samping setelah berobat,” ujarnya saat ditemui di ruang Biro Humas dan Protokol Gedung A.R Fachrudin UMY pada, Senin (16/7).

Dalam pembuatan dan pengembangannya diharapkan tablet CaCi ini mampu menjadi solusi dalam terapi pada pasien kanker payudara yang murah dan minim efek samping. Tablet CaCi ini dengan bahan aktif kulit jeruk dan daun teh dan kemudian diuji dengan berbagai metode penelitian seperti uji KLT, Molecular Docking, Sitotoksik, Antioksidan, serta Formulasi Tablet. Dengan metode-metode ini membuktikan bahwa ekstrak daun teh dan kulit jeruk memiliki efektivitas sebagai agen ko-khemotrapi. Melalui penelitian ini, diharapkan kedepannya kombinasi ekstrak etanolik kulit jeruk mandarin dan daun teh dapat dimanfaatkan dan dieksplorasi lebih luas lagi penggunaannya khususnya untuk pencegahan maupun pengobatan kanker payudara.

Siska pun berharap, dengan lolosnya penelitian yang ia kerjakan bersama dengan teman – temannya di tingkat nasional dan mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Ristekdikti) untuk menunjang penelitian kedepannya. “Kami akan terus melanjutkan penelitian Caci ini, agar kedepannya menjadi lebih sempurna lagi,” tambahnya. (ak)

Mahasiswa UMY ciptakan SETUAN (Sepatu All in One) Hemat, Praktis, Fashionable dan Berbudaya

$
0
0

Inovasi terbaru dalam bidang kewirausahaan berhasil dibuat oleh salah satu kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa- Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan melahirkan produknya yang bernama SETUAN: Sepatu All in One. Produk Setuan ini merupakan inovasi produk sepatu yang bisa diubah menjadi sandal. Dengan mengangkat kain limbah lurik sebagai motif yang digunakan, membuat sepatu sendal ini menjadi unik, membudaya dan tetap staylist untuk digunakan oleh siapapun.

”SETUAN ini adalah satu produk yang sangat unik, sangat inovatif. Kita bisa menggunakan produk ini kapanpun, dimanapun dan sangat cocok untuk dipakai baik dalam suasana formal maupun informal,” ujar Emi, salah satu customer yang telah mencoba dan membeli produk SETUAN tersebut, saat ditemui pada Minggu (15/7). Emi yang juga merupakan seorang socioeducopreneur di Yogyakarta ini juga mengatakan, selain praktis, SETUAN juga bisa menghemat biaya pengeluaran.

Produk SETUAN ini, di bandrol dengan harga yang cukup terjangkau, sehingga konsumen bisa menghemat budget mereka di mana biasanya mereka harus membeli sepatu atau sendal dengan harga yang lebih mahal. Namun dengan SETUAN, konsumen bisa mendapatkan dua manfaat dalam satu produk sehingga ini bisa menjadi hal yang menguntungkan bagi mereka.

Kelompok PKM-K yang inovatif ini diketuai oleh Sayida Ralia Mawalia Z (Pendidikan Bahasa Inggris 2015), dengan anggota Oktari Firda Hibatullah (Pendidikan Bahasa Inggris 2015) Sri Puji Hapsari (Pendidikan Bahasa Inggris 2014) dan Mustika Lestari ( Ilmu Ekonomi 2014). Kelompok PKM-K tersebut dibimbing oleh Puthut Ardhianto, M. P.d. (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMY). (pras)


Ditangan Mahasiswa Farmasi UMY, Daun Teh dan Daun Sirsak Jadi Sirup Inovasi Masa Kini untuk Kanker Kolon

$
0
0

Ekstrak daun teh dikombinasikan dengan daun sirsak bisa diubah menjadi obat kanker kolon (usus besar) yang mujarab. Untuk itu sejumlah mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan(FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penilitian terkait obat tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti 2018.

Ketiga mahasiswa tersebut antara lain, Nazariah Putri (2014), Harena Anggun Lakshita (2016), dan Melany Ayu Octavia (2017). Penelitian ini berjudul “Camanonna Sirup: Sirup Inovasi Masa Kini dengan Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Teh (Camelia Sinensis.L) dan Daun Sirsak (Annona Muricata.L) sebagai agen kemopreventif pada Kanker Kolon.”

Nazariah Putri selaku ketua tim menjelaskan, sebelum kedua daun tersebut diuji, terlebih dahulu dideterminasi. Setelah determinasi, kedua daun tersebut diekstraksi dengan etanol untuk mendapatkan ekstrak kental yang nantinya akan digunakan untuk uji selanjutnya. “Setelah melewati 2 tahapan uji di atas. Dilakukan uji docking molekuler, uji ini menggunakan aplikasi Autodock Vina. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang berpotensi menghambat aktivitas protein tertentu. Pada metode Autodock Vina ini menghasilkan skor nilai yang apabila semakin kecil nilai diperoleh, maka semakin baik ikatan senyawa aktif dan protein. Pada penelitian kami diperoleh skor yang kecil,” paparnya saat diwawancarai Biro Humas dan Protokol UMY pada Senin (16/7) di Kampus Terpadu UMY.

Nazariah menambahkan metode selanjutnya yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Metode ini bertujuan untuk membuktikan apakah kedua ekstrak daun tersebut mengandung flavonoid. “Metode ini menggunakan Sinar UV, apabila ekstrak tersebut ditotolkan di atas pelat lalu di sinari menggunakan sinar UV dan bercak totolan berubah menjadi warna ungu atau kuning maka ekstrak tersebut positif mengandung flavonoid. Tanaman yang mengandung flavonoid berpotensi sebagai antioksidan untuk kanker,” tandasnya.

Kembali ditambahkan Nazariah bahwa proses selanjutnya yaitu uji antioksidan menggunakan metode DPPH kombinasi ekstrak etanol daun teh dan daun sirsak dan didapatkan nilai 26,90 yang berarti sangat kuat. “Berdasarkan data tersebut, maka kemampuan dari ekstrak etanol kombinasi daun teh dan sirsak tersebut sangat kuat dan berpotensi menjadi produk jadi berupa suplemen atau obat herbal terstandar,” ungkapnya.

“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif untuk perkembangan ilmu pengetahuan untuk bidang kesehatan khususnya farmasi. Serta sebagai sumber informasi masyarakat untuk memanfaatkan bahan yang berasal dari alam yaitu kombinasi ekstrak daun teh dan daun sirsak sebagai agen kemopreventif kanker atau pencegahan proses perkembangan kanker terutama pada kanker kolon” jelasnya. (sumali)

Mahasiswa UMY Ciptakan Effervescent, Suplemen Antikanker Payudara Pertama di Indonesia

$
0
0

Salah satu kanker yang memiliki angka insidensi terbesar di Indonesia adalah kanker payudara. Kanker Payudara (KPD) merupakan jenis kanker yang menempati urutan pertama pada perempuan. Jenis kanker ini biasanya muncul pada wanita dengan usia di atas 50 tahun. Untuk itu mahasiswa farmasi UMY yang terdiri dari Fatma Sari Masitha, Dwi Asih Ramadhani, dan Hayu Ikfini berinovasi menciptakan sediaan suplemen antikanker payudara yang murah dan menyegarkan.

Fatma Sari selaku ketua tim penelitian menyampaikan bahwa di Indonesia sendiri menurut Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI), pada tahun 2010 angka kejadian kanker payudara di Indonesia yaitu 12 dari 100.000 perempuan, angka ini terus meningkat sejak tahun 2002. dengan suplemen yang mereka beri nama NONA CAMELLIA sangat dibutuhkan pada masa sekarang ini, terutama dengan cara memanfaatkan tanaman herbal yang memiliki aktivitas sebagai kemopreventif. “Daun teh (Camellia sinensis) memiliki banyak manfaat, yang paling besar yaitu sebagai antioksidan kuat karena di dalam daun teh terdapat kandungan senyawa aktif seperti katekin. Selain itu daun sirsak juga memiliki senyawa antikanker yaitu acetogenin. Kombinasi antara keduanya ternyata memiliki aktivitas antikanker yang cukup tinggi,” ungkapnya saat diwawancarai Biro Humas dan Protokol UMY pada Senin (16/7) di Kampus Terpadu UMY.

Fatma Sari menambahkan bahwa suplemen NONA CAMELLIA ini mereka buat dengan bentuk sediaan EFFERVESCENT yang bisa diseduh dengan air biasa ataupun air dingin sesuai selera. “Suplemen ini mudah dikonsumsi, memberikan kesegaran ketika diminum, dan menghilangkan rasa tidak enak dari ekstrak daun teh dan daun sirsak tersebut. Suplemen ini diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan kesehatan masyarakat terutama dalam pencegahan kanker payudara. NONA CAMELLIA telah teruji secara in vitro yaitu melalui uji kandungan senyawa kimia, uji aktivitas antioksidan, optimasi uji interaksi senyawa-reseptor dan uji fisik sediaan,” ujarnya

“Dari semua uji yang telah kami lakukan ternyata menghasilkan sediaan yang potensial. Selain itu, kami juga sedang dalam proses publikasi ilmiah dalam konferensi Internasional. Suplemen effervescent NONA CAMELLIA ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan, serta dapatmembantu masyarakat untuk mencegah kanker payudara dengan memanfaatkan bahan yang berasal dari alam yaitu kombinasi ekstrak daun teh dan daun sirsak melalui suplemen NONA CAMELLIA,” tutupnya.

Pengumuman Hasil Seleksi Tahap II Calon Mahasiswa Baru Program Beasiswa Bidikmisi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Akademik 2018/2019

Mahasiswa UMY Ciptakan Gigi Tiruan Yang Nyaman & Hemat Biaya

$
0
0

Seiring dengan tingginya angka kejadian kehilangan gigi dan kesadaran estetis, maka angka penggunaan gigi tiruan di masyarakat ikut pula meningkat. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 prevalensi kehilangan gigi sebesar 3.9, dan prevalensi penggunaan gigi tiruan sebesar 4.5. Untuk itu salah satu kelompok PKM UMY melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kekuatan Tekan dan Fleksural Bahan Thermoplastic Nylon dan Acrylic Resin Heat Curing pada Berbagai Ketebalan”. Kelompok PKM ini beranggotakan Novi Kurniawati (Kedokteran Gigi 2014), Desy Novianti (Kedokteran Gigi 2014) dan Galih Nur Cholis (Kedokteran Gigi 2016).

Novi Kurniati sebagai anggota tim mengatakan banyak pasien yang mengeluhkan gigi tiruannya sering patah dan terasa tebal, sehingga kurang nyaman digunakan. “Salah satu faktor yang mempengaruhi sering tidaknya gigi tiruan patah adalah kekuatan mekanisnya. Kekuatan mekanis yang menggambarkan kekuatan pengunyahan adalah kekuatan tekan dan fleksural. Salah satu solusi yang dipilih untuk mengantisipasi kepatahan adalah dengan menambah ketebalan, namun pengguna merasakan dengan tebal yang digunakan saat ini dirasa kurang nyaman,” ungkapnya saat diwawancarai Biro Humas dan Protokol pada Senin (26/7) di Kampus Terpadu UMY.

Novi menambahkan bahwa Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kekuatan tekan tertinggi bahan Thermoplastic Nylon pada ketebalan 1,5 mm sedangkan baban Acrylic Resin Heat Curing pada ketebalan 2,5 mm. ”Penelitian yang kami lakukan juga sempat diuji coba oleh pembimbing kami yakni drg.Laelia Dwi Anggraini,Sp.KGA yang menguji kekuatan tekan dan fleksural bahan Thermopastic Nylon dan Acrylic Resin Heat Curing pada berbagai ketebalan,” paparnya.

Kembali ditambahkan oleh Novi bahwa kekuatan Fleksural tertinggi bahan Thermoplastic Nylon pada ketebalan 1 mm sedangkan bahan Acrylic Resin Heat Curing pada ketebalan 2 mm. “Kami berharap dengan adanya penelitan ini secara tidak langsung akan dapat memberikan beberapa keuntungan bagi masyarakat, diantaranya berupa keuntungan psikologis, efisiensi waktu, dan ekonomi. Keuntungan secara psikologis dapat berupa rasa aman dan nyaman pasien. Keuntungan secara efisiensi waktu dikarenakan pasien dapat menghemat waktu kunjungan untuk memperbaiki gigi tiruannya yang patah. Keuntungan secara ekonomi yakni masyarakat mampu menghemat biaya untuk memperbaiki gigi tiruan,” imbuhnya.

Mahasiswa UMY Bantu pemerintah dalam menanggulangi Tuberkolosis di Kadipiro

$
0
0

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular di Indonesia yang masih cukup tinggi, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2016 jumlah pasien TB ditemukan 1.003 kasus TB, 594 diantaranya berdomisili di Yogyakarta. Sementara di tahun 2017 ditemukan 665 kasus TB, 430 di antaranya berdomisili di Yogyakarta, khususnya Kadipiro yang merupakan lingkungan yang padat penduduk.

Menaggapi masalah tersebut Bettania Siwi Gumelar selaku ketua kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dan kelompoknya berniat untuk membantu pemerintah yang sedang serius dalam menanggulangi penyakit tersebut. Dikatakan oleh Bettania bahwa faktor yang membuat masih banyaknya kasus TB adalah kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang TB itu sendiri baik itu pengertiannya ataupun pencegahannya. “berdasarkan masalah tersebut, kami dari PKM M UMY yang berjudul MOLYA MANTU (MODEL PEBERDAYAAN MASYARAKAT TANGGAP TUBERCULOSIS) MENUJU MASYARAKAT SEHAT DARI BAHAYA EPIDEMI TUBERCULOSIS DI WILAYAH YOGYAKARTA membantu memberdayakan masyarakat Kadipiro untuk bisa tanggap terhadap tuberkulosis,” ungkap Bettania.

Untuk membantu lancarnya program PKM-M ini Bettania besera kelompoknya bekerja sama dengan pemuda karang taruna dengan membentuk kader TB, dimana nantinya para kader ini akan membantu kelompok PKM-M untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai penyakit TB. “Para kader akan dibekali KIT MOLYA MANTU disusun dengan bahasa yang mudah difahami yang berisi leaflet, lembar Bali, langgam jawa, video edukasi, dan poster dengan bentuk yang simple. Semua itu akan dikemas dalam satu tas sehingga mudah dibawa kemanapun serta warnanya yang kalem sehingga menarik untuk dilihat ataupun didengar oleh orang yang pertama kali melihatnya. Upaya ini diharapkan dapat menjadi media yang mempermudah para kader untuk menjelaskan nanti,” ungkap Bettania

“Selain kepada para pemuda tentu tujuan program ini adalah kepada seluruh warga Kadipiro. Kegiatan ini berlangsung dua kali yang pertama untuk para pemuda karang taruna dengan pembentukan kader TB sedangkan kegiatan yang kedua adalah kegiatan bersama warga. Diawali dengan pre test yaitu untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat, lalu setelah itu dilaksanakan penyuluhan, sesi tanya jawab, bertukar pendapat dan juga pengenalan KIT MOLYA MANTU, dan ditutup dengan post test dimana kader TB yang telah dibentuk akan ikut serta,” jelas Bettania.

Selain Bettania PKM-M ini beranggotakan Yudhitya Fairuz Dwinta Putri, Ni’mah Wardaturrahmah, Shiffa Noor Amalya, dan Khadijah Adha Kamila. “Harapannya dari kami yaitu program ini dapat dilanjutkan dan terus berlangsung di masyarakat, karena sudah terbentuknya kader dan juga meningkatnya kesadaran masyarakat” ungkap Bettania.(pras)

KOMPOR ALAI, Kompor Pintar Karya 3 Mahasiswa UMY

$
0
0

Akhir – akhir ini, musibah kebakaran yang disebabkan oleh kompor gas yang kerap kali lupa dimatikan penggunanya hingga berakibat ledakan marak terjadi. Di samping itu, Gas elpiji terkenal dengan sifatnya yang mudah terbakar sehingga kebocoran peralatan elpiji beresiko tinggi terhadap kebakaran. Kejadian ini menjadi acaman yang cukup serius, dikarenakan sudah banyak korban berjatuhan. Untuk itu, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tegabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM – KC) menciptakan kompor yang canggih dan aman bernama KOMPOR ALAI.

Adalah Abdi Bagas Utomo, Dwi Nugroho Juliansyah, dan Ratna Murti ketiga mahasiswa kreatif jurusan Teknik Elektro UMY yang berhasil membuat terobosan baru di dunia industri. Abdi Bagas Utomo sebagai ketua kelompok menjelaskan bahwa KOMPOR ALAI memiliki arti Kompor Anti Lalai. “Kompor yang kami ciptakan memiliki fitur yang berfungsi untuk meminimalisir kecelakaan ketika dipakai. Lalu, kompor juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari pengguna,” ujarnya saat diwawancarai di Lab. Teknik UMY pada, Senin (16/7).

Selain itu, PKM – KC yang lolos di tingkat nasional dan mendapat dana hibah penelitian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Ristekdikti) memiliki kelebihan, antara lain adalah mendeteksi dan memberi peringatan terjadinya kebocoran gas serta mencegah terjadinya kebakaran akibat kebocoran gas, dapat memberikan peringatan bahwa kompor dalam keadaan menyala namun tidak diawasi melalui alarm serta pesan singkat ke ponsel pengguna, dan yang terakhir kompor dapat mati secara otomatis ketika kompor menyala namun tidak diawasi sehingga dapat mencegah masakan gosong atau kebakaran.

Rama Okta Wiyagi, S.T, M.Eng sebagai dosen pembimbing kelompok berharap untuk kedepannya dengan adanya KOMPOR ALAI dapat mengurangi kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian para pengguna kompor. Kemudian pemerintah juga bisa merasa terbantu dengan programnya berupa kampanye penggunaan kompor berbahan bakar gas. “Saya berfikir, kedepannya kompor ini akan bisa diterima oleh masyarakat, karena bisa memberikan rasa aman bagi para penggunanya,” tambahnya. (ak)

Mahasiswa UMY Lakukan Inovasi Untuk Perbanyakan Bibit Bakau

$
0
0

Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak, ini umumnya menjadi masalah bagi negara yang berbatasan langsung dengan laut. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang juga menghadapi ancaman abrasi. terlebih dengan terjadinya penebangan pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove yang memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat. Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, pada akhir tahun 2017 saja Indonesia kehilangan tanah 30.000 Hektar yang disebabkan kenaikan air laut, dan abrasi.

Cara menanggulangi abrasi tersebut salah satunya adalah dengan membuat ekosistem mangrove dan untuk itu diperlukan bibit pohon bakau yang kuat. “Ekosistem mangrove memiliki banyak fungsi, fungsi secara fisik yaitu mangrove mampu menahan gelombang tinggi, badai dan pasang ombak sewaktu-waktu, sehingga mengurangi abrasi pantai. Secara ekologis mangrove juga memiliki fungsi sebagai sumber plasma nutfah, karena sebagai tempat bertelur dan bersarangnya biota laut,” ujar Eka Fitriastuti, mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam kelompok PKM-P (Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian) tentang bibit pohon Bakau Pedada.

Eka menyebutkan bahwa untuk membuat ekosistem mangrove sendiri diperlukan lapisan terluar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan terluar. “Agar ekosistem Bakau mampu bertahan dibutuhkan tanaman bakau yang adaptif. Salah satu jenis mangrove yang mampu beradaptasi dengan baik adalah jenis mangrove Pedada (Sonneratia caseolaris). Mangrove Pedada merupakan jenis yang tumbuh di kawasan pesisir dengan adaptasi tinggi terhadap kondisi salinitas atau kandungan garam dalam tanah dan air laut,” ungkapnya.

Kelompok PKM-P tersebut melakukan penelitian terhadap perbanyakan bibit dengan menggunakan teknik in vitro. “Kultur in vitro merupakan metode perbanyakan tanaman dengan mengisolasi bagian tanaman dan menumbuhkannya pada media yang mengandung nutrisi serta zat pengatur tumbuh. Ini dilakukan dalam kondisi streril sehingga mampu menghasikan bibit lebih cepat, banyak, bebas dari penyakit dan identik dengan induknya tanpa dipengaruhi musim,” jelas Eka.

Eka berharap penelitian yang dilakukan kelompoknya dapat menjadi inovasi untuk memberikan solusi dalam menangani permasalahan abrasi pantai di Indonesia.


RINA-BONGPIS: Alternatif Nutrisi Organik Hidroponik

$
0
0

RINA-BONGPIS: Alternatif Nutrisi Organik Hidroponik

Penggalaan urban farming atau pertanian perkotaan dengan teknologi hidroponik mulai dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian. Hidroponik sendiri merupakan cara bercocok tanam menggunakan media air. Penambahan nutrisi mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sayangnya nutrisi komersil harganya relatif mahal dipasaran. Hal tersebut mengakibatkan modal produksi pelaku usaha atau produsen tinggi dan keuntungan yang diperoleh relatif rendah.

Permasalahan tersebut menjadikan tiga mahasiswa Agroteknologi UMY angkatan 2015 (Anggarsih Triyono, Alis Diah Kusumawati, dan Ilyas Al Akbar)  berfikir untuk mencari alternatif nutrisi hidroponik lain dengan memanfaatkan kearifan lokal. Buah hasil pemikiran tersebut menciptakan inovasi alternatif nutrisi organik hidroponik RINA-BONGPIS. RINA-BONGPIS merupakan formulasi nutrisi yang memanfaatkan berbagai limbah organik pertanian dan peternakan. Mengandung unsur hara makro dan mikro, hormon pertumbuhan giberlin dan sitokinin, dan lebih dari 7 mikro organisme yang berperan baik bagi tanaman seperti bakteri penambat N dan pelarut P.  Nutrisi tersebut kemudian diuji di green house Fakultas Pertanian UMY pada tanggal 5 mei – 10 juni 2018 pada tanaman selada merah.

Nutrisi organik RINA-BONGPIS merupakan solusi nutrisi yang murah, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan harga jual produk organik. Dengan penggunaan nutrisi organik akan menghasilkan produk organik yang sehat. Produk organik yang sehat saat ini menjadi tren di masyarakat (konsumen), sehingga harga dari produk akan meningkat. Nutrisi organik hidroponik RINA-BONGPIS inipun telah siap dipasarkan.

3 Mahasiswi UMY Kembangkan Potensi Herba Bandotan sebagai Agen Kemopreventif Kanker Payudara

$
0
0

Angka kasus untuk kanker payudara pada wanita di dunia terjadi sebanyak 43,3% diantara kasus kanker lainnya, ini berdasarkan data dari International Agency of Research on Cancer pada tahun 2012 . Dari jumlah tersebut angka kematian untuk kasus kanker ini cukup tinggi, sekitar 12,9%. Hingga saat ini, kanker payudara pada wanita frekuensinya terus mengalami peningkatan karena pembelahan sel terjadi sangat cepat. Bukti menunjukkan bahwa pengobatan kanker melalui kemoterapi, radiasi dan pembedahan memiliki keterbatasan karena dapat memicu kematian sel sehat lainnya. Mahalnya biaya juga menjadi halangan bagi penderita untuk memperoleh pengobatan maksimal.

Urgensi pengobatan alternatif sebagai terapi penyembuhan sangat diperlukan untuk penyakit kanker payudara, ini yang kemudian menjadi pendorong bagi salah satu kelompok PKM-PE (Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(UMY) untuk mengembangkan agen yang mencegah pertumbuhan sel kanker (kemopreventif) berbasis bahan alam yang diharapkan dapat meringankan beban penderita. Melalui rilis yang diterima oleh Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY pada hari Rabu (18/7), kelompok ini melakukan penelitian terhadap herba Bandotan (Ageratum conyzoides L.) dengan uji in-silico dan uji in-vivo.

Aulia Rahma sebagai ketua tim menyebutkan bahwa kandungan flavonoid dalam herba Bandotan berpotensi sebagai agen kemopreventif kanker payudara. “Berdasarkan uji in-silico (sistem komputasi molekuler) diperoleh hasil bahwa senyawa nobiletin (flavonoid) dalam tumbuhan tersebut mampu mengikat target. Yaitu VEGF dan COX-2 (penanda sel kanker) lebih baik dibandingkan dengan 5-Fluorourasil, obat kemoterapi yang umum digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tumbuhan tersebut dapat menghambat perkembangan dari sel kanker,” ujarnya.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, kelompok ini juga melakukan penelitian dengan uji coba secara in-vivo, eksperimen terhadap keseluruhan organisme hidup. “Saat ini masih dilakukan tahap penelitian lanjutan secara in-vivo dengan menggunakan hewan. Kami melakukan induksi zat karsinogenik yang menyebabkan hewan uji menjadi kanker yaitu dengan menggunakan DMBA (Dimetylbenz(α) Antrasena) yang diberikan pada hewan coba, yakni tikus putih jenis Sprague Dawley sebanyak dua kali seminggu selama lima minggu. Penelitian dilanjutkan dengan memberikan ekstrak Herba Bandotan ke hewan uji. Nantinya organ payudara dari tikus akan diambil jaringannya dan akan dilakukan pengamatan menggunakan pewarna. Untuk mengetahui jumlah jaringan yang rusak, dilakukan pengamatan di bawah mikroskop,” jelas Aulia.

Kelompok yang beranggotakan 3 mahasiswi Jurusan Farmasi UMY, yaitu; Aulia Rahma; Heni Ratnasari; dan Vidia Noviyanti; berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi masyarakat terkait dengan potensi herba Bandotan yang sangat mudah ditemui di lingkungan sekitar. “Penelitian ini akan dikembangkan kembali agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam bentuk produk yang telah teruji. Sehingga nantinya dapat dikonsumsi juga sebagai suplemen pendamping (ko-kemoterapi) bagi pasien kanker secara khusus,” tutup Aulia.

3 Mahasiswa UMY Hasilakan Elektrospinning untuk Febrikasi Serat Nano

$
0
0

Dunia industri mengalami perkembangan yang signifikan. Penelitian demi penelitian juga kerap kali dilakukan guna menemukan terobosan baru. Untuk itu, 3 orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil merakit alat bernama Elektrospinning yang berfungsi untuk membuat membran serat nano pada nanofiber yang bisa menghasilkan alat di bidang kesehatan seperti perban luka dan filterasi udara.

Saat dijumpai di Gedung Fakultas Teknik UMY pada, Senin (17/7) Wahyu Nur Fatihah sebagai ketua tim mengatakan bahwa nanofiber dapat didefinisikan sebagai serat yang memiliki rentang ukuran diameter hingga berskala nanometer. Salah satu metode dalam pembuatan nanofiber dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektrospinning. Kemudian, Elektrospinning digunakan karena metodenya yang sederhana, fleksibel dalam menghasilkan berbagai serat polimer, dan konsisten untuk memproduksi serat dalam ukuran nano. “Alat yang kami rakit ini bisa menghasilkan kebutuhan kesehatan secara sederhana namun bagus,” ujarnya.

Selanjutnya, Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM – KC) ini memiliki 2 orang anggota yang berasal dari Program Studi Teknik Mesin, yaitu Abdul Rahim Safaruddin dan Abdullah Irfan. Butuh waktu sekitar 2 bulan saja bagi mereka untuk menghasilkan elektrospinning, terhitung sejak bulan Mei 2018 sampai Juli 2018. Kemudian, elektrospinning pun memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat yang banyak dipakai saat ini, diantarannya memiliki sistem operasi yang sederhana dan mudah digunakan, menggunakan double buah kolektor dan multi stringe dalam satu alat, dan harganya pun jauh lebih murah daripada alat yang sudah ada.

Di akhir wawancara, Wahyu dan rekan – rekannya berharap alat yang mereka ciptakan dapat berkembang dengan baik dan mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia. “Semoga karya – karya luar biasa yang lahir dari anak bangsa bisa berkembang dengan baik, tentunya kami juga mengharapkan dukungan dari pemerintah juga,” tutup Wahyu. (ak)

BAN-PT Lakukan Visitasi Ke Prodi Manajemen UMY

$
0
0

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 16 – 18 Juli kembali menjalani proses visitasi akreditasi. Dua orang asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang hadir pada kesempatan tersebut, antara lain Dr. Dian Indiyati, S.H., S.E., dan Dr. Akhyar Yuniawan, S.E., M.SI. Visitasi akreditasi tersebut merupakan visitasi yang ketujuh kalinya yang dilalui oleh Program Studi Manajamen.

Saat melakukan visitasi pada Selasa (17/5) di Ruang Sidang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kampus Terpadu UMY. Para asesor tersebut langsung disambut oleh Dekan FEB M.Rizal Yahya, SE,M.Ec,Ak,CPA. dan Kepala Program Studi Manajemen Retno Widowati Purnama Asri, M.Si., Ph.D beserta para dosen FEB.

M.Rizal Yahya, SE,M.Ec,Ak,CPA. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengungkapkan tahap visitasi ini sebagai salah satu faktor untuk mendukung kemajuan program studi. “Persiapan sudah kami lakukan sejak lama, untuk itu kami tetap optimis bisa mendapatkan hasil terbaik dari BAN-PT. Semua data-data yang menunjang sudah kami rekap sebagai bukti kinerja maupun program kerja yang sudah dilakukan Program Studi Manajemen,”ungkapnya

“Saya berharap proses visitasi bisa berjalan sebagaimana mestinya dan mampu mempertahankan akreditasi A. Kami optimis dengan hasil yang terbaik akan berperngaruh terhadap kemajuan program studi, fakultas maupun universitas,” tandasnya. (Sumali)

UMY Terjunkan 3152 Mahasiswa KKN di Dalam dan Luar Negeri

$
0
0

Sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) harus menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian pada Masyarakat. Untuk itu UMY resmi menerjunkan 3152 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bentuk pengabdian masyarakat periode 2018/2019 pada Rabu (18/7) bertempat di Gedung Sportorium kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ribuan mahasiswa KKN UMY akan disebar mulai dari Pulau Jawa hingga luar negri.

Dr. Ir. Sukamta, MT.,IPM., sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik memaparkan dalam sambutannya bahwa, KKN periode ini akan ditempatkan pada 10 kabupaten. Meliputi, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Bantul. Sementara itu terdapat 2 kelompok KKN yang berada di luar negeri bertempat di Singapura dan Filipina. Selanjutnya, terdapat juga 14 mahasiswa yang akan melakukan pengabdian masyarakat bersama dengan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia yang bertempat di Kabupaten Purbalingga. “Pada periode kali ini, kami mengirimkan ribuan mahasiswa untuk KKN di berbagai daerah,” ujarnya.

Selama 1 bulan lamanya mahasiswa akan hidup dan berinteraksi di tengah masyarakat. Untuk itu, mahasiswa dituntut untuk beradaptasi dan memberikan perubahan yang signifikan bagi lokasi KKN mereka. Kemudian, mahasiswa juga harus bisa menjadi sosok panutan baik secara tingkah laku maupun perbuatan. “Selama 1 bulan mahasiswa UMY harus bisa menjadi penggerak di tengah masyarakat. Selain itu, segala perangai harus bisa menjadi panutan bagi masyarakat,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Haryono Suyono, M.A. Ph.D. sebagai Ketua Pakar Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyampaikan 4 pesan kepada seluruh mahasiswa yang akan diterjunkan dalam program KKN. “Pertama adalah percaya pada kemampuan diri sendiri dan jangan pernah untuk ragu ketika hendak menyampaikan gagasan. Kedua ialah percaya kepada teman, karena ketika tidak ada rasa percaya antar anggota kelompok, maka akan terjadi kekacauan. Ketiga, menjaga nama baik alamater dan yang terakhir adalah menjaga tingkah laku setiap pribadi,” ujarnya.

Diakhir acara, UMY juga resmi meluncurkan sistem baru yang bernama Sistem Informasi Mahasiswa (SIM) yang berfungsi untuk mendaftar, memberikan laporan KKN dan mencetak sertifikat KKN secara online. Sistem ini dapat dikses oleh mahasiswa mulai tahun 2019 melalui kkn.umy.ac.id (ak)

Viewing all 3519 articles
Browse latest View live